Kesatria Haikal

Tarekat militer Katolik pada Abad Pertengahan

Ksatria Templar (bahasa Inggris: Knights Templar) adalah ordo militer Kristen terbesar dan paling kuat, disebut juga Para Perwira Miskin Kristus dan Bait Salomo (bahasa Inggris: Poor Fellow-Soldiers of Christ and of the Temple of Solomon, bahasa Latin: pauperes commilitones Christi Templique Solomonici), berpusat di Yerusalem dan dikenal sebagai para Ksatria Templar (bahasa Inggris: Knights Templar) yang dibentuk pada 1119, setelah Perang Salib Pertama pada 1096, untuk membantu Kerajaan Yerusalem melindungi kerajaannya, dan untuk memastikan keamanan para peziarah Eropa yang pergi ke Yerusalem.[4]

Knights Templar
Poor Fellow-Soldiers of Christ and of the Temple of Solomon
Pauperes commilitones Christi Templique Solomonici
Aktifc. 1119–1314
AliansiKepausan
Tipe unitOrdo militer Katolik
PeranPerlindungan bagi para Peziarah
Jumlah personel15.000–20.000 anggota pada puncaknya, 10% darinya merupakan para ksatria[2][3]
Markas besarKompleks al-Haram, Yerusalem
JulukanOrdo Bait Solomon, Ordo Kristus
PelindungSanto Bernardus dari Clairvaux
MotoNon nobis Domine, non nobis, sed nomini tuo da gloriam (Tidak untuk kami ya Tuhan, tidak untuk kami, namun bagi nama-Mu kemuliaan diberikan)
PakaianMantel putih dengan sebuah salib merah
MaskotDua ksatria mengendarai satu kuda
PertempuranPerang Salib, termasuk:
Pengepungan Ascalon (1153),
Pertempuran Montgisard (1177)
Pertempuran Hattin (1187),
Pengepungan Akko (1190–1191),
Pertempuran Arsuf (1191),
Pengepungan Akko (1291)
Reconquista
Tokoh
Master Agung pertamaHugues de Payens
Master Agung terakhirJacques de Molay

Organisasi

 
Salib Ksastria Ordo Bait Allah

Kaum Templar diatur sebagai sebuah ordo monastik, mengikuti aturan yang diciptakan untuk mereka oleh Bernard dari Clairvaux, seorang anggota Ordo Sistersian. Kaum Templar sangat berhubungan dan dengan cepat menjadi penggerak utama dalam politik internasional pada masa Perang Salib. Suatu saat pernah mereka diberikan sejumlah bula Kepausan istimewa (lihat Omne Datum Optimum) yang mengizinkan mereka mengumpulkan pajak dan menerima sumbangan persepuluhan di wilayah yang berada di bawah kuasa mereka, hingga membantu peningkatan kekuasaannya.

Ada empat divisi persaudaraan dalam Templar:

  • ksatria, dilengkapi sebagai kavaleri berat;
  • sersan, dilengkapi sebagai kavaleri ringan dan diambil dari kelas sosial yang lebih rendah dari kesatria;
  • petani, yang menangani harta milik Ordo;
  • pendeta tentara, yang ditahbiskan sebagai imam dan merawat kebutuhan rohani Ordo.

Setiap kesatria dibantu oleh sepuluh orang. Sebagian bruder memusatkan tugasnya dalam perbankan, karena Ordo ini seringkali dipercayakan dengan harta berharga para peserta Perang Salib. Namun kebanyakan Ksatria Templar ini memusatkan tugasnya pada peperangan. Ini memang sebuah ordo militer yang secara langsung hanya bertanggung jawab kepada Paus. Sebagian menganggapnya sebagai pendahulu dari tentara profesional modern dan satuan-satuan pasukan elit khusus. Kaum Templar menggunakan kekayaan mereka untuk membangun banyak perbentengan di seluruh Tanah Suci. Mereka adalah satuan-satuan yang terlatih paling baik dan paling berdisiplin pada masa itu.

Sejarah

Templar didirikan oleh Hugh de Payens, seorang kesatria Perang Salib Pertama, bersama dengan 9 orang kesatria lainnya, pada sekitar tahun 1119. Mereka tetap tinggal di Tanah Suci seusai perang untuk mengawal para peziarah yang datang dari Jaffa ke Yerusalem.

