Trans TV
Trans TV adalah sebuah stasiun televisi swasta nasional di Indonesia yang dimiliki oleh Trans Media. Dengan moto Milik Kita Bersama, konsep tayang stasiun ini tidak banyak berbeda dengan stasiun swasta lainnya. Trans TV adalah anak perusahaan dari Trans Media. Kantor pusat stasiun ini berada di Gedung Trans TV, Jalan Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan. Direktur Utama Trans TV saat ini adalah Atiek Nur Wahyuni yang juga merupakan Direktur Utama Trans7. Pada tahun 2017, Trans TV memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Piala Dunia 2018 Rusia, bersama Trans7 dan Transvision.[1]
Trans TV PT Televisi Transformasi Indonesia | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Wilayah siaran | Nasional |
Kantor pusat | Gedung Trans Media, Jl. Kapten Tendean Kav 12-14 A, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Indonesia |
Slogan | Milik Kita Bersama |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Pemilik | Trans Corp (2001-2013) Trans Media (2013-sekarang) |
Media streaming | |
Live Streaming | melalui situs web 20 Detik |
Sejarah
Bersama 4 stasiun lain (DVN TV, Metro TV, PRTV dan Global TV), pada 12 Oktober 1999 PT Televisi Transformasi Indonesia resmi mendapatkan izin untuk berdiri dan bersiaran nasional dari Departemen Penerangan. Hingga 2001, Trans TV melakukan beberapa persiapan seperti membangun stasiun relay di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, dan Medan, ditambah dengan menyiapkan dana lebih dari Rp 75 miliar dan menjalin kerja sama dengan perusahaan Prancis dan Inggris serta konsultan Australia.[2][3] Awalnya, Trans TV direncanakan akan bersiaran perdana pada 18 Juni 2001, namun baru pada 10 November 2001 TV ini mampu mengadakan siaran percobaan karena acara slot diberi TransVaganza ada kuis Tebak Harga akan ditayangkan 10 Desember 2001 pukul 18.30 WIB. Siaran percobaan dimulai dari seorang presenter yang menyapa pemirsa pukul 17.51 WIB. Trans TV kemudian diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 15 Desember 2001 sekitar pukul 19.00 WIB dan memulai siarannya secara resmi.
Trans TV merupakan stasiun TV yang terbilang unik. Hal ini dikarenakan, stasiun TV ini merupakan satu dari sedikit stasiun TV di Indonesia yang tidak pernah mengalami perubahan kepemilikan, yaitu dimiliki oleh Chairul Tanjung (CT) sampai sekarang. Bahkan, CT justru dapat mengembangkan sayapnya di industri pertelevisian dengan membeli mayoritas saham TV7, dan sempat dirumorkan juga pernah akan mengakuisisi Indosiar pada Agustus 2006 dan April 2010[4][5] serta akan membeli PT Visi Media Asia Tbk yang mengelola antv dan tvOne pada 2013.[6] Hal ini tidak lepas dari berhasilnya CT untuk membangun TV barunya ini bersama beberapa pihak, termasuk Ishadi S.K. dan Alex Kumara yang sudah malang-melintang di industri penyiaran nasional.[3] Target acara Trans TV saat awal bersiaran adalah hiburan dengan titik berat di bidang kebudayaan, IPTEK dan olahraga.[7][8]
