Alex Kumara
Alex Kumara (21 September 1950 – 24 November 2016) adalah seorang tokoh industri pertelevisian Indonesia. Alex merupakan salah satu pria yang membidani kelahiran stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), yang saat itu dirintis oleh Grup Bimantara milik Bambang Trihatmodjo bersama Peter F. Gontha. Alex juga terlibat dalam proses pendirian sejumlah stasiun televisi lainnya seperti SCTV, Trans TV, dan tvOne.[1]
Alex Kumara | |
---|---|
Lahir | 21 September 1950 Jakarta, Indonesia |
Meninggal | 24 November 2016 Jakarta, Indonesia | (umur 66)
Sebab meninggal | Gangguan fungsi limpa |
Makam | TPU Jeruk Purut, Jakarta |
Almamater | Universitas Trisakti (S1 Teknik Elektro) |
Pekerjaan | Praktisi pertelevisian |
Tahun aktif | 1970-2009 |
Dikenal atas | Tokoh pertelevisian, pendiri RCTI, SCTV, Trans TV dan tvOne |
Suami/istri | Lina Kumara |
Anak | 2 |
Kehidupan awal dan karier
Christian Alexander Kumara lahir di Jakarta pada 21 September 1950. Alex muda amat mahir mereparasi alat elektronik, ia dapat memperbaiki berbagai alat termasuk mixer rekaman dan juga alat alat rekaman pada saat itu. Dengan pendengaran dan referensi musik yang dimilikinya, Alex dipercaya menjadi sound engineer beberapa band besar antara lain GodBless, Badai Band dan juga Guruh Gipsy. Ia juga membidani berbagai rekaman album musisi dan band papan atas di era 70-an.
Alex menyelesaikan pendidikan S1 di Teknik Elektro Universitas Trisakti, Jakarta. Pada tahun 1980-an reputasinya sebagai teknisi dan sound engineer sudah terkenal di Jakarta.[2]
Alex juga merupakan salah satu orang yang berjasa di awal karier mendiang Chrisye.[3] Hal itu terungkap dalam sebuah memoar yang disusun oleh Alberthiene Endah, berjudul Chrisye: Sebuah Memoar Musikal. Dalam memoar tersebut, Chrisye sempat mengungkapkan bagaimana ia menggarap rekaman pada tahun 1975, dan mempertemukannya kembali dengan Alex.[4] Alex sendiri saat itu adalah pemilik Tri Angkasa Studio, saudaranya memiliki sebuah studio rekaman canggih dengan 16 track. Selain Alex, Chrisye juga dibantu oleh Dick Mahambang, Maman Aifin, dan Yongki Mamahit sebagai sound engineers.[5][6] Alex pula yang mencetuskan ide dalam pembuatan film biopik Chrisye pada tahun 2017.[7]
Debutnya di televisi dimulai dengan membidani kelahiran stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Ia menyiapkan kelahiran RCTI selama dua tahun, dengan merancang tim ahli. RCTI berdiri pada 21 Agustus 1987 di Jakarta dan dibangun di atas tanah seluas 10 hektar. Pada 13 November 1988, RCTI melakukan siaran percobaan pertama kali, selama 4 jam sehari. Pada 24 Agustus 1989 RCTI memulai siarannya secara komersial yang mencakup wilayah Jabodetabek. Pemirsa RCTI yang ingin menonton siaran televisi ini saat itu harus menggunakan dekoder dan berlangganan. Satu tahun kemudian, tepatnya tanggal 24 Agustus 1990, RCTI melakukan siaran terestrial ke seluruh Indonesia.[8]
Alex pula yang bersama timnya sukses membujuk musisi tenar David Foster bersedia menyanyi dan direkam di televisi. Momen berharga itu terjadi pada tahun 1993 ketika David Foster tengah berkunjung ke Indonesia. Hal ini merupakan sebuah pencapaian lantaran di negaranya sendiri di Amerika Serikat, David selalu menolak untuk tampil di televisi. David Foster pun akhirnya sukses tampil di RCTI pada tahun 1993 dengan iringan Twilite Orchestra yang dipimpin oleh Addie MS.[9]
Pada tahun 1994, Alex Kumara diangkat oleh Menteri Penerangan sebagai Ketua Festival Sinetron Indonesia (FSI), bersama dengan Ilham Bintang sebagai Kepala Humas FSI. Untuk mensukseskan acara tersebut, Alex bersama Ilham membuat program hiburan berdurasi setengah jam, yaitu Buletin Sinetron pada tahun yang sama. Acara informasi mengenai dunia sinetron tersebut ditayangkan sekali seminggu. Program tersebut dikerjakan bersama dengan Kasino yang pada saat itu memiliki rumah produksi. Sebagai pembawa acara ini adalah Shahnaz Haque dan Krisna Mukti.[2]
Alex juga turut membidani kelahiran sejumlah stasiun televisi swasta di Indonesia seperti SCTV, Trans TV dan tvOne, dan juga pernah menjadi direksi di beberapa stasiun televisi seperti SCTV,[10] antv,[11] Trans TV, tvOne[12] dan Kompas TV.[13]
