Dewa 19

grup musik asal Indonesia

Dewa 19, atau hanya disebut Dewa, adalah sebuah grup musik rok Indonesia yang dibentuk pada tanggal 26 Agustus 1986 di Surabaya. Grup ini telah beberapa kali mengalami pergantian personel dan formasi terakhirnya sebelum dibubarkan pada tahun 2011 adalah Ahmad Dhani selaku multiinstrumentalis dan vokalis kedua, Andra Junaidi selaku gitaris, Once Mekel selaku vokalis utama, Yuke Sampurna selaku pemetik bas, dan Agung Yudha sebagai drumer dan perkusionis. Mereka merilis album pertamanya pada tahun 1992 di bawah label Team Records.[1]

Dewa 19
Berkas:Dewa19.jpg
Informasi latar belakang
Nama lainDewa
AsalSurabaya, Indonesia
Genre
Tahun aktif1986-Sekarang
Label
Artis terkait
Situs webDewa 19 di Instagram
Anggota
Mantan anggota

Grup ini telah meraih kesuksesan sepanjang dekade 1990-an dengan vokal Ari Lasso dan dekade 2000-an dengan vokal Once Mekel. Album yang mereka rilis nyaris selalu mendapat sambutan bagus di pasaran, bahkan album mereka yang dirilis tahun 2000, Bintang Lima, merupakan salah satu album terlaris di Indonesia dengan penjualan hampir 2 juta keping.[2][3][4] Pada tahun 2005, majalah Hai menobatkan Dewa 19 sebagai band terkaya di Indonesia dengan pendapatan mencapai lebih dari 14 miliar setahun.[5] Di tengah kesuksesan yang diraihnya, grup ini sempat beberapa kali tersandung masalah hukum, termasuk masalah pelanggaran hak cipta dan perseteruan dengan ormas Islam.[6][7]

Sepanjang perjalanan kariernya, Dewa 19 telah menerima banyak penghargaan, baik BASF Awards maupun AMI Awards.[8] Mereka juga pernah meraih penghargaan LibForAll Award di Amerika Serikat atas kontribusi mereka pada upaya perdamaian dan toleransi beragama.[9][10] Pada tahun 2008, Dewa 19 masuk ke dalam daftar "The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa" oleh majalah Rolling Stone. Dewa diakui sebagai salah satu legenda atau ikon terbesar dalam sejarah musik populer Indonesia.[11]

Biografi

1986–1991: Awal pembentukan

 
Ahmad Dhani merupakan salah satu pendiri grup musik Dewa 19.

Dewa pertama kali dibentuk oleh empat orang siswa SMP Negeri 6 Surabaya. Pada tahun 1985 band ini awalnya bernama Booster, setahun berselang pada 26 Agustus 1986 nama Dewa tercetus. Nama Dewa merupakan akronim mereka berempat: Dhani Ahmad (keyboard, vokal), Erwin Prasetya (bass), Wawan Juniarso (drum), dan Andra Junaidi (gitar) mereka memiliki markas tempat berlatih di rumah Wawan di Jalan Darmawangsa Dalam Selatan No. 7, yang terletak di komplek Universitas Airlangga.[1][12]

Dewa yang awalnya muncul dengan musik yang lebih pop, kemudian berubah haluan menjadi jazz setelah Erwin memperkenalkan musik jazz ke grup ini. Wawan yang merupakan penggemar berat musik rock kemudian memutuskan keluar pada tahun 1987 dan bergabung dengan Outsider yang antara lain beranggotakan Ari Lasso dan Piyu.[12] Posisi Wawan kemudian digantikan oleh Ari Sudono, Rizky Noviar, hingga yang terakhir Salman Harroen dan nama Dewa pun diubah menjadi Down Beat, yang diambil dari nama majalah jazz terbitan Amerika Serikat. Di kawasan Jawa Timur dan sekitarnya, nama Down Beat waktu itu cukup terkenal, terutama setelah berhasil merajai panggung festival. Sebut saja Festival Jazz Remaja se-Jawa Timur, juara I Festival band SLTA '90 atau juara II Jarum Super Fiesta Musik.[1]

Ketika nama Slank berkibar, Wawan kembali dipanggil untuk menghidupkan Dewa dengan mengajak pula Ari Lasso. Nama Down Beat pun kembali berubah menjadi Dewa.[12] Kali ini, Dewa hadir dengan mencampuradukkan beragam musik jadi satu: pop, rock, bahkan jazz, sehingga melahirkan alternatif baru bagi khasanah musik Indonesia saat itu.[1]

Salah seorang teman sekelas Wawan, Harun ternyata tertarik pada konsep tersebut dan menawarkan investasi sebesar Rp 10 juta untuk memodali teman-temannya membuat master rekaman. Karena di Surabaya tidak ada studio yang memenuhi syarat, mereka terpaksa pergi hijrah ke Jakarta meskipun dengan modal yang pas-pasan.[1][13]

1992–1994: Album perdana dan kesuksesan awal

Dewa menyelesaikan pembuatan master album perdana mereka di Jakarta. Setelah itu, Andra, Ari, Erwin, dan Wawan kembali ke Surabaya sementara Dhani tetap di Jakarta untuk mencari label rekaman yang bersedia mengorbitkan mereka. Dhani kemudian berkeliaran di penjuru kota Jakarta, dari satu perusahaan rekaman ke perusahaan rekaman lain menggunakan bus kota. Awalnya banyak perusahaan rekaman yang menolak mereka karena menganggap lagu mereka kurang menjual.[13] Master rekaman Dewa akhirnya dilirik oleh Jan Djuhana dari Team Records, yang pernah sukses melejitkan KLa Project.[1]