Dibandingkan dengan 4 stasiun lain yang beroperasi di saat yang sama (Lativi, Global TV, Metro TV dan TV7), Trans TV hingga 2003 merupakan stasiun TV yang paling bagus kinerjanya. Hal ini karena program-programnya, pada umumnya bersifat in-house buatan sendiri, ditambah program film Barat yang terkesan megah. Beberapa program in-house Trans TV yang cukup memikat pemirsa, seperti Dunia Lain, Extravaganza, Cantik Indonesia, Wisata Kuliner, dan berbagai program lainnya. Kesuksesan Trans TV juga dibantu oleh sejumlah program sitkom seperti Bajaj Bajuri yang pernah cukup populer. Pada Juli 2003, pendapatan TV ini sudah mencapai Rp 40 miliar, hampir cukup untuk menutup biaya operasionalnya per bulan, yang artinya adalah 1/2 dari pendapatan Indosiar dan 2 kali dari pendapatan TPI di bulan tersebut.[9][10] Kinerja Trans TV ini juga dibantu oleh seorang petingginya, yaitu Wishnutama (bekas pegawai Indosiar) yang memang dikenal cukup baik dalam menjadikan Trans TV unggul dalam program-program in-house yang segar.[11]
Namun, tampaknya setelah Wishnutama pergi (bersama sejumlah karyawan Trans TV, untuk membentuk TV baru bernama NET.),[12] Trans TV mulai mengalami penurunan. Awalnya, stasiun ini cukup populer beberapa saat dengan program Yuk Keep Smile (dahulu Yuk Kita Sahur) dengan ikon utamanya Caisar dengan berbagai goyangnya, seperti "goyang oplosan" dan selanjutnya "goyang Caesar"-nya (walaupun sering mendapat kritik),[13][14] namun pada akhirnya Trans TV harus "tersandung" acaranya tersebut karena pada akhir Juni 2014, acara ini dihentikan oleh KPI sebabnya melecehkan seorang legenda seni Benyamin Sueb.[15] Sejak saat itu, rating Trans TV merosot dan tidak lagi berjaya, kalah pamor dari stasiun TV lain yang mengandalkan sinetron (kecuali untuk saat-saat tertentu, seperti Piala Dunia 2018 yang membuatnya bisa meraih rating nomor 1).[16][17] Sempat berupaya juga terjun kembali ke program sinetron dengan kembali menggandeng MD Entertainment,[18] dan menyiarkan beberapa program seperti menghidupkan kembali Bioskop Trans TV, drama Korea dan animasi,[19][20][21] namun tetap saja sampai sekarang TV ini sulit untuk bangkit seperti kejayaannya dahulu (kecuali ketika Trans TV sempat menayangkan drama Korea The World of the Married pada 2020 lalu).[22][23] Kini, program Trans TV lebih banyak berisi gosip selebritis seperti Rumpi (No Secret), Pagi-Pagi Ambyar, Kopi Viral, Brownis dan berbagai program lainnya.[24][25][26]
Logo
Logo Trans TV awalnya berbentuk berlian belah ketupat berdasarkan persegi yang digayakan, dengan tulisan TRANS di tengah-tengah (dengan font Optima) dan huruf T dan V masing-masing di atas dan bawah membentuk segitiga siku-siku sama kaki. Logo on-air-nya berwarna abu-abu, sedangkan logo perusahaannya memakai warna biru yang sempat mengalami beberapa perubahan minor. Kilau berlian dianggap simbol dari refleksi kehidupan dan adat istiadat masyarakat seluruh Indonesia, dan juga simbol keabadian.[27]
Pada 15 Desember 2013, seiring dengan ulang tahun ke-12 Trans Media, logo Trans TV mengalami perombakan total dari sebelumnya. Tidak lagi berbentuk simbol, logo kali ini hanya berupa tulisan "TR∆NSTV" yang digayakan pada huruf A, di mana A tersebut (juga) diinterpretasikan sebagai sebuah berlian. Logo dengan simbol "Diamond A" di tengah kata Trans TV merefleksikan kekuatan dan semangat baru yang memberikan inspirasi bagi semua orang di dalamnya untuk menghasilkan karya yang gemilang, diversifikasi konten atau keunikan tersendiri serta kepemimpinan yang kuat.
Logo "berlian A" tersebut terdiri dari berbagai warna dengan makna dan filosofi khusus.
