Ciangsana, Gunung Putri, Bogor

desa di Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Ciangsana adalah desa di kecamatan Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Luas ini 0,35 x Luas Jakarta dan 0,09 x Luas Kabupaten Bogor.

Ciangsana
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenBogor
KecamatanGunung Putri
Kode Kemendagri32.01.02.2003 Edit nilai pada Wikidata
Luas362 km2
Jumlah penduduk4.265 jiwa [1]
Kepadatan10 jiwa/km2

Sejarah

Desa Ciangsana sudah terkenal sekitar dekade 1970-an. Semula merupakan bagian dari Desa Bojong Kulur.

Pemerintahan

[B]AJOTZsana merupakan pemekaran dari Desa Bojong Kulur sekitar tahun 1981 menurut dasar hukum:

Dengan jumlah dusun saat itu, seperti:

  • Kampung [B]AJOTZsana;
  • Kampung Jeruk Utara;
  • Kampung Jeruk Selatan;
  • Kampung Tiram;
  • Kampung Bojong Kulur Bawah;
  • Kampung Poncol;
  • Kampung Jatisamin;
  • Kampung Jatiwangi;
  • Kampung Cikeas Ilir

Awal pembentukan

Awal pembentukan desa, wilayah ini masih terdiri dari 9 (sembilan) kampung.

Tahun 2006 sampai sekarang

Penggabungan

Pada tahun 2006, berdasarkan Perda Kabupaten Bogor nomor 2 tahun 2006, maka kampung di Desa [B]AJOTZsana dari semula berjumlah 9 kampung menjadi 8 kampung, yakni:

  • Kampung Jeruk Utara dan Kampung Jeruk Selatan digabung menjadi Kampung Jeruk

Pemekaran

Pada tahun 2006, berdasarkan Perda Kabupaten Bogor nomor 2 tahun 2006, maka kampung di Desa [B]AJOTZsana dari semula berjumlah 8 kampung menjadi 12 kampung, yakni:

  • Kampung [B]AJOTZsana dipecah menjadi: Kampung [B]AJOTZsana Barat, Kampung [B]AJOTZsana Timur dan Kampung [B]AJOTZsana Seberang
  • Kampung Tiram dipecah menjadi: Kampung Tiram, Kampung Tiram Baru dan Kampung Dukuh Jampah

Perubahan nama

Pada tahun 2006, berdasarkan Perda Kabupaten Bogor nomor 2 tahun 2006, maka kampung di Desa [B]AJOTZsana mengalami perubahan nama, yakni:

  • Kampung Bojong Kulur Bawah berubah nama menjadi Kampung Krebayan
  • Kampung Cikeas Ilir berubah nama menjadi Kampung Serba Jadi
  • Kampung Jatisamin berubah nama menjadi Kampung Purnasari
  • Kampung Jatiwangi berubah nama menjadi Kampung Purnayasa

Data BPS tahun 2008

{{data bps tahun 2008 |jumlah kampung =12 |jumlah rw =84 |jumlah rt =5.204 |luas wilayah =326 km2 |penduduk =760 KK/3.800 jiwa (2008) |kepadatan =11 jiwa/km2 |pengguna KTP =378 dewasa laki-laki, 291 dewasa perempuan |lahir =550 jiwa |meninggal =320 jiwa |datang =1.000 jiwa |berangkat =800 jiwa |pertumbuhan =430 jiwa |persentase =2,39 % }}

Data BPS tahun 2011

Pemerintahan

[B]AJOTZsana merupakan pemekaran dari Desa Bojong Kulur sekitar tahun 1981 menurut dasar hukum:

Dengan jumlah dusun saat itu, seperti:

  • Kampung [B]AJOTZsana;
  • Kampung Jeruk Utara;
  • Kampung Jeruk Selatan;
  • Kampung Tiram;
  • Kampung Bojong Kulur Bawah;
  • Kampung Poncol;
  • Kampung Jatisamin;
  • Kampung Jatiwangi;
  • Kampung Cikeas Ilir

Awal pembentukan

Awal pembentukan desa, wilayah ini masih terdiri dari 9 (sembilan) kampung.