Pada tahun 1992, Dewa meluncurkan album pertamanya yang bertajuk 19, karena waktu itu rata-rata usia personelnya 19 tahun, Sejak saat itu juga band ini mulai di kenal dengan nama Dewa 19 [14]. Di luar dugaan album perdana mereka meledak dan laris di pasaran, sehingga Team Records yang notabene merupakan label kecil terpaksa meminta Aquarius Musikindo untuk mengambil alih produksi album ini.[13] Album ini melahirkan singel berjudul "Kangen" dan "Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi" yang sukses mendapat tempat di hati pecinta musik Indonesia. Nama Dewa pun seketika melejit di blantika musik Indonesia. Melalui album ini Dewa 19 berhasil menyabet 2 penghargaan di BASF Awards 1993, masing-masing untuk kategori "Pendatang Baru Terbaik" dan "Album Terlaris 1993".[1]

Pada tahun 1994, Dewa 19 merilis album kedua mereka yang berjudul Format Masa Depan. Di tengah penggarapan album ini, Wawan hengkang dari Dewa 19 dan kemudian digantikan sementara oleh 2 drummer pembantu yaitu Ronald Fristianto (Gigi) mengisi 6 lagu yaitu "Masihkah Ada", "Still I'm Sure We'll Love Again", "Format Masa Depan", "Imagi Cinta", "Selamat Ulang Tahun", "Tak 'Kan Ada Cinta yang Lain" dan Rere Reza (Grass Rock) mengisi 4 lagu yait: "Aku Milikmu", "Sembilan Hari & Liberty", "Mahameru", "Deasy". Terhitung sejak 24 September 1994 Aquarius Musikindo resmi menjadi label Dewa 19 menggantikan Team Records. Album ini menelurkan singel berjudul "Aku Milikmu" dan "Tak 'Kan Ada Cinta yang Lain".

1995–1997: Terbaik Terbaik dan Pandawa Lima

 
Andra Junaidi, gitaris grup Dewa 19.

Pada tahun 1995, Dewa merilis album bertajuk Terbaik Terbaik, posisi drummer masih diisi penuh oleh additional drum Rere Reza (Grass Rock). Wong Aksan kemudian bergabung dan menempati posisi drummer setelah album Terbaik Terbaik selesai dirilis. Album ini memiliki konsep musik pop rock yang dikembangkan dengan menambah unsur-unsur jazz, folk rock, funk, dan teknik penciptaan balada sentimental. Banyak pengamat musik meyakini bahwa inilah album terbaik yang pernah dibuat Dewa 19 yang mengukuhkan mereka sebagai salah satu grup band besar terkreatif di Indonesia.[15] Majalah Rolling Stone edisi Desember 2007, menempatkan album ini di posisi 26 dalam daftar "150 Album Indonesia Terbaik Sepanjang Masa".[15] Sementara itu, singel pertamanya yang berjudul "Cukup Siti Nurbaya" berada di peringkat 20 dalam daftar "150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa" oleh majalah Rolling Stone edisi Desember 2009.[16]

Selain "Cukup Siti Nurbaya", album Terbaik Terbaik juga melejitkan singel hit lain seperti "Satu Hati (Kita Semestinya)" dan lagu balada "Cinta 'Kan Membawamu Kembali". Lewat album ini Dewa kembali meraih penghargaan BASF Awards untuk "Grup Musik Rock Terbaik", "Grup/Duo Rekaman Terbaik" serta "Tata Musik Rekaman Terbaik".[8] Video klip "Cukup Siti Nurbaya" juga mendapat penghargaan sebagai "Video Klip Terbaik" di ajang Video Musik Indonesia. Album Terbaik Terbaik telah sukses terjual sebanyak 500.000 keping di Indonesia.[17][18] Sejak album ini pula Dewa 19 mulai menggunakan istilah Baladewa untuk menyebut para penggemar fanatiknya.[15]

Album keempat Dewa 19 yang berjudul Pandawa Lima dirilis pada tahun 1997 dengan formasi Ari Lasso (vokal), Andra Junaidi (gitar), Erwin Prasetya (bass), Ahmad Dhani (keyboard) dan Wong Aksan (drum). Melalui album ini, Dewa 19 sukses meraih 6 penghargaan di Anugerah Musik Indonesia 1997, yaitu untuk "Lagu Alternatif Terbaik", "Lagu Terbaik Umum", "Duo/Grup Alternatif Terbaik", "Album Rhythm & Blues Terbaik" serta "Sampul Album Terbaik".[19] Album ini melahirkan sejumlah hits di antaranya berjudul "Kirana" dan "Kamulah Satu-Satunya". Kedua lagu ini berhasil memenangkan penghargaan Video Musik Indonesia sebagai "Video Klip Favorit". Pandawa Lima telah sukses terjual lebih dari 800 ribu keping dan mendapat sertifikat 5x Platinum.[17][18]

1998–1999: Ketergantungan narkoba dan perpecahan

 
Tyo Nugros bergabung ke dalam formasi Dewa 19 pada tahun 1999.

Pada tanggal 4 Juni 1998, Wong Aksan resmi dikeluarkan dari Dewa 19 akibat permainannya yang terlalu kental dengan corak jazz. Ia digantikan oleh Bimo Sulaksono (mantan drummer Netral). Tak lama kemudian Bimo keluar dari Dewa 19 dan bergabung dengan Bebi untuk membentuk grup Romeo.[1]

Dewa 19 juga menghadapi masalah akibat dua personelnya, Ari Lasso dan Erwin Prasetya mengalami ketergantungan berat narkoba. Selain menghancurkan kehidupan pribadi mereka, narkoba juga melumpuhkan seluruh aktivitas Dewa 19. Berbagai tawaran manggung terpaksa ditolak dan dibatalkan karena sering pada saat manggung, Ari tampil dengan kondisi yang memprihatinkan.[20][21] Album ke-5 Dewa 19 tidak pernah selesai digarap akibat jadwal rekaman yang sering ditunda. Perlahan mulai timbul konflik di tubuh Dewa 19.[20]

