Kelompok etnik di Indonesia

gambaran umum mengenai berbagai kelompok etnik di Indonesia
Revisi sejak 31 Juli 2021 12.56 oleh PPPIPU (bicara | kontrib) (2010: Y)

Ada lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia,[1] atau tepatnya 1.340 suku bangsa menurut sensus BPS tahun 2010.[2][3]

Suku Jawa adalah kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari total populasi. Orang Jawa kebanyakan berkumpul di pulau Jawa, akan tetapi jutaan jiwa telah bertransmigrasi dan tersebar ke berbagai pulau di Nusantara[4] bahkan bermigrasi ke luar negeri seperti ke Malaysia dan Suriname. Suku Sunda, Suku Batak, dan Suku Madura adalah kelompok terbesar berikutnya di negara ini.[5]

Banyak suku-suku terpencil, terutama di Kalimantan dan Papua, memiliki populasi kecil yang hanya beranggotakan ratusan orang. Sebagian besar bahasa daerah masuk dalam golongan rumpun bahasa Austronesia, meskipun demikian sejumlah besar suku di Papua tergolong dalam rumpun bahasa Papua atau Melanesia.

Pembagian kelompok suku di Indonesia tidak mutlak dan tidak jelas akibat perpindahan penduduk, percampuran budaya, dan saling mempengaruhi; sebagai contoh sebagian pihak berpendapat orang Cirebon adalah suku tersendiri dengan dialek yang khusus pula, sedangkan sementara pihak lainnya berpendapat bahwa mereka hanyalah subetnik dari suku Jawa secara keseluruhan. Demikian pula suku Baduy dan suku Banten yang sementara pihak menganggap mereka sebagai bagian dari keseluruhan suku Sunda. Contoh lain percampuran suku bangsa adalah suku Betawi yang merupakan suku bangsa hasil percampuran berbagai suku bangsa pendatang baik dari Nusantara maupun Tionghoa dan Arab yang datang dan tinggal di Batavia pada era kolonial.

Statistik

2010

Proporsi populasi jumlah suku bangsa di Indonesia menurut sensus 2010 sebagai berikut: [6]

Suku Bangsa Populasi (juta) Persentasi Kawasan utama
Suku Jawa 95,2 40,45 Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Lampung
Suku Sunda 36,7 14,5 Jawa Barat
Suku Batak 8,5 3,58 Sumatra Utara, Riau
Suku Madura 7,2 3,03 Pulau Madura
Suku Betawi 6,8 2,88 Jakarta
Minangkabau 6,5 2,73 Sumatra Barat, Riau
Suku Bugis 6,3 2,69 Sulawesi Selatan
Suku Melayu 5,3 2,27 Sumatra dan Kalimantan; terutama di Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, Sumatra Timur, Riau, Kepulauan Riau, Bangka-Belitung, dan Kalimantan Barat
Suku Arab[7] 5,0 2,10 Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, dan Sumatra
Suku Banten 4,6 1,97 Banten
Suku Banjar 4,1 1,74 Kalimantan Selatan
Suku Bali 3,9 1,67 Pulau Bali
Suku Sasak 3,1 1,34 Pulau Lombok, Pulau Sumbawa
Suku Dayak 3,0 1,27 Pulau Kalimantan
Suku Tionghoa 2,8 1,20 Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi
Suku Makassar 2,7 1,13 Sulawesi Selatan
Suku kaili 2,6 1,05 Sulawesi Tengah
Suku Cirebon 1,9 0,79 Jawa Barat
Suku Nias 1,5 0,65 Pulau Nias
Suku Minahasa 1,3 0,53 Sulawesi Utara
Suku Asmat 0,7 0,27 Papua
Suku Tengger 0,5 0,21 Gunung Bromo

Kelompok kecil

Berbagai kawasan di Indonesia memiliki suku asli atau suku pribumi yang menghuni tanah leluhurnya sejak dahulu kala. Akan tetapi karena arus perpindahan penduduk yang didorong budaya merantau, atau program transmigrasi yang digalakkan pemerintah, banyak tempat di Indonesia dihuni oleh suku bangsa pendatang yang tinggal di luar kawasan tradisional sukunya.

Beberapa suku bangsa menurut pulau

Kelompok suku bangsa pada masa Hindia Belanda

Sejumlah kecil orang India, Arab, dan Tionghoa telah datang dan menghuni beberapa tempat di Nusantara sejak dahulu kala pada zaman kerajaan kuno. Akan tetapi gelombang imigrasi semakin pesat pada masa kolonial. Terbentuklah kelompok suku bangsa pendatang yang terutama tinggal di perkotaan dan terbentuk pada masa kolonial Hindia Belanda, yaitu digolongkan dalam kelompok Timur Asing; seperti keturunan Tionghoa, Arab, dan India; serta golongan Orang Indo atau Eurasia yaitu percampuran Indonesia dan Eropa. Warga keturunan Indo kolonial semakin berkurang di Indonesia akibat Perang Dunia II dan Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Kebanyakan beremigrasi atau repatriasi ke luar negeri seperti ke Belanda atau negara lain.

Suku bangsa pendatang

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Kuoni - Far East, A world of difference. Page 88. Published 1999 by Kuoni Travel & JPM Publications
  2. ^ Na'im, Akhsan; Syaputra, Hendry (2010). "Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia" (PDF). Badan Pusat Statistik (BPS). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 23 September 2015. Diakses tanggal 23 September 2015. 
  3. ^ "Mengulik Data Suku di Indonesia". Badan Pusat Statistik. 18 November 2015. Diakses tanggal 1 Januari 2021. 
  4. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2003. 
  5. ^ Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010. Badan Pusat Statistik. 2011. ISBN 9789790644175. 
  6. ^ Akhsin Naim,Hendri (2011). Sensus Penduduk 2010. Badan Pusat Statistik. ISBN 9789790644175. 
  7. ^ Dikutip dari pernyataan Menteri Agama Said Agil Al Munawar dalam seminar internasional Warisan Budaya Arab di Indonesia: Percampuran Budaya Indonesia - Hadramaut (Yaman) dari artikel "Hadramaut dan Para Kapiten Arab", oleh Alwi Shahab, di muat di Republika, edisi Minggu, 21 Desember 2003.

Pranala luar