Nama mereka merujuk kepada markas besar mereka yang historis, yaitu Bait Suci Yerusalem di Gunung Bait Suci. Apa yang disebut kaum Templar sebagai Bait Suci Yahudi di Yerusalem saat ini dikenal dengan "Dome of the Rock" yang letaknya dekat Masjid al-Aqsa, sebuah tempat suci Islam di puncak Bukit Moria. Dome of the Rock ini mereka sebut menjadi Templum Domini (Bait Suci Tuhan). Puncak ini suci bagi orang Yahudi dan Kristen dan dikenal sebagai Gunung Bait Suci, namun bagi orang Muslim dikenal sebagai Al-Haram asy-Syarif ("tanah suci yang mulia"). Templum Domini menjadi model bagi gereja-gereja Templar di kemudian hari di Eropa, seperti misalnya Gereja Temple di London, dan ditampilkan pada beberapa Segel Templar.

Selain di Palestina, ordo ini berperang di Reconquista Spanyol dan Portugal, yaitu perebutan kembali Spanyol dan Portugal dari tangan kekuasaan Islam. Markas besar kaum Templar di Tomar, Portugal adalah Convento de Cristo. Mereka diberikan tanah yang luas dan kastil di daerah yang masih kosong. Pada suatu saat, mereka mewarisi kerajaan Aragon, bersama-sama dengan ordo-ordo militer lainnya. Para Ksatria Templar dapat dikenali melalui mantel luar putih mereka, dengan salib merah yang menonjol yang ditempatkan di atas jantung atau di dada, seperti yang dapat dilihat dalam banyak gambar tentang para perwira Salib.

Perbankan

Hampir secara kebetulan kaum Templar terjun ke dunia perbankan. Ketika orang-orang bergabung dengan ordo ini, sering mereka menyumbangkan uang dalam jumlah besar atau harta milik lainnya kepada ordo ini karena semua harus mengambil sumpah kemiskinan. Ditambah dengan bantuan besar-besaran dari Paus, kekuatan finansial mereka sudah terjamin sejak awal. Karena kaum Templar menyimpan uang tunai di kantor-kantor cabang dan greja-gereja mereka, wajarlah bila pada 1135 Ordo ini mulai meminjamkan uang kepada para peziarah Spanyol yang ingin berkunjung ke Tanah suci. Keterlibatan para Ksatria ini dalam perbankan berkembang di kemudian hari menjadi basis yang baru bagi uang, karena kaum Templar semakin terlibat dalam kegiatan perbankan. Salah satu petunjuk dari koneksi politik mereka yang kuat ialah bahwa keterlibatan kaum Templar dengan riba tidak menimbulkan pertikaian di kalangan Ordo itu maupun Gereja pada umumnya. Tuduhan ini biasanya dihindarkan, dengan dikeluarkannya peraturan bahwa kaum Templar mempunyai hak atas produksi harta milik yang digadaikan.

Koneksi politik kaum Templar dan kesadaran akan sifat komersial dan urban dari komunitas seberang lautan sudah barang tentu menyebabkan Ordo ini memperoleh posisi kekuatan yang penting, baik di Eropa maupun di Tanah Suci. Sukses mereka membangkitkan keprihatinan di kalangan banyak ordo lainnya dan belakangan juga di kalangan kaum bangsawan dan raja-raja Eropa pula, yang pada saat itu berusaha memonopoli kekuasaan atas uang dan perbankan setelah masa kacau yang panjang di mana masyarakat sipil, khususnya Gereja dan ordo awamnya, telah mendominasi aktivitas finansial. Harta milik kaum Templar meluas di Eropa maupun di Timur Tengah, termasuk untuk beberapa waktu di seluruh Pulau Siprus.