Ari dan Erwin sempat diberi waktu istirahat beberapa bulan dan Dewa 19 divakumkan untuk sementara waktu.[20] Erwin kemudian memutuskan untuk masuk rehabilitasi dan pesantren untuk menghilangkan kebiasaan buruknya itu. Setelah melewati waktu yang cukup lama Erwin berhasil sembuh. Sementara Ari Lasso sama sekali tak ada tanda-tanda membaik, bahkan semakin memburuk. Ari Lasso akhirnya keluar pada saat pengerjaan album Bintang Lima.[21]

Pada tahun 1999, Dewa merilis album The Best of Dewa 19, yang berisi karya-karya terbaiknya semasa Ari Lasso menjadi vokalis. Album ini memuat dua lagu baru yaitu "Elang" dan "Persembahan dari Surga". Album ini kembali meraih sukses meski tanpa sepotong promosi apapun. Setelah perilisan album ini, Dewa 19 resmi hanya tinggal 2 orang personel saja.[22]

Once Mekel yang berkenalan dengan Dhani pada tahun 1997, direkrut menjadi vokalis baru Dewa 19 menggantikan Ari Lasso.[23] Sebelumnya, Once bersama Dhani dan Andra sempat menggarap rekaman untuk film Kuldesak. Once kemudian juga mengajak temannya, Tyo Nugros bergabung dengan Dewa 19 untuk mengisi posisi drummer yang kosong.[1]

2000–2002: Puncak kesuksesan

Setelah sekian lama vakum dari blantika musik Indonesia, akhirnya pada tanggal 30 April 2000, Dewa tampil secara perdana dengan formasi baru: Ahmad Dhani (keyboard), Andra Junaidi (gitar), Once Mekel (vokalis), Erwin Prasetya (additional bass) dan Tyo Nugros (drumer).[24] Kali ini Dewa 19 hadir dengan nama "Dewa" saja, tanpa embel-embel "19".

Pada tahun 2000, Dewa merilis album kelimanya bertajuk Bintang Lima. Awalnya banyak yang pesimis dengan formasi Dewa saat itu. Namun ternyata, album Bintang Lima justru meledak di pasaran, bahkan menjadi album tersukses sepanjang karier Dewa.[25] Dari 11 materi lagu di album tersebut, 6 di antaranya manjadi lagu favorit anak-anak muda di seantero tanah air. "Roman Picisan", "Dua Sejoli", "Risalah hati", "Separuh Nafas", "Cemburu" dan "Lagu Cinta" adalah lagu-lagu yang banyak direquest di radio-radio terkemuka di Indonesia.[25] Dewa mengadakan tur di 36 kota untuk mempromosikan album ini sekaligus memperkenalkan formasi baru mereka.[26] Melalui album ini, Dewa menyabet tiga penghargaan AMI Awards 2000, yaitu "Penyanyi/Group Terbaik", "Lagu Terbaik" ("Roman Picisan") dan "Album Terbaik".[27] Bintang Lima sukses terjual lebih dari 1,7 juta keping dan merupakan salah satu album terlaris di Indonesia.[2] Total penjualan album ini (asli dan bajakan) diperkirakan mencapai 9 juta keping.[9] Majalah Rolling Stone menempatkan album ini di posisi 96 dalam daftar "150 Album Indonesia Terbaik".[28]

Erwin Prasetya yang telah sembuh total dari narkoba kembali bergabung dengan Dewa. Album keenam Cintailah Cinta dirilis pada tanggal 5 April 2002.[29] Album ini awalnya akan diberi judul Indera Ke-Enam, namun hanya karena pertimbangan pasar, pihak label menggantinya menjadi Cintailah Cinta.[29][30] Album ini pun kembali mendulang sukses album Bintang Lima. Sebelum resmi dirilis di pasaran album ini bahkan telah laris sebanyak 200.000 keping.[31] Total penjualan album ini telah mencapai lebih 1,04 juta keping.[2] Pada ajang AMI Awards 2002, Dewa berhasil membawa tiga penghargaan untuk kategori "Duo/Grup Pop Terbaik", "Lagu Terbaik" ("Arjuna") serta "Sampul Album Terbaik.[8]

Di tengah kesuksesan yang diraihnya, Dewa tersandung masalah pelanggaran hak cipta. Lagu berjudul "Arjuna Mencari Cinta" digugat oleh Yudhistira ANM Massardi, selaku penulis novel dengan judul yang sama.[6] Dewa dianggap menciplak judul novel "Arjuna Mencari Cinta" tanpa konfirmasi dengan si penulis. Meskipun awalnya sempat bersikukuh tidak bersalah, Dewa akhirnya bersedia berdamai dengan mengganti judul lagunya menjadi "Arjuna".

Pada tahun yang sama, Dewa merekam lagu berjudul "Juara Sejati" untuk menjadi theme song resmi Piala Dunia 2002 di Indonesia, yang disiarkan oleh RCTI.[32] Meskipun awalnya bukan untuk tujuan komersial, lagu ini kemudian dirilis dalam kompilasi bertajuk NU Rock.[33]

Pada tanggal 1 Juli 2002, Erwin Prasetya kembali dikeluarkan dari Dewa oleh pihak manajemen untuk selama-lamanya.[34][35] Ia kemudian digantikan oleh Yuke Sampurna, yang merupakan mantan pemain bass The Groove.[36]

2003–2006: Laskar Cinta, Republik Cinta dan upaya go international

 
Yuke Sampurna, mantan basist The Groove, bergabung bersama Dewa 19 pada tahun 2002.

