Wahana peluncur antariksa
Kendaraan peluncur biasanya adalah kendaraan bertenaga roket yang dirancang untuk membawa muatan (pesawat antariksa berawak maupun kargo tidak beraak atau satelit) dari permukaan Bumi atau atmosfer bawah ke luar angkasa. Bentuk yang paling umum adalah roket multitahap berbentuk rudal balistik, tetapi istilahnya lebih umum dan juga mencakup kendaraan seperti Pesawat Ulang Alik. Sebagian besar kendaraan peluncur beroperasi dari landasan peluncuran, didukung oleh pusat kendali peluncuran dan sistem seperti perakitan dan pengisian bahan bakar kendaraan. Kendaraan peluncur direkayasa dengan aerodinamika dan teknologi canggih, yang berkontribusi pada biaya operasi yang tinggi.
Kendaraan peluncur orbital harus mengangkat muatannya setidaknya ke batas ruang angkasa, sekitar 150 km (93 mil) dan mempercepatnya ke kecepatan horizontal setidaknya 7.814 m/s (17.480 mph). Kendaraan suborbital meluncurkan muatannya ke kecepatan yang lebih rendah atau diluncurkan pada sudut elevasi yang lebih besar dari horizontal.
Kendaraan peluncur orbital praktis menggunakan propelan kimia seperti bahan bakar padat, kriogenik temperatur rendah hidrogen cair, minyak tanah, metana cair, oksigen cair, atau propelan hipergolik yang mudah terbakar karena reaksi.
Kendaraan peluncur methalox
Penggunaan metana cair dan oksigen cair sebagai propelan terkadang disebut propulsi methalox. Metana cair memiliki impuls spesifik yang lebih rendah daripada hidrogen cair, tetapi lebih mudah disimpan karena titik didih dan kepadatannya yang lebih tinggi, serta tidak mudah rapuh. Metana cair juga meninggalkan lebih sedikit residu di mesin dibandingkan dengan minyak tanah, yang bermanfaat untuk penggunaan ulang.
Metana cair yang dimurnikan dan juga LNG digunakan sebagai bahan bakar propelan kriogenik temperatur rendah roket, bila dikombinasikan dengan oksigen cair, seperti pada mesin TQ-12, BE-4, Raptor, dan YF-215. Karena kesamaan antara metana dan LNG, mesin-mesin tersebut umumnya dikelompokkan bersama di bawah istilah methalox.
Sebagai bahan bakar roket cair, kombinasi metana/oksigen cair menawarkan keuntungan dibandingkan kombinasi minyak tanah/oksigen cair, atau kerolox, dalam menghasilkan molekul-molekul gas buang kecil, mengurangi kokas atau pengendapan jelaga pada komponen-komponen mesin. Metana lebih mudah disimpan daripada hidrogen karena titik didih dan kepadatannya yang lebih tinggi, serta tidak adanya kerapuhan hidrogen. Berat molekul gas buang yang lebih rendah juga meningkatkan fraksi energi panas yang berupa energi kinetik yang tersedia untuk propulsi, sehingga meningkatkan impuls spesifik roket. Dibandingkan dengan hidrogen cair, energi spesifik metana lebih rendah tetapi kekurangan ini diimbangi oleh kepadatan dan kisaran suhu metana yang lebih besar, yang memungkinkan tangki yang lebih kecil dan lebih ringan untuk massa bahan bakar tertentu. Metana cair memiliki kisaran suhu (91–112 K) yang hampir sesuai dengan oksigen cair (54–90 K). Bahan bakar ini saat ini digunakan dalam kendaraan peluncur operasional seperti Zhuque-2 dan Vulcan serta peluncur yang sedang dikembangkan seperti Starship, Neutron, dan Terran R.
Karena keuntungan yang ditawarkan bahan bakar metana, beberapa penyedia peluncuran ruang angkasa swasta bertujuan untuk mengembangkan sistem peluncuran berbasis metana selama tahun 2010-an dan 2020-an. Persaingan antarnegara ini dijuluki sebagai Perlombaan Methalox menuju Orbit, dengan roket methalox Zhuque-2 milik LandSpace menjadi yang pertama mencapai orbit.
Pada Januari 2024, dua roket berbahan bakar metana telah mencapai orbit. Beberapa roket lainnya sedang dalam tahap pengembangan dan dua upaya peluncuran orbital gagal:
- Zhuque-2 berhasil mencapai orbit pada penerbangan keduanya pada 12 Juli 2023, menjadi roket berbahan bakar metana pertama yang berhasil melakukannya. Roket ini gagal mencapai orbit pada penerbangan perdananya pada 14 Desember 2022. Roket yang dikembangkan oleh LandSpace ini menggunakan mesin TQ-12.
- Vulcan Centaur berhasil mencapai orbit pada percobaan pertamanya, yang disebut Cert-1, pada 8 Januari 2024. Roket yang dikembangkan oleh United Launch Alliance ini menggunakan mesin BE-4 milik Blue Origin, meskipun tahap kedua menggunakan hydrolox RL10.
- Terran 1 mengalami kegagalan dalam upaya peluncuran orbital pada penerbangan perdananya pada 22 Maret 2023. Roket yang dikembangkan oleh Relativity Space ini menggunakan mesin Aeon 1.
- Starship mencapai orbit transatmosfer pada penerbangan ketiganya pada 14 Maret 2024, setelah dua kali gagal. Roket yang dikembangkan oleh SpaceX ini menggunakan mesin Raptor.
SpaceX mengembangkan mesin Raptor untuk wahana peluncur superberat Starship. Mesin ini telah digunakan dalam uji terbang sejak 2019. SpaceX sebelumnya hanya menggunakan RP-1/LOX pada mesin mereka. Blue Origin mengembangkan mesin BE-4 LOX/LNG untuk New Glenn dan United Launch Alliance Vulcan Centaur. BE-4 akan menghasilkan daya dorong sebesar 2.400 kN (550.000 lbf). Dua mesin penerbangan telah dikirim ke ULA pada pertengahan tahun 2023.
Pada bulan Juli 2014, Firefly Space Systems mengumumkan rencana untuk menggunakan bahan bakar metana untuk kendaraan peluncur satelit kecil mereka, Firefly Alpha dengan desain mesin aerospike.
ESA sedang mengembangkan mesin roket methalox Prometheus 980kN yang diuji coba pada tahun 2023.
Tahap atas
Roket tahap atas atau Tahap atas saja adalah roket tahap sekunder dalam roket multi tahap yang mendorong muatan ke orbit atau pada lintasan antarplanet. Tahap ini diaktifkan setelah tahap primer terpisah. Tahap atas mendorong muatan ke orbit yang lebih tinggi atau pada lintasan antarplanet daripada yang dapat dilakukan oleh pendorong roket sendiri. Tahap atas sering kali dapat retart menghidupkan kembali mesinnya beberapa kali dan dapat diatur thortle daya dorongnya saat berada di luar angkasa untuk penempatan pesawat ruang angkasa yang presisi ke orbit. Beberapa tahap atas tetap melekat pada muatannya dan menyediakan layanan seperti daya, komunikasi, dan kendali arah.
Muatan
Untuk roket, muatan dapat berupa satelit, probe antariksa, atau wahana antariksa yang membawa manusia, hewan, atau kargo. Salah satu manfaat utama muatan adalah memungkinkan kita untuk mengumpulkan data dan melakukan eksperimen di lingkungan yang tidak dapat diakses oleh manusia. Dengan mengirimkan muatan ke luar angkasa, kita dapat mempelajari tentang benda-benda langit lainnya dan kondisi yang ada di ruang hampa.
Centaur (tahapan roket)
Centaur adalah keluarga roket tahap atas yang telah digunakan sejak 1962. Saat ini diproduksi oleh penyedia layanan peluncuran AS United Launch Alliance, dengan satu versi utama aktif dan satu versi dalam pengembangan. Common Centaur/Centaur III berdiameter 3,05 m (10,0 kaki) terbang sebagai tingkat atas kendaraan peluncur Atlas V, dan Centaur V berdiameter 5,4 m (18 kaki) telah dikembangkan sebagai tingkat atas roket Vulcan baru ULA. Centaur adalah tingkat roket pertama yang menggunakan propelan hidrogen cair (LH 2) dan oksigen cair (LOX), kombinasi propelan berenergi tinggi yang ideal untuk tingkat atas tetapi memiliki kesulitan penanganan yang signifikan. Centaur adalah tahap atas energi tinggi pertama di dunia, pembakaran hidrogen cair (LH2) dan oksigen cair (LOX), dan telah memungkinkan peluncuran beberapa misi ilmiah paling penting NASA.
