Stasiun Lenteng Agung

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Lenteng Agung (LNA) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Jl. Lenteng Agung Timur, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Stasiun ini berada di Daerah Operasi I Jakarta.

Stasiun Lenteng Agung
Stasiun Lenteng Agung
Lokasi
Koordinat6°19′36″S 106°49′56″E / 6.32667°S 106.83222°E / -6.32667; 106.83222
Operator
Letak
LayananMelayani Lokal dan stasiun persimpangan ke Jatiasih, Cibubur dan Ciganjur (sampai 2001)
KA Commuter Jabodetabek (sejak 2001)
Juga untuk persusulan dan persilangan antarkereta api.
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
  • LNA (dahulu: LTN)
  • 0704 (sekarang setelah beberapa jalur nonaktif tahun 1990-2000 menjadi 35213)[2]
KlasifikasiPemberhentian KRL Jabodetabek (sejak 2001) (Status sebelumnya: Stasiun KA kelas III/kecil, halte simpang)[2]
Sejarah
Nama sebelumnyaLenteng Agoeng, Halte Lenteng Agung
Tanggal penting
Dibuka kembali2001 (sebagai stasiun penumpang)
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya     Stasiun berikutnya
Templat:KRL Jabodetabek lines
Templat:KRL Jabodetabek lines
Templat:KRL Jabodetabek lines
Templat:KRL Jabodetabek lines
Templat:KRL Jabodetabek lines
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejarah

Dahulu stasiun ini (sampai 2001) adalah stasiun persimpangan antara jalur Jakarta-Bogor, jalur Jatiasih (Dahulu (sebelum pertengahan dekade 1990-an), dari Stasiun Jabung terdapat jalur cabang ke Sirnagalih/Megamendung via Wanaherang-Nambo, tambang pasir, pabrik pupuk, pabrik semen, Pondok Gede, Pinang Ranti (yang telah berubah menjadi terminal bus) (yang telah dibongkar), Nambo via Ciangsana-Wanaherang (dari stasiun ini, jalur ini hendak bersambung dengan jalur Jakarta-Bogor di Stasiun Citayam), Stasiun Jatiasih Trem (dari stasiun ini, jalur ini hendak bersambung dan berdampingan dengan jalur Jakarta-Surabaya di Stasiun Bekasi) dan Cakung via Jatikramat (dari stasiun ini, jalur ini hendak bersambung dan berdampingan dengan jalur Jakarta-Surabaya di Stasiun Kranji), lalu kemudian jalur ini berdampingan dengan jalur Nambo-Jatiasih ke Stasiun Jatiasih), jalur Ciganjur (yang hendak menyatu dengan jalur KA yang ke Ciputat dengan gauge 750) dan jalur Cibubur (yang hendak menyatu dengan jalur KA yang ke arah Nambo dengan gauge 600). Sejak ini, rel ini telah nonaktif. Hanya rel kereta api ke Ciganjur yang dibongkar oleh Jepang tahun 1942 untuk diangkut ke Bayah untuk membangun jalur kereta api di sana.

Namun rel kereta api yang ke Cibubur tetap beroperasi sampai tahun 1998. Namun rel kereta api ke Cibubur ditutup setelah terjadi kerusuhan bulan Mei 1998. Namun sisa rel masih terlihat di Jalan Raya Bogor km 26 dan di daerah Kalisari.

Sedangkan, rel kereta api yang ke Jatiasih tetap beroperasi sampai 2000-an awal. Namun rel kereta api yang ke Jatiasih ditutup setelah dibukanya jalur baru yang melewati Stasiun Tambun pada 2000-an awal. Namun sisa rel kereta api yang menuju ke Jatiasih masih

Kereta api

Penumpang

Persilangan/persusulan antar KA

Angkutan umum

Insiden

  • Pada tanggal 18 November 2002 siang, seorang pemuda tertabrak KRL Jakarta-Bogor di Stasiun Lenteng Agung. Akibat kejadian tersebut, tubuh pemuda tersebut hancur.
  • Pada tanggal 27 Februari 2007 pukul 7.10, KRL 516 mogok di Stasiun Lenteng Agung. Akibat peristiwa itu, perlintasan sebidang di sekitar stasiun itu ditutup lebih lama, sehingga menimbulkan kemacetan panjang.
Stasiun sebelumnya:
Stasiun Tanjung Barat
Jalur kereta api Manggarai-Padalarang Stasiun berikutnya:
Stasiun Universitas Pancasila

6°19′47″S 106°50′04″E / 6.329801°S 106.834445°E / -6.329801; 106.834445{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.