Dewa menggelar tur bertajuk "Atas Nama Cinta" di 25 kota di Indonesia, yang dibuka dengan konser di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, 18 Februari 2003. Dalam tur ini, Dewa juga mengikutsertakan Ari Lasso, mantan vokalis Dewa.[37] Pada awal tahun 2004, Dewa merilis album live dobel Atas Nama Cinta yang merupakan rekaman konser saat tur Atas Nama Cinta, menampilkan lagu-lagu hits Dewa sejak tahun 1992 dalam versi konser. Dewa juga merilis ulang The Best of Dewa 19 dalam bentuk DVD berisi Kelahiran & Perjalanan Dewa 19 serta 10 video klip, ditambah 1 CD audio dan 1 buku sejarah dan perjalanan Dewa 19. Sejak dirilis pada tahun 1999, album The Best of Dewa 19 sendiri telah terjual hampir 1 juta keping.[3]

Pada tahun 2004, Dewa kembali melakukan tur di 30 kota yang disponsori Yamaha bertajuk "Yamaha Dewa Tour 2004 - Selalu Terdepan".[38] Selepas melakukan tur, bertempat di Avenue, Sari Pan Pacific Hotel, Dewa resmi merilis album kedelapannya yang berjudul Laskar Cinta pada tanggal 22 November 2004.[39] Di album ini Dewa menyuguhkan musik rock yang lebih keras serta penggunaan musik sampling.[40] Album ini melejitkan hits berjudul "Pangeran Cinta", "Satu" dan "Cinta Gila". Nama Dewa kemudian dikembalikan lagi menjadi "Dewa 19".

Masalah kembali menimpa Dewa 19, kali ini dengan Front Pembela Islam (FPI) menyangkut sampul album Laskar Cinta yang memuat logo seperti kaligrafi Allah.[7] Perseteruan ini sempat berbuntut pada pelaporan Dewa 19 ke polisi oleh FPI. Setelah saling melempar komentar-komentar panas di media, akhirnya pada tanggal 27 April 2005, Dewa 19 dan pengacaranya Habib Umar Husein SH menggelar jumpa pers, untuk mengumumkan itikad mau mengubah logo dalam sampul album "Laskar Cinta".[41] Perubahan logo ini dilakukan oleh Tepan Cobain dari tim kreatif Dewa dengan berkonsultasi pada ahli kaligrafi Al Qur'an, Didin Sirajuddin AR.[41] Menyangkut perubahan logo, Dewa 19 juga mencetak ulang cover album Laskar Cinta. Dalam cetak ulang cover album itu, selain ada perubahan logo, juga ada perubahan di gambar personel Dewa yang sebelumnya terlihat memakai tato dihilangkan, sesuai saran dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).[41]

Sepanjang tahun 2003 hingga 2005, Dewa telah beberapa kali di undang untuk mengadakan konser di kancah internasional. Pada tanggal 13-15 Agustus 2003, Dewa mengadakan 2 buah konser di Jepang, masing-masing di Tokyo dan Nagoya.[42] Pada tahun 2004, Dewa mengadakan konser di Korea Selatan, lalu kemudian ke Amerika Serikat untuk menggelar konser di Boston, Houston, San Fransisco dan Seattle.[43][44] Pada tanggal 7 Mei 2004 Dewa juga mendapat undangan untuk mengadakan konser di Timor Leste dalam rangka Hari Kemerdekaan negara tersebut. Pada tanggal 15 Mei 2004, konser Dewa 19 digelar di Municipal Stadium, Dili dan disambut oleh 50.000 penonton.[45] Angka tersebut merupakan jumlah penonton terbesar Dewa selama manggung di luar negeri. Keesokan harinya, saat hendak kemballi ke Indonesia, personel Dewa didatangi oleh presiden Xanana Gusmao di koridor Aeroporto Internacional Presidente Nicolau Lobato.[45] Pada Maret 2005, Dewa menggelar konser di kota Sydney dan Melbourne, Australia.[43] Dewa 19 juga mengadakan konser di Singapura seusai menerima penghargaan khas dari Anugerah Planet Muzik 2005 sebagai "The Most Genius Band".[46]

Dewa mulai serius menjajaki pasar internasional dengan ditanda tanganinya kontrak untuk 3 album dengan EMI Music International Hong Kong yang berlaku per 1 Januari 2006.[47][48] Dewa 19 kemudian mengeluarkan album bertajuk Republik Cinta pada awal tahun 2006 dalam 2 versi, yakni untuk pasar Indonesia dan pasar internasional.[47][49] Sebelum merilis album ini, pada tanggal 12 Desember 2005, Dewa dan EMI telah melempar singel berjudul "Laskar Cinta" di 150 radio di Indonesia.[49] "Laskar Cinta" sendiri mengangkat isu terorisme dan kekerasan. terinspirasi oleh perseteruan Dewa dengan FPI beberapa waktu sebelumnya. Tulisan KH Abdurrahman Wahid di The New York Times, koran terkemuka di Amerika Serikat, telah mengantarkan nama Dewa 19 ke negara tersebut.[47] Dewa mendapatkan penghargaan LibForAll Award di Amerika Serikat atas lagu "Warriors of Love" (versi bahasa Inggris "Laskar Cinta") yang dinilai menyerukan perdamaian dan toleransi beragama. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh CEO LibForAll Foundation, Holland Taylor, di New York, Amerika Serikat.[9][10]

Dewa 19 menghabiskan biaya lebih dari setengah miliar untuk menggarap 11 video klip di album ini. Dewa 19 kemudian merilis VCD dan DVD Karaoke dari album Republik Cinta.[50] Dewa juga membuat video klip "I Want to Break Free" untuk keperluan internasional. Video dari lagu milik band legendaris Queen ini juga diputar oleh jaringan Hard Rock Cafe di seluruh dunia, guna memperlebar kesempatan Dewa dikenal secara internasional.[50][51]

Meskipun upaya menuju karier internasional mereka gagal, album Republik Cinta berhasil membuahkan penghargaan di AMI Awards 2006. Dewa 19 berhasil meraih penghargaan "Grup Rock Terbaik" dan "Album Terbaik".[52] Tidak hanya itu, vokalis Dewa, Once juga meraih penghargaan sebagai "Penyanyi Solo Pria Terbaik" melalui proyek solonya. Album Republik Cinta sendiri terjual sebanyak 450 ribu keping selama 3,5 minggu.[53] Pada bulan Maret 2006, album ini juga meraih sertifikat platinum di Malaysia. Pada tahun ini, Dewa juga dinobatkan sebagai "Duta Surabaya" atas kesuksesan dan prestasi mereka sebagai grup musik yang berasal dari Surabaya.[54][55]

2007–2011: Kerajaan Cinta dan pembubaran

 
Pengunduran diri Once Mekel sebagai vokalis menjadi sebab awal pembubaran Dewa 19.