Tahun 2006 sampai sekarang

Penggabungan

Pada tahun 2006, berdasarkan Perda Kabupaten Bogor nomor 2 tahun 2006, maka kampung di Desa [B]AJOTZsana dari semula berjumlah 9 kampung menjadi 8 kampung, yakni:

  • Kampung Jeruk Utara dan Kampung Jeruk Selatan digabung menjadi Kampung Jeruk

Pemekaran

Pada tahun 2006, berdasarkan Perda Kabupaten Bogor nomor 2 tahun 2006, maka kampung di Desa [B]AJOTZsana dari semula berjumlah 8 kampung menjadi 12 kampung, yakni:

  • Kampung [B]AJOTZsana dipecah menjadi: Kampung [B]AJOTZsana Barat, Kampung [B]AJOTZsana Timur dan Kampung [B]AJOTZsana Seberang
  • Kampung Tiram dipecah menjadi: Kampung Tiram, Kampung Tiram Baru dan Kampung Dukuh Jampah

Perubahan nama

Pada tahun 2006, berdasarkan Perda Kabupaten Bogor nomor 2 tahun 2006, maka kampung di Desa [B]AJOTZsana mengalami perubahan nama, yakni:

  • Kampung Bojong Kulur Bawah berubah nama menjadi Kampung Krebayan
  • Kampung Cikeas Ilir berubah nama menjadi Kampung Serba Jadi
  • Kampung Jatisamin berubah nama menjadi Kampung Purnasari
  • Kampung Jatiwangi berubah nama menjadi Kampung Purnayasa

Data BPS tahun 2008

{{data bps tahun 2008 |jumlah kampung =12 |jumlah rw =84 |jumlah rt =5.204 |luas wilayah =326 km2 |penduduk =760 KK/3.800 jiwa (2008) |kepadatan =11 jiwa/km2 |pengguna KTP =378 dewasa laki-laki, 291 dewasa perempuan |lahir =550 jiwa |meninggal =320 jiwa |datang =1.000 jiwa |berangkat =800 jiwa |pertumbuhan =430 jiwa |persentase =2,39 % }}

Data BPS tahun 2011

Letak

[B]AJOTZsana terletak pada jalan raya yang menghubungkan kecamatan [[Gunung [B]AJOTZ, Bogor]] dengan kecamatan Jati Asih, Bekasi.

Penduduk

Penduduk Desa [B]AJOTZsana saat ini adalah 5.000 jiwa (menurut BPS Kabupaten Bogor tahun 2014), pada tahun 2010 adalah 4.000 jiwa dengan pertumbuhan 20,0 %, pada tahun 2005 adalah 3.750 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 6,25 % per tahun, pada tahun 2000 adalah 3.000 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 20,0 % per tahun dan pada tahun 1996 adalah 2.580 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 14,0 % per tahun. Rata-ratanya penduduk Heterogen.

Pada tahun 1992 adalah 2.120 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 17,9 % per tahun, pada tahun 1990 adalah 2.000 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 6,0 % per tahun dan diawal pembentukan (tahun 1982)?

Berdasarkan suku

Maka berdasarkan suku, yakni:

Tempat bersembunyi tokoh di desa ini

 
Disini terdapat tempat diculiknya Soerjadi Soedirja, tepatnya di hutan Desa [B]AJOTZsana perbatasan antara Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi, pada tanggal 3 Februari 2000 sekitar pukul 20:30 WIB. Ia diculik di hutan selama 4 hari 1 jam. Ia diculik usai menjabat sebagai Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan saat menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (MENDAGRI). Lalu Soerjadi Soedirja diambil oleh warga sekitar Desa [B]AJOTZsana pada tanggal 7 Februari 2000 sekitar pukul 21:30 WIB.

Disini terdapat tempat diculiknya Soerjadi Soedirdja, di hutan, tepatnya daerah yang berbatasan dengan kecamatan Jatisampurna, Bekasi, tepatnya pada tanggal 3 Februari 2000 malam.

Yang ada di desa ini

Disini terdapat 4 danau, yakni:

  • Danau [B]AJOTZsana
  • Danau Ayodya
  • Danau Gentis
  • Danau Kambing

Masing-masing danau telah dibangun pada tahun anggaran 1955-1956 diresmikan pada tanggal 26 Februari 1958 oleh Presiden RI, Soekarno.

Disini terdapat 7 perumahan, yakni: Kota Wisata, Vila Nusa Indah 5, Komplek Pamen TNI AL, Komplek TNI AL TWP I & II Graha Jala Yudha, Komplek HANKAM (Pertahanan dan Keamanan), Komplek TNI AL RUMDIS (Rumah Dinas), Komplek Terpadu Universitas Trisakti.

