Soesanto Tirtoprodjo
Mr. Soesanto Tirtoprodjo (03 Maret 1900 – 16 November 1969) adalah negarawan Indonesia yang pernah duduk sebagai Menteri Kehakiman dalam enam kabinet yang berbeda, mulai Kabinet Sjahrir III sampai Kabinet Hatta II.
Soesanto Tirtoprodjo | |
---|---|
![]() | |
Pejabat Sementara Perdana Menteri Indonesia | |
Masa jabatan 20 Desember 1949 – 16 Januari 1950 | |
Presiden | Soekarno (RIS) Assaat (Negara Bagian RI) |
Gubernur Sunda Kecil ke-2 | |
Masa jabatan 16 Oktober 1950 – 12 Februari 1952 | |
Presiden | Soekarno |
Menteri Dalam Negeri Indonesia ke-8 | |
Masa jabatan 20 Desember 1949 – 6 September 1950 | |
Presiden | Soekarno (RIS) Assaat (Negara Bagian RI) |
Perdana Menteri | Soesanto Tirtoprodjo (Pjs.) Abdoel Halim |
Menteri Kehakiman Indonesia ke-3 | |
Masa jabatan 2 Oktober 1946 – 21 Januari 1950 | |
Presiden | Soekarno |
Perdana Menteri | Soetan Sjahrir Amir Sjarifoeddin Mohammad Hatta |
Informasi pribadi | |
Lahir | Solo, Midden Java, Hindia Belanda | 3 Maret 1900
Meninggal | 16 November 1969 Solo, Jawa Tengah, Indonesia | (umur 69)
Kebangsaan | Indonesia |
Suami/istri | Raden Ayu Wasiti Tinah |
Anak | R.A. Susantinah Tirtoprodjo R.M. Sutiono Tirtoprodjo R.A. Susantini Tirtoprodjo R.M. Modjo Tirtoprodjo |
Alma mater | Universitas Leiden |
![]() ![]() |
Riwayat Hidup
Soesanto menyelesaikan pendidikannya dalam bidang hukum di Universitas Leiden, Belanda pada tahun 1925. Setelah lulus, ia berturut-turut bekerja di pengadilan Yogyakarta, Bogor, Kebumen, dan Kediri. Dalam masa pergerakan kemerdekaan Indonesia, Soesanto bergabung Partai Indonesia Raya di Surabaya dan turut terlibat sebagai pengurus partai.
Setelah Indonesia Merdeka
Setelah merdeka, Soesanto berkecimpung dalam pemerintahan sebagai Bupati Ponorogo dan residen Madiun (1945-1946) serta Menteri Kehakiman (1946-1950). Ia sempat bergabung dengan Partai Nasional Indonesia (PNI).[1]
Pada masa Agresi Militer Belanda II, sewaktu Sjafruddin Prawiranegara membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatra, Soesanto diserahi tanggung jawab untuk menjabat menteri kehakiman dan penerangan Komisariat PDRI di Jawa pada 16 Mei 1949. Semasa Republik Indonesia Serikat (1949-1950), Soesanto memimpin Kabinet Peralihan dan kembali menjabat sebagai Menteri Kehakiman pada Kabinet Sjahrir.
Penghargaan
Atas jasa-jasanya, Soesanto dianugrahi Bintang Gerilya dan Bintang Mahaputera Kelas III oleh pemerintah pada tahun 1960.
Kehidupan Pribadi
Soesanto menikah dengan R.A Wasiti Tinah yang merupakan anaknya Koesoemo Oetoyo. Dari pernikahanya, beliau dikaruniai empat orang anak.[2]
Referensi
- ^ Album perjuangan kemerdekaan, 1945-1950: dari negara kesatuan ke negara kesatuan. Badan Pimpinan Harian Pusat Korps Cacad Veteran R.I. 1975.
- ^ K.H, Ramadhan (2007). Perjalanan Panjang Anak Bumi : Biografi R.M.A.A. Koesoemo Oetoyo. Yayasan Obor Indonesia. hlm. 278.
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Mohammad Hatta |
Pejabat Perdana Menteri Indonesia 1949–1950 |
Diteruskan oleh: Abdoel Halim |
Didahului oleh: Wongsonegoro |
Menteri Dalam Negeri Indonesia 1949–1950 |
Diteruskan oleh: Assaat |
Didahului oleh: Soewandi |
Menteri Kehakiman Indonesia 1946–1949 |
Diteruskan oleh: Soepomo |
Didahului oleh: Soepomo |
Menteri Kehakiman Indonesia 1949–1950 |
Diteruskan oleh: AG. Pringgodigdo |
Jabatan diplomatik | ||
Didahului oleh: Ida Anak Agung Gde Agung |
Duta Besar Indonesia untuk Prancis 1955–1959 |
Diteruskan oleh: Tamzil Gelar Sutan Narajau |