Hamengkubuwana IX

Sultan Yogyakarta (1940–1988), Wakil Presiden Indonesia ke-2 (1973–1978), dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta ke-1 (1950–1988)

Bendara Raden Mas Dorodjatun atau Sri Sultan Hamengkubuwana IX (bahasa Jawa: Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Hanacaraka: ꦯꦿꦶꦯꦸꦭ꧀ꦡꦟ꧀ꦲꦩꦼꦁ​ꦑꦸꦨꦸꦮꦤ IX), 12 April 1912 – 2 Oktober 1988. Ia adalah salah seorang Sultan yang pernah memimpin di Kasultanan Yogyakarta (1940-1988) dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang pertama setelah kemerdekaan Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun 1973-1978. Ia juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Sri Sultan
Hamengkubuwana IX
ꦲꦩꦼꦁ​ꦑꦸꦨꦸꦮꦤ IX
Wakil Presiden Indonesia 2
Masa jabatan
24 Maret 1973 – 23 Maret 1978
PresidenSoeharto
Sebelum
Pengganti
Adam Malik
Sebelum
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia 1
Masa jabatan
25 Juli 1966 – 24 Maret 1973
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Tidak Ada
Sebelum
[[Ketua Kwartir Nasional]] 1
Masa jabatan
1961 – 1974
PresidenSoekarno
Soeharto
Sebelum
Pendahulu
Tidak ada, jabatan baru
Pengganti
M. Sarbini
Sebelum
[[Wakil Perdana Menteri Indonesia]] 5
Masa jabatan
6 September 1950 – 27 April 1951
PresidenSoekarno
Perdana MenteriMohammad Natsir
Sebelum
Pendahulu
Abdul Hakim
Pengganti
Suwiryo
Sebelum
[[Menteri Pertahanan Indonesia]] 5
Masa jabatan
4 Agustus 1949 – 20 Desember 1949
PresidenSoekarno
Perdana MenteriMohammad Hatta
Sebelum
Pengganti
Abdul Halim
Sebelum
Masa jabatan
3 April 1952 – 30 Juli 1953
PresidenSoekarno
[[Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta]] 1
Masa jabatan
17 Agustus 1945 – 1 Oktober 1988
PresidenSoekarno
Soeharto
Sebelum
Pendahulu
Tidak ada, jabatan baru
Pengganti
Paku Alam VIII (Pejabat Gubernur)
Sebelum
[[Sultan Yogyakarta]] 9
Masa jabatan
18 Maret 1940 – 1 Oktober 1988
Menteri Negara Indonesia
Masa jabatan
2 Oktober 1946 – 20 Desember 1949
PresidenSoekarno
Perdana MenteriSutan Sjahrir
Amir Sjarifuddin
Mohammad Hatta
Informasi pribadi
Lahir
Bendoro Raden Mas Dorodjatun di Ngasem

(1912-04-12)12 April 1912
Belanda Ngayogyakarta Hadiningrat, Hindia Belanda
Meninggal2 Oktober 1988(1988-10-02) (umur 76)
Amerika Serikat Washington, D.C., Amerika Serikat
Kebangsaan Indonesia
Partai politikNon partai
AnakAdipati Anum, dll
Tanda tangan
Karier militer
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1945-1953
Pangkat Letnan Jenderal [1]
Pertempuran/perangRevolusi Nasional Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Biografi

Berkas:Sultan Hamengku Buwono IX blackwhite.png
Foto Sultan Hamengku Buwana IX dalam jabatan Sultan Yogyakarta.

Lahir di Yogyakarta dengan nama Bendoro Raden Mas Dorodjatun di Ngasem, Hamengkubuwana IX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwana VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Di umur 4 tahun Hamengkubuwana IX tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an ia berkuliah di Rijkuniversiteit (sekarang Universiteit Leiden), Belanda ("Sultan Henkie").

Hamengkubuwana IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1940 dengan gelar "Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga ing Ngayogyakarta Hadiningrat". Ia merupakan sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dia juga mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan predikat "Istimewa".[1] Sebelum dinobatkan, Sultan yang berusia 28 tahun bernegosiasi secara alot selama 4 bulan dengan diplomat senior Belanda Dr. Lucien Adam mengenai otonomi Yogyakarta. Pada masa Jepang, Sultan melarang pengiriman romusha dengan mengadakan proyek lokal saluran irigasi Selokan Mataram. Sultan bersama Paku Alam IX adalah penguasa lokal pertama yang menggabungkan diri ke Republik Indonesia. Sultan pulalah yang mengundang Presiden untuk memimpin dari Yogyakarta setelah Jakarta dikuasai Belanda dalam Agresi Militer Belanda I.

Peran dalam Serangan Umum 1 Maret 1949

 
Sultan Hamengkubuwana IX dalam masa Revolusi Nasional Indonesia sekitar akhir 1940-an.
 
Sri Sultan Hamengkubuwono IX saat sumpah jabatan sebagai Wakil Presiden RI pada 24 Maret 1973 di Gedung DPR/MPR RI.
 
Sri Sultan Hamengku Buwono IX membacakan sumpah jabatannya sebagai Wakil Presiden RI.
 
Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Presiden Soeharto dalam Rapat Paripurna Pertama Kabinet Pembangunan I di Gedung Bina Graha, Jakarta pada 19 Juni 1968.

Peranan Sultan Hamengkubuwana IX dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 oleh TNI masih tidak singkron dengan versi Soeharto. Menurut Sultan, ialah yang melihat semangat juang rakyat melemah dan menganjurkan serangan umum. Sedangkan menurut Pak Harto, ia baru bertemu Sultan malah setelah penyerahan kedaulatan. Sultan menggunakan dana pribadinya (dari istana Yogyakarta) untuk membayar gaji pegawai republik yang tidak mendapat gaji semenjak Agresi Militer ke-2.

 
Sri Sultan Hamengkubuwono IX menerima kunjungan Presiden Bank Dunia Robert McNamara di Jakarta, pada 11 Juni 1968.
 
Mata uang Indonesia yang bergambar Hamengkubuwana IX.
Berkas:Bapak Pramuka Indonesia.jpg
Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah Bapak Pramuka Indonesia.

Sejak 1946 ia pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno. Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin. Pada tahun 1973 ia diangkat sebagai wakil presiden. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978, ia menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai Presiden Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN.

Ia ikut menghadiri perayaan 50 tahun kekuasaan Ratu Wilhelmina di Amsterdam, Belanda pada tahun 1938.

Minggu malam 2 Oktober 1988, ia wafat di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat karena serangan jantung dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Indonesia.

Sultan Hamengku Buwana IX tercatat sebagai Gubernur terlama yang menjabat di Indonesia antara 1945-1988 dan Raja Kesultanan Yogyakarta terlama antara 1940-1988.

Silsilah

 
Sri Sultan Hamengkubuwono IX bersama istri kelimanya KRA Nindyokirono.
  • Anak kesembilan dari Sultan Hamengkubuwono VIII dan istri kelimanya RA Kustilah/KRA Adipati Anum Amangku Negara/Kanjeng Alit.
Istri Anak Mantu
BRA Pintakapurnama/KRA Pintakapurnama
(1940)
BRM Murtyanta/GBPH Adi Kusuma/KGPH Adi Kusuma Dr. Sri Hardani
BRM Kaswara/GBPH Adi Surya Andinidevi
BRA Gusti Sri Murhanjati/GKR Anum Kolonel Budi Permana/KPH Adibrata
BRA Sri Murdiyatun/GBRAy Murda Kusuma KRT Murda Kusuma
BRA Dr Sri Muryati/GBRAy Dr. Dharma Kusuma KRT Dharma Kusuma
RA Siti Kustina/BRA Windyaningrum/KRA Widyaningrum/RAy Adipati Anum
putri R.W.purwowinoto
(1943)
BRM Arjuna Darpita/KGPH Mangkubumi/KGPAA Mangkubumi/Sri Sultan Hamengkubuwono X Tatiek Drajad Suprihastuti/BRA Mangkubumi/GKR Hemas
BRM Sumyandana/GBPH Joyokusumo
BRM Ibnu Prastawa/KGPH Hadiwinoto Aryuni Utari
BRA Dr Sri Kuswarjanti/GBRAy Dr. Riya Kusuma KRT Riya Kusuma
Raden Gledegan Ranasaputra/KRA Astungkara
putri Raden Lurah Ranasaputra dan Sujira Sutiyati Ymi Salatun
(1948)
BRM Arumanta/GBPH Prabu Kusuma Kuswarini
BRM Kuslardiyanta Jeng Yeni
BRM Sulaksamana/GBPH Yudha Ningrat Raden Roro Endang Hermaningrum
BRM Abirama/GBPH Chandra Ningrat Hery Iswanti
BRA Sri Kusandanari
KRA Ciptamurti BRM Anindita/GBPH Paku Ningrat Nurita Afridiani
BRM Prasasta/GBPH Chakradiningrat Lakhsmi Indra Suharjana
BRM Arianta Farida Indah
BRM Sarsana
BRM Harkomoyo Iceu Cahyani
BRM Swatindra
BRA Kuslardiyanta
Norma Musa/KRA Nindyokirono
putri Handaru Widharna
(1977)
BRA Sri Kusuladewi KRT Padma Kusuma Sastronegoro

Pendidikan

  • Taman kanak-kanak atau Frobel School asuhan Juffrouw Willer di Bintaran Kidul
  • Eerste Europese Lagere School (1925)
  • Hogere Burger School (HBS, setingkat SMP dan SMU) di Semarang dan Bandung (1931)
  • Rijkuniversiteit Leiden, jurusan Indologie (ilmu tentang Indonesia) kemudian ekonomi

Jabatan

Pahlawan Nasional

Hamengkubuwana IX diangkat menjadi pahlawan nasional Indonesia tanggal 8 Juni 2003 oleh presiden Megawati Soekarnoputri.

Lihat pula

Literatur

  • Roem, Mohammad. Tahta untuk Rakyat, Jakarta: Gramedia (1982)
  • Pour, Julius. Doorstood Nar Jogya, Jakarta: Gramedia (2010)

Pranala luar

Jabatan politik
Jabatan lowong
Terakhir dijabat oleh
Mohammad Hatta
Wakil Presiden Indonesia
1973–1978
Diteruskan oleh:
Adam Malik
Didahului oleh:
Lucien Adam
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
1945-1988
Diteruskan oleh:
Sri Paku Alam VIII
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Hamengkubuwono VIII
Raja Kesultanan Yogyakarta
1940-1988
Diteruskan oleh:
Hamengkubuwono X
Jabatan lain
Didahului oleh:
Jabatan baru
Ketua Kwartir Nasional
1961-1974
Diteruskan oleh:
M. Sarbini
  1. ^ [1]