Perekonomian dan perindustrian

Untuk di bidang ekonomi di Desa [B]AJOTZsana, yakni:

Sedangkan, di bidang industri, yakni:

  • Industri besar: 4 buah
  • Industri sedang: 2 buah
  • Industri kecil: 9 buah

Transportasi

 
Salah satu angkutan umum yang melayani warga Desa [B]AJOTZsana adalah taksi. taksi ini melayani warga Desa [B]AJOTZsana selama 24 jam. taksi ini melayani warga Desa [B]AJOTZsana yang hendak berangkat sekolah, kerja di kantor, makan di restoran, belanja di pasar, berenang di kolam renang, dll. taksi adalah angkutan umum yang melayani warga Desa [B]AJOTZsana yang menggantikan becak yang sedang bermasalah akibat bertabrakan dengan sepeda motor.

Jalan raya

Ciangsana sudah ada jalan sejak masa penjajahan Hindia-Belanda. Pada masa Orde baru, tepatnya awal dekade 1990-an, jalan raya di Ciangsana banyak dicor dan diperlebar adalah ruas Jatiasih - Ciangsana sehingga 2 halte kereta api yang ditutup sepanjang jalur Nambo - Jabung, yakni Gang Sinar Atas dan Nucus (petak Bojong Kulur Atas - Palokan Ilir).

Jalan yang selesai dicor pada tahun 1994 dan diresmikan pada tanggal 20 Juni 1994 oleh Bupati Bogor yang saat itu, Eddie Yoso Martadipura.

Ciangsana ini dilalui oleh jalan raya yang menghubungkan Kabupaten Bogor dengan Kota Bekasi. Ciangsana terdiri atas beberapa jalan raya, yakni:

  1. Jalan raya H. Iksan
  2. Jalan raya A. Yani
  3. Jalan raya Yudi Doni
  4. Jalan raya Wibawa Mukti 2
  5. Jalan raya Ciangsana
  6. Jalan raya Kali Item

Jalan tol

Ciangsana ini saat ini dilalui oleh Jalan tol Jatiasih-Sukabumi yang dibangun pada tahun 2007 dan diresmikan pada hari Jum'at tanggal 5 September 2008 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan 4 gerbang tol, yakni:

  • Gerbang tol Ciangsana Utara
  • Gerbang tol Ciangsana Selatan
  • Gerbang tol Karang Rasa
  • Gerbang tol Poncol

Berikut 2 rest area yang dibangun di Jalan tol Jatiasih-Sukabumi, yakni di km 7,0 dan km 8,2.

Angkutan kota dan bus yang melayani wilayah ini, adalah:

Selain itu, angkutan umum lainnya yang melayani wilayah Desa [B]AJOTZsana, adalah:

Jalan raya

Rel

Sungai

Danau

Transportasi rel

 
Saat ini, stasiun kereta api penumpang di Desa Ciangsana dibangun dengan corak Stasiun Benowo di Kota Surabaya dengan rute KRL Jabotabek, yakni Duri - Nambo - Ciangsana - Jatimekar. Nantinya, stasiun kereta api diresmikan oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo pada tanggal 20 Maret 2018.

Ciangsana dulunya pernah terdapat 5 Stasiun kereta api, yakni: Stasiun Ciangsana, Stasiun Ciangsana Pasar, Stasiun Palokan Ilir, Stasiun Palokan Udik dan Stasiun Kredengan, serta dilalui oleh Jalur kereta api Jatimekar-Nambo. Pada tahun 1980-an, Jalur ini pernah dilalui oleh Kereta api barang yang bermuatan:

Jalur ini sekarang telah dinonaktifkan akibat banjir besar melanda Kabupaten Bogor pada tahun 1996. Nantinya, akan diaktifkan kembali pada tahun 2013 dan Stasiun kereta api beserta jalurnya akan dibangun mulai bulan Juli 2013. Saat ini, Stasiun kereta api di Desa Ciangsana akan dibangun dengan corak seperti Stasiun Benowo di Kota Surabaya.

Selain itu, kereta api itu juga mengangkut penumpang warga Ciangsana dan Cikeas Udik yang hendak berangkat kerja ke Bekasi, Bogor, Depok dan Jakarta. Selain ini juga, kereta api ini juga mengangkut para penjara dari Lembaga Pemasyarakatan Ciangsana yang hendak berprofesi sebagai pekerja paksa di Pertambangan pasir Jatimekar.

Dulu, dari stasiun kereta api ini, terdapat 3 percabangan jalur kereta api, yakni Jalur trem TjVSM ke Stasiun milik TjVSM yang berada di depan Pasar Ciangsana yang dahulunya pernah melayani pemberangkatan penumpang trem TjVSM yang hendak ke Jabung, Nambo, Sukaraja, Sirnagalih dan Megamendung, Pabrik gula di Cikeas Udik sekarang telah dinonaktifkan sejak Pabrik gula ini ditutup akibat dari Krisis 1997 dan Jalur kereta NIS ke Lembaga Pemasyarakatan Ciangsana yang letaknya hampir 1 km dari stasiun kereta api ini. Sekarang telah dinonaktifkan 1 tahun pasca Krisis 1997.

