Anwar Ibrahim
Dato' Seri Utama Haji Anwar bin Dato' Dr. Haji Ibrahim (IPA: [änwär ɪbrähɪm], Jawi: انوار بن ابراهيم; lahir 10 Agustus 1947) adalah seorang politisi Malaysia yang menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia sejak 2022.[2][3] Ini merupakan penantian panjang setelah Anwar berada di blok oposisi selama berpuluh puluh - tahun sejak ia diberhentikan dari UMNO oleh Mahathir Mohamad pada 1998, dan di jegal berkali - kali oleh Mahathir Mohamad [4] Kemudian, Anwar membentuk partai baru bernama Partai Keadilan Rakyat (PKR) sebagai langkah awal reformasi di Malaysia.
Anwar Ibrahim | |
---|---|
انوار ابراهيم | |
Perdana Menteri Malaysia ke-10 | |
Mulai menjabat 24 November 2022 | |
Penguasa monarki | Abdullah Ibrahim Iskandar |
Wakil | |
Pengganti Petahana | |
Pelaksana Tugas Perdana Menteri Malaysia | |
Masa jabatan 19 Mei 1997 – 22 Juli 1997 | |
Penguasa monarki | Ja'afar |
Perdana Menteri | Mahathir Mohamad |
Ketua Oposisi Malaysia ke-12 dan ke-16 | |
Masa jabatan 13 Juli 2020 – 10 Oktober 2022 | |
Penguasa monarki | Abdullah |
Perdana Menteri | |
Masa jabatan 28 Agustus 2008 – 16 Maret 2015 | |
Penguasa monarki | |
Perdana Menteri | |
Wakil Perdana Menteri Malaysia ke-7 | |
Masa jabatan 1 Desember 1993 – 2 September 1998 | |
Penguasa monarki | |
Perdana Menteri | Mahathir Mohamad |
Menteri Keuangan Malaysia | |
Mulai menjabat 3 Desember 2022 | |
Perdana Menteri | Anwar Ibrahim |
Pengganti Petahana | |
Masa jabatan 15 Maret 1991 – 2 September 1998 | |
Perdana Menteri | Mahathir Mohamad |
Wakil | Abdul Ghani Othman (1991–1993) Loke Yuen Yow (1991–1995) Mustapa Mohamed (1993–1995) Affifudin Omar (1995–1996) Wong See Wah (1995–1998) Nazri Aziz (1996–1998) |
Pendahulu Daim Zainuddin | |
Menteri Pendidikan Malaysia | |
Masa jabatan 11 Agustus 1986 – 15 Maret 1991 | |
Perdana Menteri | Mahathir Mohamad |
Wakil | Woon See Chin (1986–1990) Bujang Ulis (1986–1987) Leo Michael Toyad (1987–1991) Fong Chan Onn (1990–1991) |
Pengganti Sulaiman Daud | |
Menteri Pertanian Malaysia | |
Masa jabatan 17 Juli 1984 – 10 Agustus 1986 | |
Perdana Menteri | Mahathir Mohamad |
Wakil | Goh Cheng Teik Luhat Wan |
Pendahulu Abdul Manan Othman | |
Menteri Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Malaysia | |
Masa jabatan 2 Juni 1983 – 17 Juli 1984 | |
Perdana Menteri | Mahathir Mohamad |
Wakil | Rosemary Chow Poh Kheng |
Pendahulu Mokhtar Hashim Pengganti Sulaiman Daud | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Anwar bin Ibrahim[1] 10 Agustus 1947 Bukit Mertajam, Pulau Pinang, Uni Malaya |
Partai politik |
|
Afiliasi politik lainnya |
|
Suami/istri | |
Anak | 6 (termasuk Nurul Izzah) |
Orang tua | Ibrahim Abdul Rahman (ayah) Che Yan Hamid Hussein (ibu) |
Tempat tinggal | SL3, Bandar Sungai Long, Selangor, Malaysia |
Almamater | |
Tanda tangan | |
Situs web | Situs web resmi |
Penghargaan
| |
Sunting kotak info • L • B |