Kehancuran

 
Dua Ksatria Ordo Bait Allah dibakar pada salib, dari naskah abad ke-15 Perancis

Keruntuhan kaum Templar mungkin dimulai oleh masalah pinjaman. Filipus IV, Raja Perancis membutuhkan uang tunai untuk peperangannya dan meminta bantuan uang dari kaum Templar. Mereka menolak. Raja berusaha meminta Paus mengucilkan kaum Templar karena penolakan ini, tetapi Paus Bonifasius VIII menolak. Filipus mengirim penasihatnya Guillaume de Nogaret, dalam upaya menculik Paus. Paus Bonifasius VIII meninggal hanya sebulan kemudian karena terkejut atas usaha itu dan perlakuan yang buruk. Paus berikutnya, Paus Benediktus XI, mencabut pengucilan atas Filip IV tetapi menolak untuk membebaskan Nogaret. Timbul kecurigaan bahwa Paus meninggal karena diracuni oleh agen Nogaret. Paus berikutnya, Paus Klemens V, setuju atas tuntutan-tuntutan Filipus IV terhadap kaum Templar, dan belakangan memindahkan takhta kepausan ke Avignon. Pada 13 Oktober(hari Jumat tanggal 13) yang sial tahun 1307, keseluruhan Ksatria Templar di Perancis secara berbarengan ditawan oleh agen-agen Filipus, kemudian disiksa agar mengakui adanya ajaran sesat di kalangan Ordo itu. Pada umumnya orang berpendapat bahwa Filipus, yang merebut perbendaharaan dan menghancurkan sistem perbankan biara, iri terhadap kekayaan dan kekuasaan kaum Templar, dan berusaha mengendalikannya untuk dirinya sendiri. Kejadian-kejadian ini dan aset-aset perbankan kaum Templar yang asli untuk para deposan yang mendadak berpindah-pindah, adalah dua dari banyak perubahan ke arah sistem persetujuan militer untuk mendukung uang Eropa, dan menyingkirkan kekuasaan ini dari Ordo-ordo Gereja. Menyaksikan nasib kaum Templar, para Hospitaller St. Yohanes dari Yerusalem dan Rhodes dan Malta juga merasa harus meninggalkan usaha perbankan mereka. Banyak dari harta kaum Templar di luar Perancis dialihkan oleh Paus kepada para Ksatria Hospitaller, dan banyak Ksatria Templar yang masih tersisa juga diterima menjadi anggota Hospitaller.

Banyak raja dan kaum bangsawan yang mendukung para Ksatria itu saat itu, dan baru membubarkan ordo tersebut di wilayah mereka ketika mereka diperintahkan oleh Paus Klemens V. Robert si Bruce, Raja Skotlandia, telah di-ekskomunikasi karena alasan-alasan lain, dan karena itu tidak mau mendengarkan perintah Paus. Di Portugal, nama Ordo ini diubah menjadi Ordo Kristus, dan diyakini telah ikut berperan dalam penemuan-penemuan pelayaran Portugis yang pertama. Pangeran Henry si Pelayar memimpin ordo Portugis ini selama 20 tahun hingga kematiannya. Di Spanyol, di mana raja Aragon juga menentang penyerahan warisan kaum Templar kepada kaum Hospitaller (seperti yang diperintahkan oleh Clemens V), Ordo Motesalah yang mengambil alih aset-aset kaum Templar.

Tuduhan ajaran sesat

 
Ilustrasi naskah (sekitar 1350) mengacu kepada tuduhan sodomi yang ditimpakan kepada kaum Templar.

Perdebatan berlanjut tentang apakah tuduhan tentang ajaran sesat memang layak dikenai menurut ukuran masa itu. Di bawah siksaan, sebagian kaum Templar mengaku bahwa mereka menyembah kepala manusia dan sebuah agama misteri yang dikenal sebagai Bafomet. Para pemimpin mereka belakangan menyangkal pengakuan-pengakuan ini dan karena itu mereka dihukum mati. Sebagian pakar menolak semua ini dan menganggapnya sebagai pengakuan yang dipaksakan, sesuatu yang biasa terjadi pada masa Inkuisisi.

