Pertempuran Ambon

artikel daftar Wikimedia
Revisi sejak 30 Januari 2016 11.25 oleh Ciput (bicara | kontrib)

Pertempuran Ambon adalah pertempuran yang terjadi di pulau Ambon yang saat itu dikuasai oleh Hindia Belanda pada tanggal 30 Januari-3 Februari 1942 selama Perang Dunia II. Invasi Jepang dilawan oleh pasukan Belanda dan Australia. Pertempuran berdarah yang terjadi ini masuk kedalam bagian dari kejahatan perang Jepang.

Battle of Ambon
Bagian dari Perang Dunia II, Perang Pasifik

Lapangan udara Laha, Ambon pada tahun 1945. Teluk Ambon dan Semenanjung Laitimor ada pada latar belakang gambar.
Tanggal30 Januari-3 Februari 1942
LokasiAmbon, Maluku, Hindia Belanda
Hasil Kemenangan Jepang
Pihak terlibat
 Belanda
 Australia
 Amerika Serikat
Kekaisaran Jepang
Tokoh dan pemimpin
J. R. L. Kapitz Ibo Takahashi (angkatan laut)[1]
Takeo Ito (angkatan darat)[2]
Kekuatan
3.900 5.300
Korban
Belanda: tidak diketahui;
Australia: 15 tewas, 35 terluka.
Lebih dari 300 personel Australia dan Belanda dibantai setelah menyerah
Amerika Serikat:tidak diketahui.
55 tewas, 135 terluka

Latar Belakang

Pada tahun 1941, ketika Sekutu memperhitungkan kemungkinan pecahnya perang dengan Jepang, Ambon merupakan lokasi yang dianggap strategis,[3] karena potensial menjadi pangkalan udara utama. Pemerintah dan petinggi-petinggi militer Australia melihat bahwa Ambon bisa digunakan sebagai basis penyerbuan ke Australia Utara dan mereka pun memutuskan untuk memperkuat pasukan KNIL yang mempertahankan pulau tersebut. Pada 14 Desember 1941, sebuah konvoi kapal laut yang terdiri dari kapal pengawal HMAS Adelaide dan Ballarat dengan kapal Belanda Both, Valentijn, dan Patras mengangkut 1.000 1,090 tentara "Gull Force" meninggalkan Darwin dan tiba di Ambon pada 17 Desember. HMAS Swan mengawal Bantam tiba dengan penambahan pasukan pada 12 Januari 1942.[4]

Geografi

Ambon terletak di Kepulauan Maluku, di selatan pulau Seram yang jauh lebih besar. Ambon memiliki bentuk yang bisa digambarkan sebagai "angka 8" atau "jam pasir", dan terdiri dari 2 semenanjung yang terpisah oleh tanah genting (isthmus) yang sempit, dengan teluk sempit yang memanjang di kedua sisi tanah genting tersebut. Lapangan terbang kunci ada di Laha, di barat Semenanjung Hitu — di bagian utara pulau dan menghadap ke Teluk Ambon. Kota Ambon sendiri berada di sisi seberang teluk di bagian selatan pulau, Semenanjung Laitimor.

Pasukan

Sekutu

Ketika Perang Pasifik pecah pada 8 Desember 1941, Ambon dijaga oleh 2,800 tentara Molukken Brigade dari KNIL], dipimpin oleh Overstee Joseph Kapitz dan terdiri dari tentara kolonial Hindia Belanda, dipimpin perwira Eropa. Garnisun ini berperlengkapan minim dan kurang terlatih, sebagian karena negara induknya, Belanda sudah kalah dan diduduki oleh Nazi Jerman. Unit-unit pasukan KNIL tidak perlengkapi dengan radio dan bergantung kepada jaringan telepon dan komunikasi tertulis. Mereka termasuk 300 pasukan cadangan yang kurang terlatih.

Angkatan Darat Australia menempatkan 1100 tentara Gull Force, dipimpin oleh Lt. Col. Leonard Roach, yang tiba pada 17 Desember 1941. Pasukan ini terdiri dari Batalion ke-2/21 dari Divisi 8 Royal Australian Army, dengan dukungan artileri dan unit-unit pendukung lainnya. Kapitz ditunjuk sebagai komandan Sekutu di Ambon. Roach sudah mengunjungi pulau ini sebelum pasukannya tiba dan meminta tambahan artileri dan senapan mesin dari Australia.

Pada 6 Januari 1942, setelah koloni-koloni Belanda dan Inggris di utara jatuh ke tangan Jepang, Ambon menjadi sasaran penyerangan pesawat-pesawat tempur Jepang. Roach mengeluh tentang lambatnya respons atas saran-sarannya, dan justru malah ia digantikan oleh Lt. Col. John Scott pada 14 Januari 1942.

Markas besar Kapitz terletak di pangkalan angkatan laut Halong, di antara Paso dan kota Ambon. Di situ terdapat 4 mobil lapis baja, 1 detasemen senapan anti pesawat udara dan 4 meriam anti pesawat (AA gun) 40mm. Percaya bahwa daratan di pantai selatan Laitimor terlalu tidak bersahabat untuk pendaratan pasukan dan bahwa serangan apapun akan datang dari timur, di sekitar Teluk Baguala, pasukan KNIL terkonsentrasi di Paso, dekat tanah genting, di bawah komando Mayoor H.L. Tieland. Ada beberapa detasemen kecil KNIL di lokasi-lokasi yang potensial untuk pendaratan di utara Hitu.

2 kompi dari Batalyon 2/21 dan 300 tentara KNIL berada di lapangan terbang Laha, di bawah komando [[Major]Mayor]] Mark Newbury. Mereka diperkuat dengan artileri KNIL: 4 artileri medan 75mm, 4 senapan anti tank 37mm, 4 AA gun 75mm, 4 AA gun 40mm, 1 peleton senapan anti pesawat dan 1 baterai artileri.

Akan tetapi, Lt Col. Scott, Markas Gull Force dan sebagian besar tentara Australia terkonsentrasi di bagian barat Semenanjung Laitimor Peninsula, untuk menangkal serangan dari Teluk Ambon. Kompi "A" dari Batalyon 2/21 dan 1 kompi KNIL ditempatkan di Eri, di bagian barat daya teluk. Peleton perintis dari Batalyon 2/21 berposisi di plateau di sekitar Gunung Nona (titik tertinggi di Laitimor), dengan 1 detasemen AA gun KNIL. Detasemen-detasemen Australia yang lebih kecil ditempatkan di: Latuhalat, dekat ujung barat daya Laitimor dan di Tanjung Batuanjut, di utara Eri. Markas Gull Force dan pasukan cadangan strategis, Kompi "D", ditempatkan di jalur dari plateau Nona ke pantai Amahusu, antara Eri dan kota Ambon.

Pranala luar

Referensi

  1. ^ Klemen, L (1999–2000). "Vice-Admiral Ibo Takahashi". Dutch East Indies Campaign website. 
  2. ^ Klemen, L (1999–2000). "Major-General Takeo Ito". Dutch East Indies Campaign website. 
  3. ^ "Ambon". Encyclopaedia Britannica Online. Britannica. 2008. Diakses tanggal 2008-10-09. 
  4. ^ Gill 1957, hlm. 496, 551.