Anwar memulai karier politiknya sebagai anggota Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO) hingga puncak kejayaannya menjadi Wakil Perdana Menteri Malaysia di bawah pimpinan Perdana Menteri Mahathir Mohamad. Pada tahun 1999, ia divonis hukuman penjara untuk tuduhan korupsi dan sodomi; Mahkamah Federal Malaysia kemudian membatalkan semua vonis atasnya dan Anwar dibebaskan dari penjara pada tahun 2004. Setelah dipecat dari UMNO, ia mendirikan Partai Keadilan Rakyat, sebuah partai oposisi di Malaysia, dan memimpin koalisi oposisi Pakatan Rakyat dan Pakatan Harapan. Dari 2015 hingga 2018, ia kembali dipidana penjara atas vonis sodomi lainnya. Ia dibebaskan pada tahun 2018. Setelah koalisi yang ia pimpin memenangkan kursi terbanyak di Parlemen pada Pemilu Legislatif 2022, ia diangkat menjadi Perdana Menteri ke-10 Malaysia pada 24 November 2022. Anwar adalah perdana menteri tertua yang menjabat pada masa jabatan pertamanya, yakni pada usia 75 tahun.
Reformasi dan pembentukan Partai Keadilan
suntingTidak lama setelah ia dipecat oleh Mahathir Mohamad, Anwar dan pendukungnya melancarkan gerakan Reformasi dengan melakukan serangkaian aksi unjuk rasa melawan pemerintahan Barisan Nasional yang sudah memerintah lama.
Gerakan Reformasi ini menghasilkan partai baru yang digagas sebagai partai multi-etnis yang bernama Partai Keadilan Nasional (KEADILAN). Pada tahun 1999, KEADILAN bekerja sama dengan Partai Islam Se-Malaysia dan Partai Tindakan Demokratik dalam membentuk koalisi Barisan Alternatif dalam upaya melawan koalisi Barisan Nasional. Pada Agustus 2003, KEADILAN dan sebagian besar Partai Rakyat Malaysia meleburkan diri menjadi Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang dipimpin oleh istrinya Wan Azizah Wan Ismail sebagai presiden partai. PKR mendapatkan hasil yang gemilang pada pemilu 2008, memenangkan 31 kursi di Dewan Rakyat Malaysia dan menjadi partai oposisi terbesar. Pada tahun yang sama, PAS, DAP dan PKR membubarkan koalisi Barisan Alternatif dan membentuk koalisi Pakatan Rakyat.[5]
Pemangku belakang Pakatan Harapan
suntingPengampunan raja dan pembebasan
suntingPakatan Rakyat dibubarkan dengan dibuinya Anwar Ibrahim ke dalam penjara. Maka pendukungnya membentuk koalisi baru yang bernama Pakatan Harapan yang menunjuk Anwar sebagai ketua umum koalisi in absentia. Koalisi tersebut terdiri dari DAP, PKR dan partai pecahan PAS, AMANAH dan kemudian diperkuat dengan kehadiran BERSATU dan Mahathir Mohamad ke dalam koalisi. Koalisi tersebut berhasil menggulingkan Barisan Nasional yang dipimpin oleh Najib Razak pada pemilu 2018 (GE14). Setelah pembentukan pemerintahan baru, Anwar Ibrahim diberikan pengampunan dan dibebaskan dari penjara pada 16 Mei 2018. Ia direncanakan untuk menggantikan Mahathir setelah masa yang ditentukan dan kesepakatan ini disetujui oleh Pakatan Harapan sebelum GE14.[6][7]
Kehidupan pribadi
suntingAnwar Ibrahim lahir di Cherok Tok Kun, Bukit Mertajam, Pulau Pinang pada 10 Agustus 1947.[8] Ayahnya, Ibrahim Abdul Rahman bekerja sebagai pelayan rumah sakit sebelum akhirnya memutuskan bergabung ke dunia politik sebagai anggota parlemen dari UMNO untuk daerah pemilihan Seberang Perai Tengah sejak 1959 hingga kekalahannya dalam pemilihan umum pada 1969 oleh calon legislatif dari Partai Gerakan Rakyat Malaysia (GERAKAN). Ibunya, Che Yan Hamid Hussein berasal dari Bukit Mertajam, Pulau Pinang yang merupakan seorang ibu rumah tangga yang aktif di UMNO, terutamanya di organisasi sayap perempuan, Pergerakan Wanita UMNO.[9] Bahkan, semasa kecilnya, Anwar sering diajak ke acara perkumpulan Wanita UMNO oleh ibunya.
