Sunan Giri

penyebar agama Islam di Indonesia
Revisi sejak 29 Desember 2023 18.40 oleh Cholil eren (bicara | kontrib)

Sunan Giri adalah seorang Walisongo dan pendiri kerajaan Giri Kedaton, yang berkedudukan di daerah Kabupaten Gresik. Sunan Giri membangun Giri Kedaton sebagai pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa yang pengaruhnya sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.

As-Syekh

Sayyid Muhammad 'Ainul Yaqin
( Raden Paku )
( Sunan Giri I )
( Prabu Satmata )
( Sang Hyang Giri Nata )
Lukisan potret Sunan Giri
Pendiri Giri Kedaton
Masa jabatan
1481–1506
Sebelum
Pendahulu
Setelah Kertabhumi lengser, Giri Kedaton Lepas dari Majapahit
Pengganti
Sunan Dalem
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir
Muhammad 'Ainul Yaqīn / Raden Paku

1442
Meninggal1506
AgamaIslam
Pasangan
Anak
Pernikahan dengan Dewi Murtasiyah:
  • Ratu Gede Kukusan
  • Sunan Dalem
  • Sunan Tegalwangi
  • Nyai Ageng Selulur
  • Sunan Kidul
  • Ratu Gede Saworasa
  • Sunan Kulon
  • Sunan Waruju
Pernikahan dengan Dewi Wardah
  • Pangeran Pasirbata
  • Siti Rohbayat
Orang tua
DenominasiSunni
Dikenal sebagaiWali Songo
Pemimpin Muslim
PendahuluMaulana Ishaq
PenerusSunan Ampel II
( Raden Faqih )

Sunan Giri memiliki beberapa nama, yakni Raden Paku, Prabu Satmata, Sang Hyang Giri Nata, Sultan Abdul Faqih, Raden 'Ainul Yaqin dan Jaka Samudra. Ia lahir di Blambangan tahun 1442 dan dimakamkan di desa Giri, Kebomas Gresik.[1]

Pendidikan dan Pengembangan Keilmuan

Menurut Hoesein Djajadiningrat dalam Sadjarah Banten (1983), Nyai Pinatih adalah janda kaya raya di Gresik, bersuami Koja Mahdum Syahbandar, seorang asing di Majapahit. Nama Pinatih sendiri sejatinya berkaitan dengan nama keluarga dari Ksatria Manggis di Bali (Eiseman, 1988), yang merupakan keturunan penguasa Lumajang, Menak Koncar, salah seorang keluarga Maharaja Majapahit yang awal sekali memeluk Islam.[2]

Bayi yang tersangkut di kapal itu diambil oleh awak kapal dan diserahkan kepada Nyai Pinatih yang kemudian memungutnya menjadi anak angkat. Karena ditemukan di laut, maka bayi itu dinamai Jaka Samudra. Setelah cukup umur, Jaka Samudra dikirim ke Ampeldenta untuk berguru kepada Sunan Ampel. Menurut Babad Tanah Jawi, sesuai pesan Maulana Ishak, oleh Sunan Ampel nama Jaka Samudra diganti menjadi Raden Paku.

Dakwah dan kesenian

Setelah tiga tahun berguru kepada ayahnya, Raden Paku atau lebih dikenal dengan Raden 'Ainul Yaqin kembali ke Giri. Dalam Babad Tanah Jawi, dikisahkan bahwa Raden Paku dan Raden Mahdum Ibrahim pernah bermaksud pergi ke Mekkah untuk menuntut ilmu sekaligus berhaji. Namun, keduanya hanya sampai di Malaka dan bertemu dengan Maulana Ishak, ayah kandung Raden Paku. Keduanya diberi pelajaran tentang berbagai macam ilmu keislaman, termasuk ilmu tasawuf. Di dalam sumber yang dicatat pada silsilah Bupati Gresik pertama bernama Kyai Tumenggung Pusponegoro, terdapat silsilah tarekat Syathariyah yang menyebut nama Syaikh Maulana Ishak dan Raden Paku Sunan Giri sebagai guru Tarekat Syathariyah, yang menunjuk bahwa aliran tasawuf yang diajarkan Maulana Ishak dan Raden Paku adalah Tarekat Syathariyah.udian mendirikan sebuah pesantren giri di sebuah perbukitan di desa Sidomukti, Kebomas. Dalam bahasa Jawa, giri berarti gunung. Sejak itulah, ia dikenal masyarakat dengan sebutan Sunan Giri.