Pada tahun 2007, Dewa merilis album kompilasi berjudul Kerajaan Cinta, yang kemudian menjadi album terakhir dalam karier grup ini. Album ini memuat dua buah lagu baru yaitu "Dewi" dan "Mati Aku Mati", sementara selebihnya merupakan lagu-lagu di album Republik Cinta dan lagu-lagu lama Dewa yang diremix atau direkam ulang. Lagu "Mati Aku Mati" diangkat untuk menjadi soundtrack film arahan Hanung Bramantyo, Kamulah Satu-Satunya, yang dibintangi oleh Nirina Zubir.[56] Filmnya sendiri bercerita tentang pengorbanan dan kenekatan seorang penggemar fanatik Dewa 19.[57][58] Pada tahun ini, Dewa 19 kembali harus kehilangan salah seorang personelnya, Tyo Nugros. Tyo keluar setelah sebelumnya ia sempat vakum dari kegiatan Dewa akibat menderita sakit pada kakinya yang mengharuskannya tidak bisa main drum untuk jangka waktu lama.[59] Posisi drummer kemudian diberikan kepada Agung Yudha.[60][61]

Dewa 19 menggelar konser besar-besaran di lima kota di Malaysia, yaitu: Kota Kinabalu, Kuching, Johor Bahru, Penang dan Kuala Lumpur selama bulan Desember 2007.[62][63] Dewa kemudian melakukan konser di Stadion Negara, Kuala Lumpur.[63][64] Dewa 19 mencetak sejarah musik di Malaysia di mana sebuah grup musik melakukan konser di lima kota besar di Malaysia dalam sebulan.[63] Pada konser ini Dewa 19 menggandeng sejumlah penyanyi papan atas Malaysia di antaranya Ella dan Sheila Majid.[63] Dewa juga membuatkan lagu khusus penggemarnya di Malaysia berjudul "Cintaku Tertinggal di Malaysia". Selain itu, Dewa 19 terpilih menjadi ikon dari Celcom Bhd, salah satu perusahaan telekomunikasi raksasa Malaysia.[62][64]

Setelah menggelar tur di Malaysia, Dewa 19 mulai vakum akibat kesibukan masing-masing personel dengan proyek sampingannya mereka masing-masing. Andra Junaidi membentuk grup band Andra & The Backbone pada tahun 2006, bersama Stevie Item dan Dedy Lisan. Album pertama grup ini dirilis pada tahun 2007, dengan melejitkan sejumlah hit seperti "Musnah" dan "Sempurna".[65] Pada tahun 2007, Ahmad Dhani mulai mengembangkan manajemen Dewa 19 menjadi Republik Cinta Management yang berhasil meluncurkan karier sejumlah penyanyi terkenal seperti Dewi Dewi, Mulan Jameela, dan The Virgin. Dhani kemudian juga membentuk grup musik The Rock dan menjadi vokalisnya. Vokalis Dewa 19, Once Mekel, juga mengembangkan kariernya sebagai penyanyi solo dengan merekam singel "Ku Cinta Kau Apa Adanya" pada tahun 2007. Pada tahun 2009, Yuke Sampurna menyusul rekan-rekannya dengan membentuk grup band Number One dan The Chemistry.[66][67]

Akibat kesibukan mereka masing-masing pengerjaan album kesepuluh Dewa tidak kunjung selesai. Dewa 19 sempat kembali ke panggung musik dengan hanya merilis singel, yaitu "Perempuan Paling Cantik di Negeriku Indonesia" (2008) dan "Bukan Cinta Manusia Biasa" (2009). Kedua lagu tersebut dimuat dalam album kompilasi artis-artis Republik Cinta Management. Menurut pengamat musik Bens Leo, kesibukan Ahmad Dhani yang merupakan otak Dewa 19 menyebabkan grup ini berada dalam keadaan kurang sehat. Ia mengatakan:

"Dhani bisa membentuk RCM hingga artis-artisnya dikenal, tapi Dewa 19 justru tidak terurus... Kalau Dhani tidak mempertahankan band utamanya, jelas banyak fans yang akan kecewa. Begitu pula dengan penikmat musik di tanah air yang sudah akrab dengan musik-musik khas Dewa 19."[68]

Pada awal tahun 2011, Once akhirnya menyatakan keluar dari posisinya sebagai vokalis Dewa 19 untuk fokus dalam kariernya sebagai penyanyi solo.[69] Pengunduran diri Once tersebut menjadi penyebab utama bubarnya Dewa 19. Ahmad Dhani kemudian kembali mengadakan pembicaraan dengan Once, yang mana akhirnya mereka memutuskan untuk menjadi band nostalgia.[70] Dhani menyatakan:

"Saya memutuskan band Dewa itu adalah band nostalgia. Jadi kalau main itu dalam konteks reuni. Kalau pun membuat album lagi adalah dalam bentuk Dewa 19 band nostalgia."

Dewa 19 resmi dinyatakan bubar setelah berdiri selama 25 tahun.

