Terbelahnya bulan

Keajaiban yang dikaitkan dengan Muhammad, di mana Bulan terbelah menjadi beberapa bagian
Revisi sejak 19 September 2015 14.37 oleh Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib) (sambung, insya Allah)

Terbelahnya bulan (bahasa Arab انشقاق القمر) adalah salah satu mukjizat Muhammad dalam kisah-kisah dan tulisan-tulisan Islam[1] Peristiwa ini disebutkan dalam hadits dan kisah-kisah umat Muslim pada masa Muhammad sebagai penyebab turunnya wahyu al-Qur'an surah Al-Qamar ayat 1 dan 2 dan hampir seluruh pengamat Muslim menyepakatinya kebenaran mukjizat tersebut. Tulisan awal mengenai kejadian tersebut ditulis oleh sahabat nabi seperti Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Abdullah bin Masud dan lainnya.[2][3] Menurut cendekiawan Muslim India, Yusuf Ali, bulan mungkin dapat terbelah lagi saat mendekati hari kiamat. Dia juga mengatakan bahwa mungkin ayat itu dapat juga bermakna alegori, sehingga masalahnya menjadi jelas seperti bulan.[4]

Dalil

Anas RA mengisahkan tentang mukjizat ini, "Penduduk Mekah meminta kepada Rasulullah ﷺ agar memeperlihatkan kepada mereka sebuah ayat, maka mereka memperlihatkan bulan yang terbelah kepada mereka (penduduk kafir Quraisy Mekkah), maka turunlah ayat:

اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ (١) وَإِنْ يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ (٢) Arti: "Telah dekat hari Kiamat, dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, '(Ini adalah) sihir yang terus menerus.'" (QS al-Qamar [54]:1-2

.[5]

Jubair bin Muth'im RA juga mengatakan, "Bulan telah terbelah pada zaman Nabi ﷺ menjadi 2 bagian; satu bagian di gunung yang satu, dan yang lain berada di sebelahnya. Maka, berkata mereka, 'Muhammad telah menyihir kita!' Maka sebagiannya yang lain ada yang berkata, 'Jika dia betul menyihir kita, maka ia tidak mungkin dapat menyihir semua orang!'".[6]


Referensi

  1. ^ "Muhammad." Encyclopædia Britannica. 2007. Encyclopædia Britannica Online, hal.13
  2. ^ Ibnu Kathir, Tafsir Ibnu Kathir, Surah al-Qamar, ayat 54:1-2
  3. ^ "Menurut at-Tabari, seluruh ahlul Ta'wil menyetujui keutamaan ini sebagai tanda pewahyuan ayat ini." cf. Thomas E. Burman, Religious Polemic and the Intellectual History of the Mozarabs, C.1050-1200, p.150
  4. ^ Yusuf Ali, Meaning of The Noble Qur’an, Surah al-Qamar, ayat 1
  5. ^ HR Bukhari no.3665
  6. ^ HR Tirmidzi