Alex resmi berhenti aktif di industri pertelevisian nasional sejak 2009, setelah memutuskan pensiun. Namun, karena pengalaman dan keahliannya di industri pertelevisian, ajakan untuk terlibat di industri penyiaran masih kerap menyapa dirinya. Alex membidani lahirnya stasiun televisi B Channel milik pengusaha Peter Sondakh dari grup Rajawali Corpora. Rajawali bahkan langsung meminta Alex menjadi Direktur Teknik B Channel.[14]
Kehidupan pribadi
Alex Kumara memiliki seorang istri, Lina Kumara. Dari perkawinan tersebut, mereka dikaruniai dua anak, Arini Chrisanti Kumara (lahir tahun 1983) dan Adri Andika Kumara (lahir tahun 1993).[2]
Kematian
Alex Kumara menghembuskan napas terakhirnya pada 24 November 2016 pukul 09.22 WIB.[15] Jenazah Alex disemayamkan di rumah duka di bilangan Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.[16] Alex dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, pada 25 November 2016 pagi.[17]
Penghargaan dan nominasi
Tahun | Penghargaan | Kategori | Hasil |
---|---|---|---|
2017 | Panasonic Gobel Awards | Lifetime Achievement Award | Penerima |
Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia | Pengabdian Seumur Hidup | Penerima |
Referensi
- Catatan kaki
- ^ Arifin, Choirul (24 November 2016). "Alex Kumara, Sosok Fenomenal yang Lahirkan Banyak Stasiun Televisi". Tribunnews.com. Diakses tanggal 27 November 2016.
- ^ a b c Bintang, Ilham (28 November 2016). "Mengenang Alex Kumara, Bapak Pertelevisian Indonesia". detikcom. Diakses tanggal 30 November 2016.
- ^ Riswinanti (24 November 2016). "Mengenang Pertemuan Dua Legenda, Chrisye dan Alex Kumara". Bintang.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-11. Diakses tanggal 27 November 2016.
- ^ Endah 2007, hlm. 53.
- ^ Endah 2007, hlm. 109-115.
- ^ Endah 2010, hlm. 230.
- ^ Johar, Altov (24 November 2016). "Alex Kumara, Pencetus Ide Film Chrisye Itu Telah Tiada". Bintang.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-11. Diakses tanggal 27 November 2016.
- ^ Schwartz, Adam (1994). A Nation in Waiting: Indonesia in the 1990s. Crows Nest: Allen & Unwin. ISBN 1-86373-635-2.
- ^ Junianto, Beno (24 November 2016). "Mengenang Alex Kumara, Bapak Pertelevisian Indonesia". VIVA.co.id. Diakses tanggal 30 November 2016.
- ^ "Alex Kumara Masuk Jajaran Direksi SCTV". Liputan6.com. 26 Februari 2003. Diakses tanggal 30 November 2016.
- ^ Rahayu, Eva Martha (13 September 2007). "Bisnis Media: Menuju Konvergensi dan Go International". Majalah SWA.
- ^ "tvOne, Nama Baru Lativi". detikcom. 13 Februari 2008. Diakses tanggal 30 November 2016.
- ^ "Alex Kumara Tutup Usia". Kompas.com. 24 November 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-26. Diakses tanggal 30 November 2016.
- ^ Wardhani, Anita K (24 November 2016). Wardhani, Anita K, ed. "Pelopor Perletevisian Swasta, Alex Kumara Berpulang". Tribunnews.com. Diakses tanggal 30 November 2016.
- ^ Purnama, Dara (24 November 2016). "Pelopor Televisi Swasta, Alex Kumara Meninggal Dunia". Okezone.com. Diakses tanggal 27 November 2016.
- ^ Hens, Henry (24 November 2016). "Mengenang Alex Kumara, Tokoh Pertelevisian Indonesia". Bintang.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-11. Diakses tanggal 27 November 2016.
- ^ Aldida, Vania Ika (24 November 2016). "Jenazah Alex Kumara Akan Dimakamkan Besok". Okezone.com. Diakses tanggal 27 November 2016.
- Bibliografi
- Endah, Alberthiene (2007). Chrisye: Sebuah Memoar Musikal [Chrisye: A Musical Memoir]. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN 978-979-22-2606-5.
- Endah, Alberthiene (2010). The Last Words of Chrisye [Kata-Kata Terakhir Chrisye]. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN 979-22-5655-5.
Bacaan lebih lanjut
- Armando, Ade (2011). "Televisi Swasta Berjaya". Televisi Jakarta di atas Indonesia: Kisah Kegagalan Sistem Televisi Berjaringan di Indonesia. Jakarta: Bentang Pustaka. ISBN 978-602-88-1135-4.
- Philip, Kitley (2003). "Closing The Creativity Gap - Renting Intellectual Capital in The Name of Local Content". Dalam Keane, Michael; Moran, Albert. Television Across Asia: TV Industries, Programme Formats and Globalisation (dalam bahasa Inggris). London: Routledge. ISBN 978-113-43-9260-5.