Common Centaur dibangun di sekitar tangki propelan balon bertekanan baja tahan karat yang distabilkan dengan dinding setebal 0,51 mm (0,020 in). Ia dapat mengangkat muatan hingga 19.000 kg (42.000 lb). Dinding tipis meminimalkan massa tangki, memaksimalkan kinerja keseluruhan panggung tahapan.
Sekat umum memisahkan tangki LOX dan LH 2, yang selanjutnya mengurangi massa tangki. Sekat ini terbuat dari dua kulit baja tahan karat yang dipisahkan oleh sarang lebah fiberglass. Sarang lebah fiberglass meminimalkan perpindahan panas antara LH 2 yang sangat dingin dan LOX yang kurang dingin.
Sistem propulsi utamanya terdiri dari satu atau dua mesin Aerojet Rocketdyne RL10. Tahap ini mampu melakukan hingga dua belas kali restart, dibatasi oleh propelan, masa pakai orbital, dan persyaratan misi. Dikombinasikan dengan isolasi tangki propelan, hal ini memungkinkan Centaur untuk melakukan peluncuran selama beberapa jam dan beberapa pembakaran mesin yang diperlukan pada penyisipan orbital yang kompleks.
Sistem kendali reaksi (RCS) juga menyediakan ullage dan terdiri dari dua puluh pendorong monopropelan hidrazin yang terletak di sekitar panggung dalam dua pod pendorong 2 dan empat pod pendorong 4. Untuk propelan, 150 kg (340 lb) Hidrazin disimpan dalam sepasang tangki kandung kemih dan diumpankan ke pendorong RCS dengan gas helium bertekanan, yang juga digunakan untuk menyelesaikan beberapa fungsi mesin utama.
Pada tahun 2024, dua varian Centaur digunakan: Centaur III pada Atlas V, dan Centaur V pada Vulcan Centaur. Semua varian Centaur lainnya telah dihentikan.
Mesin Centaur telah berevolusi dari waktu ke waktu, dan tiga versi (RL10A-4-2, RL10C-1 dan RL10C-1-1) digunakan pada tahun 2024 (lihat tabel di bawah). Semua versi menggunakan hidrogen cair dan oksigen cair.
Proses penempatan satelit ke orbit
Menempatkan satelit ke orbit merupakan operasi teknologi yang memerlukan perencanaan yang cermat, sumber daya keuangan yang signifikan, dan kolaborasi tim yang sangat terspesialisasi. Proses ini, yang mungkin tampak sederhana dari sudut pandang pengamat di Bumi, melibatkan beberapa langkah dan teknologi canggih.
Satelit dapat memiliki berbagai tujuan, seperti observasi Bumi, telekomunikasi, navigasi, atau penelitian ilmiah. Sebelum meluncurkan satelit, satelit harus dirancang dan dibangun sesuai dengan tujuan khusus yang diminta oleh klien misi yang berbeda. Desain harus mempertimbangkan:
- Berat dan ukuran: Satelit harus cukup ringan untuk dibawa oleh roket, tetapi juga cukup kuat untuk menahan kondisi luar angkasa yang ekstrem. Massa peluncuran merupakan faktor yang sangat memengaruhi biaya penempatan satelit ke orbit, sehingga parameter ini harus dioptimalkan semaksimal mungkin agar proyek satelit menguntungkan.
- Sistem energi: Sebagian besar satelit mengandalkan panel surya untuk menghasilkan listrik. Selain itu, satelit memiliki sistem propulsi untuk melakukan berbagai manuver koreksi orbit.
- Teknologi komunikasi: Untuk mengirimkan data ke Bumi, satelit memerlukan sistem komunikasi yang efisien dan andal. Selain itu, satelit memiliki sistem kendali jarak jauh dan telemetri yang dipantau dari pusat kendali satelit untuk memastikan pengoperasiannya yang benar.
- Perlindungan Termal: Karena suhu dapat berkisar dari 120ºC di sisi satelit yang menghadap Matahari hingga -150ºC di sisi bayangan, sangat penting untuk merancang satelit dengan sistem kontrol termal yang menjaga komponennya pada suhu yang sesuai.
Proses ini diakhiri dengan serangkaian pengujian yang sangat melelahkan, yang mensimulasikan kondisi ekstrem yang akan dialami satelit di luar angkasa selama lebih dari 15 tahun masa pakainya.
Memilih kendaraan peluncur
Setelah satelit dirancang dan dibangun, satelit tersebut diangkut ke lokasi peluncuran. Kendaraan peluncur adalah roket yang dirancang khusus untuk mengangkut satu atau lebih muatan satelit ke orbit tertentu dan melepaskannya di lokasi yang sesuai.
Pemilihan orbit
Pemilihan orbit merupakan faktor krusial yang bergantung pada tujuan satelit:
- Orbit Bumi Rendah (LEO): Terletak antara 200 dan 2.000 km di atas permukaan Bumi, orbit Bumi rendah digunakan, di antara aplikasi lain, untuk observasi Bumi dan telekomunikasi.
- Orbit Bumi Menengah (MEO): Antara 2.000 dan 35.785 km, juga digunakan untuk satelit komunikasi dan navigasi.
- Orbit Geostasioner (GEO): Digunakan oleh satelit telekomunikasi seperti milik Hispasat, mereka mempertahankan jejak cakupan tetap di atas Bumi, pada 35.786 km di atas permukaan laut.
- Orbit Kutub: Memungkinkan cakupan global dengan melewati kutub, berguna untuk pengamatan dan pemantauan iklim.
Persiiapan pra-peluncuran
Sebelum peluncuran, beberapa pengujian dilakukan untuk memastikan semuanya beres:
- Integrasi satelit dengan roket: Satelit ditempatkan di atas roket dan uji kompatibilitas dilakukan.
- Simulasi dan pengujian: Simulasi penerbangan dan uji darat dijalankan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kemungkinan kesalahan.
- Keselamatan lokasi: Lokasi peluncuran harus dipersiapkan, memastikan semua orang dan peralatan aman.
Peluncuran
Peluncuran merupakan salah satu momen paling krusial dari keseluruhan misi. Peluncuran melibatkan penyalaan mesin roket dan pendakiannya melalui atmosfer sehingga satelit memulai perjalanannya ke posisi orbitnya. Selama proses ini, lintasan dan status roket harus dipantau dengan saksama.
Penempatan dan masuk ke layanan
Setelah roket dan satelit terpisah, satelit akan memasang panel surya, mengirim sinyal telemetri pertama, dan menyalakan mesin apogee, yang akan digunakan untuk mencapai - dalam perjalanan yang dapat berlangsung beberapa bulan - orbit sementara, tempat satelit akan menjalani pengujian baru. Setelah melewati pengujian ini, satelit akan bergerak ke posisi akhirnya dan mulai menyediakan layanan. Statusnya dikontrol dan dipantau dari Bumi, melakukan penyesuaian berkala pada orbit dan sistemnya jika perlu.
Proses peluncuran satelit
Proses peluncuran satelit menuju orbit geostasioner karena jaraknya yang terlalu jauh dari Bumi, memerlukan beberapa langkah.
- Pada langkah pertama, satelit diinjekikan ke orbit melingkar Bumi rendah (LEO).
- Pada langkah kedua, orbit satelit diubah dari orbit Bumi rendah menjadi orbit transfer elips dengan manuver di perigee, untuk mencapai apogee yang sama dengan radius orbit geostasioner (GEO).
- Akhirnya, satelit ditempatkan dari orbit transfer elips ke tujuan akhir, sebagai orbit geostasioner.
Orbit geostasioner bersifat unik karena terlalu dekat dengan banyak satelit di orbit ini. Untuk menghindari interferensi dan tabrakan timbal balik, metode pemisahan multi-satelit harus diterapkan. Melalui analisis dan simulasi dihitung berapa kecepatan injeksi yang harus diterapkan pada orbit Bumi rendah untuk mencapai apogee yang sesuai dengan radius orbit akhir yang direncanakan.