2012–2020: Pascapembubaran dan konser nostalgia

Walaupun Dewa 19 telah dinyatakan bubar, tetapi tekad Ahmad Dhani masih bersemangat untuk tetap mengadakan konser reuni Dewa 19 ke berbagai kota di Indonesia sebagai obat rindu untuk para penggemarnya. Bahkan Ahmad Dhani juga mengundang mantan personel Dewa 19 yang pernah ikut andil dalam perkembangan Dewa 19 seperti Tyo Nugros, Wong Aksan, dan Ari Lasso. Once sesekali ikut manggung kembali bareng Dewa 19 bahkan duet bersama Ari Lasso walaupun pada awalnya Once pernah menolak untuk manggung bersama Dewa 19. 23 Februari 2013 merupakan konser reuni Dewa 19 yang sentak membuat penonton tak percaya. Pasalnya pada konser tunggalnya Ari Lasso yang bertajuk "Sang Dewa Cinta", Dewa 19 membentuk personel yang belum pernah dilakukan selama 19 tahun terakhir. Yaitu dengan dihadiri oleh personel awal mereka, Wawan Juniarso dan Erwin Prasetya. Sontak peristiwa langka tersebut membuat penonton seakan tidak percaya bahwa hal tersebut terjadi.[71] Sampai saat ini, Ahmad Dhani masih sering mengadakan konser reuni Dewa 19 dengan membonceng sang vokalis Ari Lasso.[72][73]

Ahmad Dhani pernah mewacanakan ingin membangkitkan Dewa 19 dari tidur panjangnya untuk kembali mengisi dapur rekaman dengan menggandeng kembali Ari Lasso sebagai vokalis utama Dewa 19.[74] Ari Lasso yang dikenal sebagai vokalis awal Dewa 19 ini diminta untuk meninggalkan label rekamannya oleh Ahmad Dhani sebagai syarat untuk bergabung dengan Dewa 19.[75]

Pada 2 Februari 2019, Dewa 19 mengadakan konser reuni di Kuala Lumpur, Malaysia. Namun, karena vonis pidana, Ahmad Dhani tidak dapat ikut dan posisinya digantikan oleh anak ketiganya yaitu Dul Jaelani.[76]

Anggota pendiri grup musik ini, Erwin Prasetya, meninggal dunia pada tanggal 2 Mei 2020 akibat pendarahan lambung. Jasadnya dimakamkan di Surabaya.[77]

2021–sekarang: Kembali ke dapur rekaman dan Konser Pesta Rakyat Dewa 19

Sejak tahun 2021, Dewa 19 melakukan rekaman ulang lagu-lagu lama mereka bersama Virzha sebagai vokalis tamu. Hingga tahun 2023, Virzha telah merekam 36 lagu bersama Dewa 19.[78]

Pada 28 Februari 2022, Dewa 19 mengumumkan Marcello Tahitoe sebagai vokalis baru Dewa 19.[79]

Pada 13 Desember 2022, Dewa 19 akhirnya kembali merilis lagu baru bersama Ari Lasso setelah 23 tahun tak bersama.[80] Pada 2023, Dewa 19 melakukan rangkaian tur dan konser, serta sedang memiliki konflik internal dengan mantan vokalisnya, yakni Once karena persoalan royalti penggunaan karya sejak tahun 2019.

Anggota band

Garis waktu

Diskografi

Penghargaan

Sepanjang perjalanan kariernya, Dewa 19 telah menerima banyak penghargaan.[87] Grup ini telah tercatat beberapa kali memperoleh penghargaan BASF Awards maupun AMI Awards. Dewa 19 juga menerima sejumlah penghargaan dari luar negeri, di antaranya 2 kali memenangkan Anugerah Planet Muzik, LibForAll Award dari LibForAll Foundation, Amerika Serikat serta penghargaan Moonman Award dari MTV Southeast Asia Viewer's Choice.[9][10][46] Pada tahun 2008, majalah Rolling Stone memasukkan Dewa 19 ke dalam "The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa". Ahmad Dhani juga menjadi salah satu artis dalam daftar tersebut. Sementara itu, Andra Ramadhan berada dalam daftar "50 Gitaris Indonesia Terbaik Sepanjang Masa", sedangkan Ari Lasso dan Once Mekel masuk ke dalam "50 Penyanyi Indonesia Terbaik Sepanjang Masa".[11]

