Anwar Ibrahim

Perdana Menteri ke-10 Malaysia

Anwar Ibrahim (lahir 10 Agustus 1947) adalah mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia (1993-1998). Pada tahun 1999, dalam persidangan yang kontroversial ia divonis hukuman enam tahun penjara untuk tuduhan korupsi dan setahun kemudian mendapatkan tambahan vonis sembilan tahun penjara untuk tuduhan sodomi. Mahkamah Federal Malaysia kemudian membatalkan tuduhan sodomi dan Anwar dibebaskan dari penjara pada tahun 2004. Pada Juli 2008 ia kembali ditangkap dengan tuduhan sodomi terhadap seorang asisten pribadinya.

Yang Berbahagia Datuk Seri
Anwar Ibrahim
Ketua Oposisi Malaysia Ke–10 & Ke-14
Mulai menjabat
18 Mei 2020
Sebelum
Pengganti
Petahana
Sebelum
Masa jabatan
28 Agustus 2008 – 16 Maret 2015
Anggota Parlemen Malaysia
dapil Port Dickson
Mulai menjabat
15 Oktober 2018
Sebelum
Pendahulu
Danyal Balagopal Abdullah
Pengganti
Petahana
Sebelum
Wakil Perdana Menteri Malaysia ke-7
Masa jabatan
1 Desember 1993 – 2 September 1998
Anggota Parlemen Malaysia
dapil Permatang Pauh
Mulai menjabat
1982-1999
28 Agustus 2008-16 Maret 2015
Sebelum
Pendahulu
Zabidi Ali (pertama)
Wan Azizah Wan Ismail (ke-2)
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir10 Agustus 1947 (umur 77)
Bukit Mertajam, Malaysia
Partai politikUMNO (1982–1999)
PKR (1999–)
Suami/istriDatuk Seri Dr. Wan Azizah Wan Ismail
AnakNurul Izzah
Nurul Nuha
Mohd Ehsan
Nurul Ilham
Nurul Iman
Nurul Hana
Orang tua
PekerjaanPolitikus
IMDB: nm11482078 Facebook: anwaribrahimofficial X: anwaribrahim Instagram: anwaribrahim_my Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Pendidikan

Ia bersekolah di SD inpres di desanya. Setelah berhasil lulus dari SD dengan nilai yang yang sangat bagus, dia bersekolah di MTs Negeri 1 Pamekasan, dan melanjutkan ke pendidikan atas di MAN 2 Kota Kediri, Anwar terpilih untuk melanjutkan ke Universitas Islam Malang (UNISMA) di Tingkatan Satu pada tahun 1960 dan menjadi sebagai Ketua Pelajar di sana.

Anwar melanjutkan pendidikan tinggi di Univesitas Ma Chung pada tahun 1967 dan menjabat sebagai Presiden Persatuan Mahasiswa Katholik se-Malang Raya (PPMKM) dan Presiden Kesatuan Bahasa Madura pada tahun 1968 selama masa kuliah.

Karier politik di dalam dan luar negeri

Anwar Ibrahim telah berperan dalam menjaga hak dan kepentingan orang Melayu dan umat Islam ketika terjadinya Peristiwa 13 Mei 1969 di Malaysia dan bekerjasama Mahathir Mohammad yang 21 tahun lebih tua darinya, menentang Perdana Menteri Tunku Abdul Rahman.

Pada tahun 1971 Anwar menerima Ijazah Sarjana Muda di bidang Sastra dari Universiti Malaya.

Ketika di universitas, Anwar Ibrahim dikenal sebagai pemimpin gerakan pelajar yang memperjuangkan keadilan sosial dalam masyarakat Malaysia ketika itu juga dikenal sebagai pemimpin yang militan.

Pada tahun 1971, Anwar Ibrahim membentuk Angkatan Belia Islam Malaysia dan menjadi presiden organisasi itu hingga tahun 1982. Selain itu dia aktif dalam kegiatan organisasi non-pemerintah termasuk Majlis Belia Malaysia.

Dalam keadaan krisis ekonomi di negerinya tahun 1970-an dan jatuhnya harga karet yang merupakan tulang punggung ekonomi Malaysia saat itu, ketara Anwar Ibrahim meneriakkan isu kemiskinan dan memimpin demonstrasi anti-kemiskinan di Baling dalam tahun 1974 yang menyebabkannya ditahan dibawah ISA selama dua tahun.