Pertama-tama, parameter orbit elips diberikan, kemudian hubungan antara kecepatan injeksi pada perigee dan langkah tambahan apogee disimpulkan. Hubungan matematis ini selanjutnya diterapkan untuk model simulasi, dan akhirnya hasil simulasi diberikan.
Proses peluncuran satelit menuju orbit geostasioner membutuhkan beberapa langkah. Yang pertama memposisikan satelit pada orbit Bumi rendah. Pada langkah kedua dari proses ini, satelit diposisikan pada orbit transfer yang sangat elips. Untuk perigee tetap dari orbit transfer elips, apogee yang dicapai bergantung pada kecepatan injeksi pada titik perigee. Semakin besar kecepatan injeksi dari kecepatan kosmik pertama, semakin besar jarak apogee yang dicapai. Kurva yang disediakan dapat digunakan untuk mencari titik puncak yang dicapai untuk nilai kecepatan injeksi tertentu pada titik perigee, atau sebaliknya untuk titik puncak yang diperlukan, kecepatan injeksi apa yang harus diterapkan. Telah dipastikan, bahwa untuk mencapai titik puncak (7000 - 42.400) km, kecepatan injeksi yang akan diterapkan pada titik perigee berkisar pada (7,24 - 9,90) km/s. Proses transformasi dari orbit elips transfer ke orbit akhir,
Perubahan Bidang Orbit
Perubahan inklinasi orbit atau Orbital inclination change adalah manuver orbital yang bertujuan untuk mengubah kemiringan orbit suatu badan yang mengorbit. Manuver ini juga dikenal sebagai perubahan bidang orbit karena bidang orbitnya miring. Manuver ini memerlukan perubahan dalam vektor kecepatan orbital (delta v) pada simpul orbital (yaitu titik di mana orbit awal dan yang diinginkan berpotongan, garis simpul orbital ditentukan oleh perpotongan dua bidang orbital).[1][2]
Secara umum, perubahan kemiringan dapat membutuhkan delta v yang sangat besar untuk dilakukan, dan sebagian besar perencana misi mencoba menghindarinya bila memungkinkan untuk menghemat bahan bakar. Ini biasanya dicapai dengan meluncurkan pesawat ruang angkasa langsung ke kemiringan yang diinginkan, atau sedekat mungkin dengannya untuk meminimalkan perubahan kemiringan yang diperlukan selama masa pakai pesawat ruang angkasa. Flybys planet adalah cara paling efisien untuk mencapai perubahan kemiringan yang besar, tetapi mereka hanya efektif untuk misi antarplanet.
Cara paling sederhana untuk melakukan perubahan bidang adalah dengan melakukan pembakaran di sekitar salah satu dari dua titik persimpangan bidang awal dan akhir. Delta-v yang diperlukan adalah vektor perubahan kecepatan antara dua bidang pada titik tersebut.
Umur satelit
Satelit yang berada di orbit rendah pada ketinggian beberapa ratus kilometer dari permukaan tanah akan memasuki atmosfer dan terbakar dalam beberapa tahun hingga beberapa dekade. Di sisi lain, satelit yang berada di orbit tinggi di atas 1.000 km akan terus berputar selama lebih dari 100 tahun. Satelit yang berada di luar angkasa tanpa jatuh dalam waktu yang lama menimbulkan masalah sampah antariksa (space debris) dan berbagai diskusi tentang masalah ini diadakan di seluruh dunia.
Daftar berikut memberikan panduan kasar mengenai masa hidup suatu objek dalam orbit melingkar atau hampir melingkar pada berbagai ketinggian dan Masa Hidup.
- 200 km 1 hari
- 300 km 1 bulan
- 400 km 1 tahun
- 500 km 10 tahun
- 700 km 100 tahun
- 900 km 1000 tahun
Berikut adalah beberapa faktor lain yang memengaruhi umur satelit:
- Desain: Umur desain satelit GPS adalah 7,5 hingga 15 tahun.
- Bahan bakar: Mengirim satelit ke orbit dengan banyak bahan bakar dapat memperpanjang umurnya.
- Radiasi: Mendesain komponen untuk menahan radiasi keras dapat memperpanjang umur satelit.
- Aktivitas matahari: Prediksi cuaca luar angkasa dapat memengaruhi umur satelit.
Ketika satelit mencapai akhir masa pakainya, satelit tersebut dibuang dengan berbagai cara, tergantung pada ukuran dan orbitnya:
- Satelit yang lebih kecil di orbit rendah terbakar oleh gesekan dengan udara saat jatuh kembali ke Bumi.
- Satelit yang lebih besar di orbit rendah diturunkan di dekat Point Nemo, bagian terpencil Samudra Pasifik, agar tidak mencapai permukaan Bumi.
Mesin roket
Mesin roket menggunakan propelan roket yang tersimpan sebagai massa reaksi untuk membentuk semburan fluida pendorong berkecepatan tinggi, biasanya gas bersuhu tinggi. Mesin roket adalah mesin reaksi, yang menghasilkan daya dorong dengan melontarkan massa ke belakang, sesuai dengan hukum ketiga Newton. Sebagian besar mesin roket menggunakan pembakaran bahan kimia reaktif untuk memasok energi yang diperlukan, tetapi bentuk yang tidak terbakar seperti pendorong gas dingin dan roket termal nuklir juga ada. Kendaraan yang digerakkan oleh mesin roket umumnya digunakan oleh rudal balistik (biasanya menggunakan bahan bakar padat) dan roket. Kendaraan roket membawa oksidatornya sendiri, tidak seperti kebanyakan mesin pembakaran, sehingga mesin roket dapat digunakan dalam ruang hampa untuk mendorong pesawat ruang angkasa dan rudal balistik.
Dibandingkan dengan jenis mesin jet lainnya, mesin roket adalah yang paling ringan dan memiliki daya dorong tertinggi, tetapi paling tidak efisien dalam propelan (memiliki impuls spesifik terendah). Buangan ideal adalah hidrogen, yang paling ringan dari semua elemen, tetapi roket kimia menghasilkan campuran spesies yang lebih berat, yang mengurangi kecepatan buangan. Mesin roket digunakan pada roket multi tahap : untuk pendorong booster, tahap awal, tahap kedua, tahap inti, tahap ketiga, tahap atas, vernier thruster, roket apooge dan lainnya.
Mesin roket menghasilkan daya dorong dengan mengeluarkan cairan buangan yang telah dipercepat hingga kecepatan tinggi melalui nosel pendorong. Cairan tersebut biasanya berupa gas yang dihasilkan oleh pembakaran propelan padat atau cair bertekanan tinggi (150 hingga 4.350 pon per inci persegi (10 hingga 300 bar)), yang terdiri dari komponen bahan bakar dan oksidator, di dalam ruang pembakaran. Saat gas mengembang melalui nosel, gas tersebut dipercepat hingga kecepatan yang sangat tinggi (supersonik), dan reaksi terhadap hal ini mendorong mesin ke arah yang berlawanan. Pembakaran paling sering digunakan untuk roket praktis, karena hukum termodinamika (khususnya teorema Carnot) menyatakan bahwa suhu dan tekanan tinggi diinginkan untuk efisiensi termal terbaik. Roket termal nuklir mampu mencapai efisiensi yang lebih tinggi, tetapi saat ini memiliki masalah lingkungan yang menghalangi penggunaan rutinnya di atmosfer Bumi dan ruang cislunar.
Untuk peroketan model, alternatif yang tersedia untuk pembakaran adalah roket air yang diberi tekanan oleh udara terkompresi, karbon dioksida, nitrogen, atau gas inert lain yang tersedia.
Perkembangan teknologi ini terus berlanjut hingga akhir abad ke-19, ketika Konstantin Tsiolkovsky dari Rusia pertama kali menulis tentang mesin roket berbahan bakar cair. Ia adalah orang pertama yang mengembangkan persamaan roket Tsiolkovsky, meskipun tidak dipublikasikan secara luas selama beberapa tahun.
