Teori kecerdasan majemuk

Teori kecerdasan

Kecerdasan Majemuk (bahasa Inggris: Multiple Intellegences) adalah salah satu teori belajar yang dikemukakan oleh Howard Gardner,[1] seorang pakar pendidikan dan psikologi berkebangsaan Amerika,[2] lahir dengan nama lengkap Howard Earl Gardner pada tanggal 11 Juli 1943 di Scranton, Pennsilvania.[3] Teori belajar Howard Gardner dikenalkan pertama kali pada tahun 1983. Teori ini menjadi sumber kekuatan baru bagi pendidik untuk lebih luas dalam berkreativitas dan berinovasi di dunia pendidikan. Selain itu setiap pendidik harus belajar meyakini bahwa dibalik keterbatasan siswa juga terdapat kelebihan yang belum tereksplor dengan baik. Gardner dalam bukunya yang berjudul Frames of Mind: Teori Multiple Intelegences tahun 1983 mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan suatu masalah dalam menciptakan suatu (produk) yang bernilai pada suatu budaya.

Tahapan Teori Belajar

 
Albert Einstain

Teori belajar kecerdasan majemuk, telah mengalami perkembangan sejak pertama kali ditemukan. Di awal teori Howard Gardner dalam buku Frame of The Mind (1983) terdapat tujuh kecerdasan[4] yang dimiliki oleh setiap anak. Setelah itu pada tahun 1990 jumlah kecerdasan majemuk[5] menjadi delapan dengan tambahan kecerdasan naturalis. Dalam perkembangan selanjutnya Howard Gardner memunculkan adanya kecerdasan yang ke-9, yaitu kecerdasan eksistensial. Kecerdasan - kecerdasan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda - beda. Berikut beberapa panduan bagi kita untuk memahaminya :

Kecerdasan Bahasa atau Linguistik

Kecerdasan bahasa merupakan kecerdasan yang memiliki kepekaan terhadap kebermaknaan bahasa, meliputi tata bahasa, struktur kalimat, bunyi, fungsi dan permainan bahasa. Kegiatan yang digemari oleh kecerdasan ini adalah senang bercerita, senang menulis, menyukai kegiatan literasi,[6] punya banyak perbendaharaan kata dan lain - lain.

Kecerdasan Visual dan Spasial

Kecerdasan ini memiliki ketertarikan terhadap gambar. Karakteristik pemilik kecerdasan ini adalah lebih mudah menghafalkan wajah daripada nama, menyampaikan ide atau pendapat dengan sketsa, dan memiliki kompetensi untuk kreatif dan imajinatif dalam segala hal.

Kecerdasan Musikal

Kegiatan yang disukai oleh pemilik kecerdasan ini adalah senang bernyanyi, senang mendengarkan musik, mampu mengingat nada dan irama, suka mendengarkan musik[7] saat melakukan aktivitas, mampu memainkan alat musik, senang menulis lagu dan lain - lain.

Kecerdasan Logika Matematika

Pemilik kecerdasan ini lebih menyukai kegiatan yang berhubungan dengan angka - angka, mampu menyelesaikan soal - soal hitungan, menyukai puzzle,[8] mampu menginterpretasikan tabel, grafik atau diagram, senang dengan permainan yang melibatkan strategi, suka beranalisa atau bernalar dan lain - lain..

Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan ini dimiliki oleh seseorang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi, dapat memahami perbedaan pola pikir, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, supel dan memiliki empati yang besar terhadap orang - orang di sekitarnya.

Kecerdasan Intrapersonal

Karakteristik pemilik kecerdasan ini adalah cerdas dalam memahami diri sendiri, lebih suka menyendiri, suka merenung segala hal yang penting, suka membuat catatan penting, suka menulis diary. Kecerdasan ini dimiliki oleh seseorang yang selalu berpikir realistis , biasanya orang seperti ini senang memikirkan masa depan dan cita - citanya.

Kecerdasan Kinestetika

Kecerdasan ini dimiliki oleh seseorang yang mampu memahami tubuh, seperti: suka berolahraga, menari, mampu meniru gerakan - gerakan yang dia lihat. Intinya kecerdasan ini memiliki karakteristik aktif dalam kegiatan yang melibatkan fisik.

Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan ini dimiliki oleh seseorang yang suka dengan hal - hal yang berbau alam, seperti : memelihara binatang, suka melihat film flora dan fauna, senang bercocok tanam, empati terhadap lingkungan sekitar, gemar melakukan perjalanan atau wisata alam seperti ke daerah pegunungan, hutan, laut dan lain - lain.

Kecerdasan Eksistensial

Kecerdasan ini dimiliki oleh seseorang yang mampu menempatkan diri sendiri. Beberapa contoh pemahaman yang dimiliki oleh kecerdasan ini adalah tentang kebermaknaan hidup, memiliki pengalaman batin, kehidupan setelah kematian, memahami proses kehidupan yang berbeda - beda pada setiap orang dan akhir kisah sebuah kehidupan. Kecerdasan ini berfokus terhadap kegiatan - kegiatan filsafat atau keagamaan.

Referensi

  1. ^ Gardner, Howard. Multiple Intelligences Kecerdasan Majemuk. Binarupa Aksara. hlm. 448. 
  2. ^ IG. Krisnadi, IG. Krisnadi. Sejarah Amerika Serikat. Yogyakarta: Ombak. hlm. 462. ISBN 9786030000000 Periksa nilai: checksum |isbn= (bantuan). 
  3. ^ "Philadelphia, Pennsylvania". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2017-01-26. 
  4. ^ Daryanto, Daryanto (2006). Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo. hlm. 141. 
  5. ^ Setiawan, Ebta (2012 - 2019). "KBBI Online". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Pusat Bahasa). 
  6. ^ Suragangga, I Made Ngurah (2017). "MENDIDIK LEWAT LITERASI UNTUK PENDIDIKAN BERKUALITAS". Penjaminan Mutu. 3 (2): 154–163. doi:10.25078/jpm.v3i2.195. 
  7. ^ Resmadi, Idhar (2018). Jurnalisme Musik dan Selingkar Wilayahnya. Jakarta: Kpg. hlm. 216. ISBN 9786024810597. 
  8. ^ Pendidikan (Selasa, 24 Mei 2011). "Pembelajaran: Penggunaan Media Games Puzzle". Pembelajaran. Diakses tanggal 2020-03-10.