Yang lainnya berpendapat bahwa tuduhan-tuduhan ini sebenarnya disebabkan oleh kesalahpahaman tentang ritual-ritual rahasia yang diadakan di balik pintu tertutup yang berasal pada pergumulan pahit Tentara Salib melawan kaum Saracen. Hal ini mencakup penyangkalan terhadap Kristus dan meludahi Salib tiga kali, serta mencium bokong orang lain. Menurut sebagian pakar, dan dokumen-dokumen Vatikan yang baru-baru ini ditemukan, tindakan-tindakan ini dimaksudkan sebagai simulasi terhadap kemungkinan penghinaan dan siksaan yang akan dialami oleh seorang Tentara Salib bila mereka ditangkap oleh kaum Sarasin. Menurut alur penalaran ini, mereka diajarkan bagaimana melakukan kemurtadan hanya dengan pikiran saja dan bukan dengan hati.

Mengenai tuduhan penyembahan kepala dan bahwa kaum Templar berusaha mencampurkan kekristenan dengan Islam, sebagian pakar berpendapat bahwa yang pertama merujuk kepada ritual yang dilakukan dengan relikui Santa Eufemia, salah satu dari 11 hamba perempuan Santa Ursula, Hugues de Payens, dan Yohanes Pembaptis dan bukan penyembahan berhala. Kata yang terakhir konon berasal dari para kapelan yang menciptakan istilah Bafomet melalui kode Atbash untuk memistikkan istilah Sophia (kata Yunani untuk "hikmat"). Meskipun semakin diterima, penafsiran ini kontroversial karena penafsiran yang lebih luas diterima ialah bahwa Bafomet adalah sebuah penghinaan dalam bahasa Perancis kuno terhadap nama Nabi Muhammad s.a.w..

Teori persekongkolan berkaitan dengan tekanan terhadap para Ksatria Templar yang seringkali melampaui motif yang disebutkan, yaitu merampas harta milik dan memperkuat kekuatan geopolitik. Menurut posisi Gereja Katolik penganiayaan ini tidak adil, bahwa kaum Templar itu tidak mempunyai kesalahan, dan bahwa Paus pada saat itu dimanipulasi untuk menindas mereka. Jawaban Gereja pada waktu itu memperkuat posisi ini. Proses kepausan yang dimulai oleh Paus Klemens V untuk menginvestigasi baik Ordo secara keseluruhan maupun para anggotanya secara individu sama sekali tidak menemukan seorangpun kesatria yang bersalah menyebarkan ajaran sesat di luar Perancis. Sebanyak 54 kesatria dihukum mati di Perancis oleh penguasa Perancis dengan tuduhan pengaja-pengajar sesat setelah menyangkal kesaksian-kesaksian awal mereka yang disampaikan di hadapan Komisi Kepausan. Hukuman mati ini didorong oleh keinginan Filipus untuk mencegah lebih banyak kaum Templar memiliki gagasan-gagasn yang berani. Upaya ini gagal sama sekali, karena banyak orang lain yang memberikan kesaksian menolak tuduhan-tuduhan ajaran sesat ini dalam investigasi kepausan yang diadakan kemudian.

Pada akhirnya hanya tiga orang yang dituduh sesat langsung oleh Komisi Kepausan yaitu Jacques de Molay dan dua bawahan langsungnya. Mereka diharuskan menolak ajaran sesat mereka secara terbuka di muka umum. De Molay memperoleh keberanian kembali dan menyatakan bahwa Ordo dan ia bersama kedua rekannya tidak bersalah. Keduanya ditangkap oleh penguasa Perancis dan dituduh sebagai penyesat kambuhan, lalu dibakar pada salib pada 1314. Komisi Kepausan menemukan bahwa Ordo itu secara keseluruhan tidak sesat, meskipun ada bukti-bukti terisolasi tentang penyebaran ajaran sesat. Malah Komisi ini mendukung bahwa Ordo itu harus dipertahankan. Namun Klemens V, karena menghadapi pendapat umum yang kian meningkat dan menentang Ordo itu, merasa bahwa satu-satunya pilihan adalah menekan Ordo tersebut, artinya menarik persetujuan paus atasnya.

Sebuah bukti yang menunjukkan bahwa Klemens V sama sekali tidak rela bekerja sama dengan Filipus ialah bahwa Paus memutuskan harta dan tanah Ordo itu dialihkan kepada Ordo Hospitaller (meskipun sebagian tanah kaum Tempar dikuasai oleh Filipus dan para bangsawan Eropa lainnya selama bertahun-tahun. Hal ini bertentangan dengan kehendak Filipus agar harta mereka yang di Perancis dialihkan kepadanya.