Anwar memulai pendidikan dasarnya di Sekolah Kebangsaan Stowell, Bukit Mertajam, Pulau Pinang. Kemudian, ia menempuh sekolah menengahnya di Maktab Melayu Kuala Kangsar dari 1960 sampai 1966 dan turut aktif di Persatuan Bahasa Melayu. Pada 1967, Anwar melanjutkan jenjang pendidikan tinggi di Universitas Malaya, Kuala Lumpur. Ia menerima gelar sarjana bagi Fakultas Sastra Bahasa Melayu.[10][11]
Keluarga
suntingAyahnya, Ibrahim Abdul Rahman adalah seorang politisi senior Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO) dan pernah menjadi anggota parlemen. Jiwa politiknya itu menurun ke Anwar, sehingga ia ikut menyertai UMNO pada 1982. Anwar Ibrahim menikahi seorang wanita kelahiran Singapura, yakni Wan Azizah Wan Ismail pada 26 Februari 1980.[12] Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai lima anak perempuan dan seorang anak laki-laki, diantaranya Nurul Izzah, Nurul Nuha, Mohd Ehsan, Nurul Ilham, Nurul Iman, dan Nurul Hana. Anak sulungnya, Nurul Izzah mengikuti jejak karier politiknya sebagai anggota parlemen dan menyertai Partai Keadilan Rakyat (PKR).
Kontroversi
suntingPada tanggal 3 Januari 2023, Anwar menunjuk putrinya, Nurul Izzah Anwar, sebagai penasihat ekonomi dan keuangan utama bagi Perdana Menteri, yang memicu keraguan dan perbedaan pendapat dari semua pihak, serta menuai kritik terkait nepotisme dalam pemerintahan.[13][14]
Pada tanggal 22 Maret 2023, kunjungan resmi Anwar ke Arab Saudi yang tidak berhasil bertemu dengan Raja Salman dan Pangeran Mahkota, telah memicu kontroversi.[15][16][17] Wan Ahmad Fayhsal Wan Ahmad Kamal, ketua komite urusan internasional oposisi, mengajukan mosi darurat di Dewan Rakyat untuk membahas dampak kunjungan Anwar ke Arab Saudi.[18]
Penghargaan
suntingTanda kehormatan dalam negeri
sunting- Pahang :
- Sri Sultan Ahmad Shah Pahang (SSAP)–Dato' Sri (1990)
- Melaka :
- Darjah Gemilang Seri Melaka (DGSM)–Datuk Seri (1991)
- Pulau Pinang :
- Darjah Yang Mulia Pangkuan Negeri (DMPN)–Dato' (1991)
- Darjah Utama Pangkuan Negeri (DUPN)–Dato' Seri Utama (1994)
- Selangor :
Darjah Kebesaran Seri Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah (SSSA)–Dato' Seri(1992,[19] dicabut pada 3 November 2014)
- Negeri Sembilan :
- Darjah Seri Paduka Negeri Sembilan (SPNS)–Dato' Seri Utama (1994)
- Sabah :
- Seri Panglima Darjah Kinabalu (SPDK)–Datuk Seri Panglima (1994)
- Perak :
- Darjah Seri Paduka Cura Si Manja Kini (SPCM)–Dato' Seri (1995)[20]
- Perlis :