Mesin berbahan bakar padat dan cair modern menjadi kenyataan pada awal abad ke-20, berkat fisikawan Amerika Robert Goddard. Goddard adalah orang pertama yang menggunakan nosel De Laval pada mesin roket berbahan bakar padat (bubuk mesiu), yang menggandakan daya dorong dan meningkatkan efisiensi hingga sekitar dua puluh lima kali lipat. Ini adalah awal mula mesin roket modern. Ia menghitung dari persamaan roket yang diperolehnya secara independen bahwa roket berukuran cukup besar, yang menggunakan bahan bakar padat, dapat menempatkan muatan seberat satu pon di Bulan.
Era mesin roket berbahan bakar cair
Goddard mulai menggunakan propelan cair pada tahun 1921, dan pada tahun 1926 menjadi orang pertama yang meluncurkan roket berbahan bakar cair. Goddard memelopori penggunaan nosel De Laval, tangki propelan ringan, turbopump ringan kecil, vektor dorong, mesin bahan bakar cair yang dikendalikan dengan lancar, pendinginan regeneratif, dan pendinginan tirai.
Pada akhir tahun 1930-an, ilmuwan Jerman, seperti Wernher von Braun dan Hellmuth Walter, menyelidiki pemasangan roket berbahan bakar cair di pesawat militer (Heinkel He 112, He 111, He 176, dan Messerschmitt Me 163).
Turbopump digunakan oleh ilmuwan Jerman dalam Perang Dunia II. Hingga saat itu, pendinginan nosel bermasalah, dan rudal balistik A4 menggunakan alkohol encer sebagai bahan bakar, yang cukup mengurangi suhu pembakaran.
Pembakaran bertahap (Замкнутая схема) pertama kali diusulkan oleh Alexey Isaev pada tahun 1949. Mesin pembakaran bertahap pertama adalah S1.5400 yang digunakan dalam roket planet Soviet, yang dirancang oleh Melnikov, mantan asisten Isaev. Sekitar waktu yang sama (1959), Nikolai Kuznetsov mulai mengerjakan mesin siklus tertutup NK-9 untuk ICBM orbital Korolev, GR-1. Kuznetsov kemudian mengembangkan desain tersebut menjadi mesin NK-15 dan NK-33 untuk roket Lunar N1 yang gagal.
Di Barat, mesin uji pembakaran bertahap laboratorium pertama dibuat di Jerman pada tahun 1963, oleh Ludwig Boelkow.
Mesin hidrogen cair pertama kali berhasil dikembangkan di Amerika: mesin RL-10 pertama kali terbang pada tahun 1962. Penggantinya, Rocketdyne J-2, digunakan dalam roket Saturn V program Apollo untuk mengirim manusia ke Bulan. Impuls spesifik yang tinggi dan kepadatan hidrogen cair yang rendah menurunkan massa tahap atas dan ukuran serta biaya keseluruhan kendaraan.
Mesin Rocketdyne H-1, yang digunakan dalam kelompok delapan mesin pada tahap pertama wahana peluncur Saturn I dan Saturn IB, tidak mengalami kegagalan katastrofik dalam 152 penerbangan mesin. Mesin Pratt dan Whitney RL10, yang digunakan dalam kelompok enam mesin pada tahap kedua Saturn I, tidak mengalami kegagalan katastrofik dalam 36 penerbangan mesin. Mesin Rocketdyne F-1, yang digunakan dalam kelompok lima mesin pada tahap pertama Saturn V, tidak mengalami kegagalan dalam 65 penerbangan mesin. Mesin Rocketdyne J-2, yang digunakan dalam kelompok lima mesin pada tahap kedua Saturn V, dan satu mesin pada tahap kedua Saturn IB dan tahap ketiga Saturn V, tidak mengalami kegagalan katastrofik dalam 86 penerbangan mesin.
Rekor untuk mesin terbanyak pada satu penerbangan roket adalah 44, yang ditetapkan oleh NASA pada tahun 2016 pada Black Brant.
Propelan cair tahap pertama
Propelan cair yang digunakan dalam roket tahap pertama terdiri dari bahan bakar dan oksidator dapat berupa hidrogen, metana, oksigen, dan kerosene (RP-1):
- Hidrogen dan oksigen, Digunakan dalam roket yang membutuhkan kinerja tinggi. Namun, hidrogen sulit disimpan.
- Metana dan oksigen, Pilihan yang baik karena mudah diproduksi di Mars, lebih mudah disimpan daripada hidrogen, dan memiliki kinerja yang lebih baik daripada minyak tanah.
- RP-1, Bahan bakar cair yang digunakan dalam roket kerolox. RP-1 memiliki risiko ledakan yang lebih rendah daripada hidrogen cair, dan dapat disimpan pada suhu sekitar.
- Minyak tanah dan oksigen, Digunakan dalam sebagian besar kendaraan peluncur karena dapat diandalkan dan memiliki kinerja yang layak.
Selain itu, bahan bakar roket juga bisa berupa amonium perklorat, bubuk aluminium, dan polibutadiena berujung hidroksil (HTPB). Propelan roket yang terdiri dari bahan bakar dan oksidator terpisah disebut bipropelan.
Segmen darat
Segmen darat terdiri dari semua elemen berbasis darat dari sistem antariksa yang digunakan oleh operator dan personel pendukung, berbeda dengan segmen antariksa dan segmen pengguna. Segmen darat memungkinkan pengelolaan wahana antariksa, dan distribusi data muatan dan telemetri di antara pihak-pihak yang berkepentingan di darat. Elemen-elemen utama segmen darat adalah:[3][4]
- Stasiun darat (atau Bumi), yang menyediakan antarmuka radio dengan pesawat ruang angkasa
- Pusat kendali misi (atau operasi) , tempat pesawat antariksa dikelola
- Terminal jarak jauh, digunakan oleh personel pendukung
- Fasilitas integrasi dan pengujian pesawat ruang angkasa
- Fasilitas peluncuran
- Jaringan darat, yang memungkinkan komunikasi antara elemen darat lainnya
Elemen-elemen ini hadir di hampir semua misi luar angkasa, baik komersial, militer, maupun ilmiah. Elemen-elemen ini mungkin terletak bersama atau terpisah secara geografis, dan mungkin dioperasikan oleh pihak-pihak yang berbeda. Beberapa elemen dapat mendukung beberapa wahana antariksa secara bersamaan.
Daftar penyedia layanan peluncuran
Penyedia layanan peluncuran adalah jenis perusahaan yang menggunakan kendaraan peluncur dan layanan terkait yang disediakan oleh Badan Peluncuran, termasuk menyediakan kendaraan peluncur, dukungan peluncuran, peralatan dan fasilitas, untuk tujuan meluncurkan satelit ke orbit atau ruang angkasa dalam. [ 1 ] Ada lebih dari 100 perusahaan peluncuran dari seluruh dunia. [ 2 ] Perusahaan-perusahaan ini dan kendaraan peluncurnya berada dalam berbagai tahap pengembangan, dengan beberapa (seperti SpaceX, RocketLab, dan ULA) sudah beroperasi secara reguler, sementara yang lain belum. [ 3 ]
Pada tahun 2018, sektor layanan peluncuran menyumbang $5,5 miliar dari total "ekonomi luar angkasa global" sebesar $344,5 miliar. [ 4 ] : 9 Sektor ini bertanggung jawab atas pemesanan, konversi atau konstruksi roket pembawa , perakitan dan penumpukan, integrasi muatan, dan akhirnya melakukan peluncuran itu sendiri. Beberapa tugas ini dapat didelegasikan atau disubkontrakkan ke perusahaan lain. Misalnya, United Launch Alliance secara resmi mensubkontrakkan produksi motor roket padat GEM untuk roket Delta II dan Delta IV (versi Medium) mereka ke Alliant Techsystems . (Kedua kendaraan tersebut sekarang sudah tidak digunakan lagi.) [ 5 ] [ 6 ] Sebuah LSP tidak serta merta membangun semua roket yang diluncurkannya.
Dokumen yang penting untuk penyediaan layanan peluncuran yang sukses adalah Dokumen Kontrol Antarmuka (ICD), sebuah kontrak yang menentukan tanggung jawab persyaratan integrasi dan misi di seluruh penyedia layanan dan pengacara layanan. [ 7 ]
Dalam beberapa kasus, LSP tidak diperlukan untuk meluncurkan roket. Organisasi pemerintah seperti militer dan pasukan pertahanan dapat melakukan peluncuran sendiri.