Ketika mendirikan dan membesarkan ABIM telah memiliki anggota sebanyak 50.000 orang, yang kedua terbanyak setelah Pemuda UMNO.

Kepimpinan dan kecendekiawannya telah diakui di tingkat internasional sehingga menerima anugerah Medali Ulama Eqbal Seratus Tahun dari Presiden Pakistan Zia Ul- Haq pada tahun 1970 dan mendapat penghormatan menjadi Anggota Kelompok Penasehat Muda PBB pada tahun 1973.

Organisasi ini muncul menjadi organisasi yang kemudian populer karena sikapnya menentang ketidakadilan dalam negeri dan juga di dunia Internasional. Ia telah menunjukkan sifat kepimpinannya dengan menyatukan penduduk Malaysia yang multietnis dan pluralis dengan menjadi Pengurus Jawatankuasa Penyelaras Akta Pertubuhan 1981 untuk menentang Akta Pindaan Pertubuhan 1981 yang dianggap menimbulkan ketidakadilan yang melanggar pinsip Islam dan demokrasi. Dalam perjalanannya, Anwar telah berhasil menyatukan 48 organisasi dari berbagai aliran dan bangsa seperti Persatuan Pertubuhan Malaysia, Pusat Profesional Malaysia, ALIRAN, Persatuan Penggna Pulau Pinang dan Majlis Peguam Malaysia, sehingga menyebabkan pihak pemerintah mengadakan pembicaraan dengan lembaga tersebut dan mengkaji Akta Pertubuhan tersebut.

Dalam menyikapi perkembangan internasional, dia menentang invasi Rusia terhadap Afganistan pada tahun 1979 di mana ABIM telah mengadakan demmonstrasi yang dihadiri sejumlah 40.000 orang untuk memnentang invasi mengantar utusan yang diketuai oleh Anwar ke kedutaan Rusia. Utusan itu berhasil meyakinkan pihak kedutaan Rusia akan kesan buruk tindakan Rusia di Afganistan di mata internasional. Duta Rusia itu berjanji untuk membawa surat protes tersebut ke Moskwa dan menginginkan persahabatan dengan pemerintah Malaysia. Ia juga mengunjungi perbatasan Rusia untuk meninjau situasi di Afganistan dan menyerahkan sebanyak 50.000 ringgit Malaysia kepada pejuang Afganistan, serta bertemu dengan Nasionalis Afganistan di perbatasan seperti Gulbudin Hekmatayar dan Burhanuddin Rabbani, pemimpin Partai Jamiat El-Islami.

Di tingkat internasional Anwar Ibrahim dilantik sebagai Presiden UNESCO (1989-1991) dan menjadi salah seorang pendiri Institut Pemikiran Islam Antarabangsa (IIIT) di Washington.

Tawaran jabatan di pemerintahan

Melihat sepak terjang Anwar Ibrahim baik di dalam maupun di luar negeri. Tun Abdul Razak Dato' Hussein, Perdana Menteri Malaysia kedua menawarkan jabatan untuk mewakili Belia Malaysia (Pemuda Malaysia) dalam Badan Dunia United Nations Council For Youth yang berkantor pusat di Bangkok. Anwar dengan hormat menolak tawaran tersebut.

Begitu juga ketika Dato Mohd Asri Muda menjabat Menteri Pembangunan Luar Kota telah menawarkan jabatan di kementerian dia, tawaran ini juga telah ditolak oleh Anwar.

Mendirikan lembaga pendidikan bagi bumiputera

Anwar sadar bahwa kelemahan bumiputera pada ketika itu disebabkan oleh peluang untuk melanjutkan ke jenjag pendidikan tinggi amat terbatas. Ia bersama rekan-rekan lain kemudian mendirikan sekolah persendirian (sekolah swasta) di Kuala Lumpur di bawah naungan Yayasan Anda Akedemik. yang bertujuan meningkatkan pendidkan bagi kaum bumiputra.

