Tigerair Mandala

perusahaan asal Singapura
Revisi sejak 13 Januari 2011 08.26 oleh Rintojiang (bicara | kontrib) (+)

Mandala Airlines adalah maskapai penerbangan Indonesia.

Mandala Airlines
IATA ICAO Kode panggil
RI MDL MANDALA
Didirikan17 April 1969
Berhenti beroperasi10 Januari 2011 (sementara)
PenghubungJakarta (CGK)
Penghubung sekunderSurabaya (SUB)
Kota fokus
Lounge bandaraMandala Priority
AliansiTransNusa
Armada11 (+ 30 pesanan)
Tujuan16
SloganThe New Mandala
Perusahaan induk
  • Cardig International (51%)
  • Indigo Partners (49%)
Kantor pusat

33-37 Jalan Raya Tomang
Grogol Petamburan
Jakarta Barat

Tokoh utama
  • Diono Nurjadin (President Direktur)
  • Warwick Brady (CEO)
  • Steve Wilks (COO)
  • Michael Hamelink (CFO)
Situs webwww.mandalaair.com

Sejarah singkat

Mandala adalah maskapai nasional berumur 40 tahun yang telah dibeli oleh Indigo Partners dan Cardig International di tahun 2006. Pembelian Mandala didasarkan pada pertimbangan bahwa potensi yang bisa diraih terkait dengan peluang pertumbuhan bisnis penerbangan di dunia ketiga, setelah China dan India. Dengan pasar domestik yang lebih besar dari India, investasi melalui Mandala, memberi peluang bagi Mandala untuk memanfaatkan jaringan rute penerbangan yang luas dengan brand nasional yang kuat serta memungkinkan menjadikan Mandala sebagai maskapai penerbangan modern yang menawarkan keamanan, dapat diandalkan, dengan harga terjangkau.

Pada 2007, Mandala telah memesan 30 pesawat airbus baru senilai 2,3 miliar dolar AS, Mandala dikelola jajaran manajemen berpengalaman internasional. Mandala juga telah menghentikan penggunaan semua Pesawat Boeingnya dan menjalin kerja sama dengan Singapore Airlines Engineering Company untuk perawatan pesawat.

Mandala kini menawarkan jaringan pelayanan yang luas untuk 17 tujuan penerbangan, dengan menggunakan pesawat yang aman dan armada Airbus A320 dan A319 dengan ketepatan jadwal, kebersihan pesawat terjaga serta penawaran harga yang sangat terjangkau.

Prioritas utama Mandala adalah menjadi maskapai penerbangan dengan standar keselamatan penerbangan internasional. Untuk mencapai itu, Mandala telah menjalani audit guna mendapatkan sertifikasi IOSA dari IATA. Selain itu, Mandala juga telah menjalani audit dari Airbus, Boeing dan sejumlah perusahaan di bidang perminyakan yang telah memberikan persetujuan untuk terbang bersama Mandala. Karena masalah utang, maskapai ini berhenti beroperasi (sementara) pada tanggal 12 Januari 2011 ini [1]. Dilaporkan bahwa maskapai ini meminta penjadwalan ulang pembayaran utangnya ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat [2].

Armada

 
Airbus A319-100 dengan warna baru Mandala

Mandala menerapkan one-single aircraft policy (kebijakan pengoperasian satu jenis pesawat), yaitu hanya dengan mengoperasikan armada Airbus. Pada 16 Januari 2009, Mandala meng-ground seluruh armada Boeing nya dan mulai menerapkan kebijakan pengoperasian satu jenis pesawat tersebut. Saat ini, Mandala mengoperasikan jenis pesawat Airbus A320 dengan kapasitas kursi 180 dan pesawat A319 dengan kapasitas 144 kursi. Selain pesawatnya yang canggih, Mandala memilih Airbus karena teknologinya yang ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan bahan bakar.

Mantan Armada

Jalur penerbangan

Sebelum mengajukan restrukturasi perusahaan, Mandala sangat kuat di rute-rute bagian Barat. Di akhir tahun 2008, Mandala memiliki 17 rute dan berkonstrasi pada jalur penerbangan utama seperti Medan, Padang, Pekanbaru, Batam,Pangkalpinang,Jambi,Bengkulu Semarang, Jakarta, Surabaya, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Kupang, Yogyakarta, dan Tarakan.

Lihat pula

Referensi

Pranala luar