Stasiun Bedono

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Bedono (BDN) merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Bedono, Jambu, Semarang. Stasiun yang terletak pada ketinggian +711 meter ini untuk sementara waktu merupakan stasiun aktif yang letaknya paling selatan di Daerah Operasi IV Semarang dan Kabupaten Semarang sekaligus yang terletak pada ketinggian tertinggi di Daop IV. Stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus dan jalur 3 yang menyambung dengan pemutar rel, tetapi sudah tak pernah dipakai lagi.

Stasiun Bedono
Bedono+711 m
Tampak samping Stasiun Bedono dengan papan nama stasiun beserta relnya
Lokasi
Koordinat7°18′32.954″S 110°21′10.699″E / 7.30915389°S 110.35297194°E / -7.30915389; 110.35297194
Ketinggian+711 m
Operator
Letak
km 74+330 lintas YogyakartaMagelang KotaAmbarawa[1]
Jumlah peronSatu peron sisi dan dua peron pulau yang sama-sama rendah
Jumlah jalur3
  • jalur 2: sepur lurus
  • jalur 3: sepur badug terhubung dengan pemutar rel di tengahnya
LayananKereta wisata Ambarawa–Bedono
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Sejarah
Dibuka1905
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Tampak depan perspektif Stasiun Bedono, 2019.

Dalam sejarahnya, stasiun ini dibangun bersama dengan pembangunan jalur kereta api Secang–Ambarawa. Jalur ini merupakan jalur kereta api pegunungan, menggunakan rel gigi, menghubungkan kawasan strategis militer Hindia Belanda di Kota Magelang dengan Benteng Willem I di Ambarawa. Hal ini bertujuan untuk mempermudah mobilitas tentara KNIL di kawasan tersebut. Pada tanggal 1 Februari 1905, jalur segmen ini telah selesai dibangun.[3]

Pada tahun 1976, jalur kereta api ini resmi ditutup, tetapi untuk mendukung operasi Museum Kereta Api Ambarawa, maka jalur hanya dipertahankan sampai stasiun ini.

Layanan kereta api

Hanya satu layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini, yaitu kereta wisata Ambarawa–Bedono yang ditarik lokomotif uap dan hanya dijalankan dalam format sewa mengingat usia lokomotif yang tidak memungkinkan untuk dijalankan reguler. Di stasiun ini, lokomotif uap mengisi air terlebih dahulu sebelum menarik kembali kereta api menuju ke Museum Kereta Api Ambarawa.[4][5]

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Archiv Für Eisenbahnwesen. 58. 1935. 
  4. ^ Media, Kompas Cyber (2016-12-19). "Ingin Naik Kereta di Museum Ambarawa? Begini Caranya - Kompas.com". KOMPAS.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-04. 
  5. ^ "Jawa Tengah - Merdeka.com | Ini tarif sewa kereta api wisata di Ambarawa". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-04. Diakses tanggal 2018-08-04. 

Pranala luar

(Indonesia) Jalur Kereta Api Mati, Potensi Wisata Baru

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Jambu
menuju Kedungjati
Kedungjati–Secang Gemawang
menuju Secang

7°18′33″S 110°21′11″E / 7.309169°S 110.353007°E / -7.309169; 110.353007{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman