Dzu as-Suwayqatayn

Dzu as-Suwayqatayn (bahasa Arab: ذو السويقتين, har. 'pria dengan dua kaki kurus',[1] bahasa Amhara: ዱል-ሱወይቃታይን?) adalah sosok yang disebutkan dalam hadis nabi Islam Muhammad,[1] yang menurutnya berasal dari Abyssinia (Etiopia). Pria ini ditakdirkan untuk menghancurkan Ka'bah secara permanen di akhir zaman dan mengambil harta karunnya. Ka'bah akan dibongkar bata demi bata, oleh karena itu dengan cara yang damai. Pada saat ini iman kepada Allah akan hilang, sehingga kehancuran tidak dapat dihimdari.[1] Abdullah bin Amr bin Ash dan Ibnu Katsir menafsirkan bahwa ini akan terjadi setelah kedatangan kedua dari Isa (Yesus Kristus).[2]

Referensi untuk pria ini dicatat dalam semua enam kompilasi hadis tradisional Sunni, Kutubus Sittah, termasuk yang paling awal dan paling dihormati, yaitu Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim.[3] Setelah Perang Salib Kelima (1217–1221), tradisi ini dipindahkan ke Eropa ketika "Historia Damiatina" karya Uskup Oliver dari Paderborn menggambarkan raja Nubian sebagai pertanda menunjukkan akhir dari Islam.[4]

Etimologi

sunting

Secara bahasa Dzu as-Suwayqatayn berarti orang yang kedua-dua betisnya kecil. Mereka dinamakan Dzu as-Suwayqatayn dengan wazan (bentuk kata) yang menunjukkan bahwa kedua kakinya ringkih, kurus dan lemah.[5] Julukan itu diberikan oleh Nabi Islam Muhammad melalui beberapa hadits.

Wujud fisik

sunting

Muhammad telah menjelaskan sifatnya secara cermat, ia menyebutkan bahwa mereka berkulit hitam, kedua kakinya renggang dan ini termasuk ciri orang-orang Habasyah, ia juga menyatakan bahwa mereka rata-rata botak, ubun-ubunnya licin, persendian tulangnya bengkok sebagian keluar dari tempatnya.[6]

Abdullah bin Amr bin Ash pernah mendengar nabi berkata bahwa Ka'bah akan dirusak oleh seorang yang berbadan kecil, botak dan bengkok kakinya, ia menghantam Ka'bah dengan sekop dan linggis.[7]

Waktu terjadinya penghancuran

sunting

Mengenai kapan akan terjadinya, para ulama berselisih pendapat tentang hal ini. Beberapa pendapat mengatakan;

Setelah membunuh Dajjal, Isa bin Maryam akan singgah di Rauha’ yaitu sebuah tempat di antara Madinah dan lembah Shafra di sebuah jalan menuju Mekkah. Di sana Isa berniat haji atau umrah atau menggabungkan kedua ibadah tersebut.[9]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b c Al Bukhari, Abu Abdullah (2022). Encyclopedia of Sahih Al-Bukhari. Arabic Virtual Translation Centre. Diakses tanggal 30 October 2022. 
  2. ^ Madelung, Wilferd (2016). Religious and Ethnic Movements in Medieval Islam (dalam bahasa Inggris). New York: Routledge. hlm. 177–178. ISBN 9780860783107. OCLC 1229166290. 
  3. ^ Erlich, Haggai (30 April 2009). Islam, Christianity, Judaism, and Ethiopia: The Messages of Religions (PDF) (Speech). The Fifth Annual Levtzion Lecture. Hebrew University (dipublikasikan tanggal 2013). 
  4. ^ Danilenko, Nadja (2019-07-03). "Der apokalyptische Abessinier und die Kreuzzüge: Wandel eines frühislamischen Motivs in der Literatur und Kartografie des Mittelalters, by Mordechay Lewy (Review)". Imago Mundi (dalam bahasa Inggris). 71 (2): 210. doi:10.1080/03085694.2019.1607069. ISSN 0308-5694. 
  5. ^ Sahih al-Bukhari 1596
  6. ^ "Why Will Allah Allow the Kabah to Be Destroyed?". AboutIslam. 9 Maret 2020. Diakses tanggal 2023-04-22. 
  7. ^ "The Destruction of the Ka'ba". islam.worldofislam.info. Diakses tanggal 2023-04-22. 
  8. ^ Termaktub di dalam hadits Abu Sa'id al-Khudri berkata, rasulullah ﷺ bersabda, "Demi Allah, sungguh akan dilaksanakan haji dan umroh kepada rumah ini (Baitullah) sesudah keluarnya Ya’juj dan Ma’juj." (Hadits riwayat Imam Bukhari).[butuh rujukan]
  9. ^ Abu Hurairah berkata, saya telah mendengar rasulullah ﷺ bersabda, "Sungguh Ibnu Maryam akan berihlal di jalan Rauha’ untuk menunaikan haji atau umrah atau menggabungkan keduanya." (Hadits riwayat Imam Muslim).[butuh rujukan]

Referensi

sunting

Lihat pula

sunting