Penyedia layanan peluncuran saat ini
Perusahaan
- AgniKul Cosmos (India)
- Antrix Corporation (India)[5]
- Arianespace (France)[5][6]
- Astra (United States)
- Blue Origin (United States)[5]
- CAS Space (China)
- Deep Blue Aerospace (China)
- Eurockot Launch Services (Germany)
- Evolution Space (United States)
- Firefly Aerospace (United States)[5]
- Galactic Energy (China)
- GK Launch Services (Russia, Kazakhstan)[5]
- INNOSPACE (Korea)[5]
- International Launch Services aka ILS (United States)[6]
- Interstellar Technologies (Japan)
- ISC Kosmotras (Russia)
- i-Space (China)
- Landspace (China)
- LinkSpace (China)[5]
- Mitsubishi Heavy Industries via MHI Launch Services (Japan)[5]
- Northrop Grumman Space Systems Group (United States)
- HyImpulse (Germany)
- OneSpace (China)[5]
- Orienspace (China)
- PLD Space (Spain)[5]
- Relativity Space (United States)
- Rocket Factory Augsburg (Germany)
- Rocket Lab (United States/New Zealand)[5]
- Sea Launch (Switzerland)[6]
- Skyroot Aerospace (India)
- Space One (Japan)
- Space Pioneer (China)
- SpaceX (United States)[5][6]
- Starsem (France)
- Stoke Space (United States) [7]
- United Launch Alliance aka ULA (United States)[5]
- Up Aerospace (United States) [8]
- Vector Launch (United States)[5]
- Virgin Galactic (United States)[9]
- Zero 2 Infinity (Spain)
Perusahaan Former
- Orbital ATK (United States)[5]
- Orbital Sciences Corporation (United States)[6]
- Stratolaunch Systems (United States)[5]
- Virgin Orbit (United States)[5]
Pemerintah dan milik negara
- CALT (China)
- DARPA (United States)[5]
- ExPace (China)[5]
- Glavkosmos (Russia)[10]
- ISA (Iran)[5]
- JAXA (Japan)[5]
- NADA (North Korea)[5]
- NASA (United States)[11]
- NSIL (India)[12]
Pusat Pengendali Misi
Pusat kendali misi atau mission control center (MCC, terkadang disebut pusat kendali penerbangan atau pusat operasi) adalah fasilitas yang mengelola penerbangan antariksa, biasanya dari titik peluncuran hingga pendaratan atau akhir misi, mirp dengan pemandu lalu lintas udara ATC pada bandara penerbangan sipil. Pusat kendali misi merupakan bagian dari segmen darat operasi wahana antariksa. Staf pengendali penerbangan dan personel pendukung lainnya memantau semua aspek misi menggunakan telemetri, dan mengirim perintah ke wahana menggunakan stasiun darat. Personel yang mendukung misi dari MCC dapat mencakup perwakilan dari sistem kendali sikap, tenaga, propulsi, termal, dinamika sikap, operasi orbital, dan disiplin subsistem lainnya. Pelatihan untuk misi ini biasanya berada di bawah tanggung jawab pengendali penerbangan, yang biasanya mencakup latihan ekstensif di MCC.
Pusat kendali misi adalah struktur yang menyatukan sarana yang diperlukan untuk pengelolaan operasional satelit buatab, wahana antariksa yang menjelajahi tata surya, atau pencapaian misi penerbangan berawak. Badan antariksa utama (NASA, Badan Antariksa Eropa, Roscosmos), yang mengembangkan sejumlah besar misi, memiliki pusat kendali misi yang paling penting. Yang paling terkenal adalah Pusat Luar Angkasa Lyndon B. Johnson untuk misi berawak NASA , ESOC untuk Badan Antariksa Eropa, TsUP untuk misi Soviet dan kemudian Rusia. Di samping pusat kendali umum yang mengontrol peluncuran, penyebaran, navigasi dan perubahan orbit serta manuver koreksi lintasan, seringkali terdapat pusat kendali yang lebih khusus yang bertanggung jawab atas manajemen muatan (instrumen ilmiah atau pengumpulan data) dengan mengaktifkan instrumen, mengirimkan perintah, dan mengambil data.
Tugas utama pusat kendali misi adalah mengelola kemajuan misi luar angkasa mulai dari lepas landas hingga pendaratan atau penyelesaian misi. Sebuah tim pengontrol penerbangan, bersama dengan personel pendukung lainnya, bertanggung jawab untuk memantau seluruh aspek misi menggunakan telemetri . Pertukaran dengan pesawat ruang angkasa dilakukan melalui radio melalui stasiun bumi.
Tugas pokok yang dilaksanakan oleh ruang kendali adalah :
- pemantauan parameter operasi (telemetri);
- koreksi anomali;
- kontrol dan koreksi lintasan;
- mengirimkan instruksi ke payload ;
- pengumpulan dan pemrosesan data yang dikumpulkan oleh payload.
Bedakan antara pusat kendali peluncuran yang memantau kemajuan peluncuran dan yang sering kali secara fisik terletak di pangkalan peluncuran dan pusat kendali misi yang mengambil alih pesawat ruang angkasa setelah berada di orbit operasionalnya. Pusat kendali misi dapat spesifik untuk misi tertentu (misi ilmiah tertentu) atau digunakan bersama (misalnya ESOC untuk misi Badan Antariksa Eropa).
Jenis kendaraan peluncuran
Peluncuran kendaraan, kendaraan peluncur khususnya orbital, memiliki minimal dua tahap, tetapi kadang-kadang sampai 4.
Dengan platform peluncuran
- Darat: Spaceport dan silo rudal tetap (Strela) untuk dikonversi ICBM
- Laut: Platform tetap (San Marco), platform mobile (Sea Launch), kapal selam (Shtil', Volna) untuk dikonversi SLBM
- Udara: Pesawat (Pegasus, Virgin Galactic LauncherOne, Stratolaunch Sistem), balon (ARCASPACE), JP Aerospace Orbital Ascender, proposal permanen pelabuhan ruang angkasa Buoyant
Dengan ukuran
Ada banyak cara untuk mengklasifikasikan ukuran kendaraan peluncuran. The Komisi Agustinus yang diciptakan untuk meninjau rencana untuk mengganti Space Shuttle, menggunakan skema klasifikasi berikut:
- Roket sonda tidak dapat mencapai orbit dan hanya mampu spaceflight sub-orbital.
- Kendaraan peluncur angkut ringan mampu mengangkut hingga 2.000 kg (£ 4400) dari muatan ke orbit bumi rendah (LEO).
- Kendaraan peluncur angkut medium mampu mengangkut antara 2.000 sampai 20.000 kg (4.400 sampai £ 44.000) dari muatan ke LEO.
- Kendaraan peluncur angkut berat mampu mengangkut antara 20.000 sampai 50.000 kg (44.000 sampai £ 110.200) dari muatan ke LEO.
- Kendaraan peluncur angkut superberat mampu mengangkut lebih dari 50.000 kg (110.200 £ +) dari muatan ke LEO.
Perakitan
Setiap tahap roket individu umumnya dikumpulkan di lokasi pabrik dan dikirim ke lokasi peluncuran; jangka waktu perakitan kendaraan mengacu pada penggabungan tahap roket dengan muatan pesawat ruang angkasa dalam satu kendaraan perakitan yang dikenal sebagai kendaraan ruang angkasa.
Kendaraan tahap tunggal (seperti sounding roket), dan kendaraan multi tahap mulai yang lebih kecil dari berbagai ukuran, biasanya dapat dirakit secara vertikal, langsung di landasan peluncuran dengan mengangkat setiap tahap pesawat ruang angkasa dan secara berurutan di tempat dengan cara diderek.
Perbandingan sistem peluncur orbital
Keterangan singkatan orbit dalam tabel:
|
|
|
Legend for launch system status in below table: [under development] — [retired] — [operational]
Persaingan pasar peluncuran antariksa
Persaingan pasar peluncuran antariksa merupakan manifestasi kekuatan pasar dalam bisnis penyedia layanan peluncuran. Secara khusus, tren dinamika persaingan di antara kemampuan transportasi muatan dengan harga yang beragam memiliki pengaruh yang lebih besar pada pembelian peluncuran daripada pertimbangan politik tradisional negara pembuat atau entitas nasional yang menggunakan, mengatur, atau memberi lisensi layanan peluncuran.