Sebuah legenda yang dikenal luas mengatakan bahwa ketika ia dibakar pada salib Jacques de Molay, Guru Besar dari para Ksatria templar, mengutuk Raja Filipus dan Paus Clemens V bahwa mereka akan menemui peradilan kekal dalam tempo satu tahun. Paus Clemens V meninggal hanya satu bulan kemudian, sementara Filipus IV tujuh bulan sesudahnya. Para komentator sangat gembira dengan perkembangan itu dan seringkali menyampaikan cerita ini dalam laporan mereka.


Budaya pop

Para Ksatria Templar mempunyai sejumlah pengaruh dalam budaya pop, dan kebanyakan kurang akurat:

Novel dan komik

Film & video games

Daftar pemimpin dari tahun 1118 sampai dengan tahun 2012

  1. Huguens de Payns (1118-1136)
  2. Robert de Craon (Robertus Burgundio) (1136-1146)
  3. Everard des Barres (Ebrardus de Barris) (1146-1149)
  4. Bernard de Tremelay (1149-1153)
  5. André de Montbard (1153-1156)
  6. Bertrand de Blanchefort (1156-1169)
  7. Philippe de Milly (Philippus de Neapoli/de Nablus) (1169-1171)
  8. Odo (Eudes) de St Amand (Odon de Saint-Chamand) (1171-1179)
  9. Arnaud de Toroge (Arnaldus de Turre Rubea/de Torroja )(1179-1184)
  10. Gérard de Ridefort (1185-1189)
  11. Robert de Sablé (Robertus de Sabloloi) (1191-1193)
  12. Gilbert Horal (Gilbertus Erail/Herail /Arayl /Horal/Roral) (1193-1200)
  13. Phillipe de Plessis Plaissie`/ Plesse` /Plessiez (1201-1208)
  14. Guillaume de Chartres (Willemus de Carnoto) (1209-1219)
  15. Pierre (Pedro) de Montaigu (Petrus de Monteacuto) (1219-1230)
  16. Armand de Périgord (Hermannus Petragoricensis aka Hermann de Pierre-Grosse) (1232-1244)
  17. Richard de Bures (1245-1247)
  18. Guillaume de Sonnac (Guillelmus de Sonayo) (1247-1250)
  19. Renaud de Vichiers (Rainaldus de Vicherio) (1250-1256)
  20. Thomas Bérard (1256-1273)
  1. Thibaud Gaudin (Thiband Ggandin) (1291-1292)
  2. Jacques de Molay (1292-1314)
  3. Rodrigo Borgia (1476-1503)
  4. Reginald Birch (1754-1760)
  5. Haytham Kenway (1755-1777)
  6. Warren Vidic (1985-2012)

Templars List

Tempat yang memiliki hubungan sejarah dengan Knights Templar

 
Denah lantai Bait Yerusalem dan beberapa garis konstruksi; yang menginspirasi konstruksi mereka

Lihat pula

Referensi

  1. ^ as reproduced in T. A. Archer, The Crusades: The Story of the Latin Kingdom of Jerusalem (1894), p. 176. The design with the two knights on a horse and the inscription SIGILLVM MILITVM XRISTI is attested in 1191, see Jochen Burgtorf, The central convent of Hospitallers and Templars: history, organization, and personnel (1099/1120-1310), Volume 50 of History of warfare (2008), ISBN 978-90-04-16660-8, pp. 545-546.
  2. ^ Burman, p. 45.
  3. ^ Barber, in "Supplying the Crusader States" says, "By Molay's time the Grand Master was presiding over at least 970 houses, including commanderies and castles in the east and west, serviced by a membership which is unlikely to have been less than 7,000, excluding employees and dependents, who must have been seven or eight times that number."
  4. ^ (Indonesia) An Illustrated Guide to The Lost Symbol: Panduan Berilustrasi Untuk Novel The Lost Symbol. PT Mizan Publika. hlm. 37. ISBN 6028811106. ISBN 978-602-8811-10-1

Pranala luar