- Warna kuning sebagai cerminan warna keemasan pasir pantai yang berbinar dan hasil alam nusantara sekaligus melambangkan optimisme masyarakat Indonesia.
- Warna hijau menggambarkan kekayaan alam Indonesia yang hijau dan subur, serta memiliki ketangguhan sejarah bangsa.
- Warna biru melambangkan luasnya cakrawala dan laut biru sekaligus menggambarkan kekuatan generasi muda bangsa Indonesia yang andal dan memiliki harapan tinggi.
- Warna ungu menggambarkan keagungan dan kecantikan budaya dan seni bangsa Indonesia yang selalu dipuja dan dihargai sepanjang masa.
Semua rangkaian warna yang mengandung makna cerita di dalamnya, menyatu dengan serasi dan membentuk simbol yang utuh, kuat dan bercahaya di dalam berlian berbentuk A ini. Sehingga bisa dipahami makna dari logo baru Trans TV ini menjadi tanda yang menyuarakan sebuah semangat dan perjuangan untuk mencapai keunggulan yang tiada banding mulai dari sekarang hingga masa mendatang.
Acara
Penyiar
Jaringan siaran
Berikut ini adalah transmisi Trans TV dan stasiun afiliasinya (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Kominfo.[28]
Nama Jaringan | Daerah | Frekuensi Analog (PAL) | Frekuensi Digital (DVB-T2)[29] |
---|---|---|---|
PT Televisi Transformasi Indonesia | DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi | 29 UHF | 40 UHF |
PT Trans TV Sukabumi Mamuju | Sukabumi | 42 UHF | 45 UHF |
Mamuju | 24 UHF | ||
PT Trans TV Pekanbaru Padang | Pekanbaru | 24 UHF | 33 UHF |
Padang, Pariaman | 29 UHF | ||
PT Trans TV Bukittinggi Gorontalo | Bukittinggi, Padang Panjang | 60 UHF | |
Gorontalo | 50 UHF | 37 UHF | |
PT Trans TV Tegal Malang | Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan | 46 UHF | 44 UHF |
Malang, Batu | off air | 27 UHF | |
PT Trans TV Palangkaraya Palu | Palangkaraya | 45 UHF | 42 UHF |
Palu | 33 UHF | ||
PT Trans TV Balikpapan | Balikpapan | 24 UHF | 44 UHF |
Kupang | 52 UHF | ||
PT Trans TV Sumedang Pangkalpinang | Majalengka, Sumedang | 62 UHF | 41 UHF |
Pangkal Pinang | 52 UHF | ||
PT Trans TV Ambon Ternate | Ambon | 34 UHF | |
Ternate | 34 UHF | 40 UHF | |
PT Trans TV Denpasar Banjarmasin | Denpasar | 43 UHF | |
Banjarmasin, Martapura, Marabahan | 32 UHF | 37 UHF | |
PT Trans TV Yogyakarta Bandung | Yogyakarta, Wonosari, Solo, Sleman, Wates | 24 UHF | 47 UHF |
Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur, Sukabumi | 42 UHF | 45 UHF | |
PT Trans TV Semarang Makassar | Semarang, Kendal, Ungaran, Demak, Jepara, Kudus | 29 UHF | 42 UHF |
Makassar, Maros, Sungguminasa, Pangkajene | 45 UHF | ||
PT Trans TV Surabaya Jayapura | Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan | 22 UHF | 27 UHF |
Jayapura | 32 UHF | 34 UHF | |
PT Trans TV Jambi Lampung | Jambi | 29 UHF | 32 UHF |
Bandar Lampung, Kota Metro | 26 UHF | ||
PT Trans TV Pontianak Manado | Pontianak | 27 UHF | 41 UHF |
Manado | 24 UHF | 35 UHF | |
PT Trans TV Mataram Samarinda | Mataram | 34 UHF | |