Setelah munculnya teknologi penerbangan antariksa pada akhir tahun 1950-an, layanan peluncuran antariksa muncul, secara eksklusif oleh program nasional. Kemudian pada abad ke-20, operator komersial menjadi pelanggan penting penyedia peluncuran. Persaingan internasional untuk subset muatan satelit komunikasi dari pasar peluncuran semakin dipengaruhi oleh pertimbangan komersial. Namun, bahkan selama periode ini, untuk satelit komunikasi yang diluncurkan oleh komersial dan entitas pemerintah, penyedia layanan peluncuran untuk muatan ini menggunakan kendaraan peluncur yang dibuat sesuai spesifikasi pemerintah, dan dengan pendanaan pengembangan yang disediakan negara secara eksklusif.
Pada awal tahun 2010-an, lima dekade setelah manusia pertama kali mengembangkan teknologi penerbangan antariksa, sistem kendaraan peluncur yang dikembangkan secara pribadi dan penawaran layanan peluncuran antariksa muncul. Perusahaan kini menghadapi insentif ekonomi, bukan insentif politik seperti pada dekade-dekade sebelumnya. Bisnis peluncuran antariksa mengalami penurunan harga per unit yang drastis, bersamaan dengan penambahan kemampuan yang sama sekali baru, yang membawa babak baru persaingan di pasar peluncuran antariksa.
Pada tahun 2024 dilaporkan bahwa, dengan menghitung semua aktivitas peluncuran dan penerbangan antariksa global, SpaceX, yang memanfaatkan keluarga roket Falcon miliknya, telah meluncurkan hampir 87% dari semua upmass di Bumi pada tahun 2023.
Kendaraan peluncur | Biaya muatan per kg |
---|---|
Vanguard | $1,000,000 [124] |
Space Shuttle | $54,500 [124] |
Electron | $19,039 [125][126] |
Ariane 5G | $9,167 [124] |
Long March 3B | $4,412 [124] |
Proton | $4,320 [124] |
Falcon 9 | $2,720 [127] |
Falcon Heavy | $1,500 [128] |
Lihat pula
Catatan
- ^ A full listing of the Ariane 5 launch history is in its main article.
- ^ Suborbital test in 1969, first orbital launch attempt in 1970
- ^ a b c d e f g h i j k l With 9.5 foot (2.9 metre) fairing
- ^ No flights planned, but 5 unsold heavies could be used.
- ^ Without Buran, and assuming payload providing orbital insertion
- ^ Encyclopedia Astronautica quotes Energia's "flyaway unit cost" at "$764 million in 1985 dollars". However the realistic exchange rate of Soviet currency was drastically different from the official conversion rate which had been set by decree at 0.8 Soviet rubles per US$1. Unofficially one US dollar in 1980s was in terms of purchasing power roughly equivalent to four Soviet rubles.
- ^ a b The US Space Shuttle Transportation System and the Soviet Energia-Buran system, consist of launch vehicle rockets and returnable spaceplane orbiter. Payload values listed here are for the mass of the payload in cargo bay of the spaceplanes, excluding the mass of the spaceplanes themselves.
- ^ Not including two launches made using the H-II/SSB and H-IIS configurations
- ^ Only launch failed to achieve orbit
- ^ Suborbital test flights in 1995, 1997 and 2002, no orbital launches attempted
- ^ The N1 rocket was initially designed for 75mt LEO capacity and launch attempts were made with this version, but there were studies to increase the payload capacity to 90—95 mt, if a liquid-hydrogen upper stage engine could be developed.
- ^ The Saturn V made 13 launches, 12 of which reached the correct orbits, and the other (Apollo 6) reached a different orbit than the one which had been planned; however, some mission objectives could still be completed; NASA, Saturn V News Reference, Appendix: Saturn V Flight History (1968) Diarsipkan 2011-05-17 di Wayback Machine.. For more information, see the Saturn V article. The Saturn V launch record is usually quoted as having never failed, e.g. "The rocket was masterminded by Wernher Von Braun and did not fail in any of its flights", Alan Lawrie and Robert Godwin; Saturn, but the Apollo 6 launch should be considered a partial mission failure. The 13th launch of Saturn V was in special configuration (SA-513) with the Skylab.
- ^ Suborbital test flight in 2004, first orbital launch in 2006
- ^ A third rocket exploded before launch
- ^ First orbital launch attempt in 2005
- ^ a b Operated by Land Launch
- ^ Operated by Sea Launch
Referensi
- ^ Braeunig, Robert A. "Basics of Space Flight: Orbital Mechanics". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-04. Diakses tanggal 2008-07-16.
- ^ Owens, Steve; Macdonald, Malcolm (2013). "Hohmann Spiral Transfer With Inclination Change Performed By Low-Thrust System" (PDF). Advances in the Astronautical Sciences. 148: 719. Diakses tanggal 3 April 2020.
- ^ "Operations Staffing". Satellite Operations Best Practice Documents. Space Operations and Support Technical Committee, American Institute of Aeronautics and Astronautics. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 October 2016. Diakses tanggal 28 December 2015.
- ^ Elbert, Bruce (2014). The Satellite Communication Ground Segment and Earth Station Handbook (edisi ke-2nd). Artech House. hlm. 141. ISBN 978-1-60807-673-4.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama:0
- ^ a b c d e Moore, Maurice H. (February 2011). Department of Defense Spacelift In A Fiscally Constrained Environment (Tesis MS (Master of Military Art and Science)). U.S. Army Command and General Staff College. https://archive.org/details/DTIC_ADA556297/.
- ^ https://www.stokespace.com [URL kosong]
- ^ "Rocket carrying cremains crashes after launching from Spaceport America". 2 May 2023.
- ^ https://www.virgingalactic.com [URL kosong]
- ^ Brooks, Timothy A. (1991). "Regulating International Trade in Launch Services" . High Technology Law Journal. 6 (1): 66. eISSN 2380-4734. ISSN 0885-2715. JSTOR 24122277. Diakses tanggal 2 July 2022.
- ^ Heiney, Anna (2018-04-10). "LSP Overview". NASA. Diakses tanggal 2023-05-20.
- ^ "Mandate | NSIL". www.nsilindia.co.in. Diakses tanggal 2023-08-02.
- ^ a b c "Angaga Launch Vehicle Family". Khrunichev. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-01-18. Diakses tanggal 2013-11-15.
- ^ a b c d European Space Directory 2006. Referenced in: Brian Harvey, The Rebirth of the Russian Space Program. p.296.
- ^ a b Семейство ракет-носителей «Ангара» Diarsipkan 2017-01-18 di Wayback Machine., date unknown, Retrieved 2010-08-09.
- ^ a b "The Angara-7 rocket". Russianspaceweb.com. Diakses tanggal 2012-07-25.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az Gunter, Krebs. "Ariane-1, -2, -3, -4". Gunter's Space Page. Diakses tanggal 2 August 2011.
- ^ a b "Ariane 5 Users Manual, Issue 4, P. 39 (ISS orbit)" (PDF). Arianespace. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2007-09-27. Diakses tanggal 2007-11-13.
- ^ "Ariane 5 delivers a record performance with two payloads for new Arianespace customers". Arianespace. Diakses tanggal 2011-04-11.
- ^ a b c d e f "FAA Semi-Annual Launch Report: Second Half of 2009" (PDF). Federal Aviation Administration - Office of Commercial Space Transportation. hlm. end of document. Diakses tanggal August 18, 2011.
- ^ "ESA - Launch vehicles - Ariane 5 ME". Esa.int. 2011-06-21. Diakses tanggal 2013-11-11.
- ^ a b c d e f g h "Ariane-5". Space.skyrocket.de. Diakses tanggal 2012-07-25.
- ^ a b c "Final launch of Ariane 5 GS completes busy year / Launchers / Our Activities / ESA". Esa.int. 2009-12-19. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ "Welcome To ISRO :: Launch Vehicles". Isro.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-29. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ "Athena-1". Astronautix.com. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ a b "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-03-28. Diakses tanggal 2013-11-15.
