Mahendraparwata (bahasa Khmer: មហេន្ទ្របវ៌ត) adalah kota purbakala yang berasal dari zaman Kerajaan Khmer di Kamboja. Penemuan kota purbakala ini diumumkan pada Juni 2013. Tersembunyi oleh tutupan hutan rimba dan terkubur tanah, sebagian besar bagian kota ini masih tersembunyi hingga akhirnya terungkap dan dipetakan oleh ekspedisi arkeologi yang menggunakan bantuan teknologi pemindaian laser dari udara.

Mahendraparwata
NegaraKamboja
ProvinsiProvinsi Siem Reap
Didirikan802 M


Etimologi

sunting

Nama Mahendraparwata berarti "Gunung Dewa Indra yang Agung". Nama ini berasal dari istilah Sansekerta महेन्द्र (Maha Indra, gelaran dalam Hindu untuk dewa Indra) dan पर्वत (gunung) nama ini merujuk pada puncak perbukitan yang disucikan yang kini dikenal dengan nama "Phnom Kulen". Di perbukitan inilah Jayawarman II dilantik menjadi raja pertama Kemaharajaan Khmer pada tahun 802. Namanya tercatat dalam prasasti yang ditemukan di kawasan Angkor di candi Ak Yum.[1]

Lokasi

sunting

Mahendraparwata terletak sekitar 40 kilometer (25 mi) sebelah utara dari kompleks percandian Angkor Wat, 45 kilometer (28 mi) sebelah utara kota Siem Reap, di lereng pegunungan Phnom Kulen di Provinsi Siem Reap.[2]

Ekspedisi

sunting

Ekspedisi arkeologi multi-tahun untuk mencari kota yang hilang Mahendraparwata, dipimpin bersama oleh Damian Evans dari University of Sydney dan Jean-Baptiste Chevance dari London's Archaeology and Development Foundation. Tim ini mengumumkan temuan awal mereka pada Juni 2013. Metode utama ekspedisi ini adalah teknologi Lidar yang dipasangkan pada helikopter untuk memindai kawasan Phnom Kulen dan memetakan tata letak kota. Pemindaian menghabiskan waktu tujuh hari operasi helikopter. Hasil Lidar memastikan penelitian di atas tanah sebelumnya oleh arkeolog. Akan tetapi menurut Chevance, sebelumnya mereka tidak tahu bagaimana titik-titik ini terhubung dan kaitannya satu sama lain.[2][3]

Tahap ekspedisi di atas tanah langsung pada situs menemukan jalur parit dan lubang lumpur, tim ekspedisi memulai penjelajahannya dengan sepeda motor. Tantangan antara lain bahaya ranjau darat. Pada mulanya ditemukan lima candi baru. Akhirnya dengan menggunakan data Lidar, 30 candi yang sebelumnya tidak dikenal berhasil ditemukan. Disamping candi-candi, riset mengungkapkan adanya jejaring jalan, selokan, dan kolam yang membentuk tata kota. Dr. Evans juga mencatat bahwa data pencitraan menunjukan bahwa daerah ini mengalami penggundulan hutan, menurut teorinya berdampak pada masalah tata air yang menyebabkan keruntuhan peradaban ini.[2][3]

Sejarah

sunting

Ekspedisi ini menentukan penanggalan situs Mahendraparwata sekitar tahun 802 M. Dengan demikian kota ini berusia sekitar 350 tahun lebih tua daripada Angkor Wat.[2]

Asal mula kota ini bermula dari pemerintahan Jayawarman II, dianggap sebagai pendiri Kerajaan Khmer. Kekuasaannya diresmikan dengan upacara pelantikan suci di gunung yang disucikan pula, Mahendraparwata, atau dikenal sebagai Phnom Kulen oleh masyarakat Kamboja kini.[4] Kota yang didirikan di Mahendraparwata adalah salah satu dari tiga kota yang didirikan oleh Jayawarman II, dua kota lainnya adalah Amarendrapura dan Hariharalaya.[5]

Ekspedisi sebelumnya oleh arkeolog Prancis pada tahun 1936 dan sejarawan seni Philippe Stern juga pernah menjelajahi dataran tinggi Phnom Kulen. Ia melaporkan penemuan candi dan arca wishnu, dan menggambarkan kawasan ini sebagai candi-gunung sebenarnya. Akan tetapi, meskipun kawasan ini adalah sumber sungai yang mengalir ke Tonle Sap, kawasan ini dianggap terlalu terpencil. Sehingga pada masa menjelang akhir pemerintahannya, Jayawarman II memindahkan pusat pemerintahan ke Hariharalaya, di mana ia wafat pada tahun 835 M.[6]

Referensi

sunting
  1. ^ Higham 2001, hlm. 54-59.
  2. ^ a b c d Murdoch, Lindsay (15 June 2013). "Lost horizons: mediaeval city uncovered". Sydney Morning Herald. Diakses tanggal 15 June 2013. 
  3. ^ a b Varms, Subodh (15 June 2013). "Lost city of Mahendraparvata discovered in Cambodian jungles". The Times of India. Delhi. Diakses tanggal 15 June 2013. 
  4. ^ Higham 2001, hlm. 151.
  5. ^ Higham 2001, hlm. 84.
  6. ^ Higham 2001, hlm. 58-59.

Kepustakaan

sunting

Pranala luar

sunting