Kloksasilin
Kloksasilin (cloxacillin) adalah antibiotik dari golongan penisilin yang dapat digunakan untuk pengobatan sejumlah infeksi bakteri, seperti impetigo, selulitis, pneumonia, radang sendi septik (septic arthritis), dan otitis eksterna.[1] Obat ini juga bisa digunakan untuk menangani infeksi di kulit atau jaringan lunak, seperti mastitis.[2][3] Akan tetapi, kloksasilin tidak efektif untuk Staphylococcus aureus yang resisten terhadap metisilin (methicillin-resistant Staphylococcus aureus, MRSA).[4] Administrasi kloksasilin dapat melalui mulut (oral) dan suntikan (injeksi).[1][2]
Nama sistematis (IUPAC) | |
---|---|
(2S,5R,6R)-6-{[3-(2-chlorophenyl)-5-methyl- oxazole-4-carbonyl]amino}-3,3-dimethyl-7-oxo- 4-thia-1-azabicyclo[3.2.0]heptane-2-carboxylic acid or 5 methyl 3(2 chlorophenyl)4 isoxazoyl penicillin | |
Data klinis | |
Nama dagang | Cloxapen dan lainnya |
Kat. kehamilan | B(US) |
Status hukum | ? |
Rute | Melalui mulut (oral) dan injeksi intramuskular |
Data farmakokinetik | |
Bioavailabilitas | 37 sampai 90% |
Ikatan protein | 95% |
Waktu paruh | 30 menit sampai 1 hour |
Ekskresi | Ginjal dan empedu |
Pengenal | |
Nomor CAS | 61-72-3 |
Kode ATC | J01CF02 QJ51CF02 QS01AA90 |
PubChem | CID 6098 |
DrugBank | DB01147 |
ChemSpider | 5873 |
UNII | O6X5QGC2VB |
KEGG | D07733 |
ChEBI | CHEBI:49566 |
ChEMBL | CHEMBL891 |
Data kimia | |
Rumus | C19H18ClN3O5S |
SMILES | eMolecules & PubChem |
|
Efek samping yang umum dan tidak terlalu serius dari kloksasilin meliputi rasa mual, diare, kembung, rasa gatal, dan sakit kepala.[2][5] Selain itu, terdapat juga efek samping yang lebih serius seperti mual dan muntah yang tak kunjung sembuh, diare cair yang parah, nyeri otot dan sendi, dan reaksi alergi termasuk anafilaksis.[1][2][5][6] Kloksasilin tidak dianjurkan pada orang yang sebelumnya pernah memiliki alergi penisilin.[1] Penggunaan obat ini selama kehamilan tampaknya relatif aman meskipun belum ada studi randomized controlled trial pada ibu hamil dan menyusui.[7] Meski demikian, penggunaan obat ini pada ibu hamil harus melalui konsultasi dengan dokter dan hanya boleh diberikan selama kehamilan jika kebutuhannya sudah jelas.[1][7]
Kloksasilin dipatenkan pada tahun 1960 dan disetujui untuk penggunaan medis pada tahun 1965.[8] Obat ini termasuk dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[9]
Referensi
- ^ a b c d e Organization, World Health; Stuart, Marc C.; Kouimtzi, Maria; Hill, Suzanne (2009). WHO model formulary 2008 (dalam bahasa Inggris). World Health Organization. ISBN 978-92-4-154765-9.
- ^ a b c d Nareza, Meva (2023-10-17). "Cloxacillin". Alodokter. Diakses tanggal 2024-03-29.
- ^ Kataria, Kamal; Srivastava, Anurag; Dhar, Anita (2013-12). "Management of Lactational Mastitis and Breast Abscesses: Review of Current Knowledge and Practice". Indian Journal of Surgery (dalam bahasa Inggris). 75 (6): 430–435. doi:10.1007/s12262-012-0776-1. ISSN 0972-2068. PMC 3900741 . PMID 24465097.
- ^ "Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)". National Institute for Communicable Diseases (NCID) (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-03-29.
- ^ a b "Cloxacillin Side Effects: Common, Severe, Long Term". Drugs.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-03-29.
- ^ "Cloxacillin Oral: Uses, Side Effects, Interactions, Pictures, Warnings & Dosing". WebMD (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-03-29.
- ^ a b "Cloxacillin Use During Pregnancy". Drugs.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-03-29.
- ^ IUPAC; Fischer, János; Ganellin, C. Robin (2006-12-13). Analogue-based Drug Discovery (dalam bahasa Inggris). John Wiley & Sons. ISBN 978-3-527-60749-5.
- ^ World Health Organization (2019). "World Health Organization model list of essential medicines: 21st list 2019". World Health Organziation (dalam bahasa Inggris).