Lihat pula

Catatan kaki

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i "History of Dewa Diarsipkan 2007-12-19 di Wayback Machine.". Diakses 20 Agustus 2009
  2. ^ a b c "25 Album Terlaris Sepanjang Masa Diarsipkan 2015-09-23 di Wayback Machine.". Bintang Indonesia. Diakses 28 Agustus 2009
  3. ^ a b DEWA Akan Rilis DVD, VCD Karaoke, & Album Baru Sekaligus! Diarsipkan 2011-07-16 di Wayback Machine.. ‘’Tembang.com’’. Diakses 28 Agustus 2009
  4. ^ Dewa, Bertahan dengan Rasa Baru[pranala nonaktif permanen]. Bali Post. Diakses 29 Agustus 2009
  5. ^ Majalah Hai edisi Juni 2006
  6. ^ a b Dewa Kena Batu Arjuna? Diarsipkan 2011-07-16 di Wayback Machine.. Tembang.com. Diakses 27 Agustus 2009
  7. ^ a b Logo Laskar Cinta Dewa, Diprotes! Diarsipkan 2011-07-16 di Wayback Machine.. Tembang.com. Diakses 28 Agustus 2009
  8. ^ a b c Penghargaan Dewa 19 Diarsipkan 2010-01-04 di Wayback Machine.. Dewa19.com. Diakses 24 Agustus 2009
  9. ^ a b c d Ahmad Dhani[pranala nonaktif permanen]. LibForAll Foundation. Diakses 27 Agustus 2009
  10. ^ a b c DEWA Dapat Penghargaan Toleransi Agama di Amerika Serikat. Tembang.com. Diakses 28 Agustus 2009
  11. ^ a b The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa[pranala nonaktif permanen]. Rolling Stone. Diakses 20 Agustus 2009
  12. ^ a b c Dewa 19[pranala nonaktif permanen]. KapanLagi.com. Diakses 20 Agusuts 2009
  13. ^ a b c sini_Untukmu... Dewa 19 (chapter 1): Di sini Untukmu[pranala nonaktif permanen]. Diakses 30 Agustus 2009
  14. ^ Ahmad Dhani Ungkap Salah Paham di Balik Nama Dewa 19. Diakses 16 Juli 2021
  15. ^ a b c "Dewa 19 – Terbaik Terbaik Diarsipkan 2013-10-14 di Wayback Machine.". Cabinoo.com. Diakses 16 Agustus 2009
  16. ^ "150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa". Rolling Stone (edisi ke-56). 2009. 
  17. ^ a b Band-band yang Tetap Bertahan. Kompas edisi 1 April 2001
  18. ^ a b Dewa 19 (chapter 3): Terbaik Terbaik[pranala nonaktif permanen]. Diakses 24 Agustus 2009
  19. ^ Dewa 19 Scores At Indonesia's AMI Awards[pranala nonaktif permanen]. AllBusiness.com. Diakses 26 Agustus 2009
  20. ^ a b c Petualangan Panjang Ari Lasso (Bagian 4)[pranala nonaktif permanen]. Femina-online.com. Diakses 30 Agustus 2009
  21. ^ a b Dewa 19 (chapter 4 - finale): Tak ada lagi Ari yang lain[pranala nonaktif permanen]. Diakses 30 Agustus 2009
  22. ^ The Best of Dewa 19, album coba-coba dari Dewa 19. Tembang.com. Diakses 30 Agustus 2009
  23. ^ Once: Pernah Anggap Dhani Dewa Sok Diarsipkan 2011-07-16 di Wayback Machine.. Diakses 28 Agustus 2009
  24. ^ Malam Pertama Formasi Dewa. Tembang.com. Diakses 27 Agustus 2009
  25. ^ a b Bintang Lima: Album Paling Laris Diarsipkan 2011-07-16 di Wayback Machine.. Tembang.com. Diakses 29 Agustus 2009
  26. ^ Formasi Baru Dewa 19 Awali Tur Panjangnya. Kafegaul.com. Diakses 30 Agustus 2009
  27. ^ AMI Sharp 2000, Malam Milik Chrisye. Tembang.com. Diakses 16 Agustus 2009
  28. ^ Majalah Rolling Stone Indonesia. "150 Albums Indonesia Terbaik Sepanjang Masa". Edisi Desember 2007
  29. ^ a b Album Baru Dewa: Cintailah Cinta Diarsipkan 2011-07-16 di Wayback Machine.. Tembang.com. Diakses 27 Agustus 2009
  30. ^ Dewa 19, Siapkan Album Indera ke 6. Tembang.com. Diakses 27 Agustus 2009
  31. ^ Dewa: Adu 'Sprint' Dengan Jamrud & S07 Diarsipkan 2011-07-16 di Wayback Machine.. Tembang.com. Diakses 21 Agustus 2009
  32. ^ Dewa's Official Song For World Cup Diarsipkan 2006-09-02 di Wayback Machine.. MTV Asia. Diakses 21 Agustus 2009
  33. ^ Juara Sejati Dalam NU Rock. Kafegaul.com. Diakses 21 Agustus 2009
  34. ^ Erwin Prasetya: Demi Dewa, Yang Waras Ngalah Diarsipkan 2011-07-16 di Wayback Machine.. Diakses 29 Agustus 2009
  35. ^ Erwin Keluar, Dewa Pecah ?!? Diarsipkan 2011-07-16 di Wayback Machine.. Diakses 29 Agustus 2009
  36. ^ Yuke 'The Groove' Gabung ke Dewa! Diarsipkan 2011-07-16 di Wayback Machine.. Tembang.com. Diakses 27 Agustus 2009
  37. ^ Atas Nama Cinta, Dewa - Ari Lasso Konser Bareng. Tembang.com. Diakses 28 Agustus 2009
  38. ^ DEWA, September - Desember 2004 Tur di 30 Kota. Tembang.com. Diakses 27 Agustus 2009
  39. ^ Panggung Musik Makin Ketat Dengan LASKAR CINTA Dewa. Diakses 29 Agustus 2009
  40. ^ Album Baru Dewa, Lebih Ngerock Dengan Musik Sampling!. Tembang.com. Diakses 29 Agustus 2009
  41. ^ a b c DEWA & FPI Berdamai, Logo Diganti!. Diakses 29 Agustus 2009
  42. ^ Dewa: Konser Oke, Video Klip Jalan Terus!. Tembang.com. Diakses 28 Agustus 2009
  43. ^ a b Maret 2005, Dewa Konser di Australia. Diakses 28 Agustus 2009
  44. ^ Dewa: Album Cintailah Cinta Tembus 1 Juta Keping. Tembang.com. Diakses 28 Agustus 2009
  45. ^ a b Konser di Timor Leste, Personil DEWA Dipeluk Xanana Gusmao. Diakses 29 Agustus 2009
  46. ^ a b 27 Februari, Dewa Konser di Singapura[pranala nonaktif permanen]. detikhot.com. Diakses 30 Agustus 2009
  47. ^ a b c Dewa - Laskar Cinta Diarsipkan 2018-05-28 di Wayback Machine.. MTV Asia. Diakses 21 Agustus 2009