- Darjah Setia Tuanku Syed Putra Jamalullail (SSPJ)–Dato' Seri Diraja (1995)
Tanda kehormatan luar negeri
sunting- Filipina:
- Knight of Rizal (KGCR) (1997)[21]
Sejarah Elektoral
suntingPemilu | Daerah pemilihan | Suara | % | Lawan | Suara | % | Jumlah surat suara | Selisih suara | Hasil akhir | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1982 | P041 Permatang Pauh, Pulau Pinang | Anwar Ibrahim (BN-UMNO) | 18,849 | 74.88% | Zabidi Ali [ms] (PAS) | 4,497 | 17.90% | 25,885 | 14,352 | Tidak diketahui | ||
Tan Ah Huat (DAP) | 1,825 | 7.25% | ||||||||||
1986 | Anwar Ibrahim (BN-UMNO) | 17,979 | 70.56% | Mohamad Sabu (PAS) | 7,500 | 29.44% | 26,098 | 10,479 | 74.82% | |||
1990 | Anwar Ibrahim (BN-UMNO) | 23,793 | 75.69% | Mahfuz Omar (PAS) | 7,643 | 24.31% | 31,740 | 16,150 | 78.32% | |||
1995 | P044 Permatang Pauh, Penang | Anwar Ibrahim (BN-UMNO) | 27,945 | 76.08% | Abdul Rahman Manap (DAP) | 4,715 | 12.84% | 37,618 | 23,230 | 78.79% | ||
Mazani Abdullah (PAS) | 4,071 | 11.08% | ||||||||||
2008 | Anwar Ibrahim (PR-PKR) | 31,195 | 66.64% | Arif Shah Omar Shah (UMNO) | 15,524 | 33.16% | 47,258 | 15,671 | 80.84% | |||
Hanafi Mamat [ms] (AKIM) | 92 | 0.20% | ||||||||||
2013 | Anwar Ibrahim (PR-PKR) | 37,090 | 58.56% | Mazlan Ismail (UMNO) | 25,369 | 40.06% | 63,332 | 11,721 | 88.33% | |||
Abdullah Zawawi Samsudin (Ind) | 201 | 0.32% | ||||||||||
2018 | P132 Port Dickson, Negeri Sembilan | Anwar Ibrahim (PH-PKR) | 31,016 | 71.32% | Mohd Nazari Mokhtar (PAS) | 7,456 | 17.14% | 43,489 | 23,560 | 58.25% | ||
Mohd Isa Abdul Samad (Ind) | 4,230 | 9.73% | ||||||||||
Stevie Chan Keng Leong (Ind) | 337 | 0.78% | ||||||||||
Lau Seck Yan (Ind) | 214 | 0.49% | ||||||||||
Kan Chee Yuen (Ind) | 154 | 0.35% | ||||||||||
Saiful Bukhari Azlan (Ind) | 82 | 0.19% | ||||||||||
2022 | P063 Tambun, Perak | Anwar Ibrahim (PH-PKR) | 49,625 | 39.77% | Ahmad Faizal Azumu (BERSATU) | 45,889 | 36.78% | 124,769 | 3,736 | 77.71% | ||
Aminuddin Md Hanafiah (UMNO) | 28,140 | 22.55% | ||||||||||
Abdul Rahim Tahir (PEJUANG) | 1,115 | 0.89% |
Daftar pustaka
sunting- Kamarudin, Raja Petra (7 November 2005). "The stuff politicians are made of" (dalam bahasa Inggris). Malaysia Today. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Januari 2008. Diakses tanggal 17 Juli 2008.
- Kamarudin, Raja Petra (9 November 2005). "The Anwar Factor" (dalam bahasa Inggris). Malaysia Today. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Januari 2008. Diakses tanggal 17 Juli 2008.