Pesantren Giri kemudian menjadi terkenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa, bahkan pengaruhnya sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera (terutama bagian selatan) dan Maluku. Pengaruh Giri terus berkembang sampai menjadi kerajaan kecil yang disebut Giri Kedaton, yang menguasai Gresik dan sekitarnya selama beberapa generasi sampai akhirnya ditumbangkan oleh Sultan Agung.

Terdapat beberapa karya seni tradisional Jawa yang sering dianggap berhubungkan dengan Sunan Giri, diantaranya adalah permainan-permainan anak seperti Jelungan, dan Cublak Suweng; serta beberapa gending (lagu instrumental Jawa) seperti Asmaradana dan Pucung.

Nasab

Berikut Nasab lengkapnya menurut penelusuran manuskrip kuno oleh Dzuriyah Sunan Giri dan NAAT dan diresmikan oleh Naqobah Asyrof Iraq dan Maroko:

  1. Sayyidah Fatimah Az Zahro
  2. Sayyidina Hasan As Sibthi
  3. Sayyid Hasan Al Mutsanna
  4. Sayyid Abdullah Al Mahdi Al Kamil
  5. Sayyid Musa Al Jun
  6. Sayyid Abdullah As Saleh
  7. Sayyid Musa
  8. Sayyid Daud
  9. Sayyid Muhammad
  10. Sayyid Yahya Az Zahid
  11. Sayyid Abdullah Al Jili
  12. Sayyid Abu Sholeh Musa Janki Dausat
  13. Sayyid Syekh Abdul Qodir Al Jailani
  14. Sayyid Sholeh
  15. Sayyid Ahmad
  16. Sayyid Abdul Azis
  17. Sayyid Abdul Razaq
  18. Sayyid Abdul Jabbar
  19. Sayyid Syu'aib
  20. Sayyid Abdul Qodir
  21. Sayyid Junaid
  22. Sayyid Maulana Ishaq Pulau Besar Malaka
  23. Sayyid Ya'qub Wali Lanang
  24. Sayyid Muhammad Ainul Yaqin Sunan Giri

Berikut Nasab lengkapnya menurut Kitab Tarikh Aulia dari KH Bisri Mustofa [3][4], Kitab Syamsu Dzahirah[5] dan Serat Wali Sana / Serat Wali Songo yang Asli Karya Sunan Dalem / Sunan Giri II Koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Kode Naskah KBG 700 PNRI, tebal 352 [6]::

  1. Rasulullah SAW.
  2. Fatimah Az-Zahra
  3. Husain bin Ali
  4. Ali Zainal Abidin
  5. Muhammad al-Baqir
  6. Ja’far ash-Shadiq
  7. Ali Al Uraidhi
  8. Muhammad an-Naqib
  9. Isa ar-Rumi
  10. Ahmad al-Muhajir
  11. Sayyid Muhammad
  12. Sayyid Alwi
  13. Ali Khali’ Qasam
  14. Muhammad Shahib Mirbath
  15. Muhammad al-Faqih Muqaddam
  16. Abdul Malik bin Alwi
  17. Sayyid Abdullah Azmatkhan
  18. Husein Jalaluddin Al Bukhori
  19. Ahmad Al Kabir
  20. Jalaluddin Husein
  21. Mahmud Nasiruddin Mahmudinil Kubro
  22. Jamaluddin Akbar (Jumadil Kubro)
  23. Sayyid Maulana Ishaq Pulau Besar Malaka
  24. Sayyid Muhammad Ainul Yaqin Sunan Giri

Referensi

Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Kesunanan didirikan
Kesunanan Giri
1481–1506
Diteruskan oleh:
Sunan Dalem