Samarinda, Tenggarong | 45 UHF | 31 UHF | |
PT Trans TV Batam Kendari | Batam, Tanjung Balai Karimun | 45 UHF | 46 UHF |
Kendari | |||
PT Trans TV Aceh | Banda Aceh | 30 UHF | 39 UHF |
PT Trans TV Medan Palembang | Medan Pematang Siantar |
27 UHF tidak ada |
30 UHF 38 UHF |
Palembang | 30 UHF | 35 UHF | |
PT Trans TV Bengkulu Jember | Bengkulu | 51 UHF | |
Jember | 40 UHF | 45 UHF | |
PT Trans TV Cirebon Kediri | Cirebon, Indramayu | 62 UHF | 41 UHF |
Kediri, Pare, Nganjuk, Jombang, Blitar, Tulungagung | 22 UHF | 48 UHF | |
PT Trans TV Purwokerto Situbondo | Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Cilacap | 46 UHF | 40 UHF |
Situbondo | |||
PT Trans TV Manokwari Kendari | Manokwari | ||
PT Trans TV Madiun Garut | Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo | off air | 30 UHF |
Garut | 42 UHF | 40 UHF | |
Tarakan | 35 UHF | 29 UHF | |
Baubau | 35 UHF | ||
Kolaka | 21 UHF | ||
Sorong | 34 UHF | ||
Tasikmalaya, Ciamis | 42 UHF | ||
Nunukan | 28 UHF | ||
Cilegon, Serang | 46 UHF | ||
Pandeglang | 40 UHF | ||
Lhokseumawe | 38 UHF | ||
Rantau Prapat | 39 UHF | ||
Tanah Grogot | 37 UHF | ||
Tanjung Redeb | 34 UHF | ||
Bireuen | 37 UHF | ||
Sibolga, Pandan | 39 UHF | ||
Kandangan, Rantau, Amuntai, Barabai | 35 UHF | ||
Padangsidempuan | 38 UHF | ||
Meulaboh | 38 UHF | ||
Siborongborong | 47 UHF |
Direksi
Daftar direktur utama
No. | Nama | Awal jabatan | Akhir jabatan |
---|---|---|---|
1 | Ishadi Soetopo Kartosapoetro | 1999 | 2008 |
2 | Wishnutama | 2008 | 2012 |
3 | Chairul Tanjung | 2012 | 2013 |
4 | Atiek Nur Wahyuni | 2013 | sekarang |
Direksi saat ini
Nama | Jabatan |
---|---|
Atiek Nur Wahyuni | Direktur Utama |
Atiek Nur Wahyuni | Direktur Penjualan dan Pemasaran |
Warnedy | Direktur Keuangan dan Sumber Daya |
Latif Harnoko | Direktur Operasional [30] |
Kontroversi
Perselisihan dengan TPI di Purwokerto
Trans TV pernah mengajukan permohonan untuk mengudara di Purwokerto menggunakan kanal 43 UHF (647,25 MHz) karena sejak hampir sekitar setahun masyarakat di sekitar Purwokerto tidak dapat menikmati layanan Trans TV, tetapi kanal tersebut digunakan untuk TPI (sekarang MNCTV) berdasarkan surat izin No. 00781311-000SU/202006 yang berlaku sampai 31 Januari 2007.
Sebelumnya, Trans TV berani menyediakan layanan televisi bagi masyarakat di sekitar Purwokerto setelah memperoleh izin dari Gubernur Jawa Tengah tentang perluasan jangkauan siaran Trans TV di Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Tegal (6 Januari 2003). Surat persetujuan serupa sebelumnya juga telah diberikan secara berturut-turut oleh Bupati Banyumas (20 November 2002) dan Bupati Purbalingga (27 November 2002).
Pada tahun 2005, Kepala Balai Monitoring Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Semarang mendapati bahwa kanal 43 UHF di Purwokerto ternyata digunakan oleh Trans TV berdasarkan hasil monitoring langsung yang diadakan di Purwokerto pada tanggal 20 September 2005.