- ^ "Athena-2". Astronautix.com. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w Gunter, Krebs. "Atlas Centaur". Gunter's Space Page. Diakses tanggal 1 August 2011.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad Gunter, Krebs. "Atlas-5". Gunter's Space Page. Diakses tanggal 1 August 2011.
- ^ "CONTRACT RELEASE : C12-016: NASA Awards Launch Contract For Goes-R And Goes-S Missions". NASA. Diakses tanggal 2013-04-21.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg Gunter, Krebs. "Delta". Gunter's Space Page. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-02. Diakses tanggal 2 August 2011.
- ^ Wade, Mark. "Delta 0300". Encyclopedia Astronautica. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-02. Diakses tanggal 2 August 2011.
- ^ Wade, Mark. "Delta 0900". Encyclopedia Astronautica. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-02. Diakses tanggal 2 August 2011.
- ^ a b Wade, Mark. "Delta 2913". Encyclopedia Astronautica. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-02. Diakses tanggal 2 August 2011.
- ^ Wade, Mark. "Delta 4000". Encyclopedia Astronautica. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-02. Diakses tanggal 2 August 2011.
- ^ Wade, Mark. "Delta 5000". Encyclopedia Astronautica. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-02. Diakses tanggal 2 August 2011.
- ^ a b "Delta Product Sheet, FINAL" (PDF). United Launch Alliance. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2007-09-28. Diakses tanggal 2007-11-14.
- ^ "Breaking News | Lockheed Martin to select Delta 4 rocket for Orion test". Spaceflight Now. Diakses tanggal 2012-07-25.
- ^ a b c d e f Gunter, Krebs. "Delta-4". Gunter's Space Page. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-02. Diakses tanggal 2 August 2011.
- ^ a b c d e f Ed Kyle. "Delta IV Data Sheet". Spacelaunchreport.com. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ "Delta Launch Report | New communications craft launched for U.S. military". Spaceflight Now. 2009-12-05. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ Gunter, Krebs. "Dnepr-1". Gunter's Space Page. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-02. Diakses tanggal 2 August 2011.
- ^ a b c d "S.P.Korolev RSC Energia - LAUNCHERS". Energia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-03. Diakses tanggal 2013-11-15.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaEnergia3
- ^ a b "Projects&Products". IHI Aerospace. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-04-06. Diakses tanggal 2011-03-08.
- ^ a b c d e f g h i "Satellite Launch Vehicles". Institute of Space and Astronautical Science (ISAS). Diakses tanggal 4 March 2011.
- ^ "Breaking News | Japan's 'affordable' Epsilon rocket triumphs on first flight". Spaceflight Now. 2013-09-14. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ a b "Space Exploration Technologies Corporation - Falcon 1". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-04-05. Diakses tanggal 2010-10-29.
- ^ a b c d "FALCON 9 OVERVIEW". SpaceX. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-01. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ "Falcon 9 Overview". Space Exploration Technologies. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-13. Diakses tanggal 29 Oct 2010.
- ^ "Falcon 9 Overview". SpaceX. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-12-01. Diakses tanggal 2011-12-01.
- ^ Klotz, Irene (2013-09-06). "Musk Says SpaceX Being "Extremely Paranoid" as It Readies for Falcon 9's California Debut". Space News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-22. Diakses tanggal 2013-11-04.
...the company’s five previous Falcon 9 boosters, all launched from Cape Canaveral Air Force Station here. Three of those rockets carried Dragon cargo capsules to the international space station for NASA. Two others were test flights.
- ^ Clark, Stephen (2012-05-18). "Q&A with SpaceX founder and chief designer Elon Musk". Diakses tanggal 2013-11-04.
The next version of Falcon 9 will be used for everything. The last flight of version 1.0 will be Flight 5. All future missions after Flight 5 will be v1.1. We've got this mission, which is Flight 3. And we've two CRS [Commercial Resupply Services] missions, Flight 4 and Flight 5, which will fly Version 1.0. Then all future missions, CRS or otherwise, will fly Version 1.1.
- ^ "FALCON 9 Launch Vehicle Performance". NASA. Diakses tanggal 2013-11-04.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "FALCON 9 Launch Vehicle Performance". NASA. Diakses tanggal 2013-11-04.[pranala nonaktif permanen]
- ^ a b "Upgraded Spacex Falcon 9.1.1 will launch 25% more than old Falcon 9 and bring price down to $4109 per kilogram to LEO". Nextbigfuture.com. 2013-03-22. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ a b c d e "Falcon Heavy Overview". SpaceX. 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-04-05. Diakses tanggal 2013-03-22.
- ^ a b "SpaceX Brochure" (PDF). Spacex.com. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2010-01-07. Diakses tanggal 14 June 2011.
- ^ "Welcome To ISRO :: GSLV :: GSLV-D1". Isro.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-11. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ "Welcome To ISRO :: Launch Vehicles :: GSLV :: GSLV-D2". Isro.org. 2001-04-18. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-11. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ "Welcome To ISRO". Isro.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-11. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ "Welcome To ISRO :: Launch Vehicles :: GSLV :: GSLV-F04". Isro.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-22. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ "Welcome To ISRO :: Launch Vehicles :: GSLV :: GSLV-D3". Isro.org. 2010-04-15. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-04-16. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ "Welcome To ISRO :: Launch Vehicles :: GSLV". Isro.org. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ "Welcome To ISRO :: Launch Vehicles :: GSLV Mark III". Isro.gov.in. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-11. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ "GSLV Mark III". Indian Space Research Organisation. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-25. Diakses tanggal 2012-08-12.
- ^ a b c Gunter, Krebs. "H-2". Gunter's Space Page. Diakses tanggal 1 August 2011.
- ^ a b c d e f g h Gunter, Krebs. "H-2A". Gunter's Space Page. Diakses tanggal 1 August 2011.
- ^ "H-IIB Launch Vehicle, P. 2" (PDF). Jaxa. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2009-07-30. Diakses tanggal 3 September 2008.
- ^ a b "Space Launch Report 2011 Launch Stats". Spacelaunchreport.com. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ a b c d e f g h "NISSAN HERITAGE COLLECTION online【その他】プリンス自動車工業小史". Nissan Motors. Diakses tanggal 8 March 2011.
- ^ "CZ-1". Astronautix.com. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ "[专题]中国大推力火箭技术已被日本大幅超越_网易新闻中心". War.news.163.com. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ a b c "长征三号甲运载火箭简述". Diakses tanggal 31 October 2011.
- ^ a b c "CZ-4B (Chang Zheng-4B)". Space.skyrocket.de. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ a b "ChangZheng 5 (Long March 5) Launch Vehicle". SinoDefence.com. 2009-02-20. Diakses tanggal 2009-03-06.
- ^ Covault, Craig. "First Look: China's Big New Rockets « AmericaSpace". Americaspace.com. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ "Minotaur I Space Launch Vehicle—Fact Sheet" (PDF). Orbital Sciences Corporation. 2012. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2006-10-18. Diakses tanggal 2012-02-28.
Spacecraft mass-to-orbit of up to 580 kg to LEO (28.5 deg, 185 km)
- ^ "Minotaur Space Launch Vehicles". Orbital Sciences Corporation. 2012. Diakses tanggal 2012-08-28.
To date, Minotaur has conduced ten missions with a 100% success rate, delivering 33 satellites into orbit.
- ^ a b c d e "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-19. Diakses tanggal 2013-11-15.
- ^ a b "Molniya and Soyuz with upper stages". Space.skyrocket.de. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamarefN1-1
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamarefN1-2
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamarefN1-3
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamarefN1-4
- ^ a b "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-22. Diakses tanggal 2013-11-15.
- ^ a b Bergin, Chris (2013-05-25). "Stratolaunch and Orbital – The Height of Air Launch". NASA SpaceFlight. Diakses tanggal 2013-05-24.
- ^ a b "Proton". Astronautix.com. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ a b "Proton Launch System Mission Planner's Guide, LKEB-9812-1990". International Launch Services. hlm. 2–2. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2007-10-27. Diakses tanggal 2007-11-12.