- Yeoh, Oon (6 December 2005). "The return of Anwar Ibrahim" (dalam bahasa Inggris). Malaysia Today. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Juni 2008. Diakses tanggal 17 Juli 2008.
- Shari, Izatun (30 Juni 2008). "Najib denies involvement in Anwar sodomy allegation" (dalam bahasa Inggris). The Star Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-07-03. Diakses tanggal 17 Juli 2008.
- "Anwar challenges PM and DPM to debate on fuel prices" (dalam bahasa Inggris). The Star Online. 6 Juni 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-07-09. Diakses tanggal 17 Juli 2008.
Referensi
sunting- ^ "Anwar Ibrahim". Encyclopaedia Britannica. Diakses tanggal 26 November 2019.
- ^ "Malaysian opposition leader Anwar appointed prime minister". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Kuala Lumpur. 2022-11-24. Diakses tanggal 2022-11-24.
- ^ "Anwar Ibrahim sworn in as Malaysia's prime minister". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Kuala Lumpur. 2022-11-24. Diakses tanggal 2022-11-24.
- ^ "Anwar Ibrahim's long road to prime minister of Malaysia". Saltwire (dalam bahasa Inggris). 2022-11-24. Diakses tanggal 2022-11-24.
- ^ "Archives". Diakses tanggal 10 February 2015.
- ^ "Anwar Ibrahim freed from prison after royal pardon from Malaysian king". Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 May 2018. Diakses tanggal 16 May 2018.
- ^ "Anwar hails 'new dawn for Malaysia' following release from prison". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 May 2018. Diakses tanggal 16 May 2018.
- ^ 07 Agustus 2008, "Mampukah Anwar membuat 'come-back'?" Hafizah Kamarudin, Bernama
- ^ Alias Muhammad (1994), p. 177
- ^ "TIME Chooses Anwar Ibrahim Among The Top 100". Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Oktober 2017. Diakses tanggal 25 Desember 2016.
- ^ "Salinan Arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-26. Diakses tanggal 2017-07-22.
- ^ "Anwar and Wan Azizah–39 years of marriage and still going strong". The Star (dalam bahasa Inggris). 2019-02-26.
- ^ "Malaysia PM Anwar's pick of daughter as adviser draws flak". Nikkei Asia (dalam bahasa Inggris). 2023-02-01.
- ^ "Ambiga takes a dig at Anwar with 'A green light for all Ministers to bring in family' tweet". The Star (dalam bahasa Inggris). 2023-02-08.
- ^ "Anwar's official trip to Saudi Arabia marred by failure to meet crown prince". MalaysiaNow (dalam bahasa Inggris). 2023-03-25.
- ^ Ong, Justin (2023-03-25). "Perikatan MP asks Anwar what happened to meetings with Saudi counterparts during state visit". Malay Mail (dalam bahasa Inggris).
- ^ "PM's visit to Saudi Arabia was a 'huge diplomatic blunder', says KJ". New Straits Times. 2023-03-27.
- ^ Mohd, Yasmin Ramlan & Hariz (2023-03-27). "PN submits emergency motion to discuss impact of Anwar's visit to Saudi". Malaysiakini.
- ^ "SSSA 1992". awards.selangor.gov.my. Diakses tanggal 19 Maret 2022.
- ^ "SPCM 1995". pingat.perak.gov.my. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-07. Diakses tanggal 2022-11-25.
- ^ "Our Story". Knights of Rizal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Juni 2021.
- ^ "Keputusan Pilihan Raya Umum Parlimen/Dewan Undangan Negeri" (dalam bahasa Melayu). Komisi Pemilihan Umum Malaysia. Diakses tanggal 4 Februari 2017. Angka persentase berdasarkan jumlah pemilih.
- ^ "Malaysia General Election". undiinfo Malaysian Election Data. Malaysiakini. Diakses tanggal 4 Februari 2017. Hasil hanya tersedia dari pemilihan umum 2004.