Hal tersebut membuat Trans TV mendapat peringatan dari Dirjen Postel pada 21 April 2006 karena Trans TV tidak memiliki izin resmi untuk mengudara di wilayah Purwokerto dan sekitarnya. Namun, pada waktu itu Trans TV masih mengudara di Purwokerto menggunakan kanal yang sama (43 UHF), sehingga masyarakat di sana tidak dapat menerima Trans TV dan TPI dengan gambar yang jelas.
Kemudian pada September 2007, Dirjen Postel memberi peringatan final untuk Trans TV karena Trans TV masih bersiaran di Purwokerto menggunakan kanal yang sama yang sebelumnya telah diberikan kepada TPI oleh Ditjen Postel. Hal tersebut dapat diselesaikan dengan penertiban frekuensi secara nasional.[31]
Lihat pula
Referensi
- ^ "Transmedia Jadi Pemegang Hak Siar Piala Dunia 2018" (dalam bahasa Indonesian). CNN Indonesia. 15 Desember 2017. Diakses tanggal 15 Desember 2017.
- ^ TRANS TV BANGUN PEMANCAR DI SURABAYA
- ^ a b LIMA TEVE SWASTA BARU, BEREBUT IKLAN DAN KAVLING DI UDARA
- ^ Diisukan Bakal Dibeli Trans TV, Saham Indosiar Naik tak Wajar
- ^ Indosiar Siap Dipinang
- ^ Chairul Tanjung Akui Akan Beli TVOne, ANTV dan Vivanews
- ^ Tempo, Volume 30,Masalah 25-30
- ^ Membuka Kejadian Menonjol Media Massa Indonesia Sejak Era Reformasi Sampai 2000
- ^ Ekonomi Politik Media Penyiaran
- ^ Menjadi Produser Televisi: Profesional Mendesain Program Televisi
- ^ Transcorp Geger Wishnutama Resign
- ^ Sekitar 200 karyawan TransTV hengkang ke perusahaan Wishnutama
- ^ Trans TV Berharap Goyang YKS Mendunia Seperti Gangnam Style
- ^ 4 Kontroversi yang muncul dalam acara YKS Trans TV
- ^ Acara YKS di TransTV dihentikan KPI
- ^ Siarkan Piala Dunia 2018, Trans TV Jadi TV nomor 1 Paling Banyak Ditonton
- ^ Pasca Piala Dunia 2018, Lalu Apa Trans TV?
- ^ KOLABORASI TRANS TV DAN MD ENTERTAINMENT MELAHIRKAN NEW TRANSFORMATION
- ^ Adit Sopo Jarwo Pindah ke TransTV
- ^ RIKO THE SERIES TAYANG DI TRANS TV
- ^ Sinopsis NUSSA, Serial Animasi Terbaru TRANS TV saat Ramadan
- ^ The World of the Married di Trans TV Raih Rating Tinggi
- ^ Rating The World of The Married yang Ditayangkan Trans TV, Mampu Bersaing dengan Sinetron Tanah Air?
- ^ Ivan Gunawan Cerita Persahabatan dengan Ruben Onsu
- ^ Pagi-Pagi Ambyar dan Kopi Viral Trans TV, Ada Nassar dan Ramzi
- ^ Rumpi ala Feni Rose
- ^ Selamat Tinggal, Berlian dan Batu Safir!
- ^ DAFTAR IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI YANG SUDAH DITERBITKAN OLEH MENTERI KOMINFO SAMPAI DENGAN NOVEMBER 2017
- ^ Peta ISR TV Digital - SDPPI Maps
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-09. Diakses tanggal 2018-09-09.
- ^ Peringatan Final Bagi Trans TV Untuk Tidak Menggunakan Kanal Frekuensi 43 di Purwokerto Yang Mengakhiri Persengketaan Panjang Dengan TPI