LEO i = 51.6°, H = 200 km circular ... GTO (1800 m/s from GSO) i = 31.0°, Hp = 2100 km, Ha = 35,786 km
- ^ a b c d "Space Transportation Costs: Trends in Price Per Pound to Orbit 1990-2000" (PDF). Futron. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-07-11. Diakses tanggal 2010-05-02.
- ^ a b "PSLV variants capability". ISRO. Diakses tanggal 15 May 2010.
- ^ a b c d e f Gunter, Krebs. "PSLV". Gunter's Space Page. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-02. Diakses tanggal 2 August 2011.
- ^ Harvey, Brian (2007). "Launchers and engines". The Rebirth of the Russian Space Program (edisi ke-1st). Germany: Springer. ISBN 978-0-387-71354-0.
- ^ "Rockot Launch Vehicle". Khrunichev.ru. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ a b "Saturn-1 & Saturn-1B". Space.skyrocket.de. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ Bilstein, Roger E. "Appendix C: Saturn Family/Mission Data". Stages to Saturn A Technological History of the Apollo/Saturn Launch Vehicles. NASA History Office. Diakses tanggal 7 April 2011.
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaRocket and Space Technology
- ^ "SP-4221 The Space Shuttle Decision- Chapter 6: ECONOMICS AND THE SHUTTLE". NASA. Diakses tanggal 2011-01-15.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaSaturn
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaSaturn V Flight History
- ^ "Iranian DM: Simorgh to Carry Tolou, Mesbah Satellites into Space". Fars News Agency. 2010-02-03. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-11-13. Diakses tanggal 2010-02-03.
- ^ "Iran unveils three new home-made satellites". Payvand.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-02-06. Diakses tanggal 2012-07-25.
- ^ a b "Space Launch System (SLS) Program Overview" (PDF). Nasa.gov. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaSpace Launch System
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-29. Diakses tanggal 2013-11-15.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-29. Diakses tanggal 2013-11-15.
- ^ "NASA - Space Shuttle". Nasa.gov. Diakses tanggal 2012-07-25.
- ^ a b "Stratolaunch Aims to Break Affordability Barrier". Aviation Week. 2011-12-13. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-05. Diakses tanggal 2011-12-15.
- ^ Mecham, Michael; Frank Morring, Jr. (2011-12-20). "Allen Places Big Bet On Air Launches". Aviation Week. Diakses tanggal 2011-12-23.
the overall team is still working through details of how to progress toward its 2016 first launch.
[pranala nonaktif permanen] - ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-09. Diakses tanggal 2013-11-15.
- ^ a b "Taurus II User's Manual, Rev. 1.3" (PDF). Orbital. April 2010. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2010-05-09. Diakses tanggal 2010-11-11.
- ^ a b "Titan-4". Space.skyrocket.de. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ a b "Fact Sheet - TITAN IVB". United States Air Force. Diakses tanggal 2007-11-12.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Tsiklon-2A (11K67)". Space.skyrocket.de. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ a b "Tsiklon-2 (11K69)". Space.skyrocket.de. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ a b "Tsiklon-3 (11K68)". Space.skyrocket.de. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ a b "Tsyklon-4 launcher main features". nkau.gov.ua. Diakses tanggal 2013-02-25.
- ^ Ed Kyle. "New Launchers - ESA Vega". Spacelaunchreport.com. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ "Vega / Launch vehicles / Launchers / Our Activities / ESA". Esa.int. 2013-05-10. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ a b Ed Kyle. "Zenit Data Sheet". Spacelaunchreport.com. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ "Zenit launch vehicle". Russianspaceweb.com. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ "Launch Vehicle". Sea Launch. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-04-04. Diakses tanggal 2012-12-10.
- ^ "FAA Semi-Annual Launch Report: Second Half of Fiscal Year 2011" (PDF). Federal Aviation Administration - Office of Commercial Space Transportation. hlm. end of document. Diakses tanggal December 10, 2012.
- ^ a b c d e Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaTrends
- ^ Etherington, Darrell (30 January 2020). "Rocket Lab points out that not all rideshare rocket launches are created equal". TechCrunch.
- ^ "Payload User Guide" (PDF). rocklabusa.com. Rocket Lab. Diakses tanggal November 22, 2022.
- ^ "NASA Technical Reports Server (NTRS)". ntrs.nasa.gov. NASA. 8 July 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-01. Diakses tanggal 4 January 2021.
- ^ "Space Launch to Low Earth Orbit: How Much Does It Cost?". aerospace.csis.org. CSIS. 1 September 2022. Diakses tanggal 8 September 2023.
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10]
- ^ "Rocket and Space Technology". Braeunig.us. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ Alan Lawrie and Robert Godwin, Saturn, 2005 (paperback, Apogee Books Space Series, 2010), ISBN 1-894959-19-1
- ^ John Duncan, Saturn V Flight History Diarsipkan 2011-08-05 di Wayback Machine. (1999), web page (accessed 20 August 2010)
- ^ "Complex N1-L3". Energia.ru. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-30. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ "L3". Astronautix.com. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ "RSC "Energia" - History". Energia.ru. 2011-04-12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-30. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ Wade, Mark. "N1". Encyclopedia Astronautica. Diakses tanggal 9 August 2010.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaEnergia
- ^ Wade, Mark. "Energia". Encyclopedia Astronautica. Diakses tanggal 9 August 2010.
- ^ "Space Launch System" (PDF). Nasa.gov. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-08-13. Diakses tanggal 27 August 2013.
Pranala luar
- https://web.archive.org/web/20100805045010/http://cryptome.org/eyeball/satspy/satspy-eyeball.htm
- S. A. Kamal, A. Mirza: The Multi-Stage-Q System and the Inverse-Q System for Possible application in SLV Diarsipkan 2010-04-14 di Wayback Machine., Proc. IBCAST 2005, Volume 3, Control and Simulation, Edited by Hussain SI, Munir A, Kiyani J, Samar R, Khan MA, National Center for Physics, Bhurban, KP, Pakistan, 2006, pp 27–33 Free Full Text
- S. A. Kamal: Incorporating Cross-Range Error in the Lambert Scheme Diarsipkan 2010-04-14 di Wayback Machine., Proc. 10th National Aeronautical Conf., Edited by Sheikh SR, Khan AM, Pakistan Air Force Academy, Risalpur, KP, Pakistan, 2006, pp 255–263 Free Full Text
- S. A. Kamal: The Multi-Stage-Lambert Scheme for Steering a Satellite-Launch Vehicle Diarsipkan 2010-04-14 di Wayback Machine., Proc. 12th IEEE INMIC, Edited by Anis MK, Khan MK, Zaidi SJH, Bahria Univ., Karachi, Pakistan, 2008, pp 294–300 (invited paper) Free Full Text
- S. A. Kamal: Incompleteness of Cross-Product Steering and a Mathematical Formulation of Extended-Cross-Product Steering Diarsipkan 2010-04-14 di Wayback Machine., Proc. IBCAST 2002, Volume 1, Advanced Materials, Computational Fluid Dynamics and Control Engineering, Edited by Hoorani HR, Munir A, Samar R, Zahir S, National Center for Physics, Bhurban, KP, Pakistan, 2003, pp 167–177 Free Full Text
- S. A. Kamal: Dot-Product Steering: A New Control Law for Satellites and Spacecrafts Diarsipkan 2010-04-14 di Wayback Machine., Proc. IBCAST 2002, Volume 1, Advanced Materials, Computational Fluid Dynamics and Control Engineering, Edited by Hoorani HR, Munir A, Samar R, Zahir S, National Center for Physics, Bhurban, KP, Pakistan, 2003, pp 178–184 Free Full Text
- S. A. Kamal: Ellipse-Orientation Steering: A Control Law for Spacecrafts and Satellite-Launch Vehicles Diarsipkan 2010-04-14 di Wayback Machine., Space Science and the Challenges of the twenty-First Century, ISPA-SUPARCO Collaborative Seminar, Univ. of Karachi, 2005 (invited paper)
- Christmas turns bad for ISRO, GSLV mission fails.
- http://themittani.com/features/satellite-extravaganza-us-vs-russia?page=0%2C1 Diarsipkan 2013-12-07 di Wayback Machine.
- http://www.spacelaunchreport.com/dnepr.html
- http://www.astronautix.com/articles/costhing.htm Encyclopedia Astronautica: Cost, Price, and the Whole Darn Thing