- ^ "KEPUTUSAN PILIHAN RAYA UMUM 13". Sistem Pengurusan Maklumat Pilihan Raya Umum. Komisi Pemilihan Umum Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-14. Diakses tanggal 24 Maret 2017.
Pranala luar
sunting- Anwar Ibrahim: Malaysia Semakin Jauh dari “Sahabat” Indonesia Diarsipkan 2014-04-10 di Wayback Machine. Islamic Geographic
- Wawancara dengan Anwar Ibrahim: "Kami Menghadapi Defisit Demokrasi di Malaysia"
- (Inggris) "Anwar Ibrahim: Optimist of Freedom and Democracy", 31 Januari 2007 The Jakarta Post
- (Inggris) http://www.aseannewsnetwork.com/2004/09/malaysias-ruling-party-members-urged.html Diarsipkan 2006-06-15 di Wayback Machine.
Jabatan partai politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Shuhaimi Kamarudin |
Ketua Pemuda Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu 1982–1987 |
Diteruskan oleh: Najib Razak |
Didahului oleh: Ghafar Baba |
Wakil Presiden Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu 1993–1998 |
Lowong Selanjutnya dijabat oleh Abdullah Ahmad Badawi
|
Didahului oleh: Wan Azizah Wan Ismail |
Ketua Umum Pakatan Rakyat 2008–2015 |
Jabatan dihapuskan |
Posisi baru | Ketua Umum Pakatan Harapan 2017–sekarang |
Petahana |
Kursi majelis | ||
Didahului oleh: Zabidi Ali |
Anggota Dewan Rakyat untuk dapil Permatang Pauh 1982–1999 |
Diteruskan oleh: Wan Azizah Wan Ismail |
Didahului oleh: Wan Azizah Wan Ismail |
Anggota Dewan Rakyat untuk dapil Permatang Pauh 2008–2015 | |
Didahului oleh: Danyal Balagopal Abdullah |
Anggota Dewan Rakyat untuk dapil Port Dickson 2018–2022 |
Diteruskan oleh: Aminuddin Harun |
Didahului oleh: Ahmad Faizal Azumu |
Anggota Dewan Rakyat untuk dapil Tambun 2022–sekarang |
Petahana |
Jabatan politik | ||
Didahului oleh: Mokhtar Hashim |
Menteri Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga 1983–1984 |
Diteruskan oleh: Sulaiman Daud |
Didahului oleh: Manan Osman |
Menteri Pertanian 1984–1986 |
Diteruskan oleh: Sanusi Junid |
Didahului oleh: Abdullah Ahmad Badawi |
Menteri Pendidikan 1986–1991 |
Diteruskan oleh: Sulaiman Daud |
Didahului oleh: Daim Zainuddin |
Menteri Keuangan 1991–1998 |
Diteruskan oleh: Mahathir Mohamad |
Didahului oleh: Ghafar Baba |
Wakil Perdana Menteri Malaysia 1993–1998 |
Lowong Selanjutnya dijabat oleh Abdullah Ahmad Badawi
|
Didahului oleh: Wan Azizah Wan Ismail |
Ketua Oposisi 2008–2015 |
Diteruskan oleh: Wan Azizah Wan Ismail |
Didahului oleh: Ismail Sabri Yaakob |
Ketua Oposisi 2020–2022 |
Diteruskan oleh: Muhyiddin Yassin |
Didahului oleh: Ismail Sabri Yaakob |
Perdana Menteri Malaysia 2022–sekarang |
Petahana |
Didahului oleh: Tengku Zafrul Aziz |
Menteri Keuangan 2022–sekarang |
Petahana |
Jabatan akademik | ||
Didahului oleh: Hussein Onn |
Presiden Universitas Islam Internasional Malaysia 1988–1998 |
Diteruskan oleh: Najib Razak |