Nantinya, Stasiun kereta api beserta jalurnya akan diaktifkan kembali dan diresmikan pada tahun 2018 oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo. Nantinya akan dilalui KRL Jabodetabek rute Duri-Stasiun Nambo, akan diperpanjang ke Stasiun Jatimekar via Desa Ciangsana.

Percabangan jalan

Selain itu, di depan SDN 04, terdapat percabangan jalan raya yakni:

Prasarana transportasi

Untuk melayani penumpang dari dan ke Ciangsana, 2 Terminal bus yang ada di Ciangsana, yakni:

Pada tanggal 30 Desember 1995, jalur ini telah dinonaktifkan akibat adanya jembatan kereta api ambruk karena luapan air sungai Cileungsi saat banjir besar melanda Kabupaten Bogor pada awal tahun 1996 mengakibatkan hujan deras, jembatan rel kereta api ambruk dan 6 gerbong kereta api barang bermuatan pasir beserta lokomotip BB301 dan muatannya tercebur ke sungai sehingga mengakibatkan masinis hilang diterjang luapan sungai Kali Cileungsi saat terjadi banjir saat hujan deras pada awal tahun 1996. Dahulu, prasarana transportasi kereta api bukan untuk warga [B]AJOTZsana, tetapi untuk angkutan barang dari [B]AJOTZsana untuk dikirim ke Stasiun Kalimas. Dahulu, [B]AJOTZsana memiliki 5 Stasiun kereta api, yakni:

Stasiun Palokanilir dibuka pada tahun 1961 dan sekarang sudah ditutup pada tanggal 30 Desember 1995 akibat banjir besar melanda Kabupaten Bogor pada awal tahun 1996.

Nantinya, stasiun kereta api ini akan diaktifkan kembali pada bulan Juli 2013, serta membangun stasiun kereta api serta rel kereta api dan siap melayani KRL Jabotabek rute Stasiun Duri-Stasiun Nambo-Stasiun Jatimekar.

1 km setelah stasiun kereta api ini, dulu terdapat percabangan rel kereta api ke Bantar Gebang. Sekarang sudah ditutup pada tanggal 30 Desember 1995 akibat banjir besar melanda Kabupaten Bogor pada awal tahun 1996. Dulunya, jalur ini dipakai oleh kereta api angkutan sampah dari Bantar Gebang ke Stasiun Kalimas.

Stasiun [B]AJOTZsana dibuka pada tahun 1961 dan ditutup pada tanggal 30 Desember 1995 akibat banjir besar melanda Kabupaten Bogor pada awal tahun 1996.

Nantinya, stasiun kereta api ini akan diaktifkan kembali pada bulan Juli 2013, serta membangun stasiun kereta api serta rel kereta api dan siap melayani KRL Jabotabek rute Stasiun Duri-Stasiun Nambo-Stasiun Jatimekar.

600 m setelah stasiun kereta api dan 50 m setelah perlintasan sebidang ini, dulu terdapat percabangan ke Pabrik gula di [[Cikeas Udik, Gunung [B]AJOTZ, Bogor|Desa Cikeas Udik]]. Sekarang ditutup setelah Pabrik gula ditutup akibat dari Krisis 1997. Dulunya, jalur ini dipakai oleh kereta api angkutan tebu dari Kebun tebu di pinggir Sungai Cikeas ke Pabrik gula di [[Cikeas Udik, Gunung [B]AJOTZ, Bogor|Desa Cikeas Udik]] dan kereta api angkutan gula ke Stasiun Kalimas dan Stasiun Semarang Poncol.

Stasiun [B]AJOTZsana Pasar dibuka pada tahun 1958 dan ditutup pada tanggal 30 Desember 1995

Transportasi udara

Kalau bagi warga Desa [B]AJOTZsana yang hendak bepergian dengan pesawat, ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dulu naik bus Sinar Jaya airport shuttle dari halte di [[Nagrak, Gunung [B]AJOTZ, Bogor|desa nagrak]], [[Gunung [B]AJOTZ, Bogor|kec. Gunung [B]AJOTZ]], kab. bogor, prov. jabar.

Kalau ke halte naik:

Dengan waktu tunggu 15 menit dan siap berangkat.