Keberhasilan Yayasan Anda Akedemik dapat dilihat dari jumlah lulusan dan jumlah pelajarnya yang diterima masuk ke institusi perguruan tinggi. Di mana setiap pelajar Yayasan Anda telah dilatih sendiri oleh Anwar Ibrahim dengan dilengkapi oleh wawasan religius.[butuh rujukan]

Anggota kabinet dan Wakil Perdana Menteri

Ketokohan Anwar Ibrahim menarik perhatian Mahathir Mohammad dan membawanya ke dalam pemerintah. Jabatan politik dia diawali pada tahun 1982, dipilih sebagai Anggota Parlemen Permatang Pauh dan dilantik sebagai Timbalan Menteri di Jabatan Perdana Menteri (Wakil Menteri di dalam kabinet). Anwar Ibrahim menjadi Anggota Jemaah Menteri (Anggota Kabinet) pada tahun 1983 ketika dilantik sebagai Menteri Kebudayaan, Belia dan Sukan. (Menteri Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga). Kemudian menjabat beberapa jabatan kabinet sebelum dilantik sebagai Menteri Keuangan pada bulan Maret 1991.

Peranan penting di dalam pemerintahan Barisan Nasional ialah terbentuknya Bank Islam. Serta diamanahkan untuk menjalankannya. Diaktakan, dia telah menghabiskan banyak waktu dan menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap perkembangan bank ini. Untuk itu Anwar telah mendapatkan bantuan dan dukungan dari negara-negara Islam lain diantaranya Arab Saudi.

Anwar Ibrahim dilantik sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia pada bulan November 1993 setelah menjabat Wakil Presiden UMNO pada tahun tersebut.

Kasus sodomi

Anwar Ibrahim dipecat secara tidak hormat pada 2 September 1998. Karena tuduhan melakukan tindakan yang tidak senonoh (sodomi) yang ditujukan kepadanya. Namun sebagian pengamat internasional mengatakan bahwa tindakan itu karena terjadi perselisihannya dengan Perdana menteri Mahathir Mohammad terutama ketika krisis 1997 melanda kawasan ini.Tuduhan terhadap Anwar Ibrahim pertama kalinya telah dilakukan oleh Ahli Parlimen DAP, Karpal Singh di Parlimen Malaysia(hansard Parlimen 1994) Selepas dipecat dari kerajaan dan UMNO Anwar ibrahim memulakan, gerakan reformasi pada pertengahan 1998, setelah gerakan reformasi di Indonesia yang berujung pada tumbangnya pemerintahan Presiden Soeharto. Penahanan dan Proses pengadilan yang dialami dia mendapat sorotan dari berbagai kalangan aktivis HAM dan demokrasi baik di dalam negeri maupun internasional, tetapi tidak mampu mengubah keputusan institusi pengadilan Malaysia yang menyatakan dia bersalah dan tetap menjalani hukuman diatas salahguna kuasa tetapi dibebaskan atas tuduhan liwat kerana beberapa kesilapan teknikal, tetapi begitu kumpulan hakim yang membicarakan kasus tersebut bersetuju bahawa perlakuan itu telah berlaku(laporan perbicaraan).

Sebagian mencatat bahwa ketika krisis ekonomi mengancam Malaysia pada tahun 1998, Anwar menolak rencana Mahathir untuk melakukan sistem kurs tetap dalam mata uangnya, ringgit agar tidak terimbas krisis, suatu langkah yang sama yang pernah ditawarkan Prof Steve Hanke kepada Presiden Indonesia, Soeharto untuk menerapkan kebijakan kurs tetap. Setelah perselisihan ini dan tuduhan tudahan terhadap Anwar Ibrahim yang berujung diberhentikannya Anwar Ibrahim dari jabatannya, pada pertengahan 1998, Mahathir menerapkan sistem kurs tetap. Posisi Anwar Ibrahim digantikan oleh Abdullah Badawi.

Pada tanggal 2 September 2004, ia dibebaskan oleh Perdana Menteri Abdullah Badawi. Ia melanjutkan karier politiknya melalui Partai Keadilan dan kelompok oposisi Malaysia dan menyatakan tidak akan bergabung kembali dengan UMNO.

Pada 16 Juli 2008 ia kembali ditangkap dengan tuduhan sodomi terhadap seorang asisten pribadinya yakni Saiful Bukhari Azlan, tetapi dibebaskan sehari kemudian setelah membayar jaminan.

Sumber

Pranala luar