Infeksi

serangan agen penyebab penyakit pada tubuh organisme
Revisi sejak 15 Maret 2010 02.51 oleh ESCa (bicara | kontrib) (paste)

Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid.

Simbiosis antara parasit dan inang, di mana satu pihak diuntungkan dan satu pihak dirugikan, digolongkan sebagai parasitisme. Cabang kedokteran yang menitikberatkan infeksi dan patogen adalah cabang penyakit infeksi.

Secara umum infeksi terbagi menjadi dua golongan besar:[1]

  • Infeksi yang terjadi karena terpapar oleh antigen dari luar tubuh
  • Infeksi yang terjadi karena difusi cairan tubuh atau jaringan, seperti virus HIV, karena virus tersebut tidak dapat hidup di luar tubuh.

Spesifikasi patogen

Bagian-bagian dari sistem imun turunan memiliki spesifikasi yang berbeda untuk berbagai patogen.

Patogen Contoh Fagositosis komplemen Sel pembunuh alami
Virus intraseluler dan sitoplasmik ya tidak ya
Bakteri intraseluler ya (spesifik pada neutrofil, tidak pada rickettsia) tidak ya (tidak pada rickettsia)
Bakteri ekstraseluler ya ya tidak
Protozoa intraseluler tidak tidak tidak
Protozoa ekstraseluler ya ya tidak
jamur ekstraseluler tidak ya tidak

Penghindaran imun turunan

Sel sistem imun turunan secara efektif mencegah pertumbuhan bebas bakteri di dalam tubuh. Namun, banyak patogen telah mengembangkan mekanisme yang memungkinkan mereka menghindari sistem imun turunan.

Strategi penghindaran terhadap sistem imun turunan meliputi penggandaan intraseluler, seperti yang dilakukan Salmonella, atau kapsul pelindung yang mencegah lisis oleh sistem komplemen dan fagosit, seperti yang dilakukan Mycobacterium tuberculosis. Spesies Bacterioides umumnya bakteri komensal, mereka berdiam di usus buntu mamalia. Beberapa spesies seperti Bacterioides fragilis adalah patogen oportunistik, menyebabkan infeksi di lapisan peritoneum. Spesies ini menghindari sistem imun melalui proses penghambatan fagositosis dengan mempengaruhi reseptor yang digunakan fagosit untuk menelan bakteri atau dengan menyamar sebagai sel organisme tersebut sehingga sistem imun tidak mengenali mereka sebagai benda asing. Staphylococus aureus menahan kemampuan fagosit untuk merespon sinyal kemokina. Organisme lain seperti Mycobacterium tuberculosis, Streptococcus pyogenes, dan Bacillus anthracis memiliki mekanisme untuk membunuh langsung fagosit.

Bakteri dan jamur mungkin juga membentuk lapisan bio kompleks, menyediakan perlindungan dari sel dan protein dari sistem imun. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa lapisan bio muncul di infeksi yang berhasil, termasuk infeksi kronis Pseudomonas aeruginosa dan Burkholderia cenocepacia, ciri utama dari cystic fibrosis.

Rujukan

  1. ^ (Inggris)"Immunobiology". Charles A. Janeway, et al. Diakses tanggal 2010-03-15.  Section 10-1.