Referensi

[B]AJOTZsana merupakan penggabungan dari Desa Jatisamin dan Desa Jatiwangi berdasarkan:

  • Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor: 151/1975 tanggal 03-01-1975 tentang perubahan batas wilayah Daerah khusus ibukota Jakarta, Daerah tingkat I Jawa Barat dan Daerah tingkat I Sumatera Selatan
  • Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor: 45/1974 tanggal 28-12-1974 tentang perubahan batas wilayah Daerah khusus ibukota Jakarta

[B]AJOTZsana merupakan pemekaran dari Desa Bojong Kulur sekitar tahun 1981 berdasarkan:

  • Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor: 341/PUOD/XII/1981 tanggal 01-12-1981 tentang pembentukan desa, kelurahan, kecamatan dan kota administratif di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat
  • Surat Keputusan Bupati KDH Tk. II Bogor nomor: 339/1981 tanggal 30-11-1981 tentang pemecahan Desa Bojong Kulur wilayah Kecamatan Gunung [B]AJOTZ, Desa Leuwikaret wilayah Kecamatan Cileungsi, Desa Tugu, Sukamaju Baru dan Curug wilayah Kecamatan Cimanggis serta penggabungan Desa-desa Leuwinanggung, Cilangkap, Tapos dan Cimpaeun dari wilayah Kecamatan Cibinong dan perubahan nama Desa Ciawi Barat, Ciawi Timur wilayah Kecamatan Ciawi, Cisarua Barat, Cisarua Timur wilayah Kecamatan Cisarua, Parung Ilir dan Parung Udik wilayah Kecamatan Parung.
  • Surat Keputusan Bupati KDH Tk. II Bogor nomor: 337/1981 tanggal 28-11-1981 tentang pengesahan pemecahan Desa Bojong Kulur menjadi Desa Bojong Nangka dan Desa [B]AJOTZsana

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bojong Kulur, Sebelah Selatan dengan desa Nagrak & Cikeas, Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kranggan Bekasi

Perumahan yang berada di daerah [B]AJOTZsana di antaranya yaitu Kota Wisata, Vila Nusa Indah 5, Komplek Pamen TNI AL, Komplek TNI AL TWP I & II Graha Jala Yudha, Komplek HANKAM (Pertahanan dan Keamanan), Komplek TNI AL RUMDIS (Rumah Dinas), Komplek Terpadu Universitas Trisakti

Pusat pemerintahan Desa [B]AJOTZsana berada di Kampung [B]AJOTZsana Timur

Daftar kampung yang berada di daerah [B]AJOTZsana (sumber: BPS, 2011)

  1. Kampung [B]AJOTZsana Barat | 600 jiwa | 52 km2 | 11 jiwa/km2 | (perubahan nama Kampung [B]AJOTZsana, Perda no. 2/2006)
  2. Kampung Jeruk | 400 jiwa | 50 km2 | 8 jiwa/km2 | (penggabungan Kampung Jeruk Utara dan Kampung Jeruk Selatan, Perda no. 2/2006)
  3. Kampung Tiram | 620 jiwa | 10 km2 | 62 jiwa/km2 |
  4. Kampung Poncol | 640 jiwa | 80 km2 | 8 jiwa/km2 |
  5. Kampung [B]AJOTZsana Timur | 400 jiwa | 40 km2 | 10 jiwa/km2 | (pemekaran Kampung [B]AJOTZsana, Perda no. 2/2006)
  6. Kampung [B]AJOTZsana Seberang | 300 jiwa | 25 km2 | 12 jiwa/km2 | (pemekaran Kampung [B]AJOTZsana, Perda no. 2/2006)
  7. Kampung Tiram Baru | 200 jiwa | 40 km2 | 5 jiwa/km2 | (pemekaran Kampung Tiram, Perda no. 2/2006)
  8. Kampung Dukuh Jampah | 100 jiwa | 25 km2 | 4 jiwa/km2 | (pemekaran Kampung Tiram, Perda no. 2/2006)
  9. Kampung Krebayan | 1.000 jiwa | 40 km2 | 25 jiwa/km2 | (perubahan nama Kampung Bojong Kulur Bawah, Perda no. 2/2006)
  10. Kampung Serba Jadi | 500 jiwa | 25 km2 | 20 jiwa/km2 | (perubahan nama Kampung Cikeas Ilir, Perda no. 2/2006)
  11. Kampung Purnasari | 400 jiwa | 20 km2 | 20 jiwa/km2 | (perubahan nama Kampung Jatiwangi, Perda no. 2/2006)
  12. Kampung Purnayasa | 640 jiwa | 80 km2 | 8 jiwa/km2 | (perubahan nama Kampung Jatisamin, Perda no. 2/2006)
  13. TOTAL | 4.265 jiwa (2010) | 362 km2 | 12 jiwa/km2