  48. ^ Tekad Dewa di Tahun Anjing, Berlogo Baru dan Go Internasional Diarsipkan 2011-07-16 di Wayback Machine.. suarakarya-online.com. Diakses 30 Agustus 2009
  49. ^ a b Dewa Gelar Aksi, Jakarta Macet Diarsipkan 2008-10-26 di Wayback Machine.. KapanLagi.com. Diakses 28 Agustus 2009
  50. ^ a b Dewa 19 Bikin Klip Setengah Milyar. Kafegaul.com. Diakses 29 Agustus 2009
  51. ^ Klip Video Dewa 19 Diputar di Hard Rock Sedunia. Gatra.com. Diakses 29 Agustus 2009
  52. ^ Dewa Masih Perkasa di AMI 2006. Antara. Diakses 20 Agustus 2009
  53. ^ Anugerah Platinum dari EMI Malaysia. Musikindo.com. Diakses 28 Agustus 2009
  54. ^ Konser Dewa 19, tutup Beberapa Ruas Jalan[pranala nonaktif permanen]. Suarabaya.go.id. Diakses 30 Agustus 2009
  55. ^ Uang Yang Satukan Kami Diarsipkan 2011-07-14 di Wayback Machine.. Musikindo.com. Diakses 30 Agustus 2009
  56. ^ 'KAMULAH SATU-SATUNYA' Diputar Serentak 12 Juli[pranala nonaktif permanen]. KapanLagi.com. Diakses 28 Agustus 2009
  57. ^ Hanung Bramantyo Luapkan Emosi Lewat 'KAMULAH SATU-SATUNYA'[pranala nonaktif permanen]. KapanLagi.com. Diakses 28 Agustus 2009
  58. ^ Nirina Zubir, Salut dan Kagum Sama Dewa 19. KapanLagi.com. Diakses 28 Agustus 2009
  59. ^ Posisi Tyo Nugros di DEWA 10 Digantung? Diarsipkan 2008-06-04 di Wayback Machine.. Tembang.com. Diakses 27 Agustus 2009
  60. ^ Ahmad Dhani: Tyo Nugros Keluar, Agung Masuk DEWA 19 Diarsipkan 2008-06-23 di Wayback Machine.. Tembang.com. Diakses 27 Agustus 2009
  61. ^ Resmi di Dewa 19, Agung Yudha Tampil Sempurna. KapanLagi.com. Diakses 28 April 2008
  62. ^ a b DEWA 19 Bakal Konser Besar 5 Kota di Malaysia. Tembang.com. Diakses 28 Agustus 2009
  63. ^ a b c d Konser Lima Kota Malaysia, Dewa 19 Cetak Rekor. KapanLagi.com. Diakses 28 Agustus 2009
  64. ^ a b Dhani - Mulan, Bakal Konser Bareng di KL. KapanLagi.com. Diakses 28 Agustus 2009
  65. ^ DEWA Vakum, ANDRA & The Backbone Lahir Diarsipkan 2008-02-08 di Wayback Machine.. Tembang.com. Diakses 28 Agustus 2009
  66. ^ Yuke - Dhani Bersinergi Dalam 'Number One'[pranala nonaktif permanen]. KapanLagi.com. Diakses 28 Agustus 2009
  67. ^ Kecewa, Yuke Bentuk The Chemistry. KapanLagi.com. Diakses 28 Agustus 2009
  68. ^ Fans Kecewa, Dhani Terlantarkan Dewa 19
  69. ^ Ahmad Dhani: Once Resmi Keluar dari Dewa 19 . Kompas.com. Diakses 24 Januari 2011
  70. ^ "Dewa 19 Bubar! Putuskan Jadi Band Nostalgia". KapanLagi.com. 7 Oktober 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-19. Diakses tanggal 7 Oktober 2011. 
  71. ^ Kala Dewa 19 Reuni di Konser Tunggal Ari Lasso . life.viva.co.id. Diakses 24 Februari 2013
  72. ^ Ari Lasso Kembali Jadi Vokalis Dewa . showbiz.liputan6.com. Diakses 10 April 2015
  73. ^ "Dewa 19 Reuni Bareng Ari Lasso, Once, dan Tyo Nugros dalam Konser di Jogja". KURETA. Diakses tanggal 2022-09-24. 
  74. ^ Ahmad Dhani ngotot Jadikan Ari Lasso Vokalis Dewa 19 Lagi [pranala nonaktif permanen]. sidomi.com. Diakses 08 September 2015
  75. ^ Ahmad Dhani: Ari Lasso Harus Keluar Dulu dari Label Rekaman yang Sekarang . entertainment.kompas.com. Diakses 6 September 2015
  76. ^ https://www.liputan6.com/showbiz/read/3886376/air-mata-dul-jaelani-mengalir-saat-gantikan-ahmad-dhani-di-konser-dewa-19
  77. ^ Aditia, Andika. Pangerang, Andi Muttya Keteng, ed. "7 Fakta Meninggalnya Eks Bassist Dewa 19, Erwin Prasetya". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-07-21. 
  78. ^ https://open.spotify.com/artist/48bKH1ugFBhERC1rdojP9d/discography/single
  79. ^ Rantung, Revi C. (2022-03-01). Setiawan, Tri Susanto, ed. "Ello Umumkan Bergabung dengan Dewa 19 hingga Ahmad Dhani Siapkan Proyek Baru". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-03-01. 
  80. ^ Setiadi, Yudi (2022-12-14). Setiadi, Yudi, ed. "Dewa 19 Gandeng Ari Lasso Rilis Lagu Baru Berjudul Tangis Terakhir, Ciptaan Ahmad Dhani". Intipseleb.com. Diakses tanggal 2022-12-14. 
  81. ^ Hayati, Istiqomatul, ed. (2022-02-28). "Seperti Virzha, Marcello Tahitoe Bukan Vokalis Tetap Dewa 19". Tempo.co. Diakses tanggal 2022-09-24. 
  82. ^ a b c d e f g Afifullah, Iip. "Sebelum Tenar, 6 Penyanyi Ini Dulu Pernah Jadi Backing Vokal Era 90-an". IDN Times. Diakses tanggal 2022-09-19. 
  83. ^ Endra, Yohanes (2022-04-01). "Viral Maia Estianty Gendong Al Ghazali saat Jadi Backing Vokal Dewa 19: Definisi Temani dari Nol". Suara.com. Diakses tanggal 2022-09-19. 
  84. ^ "Puji Peran Vega Antares untuk Dewa 19, Andra: Dia Jadi Orang yang Penting Buat Band - Hai". hai.grid.id. Diakses tanggal 2022-0f9-19. 
  85. ^ "Amank Syamsu Harapkan Musik Indonesia Diberi Ruang Ekspresi Lebih Luas Lagi". VOI - Waktunya Merevolusi Pemberitaan. Diakses tanggal 2022-09-19. 
  86. ^ Sharfina, Lina (2021-11-19). "Koleksi Motor Milik Stevie Item, Ada Favoritmu?". Okezone.com. Diakses tanggal 2022-09-19. 
  87. ^ Penghargaan Dewa 19 Diarsipkan 2010-01-04 di Wayback Machine.. Dewa19.com. Diakses 23 Agustus 2009

Pranala luar