Ilmu pertanian
Ilmu pertanian (agricultural science) adalah bidang kajian luas yang mempelajari pertanian. Sebagaimana rumpun ilmu kesehatan, bidang ini merupakan bagian dari rumpun ilmu-ilmu hayati (biosains) yang bersifat terapan dan multidisiplin. Dengan inti biologi, ilmu ini mendayagunakan pula matematika, statistika, ilmu pengetahuan alam, ilmu ekonomi dan sosial, serta berbagai teknologi dari rumpun keilmuan lainnya. Ilmu pertanian tidak serta-merta sama dengan pertanian maupun agronomi (ilmu pendayagunaan tanaman). Pertanian adalah serangkaian aktivitas yang mengubah lingkungan untuk menghasilkan produk hewani dan nabati yang bermanfaat bagi manusia. Agronomi adalah kajian yang terkait dengan budidaya serta pemanfaatan lain tanaman. Ilmu pertanian mencakup budidaya tumbuhan dan hewan, di darat maupun di air.
Ilmu pertanian mencakup riset dan pengembangan di bidang:
- Metode produksi (misal manajemen irigasi, input nitrogen yang direkomendasikan)
- Peningkatan produktivitas pertanian dalam hal kuantitas dan kualitas (seleksi tanaman dan hewan yang tahan kekeringan, pengembangan pestisida baru, teknologi penginderaan hasil, simulasi model pertumbuhan tanaman, kultur sel in vitro)
- Pengubahan produk primer menjadi barang konsumsi (mulai dari produksi, pengawetan, dan pengepakan)
- Pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan (konservasi tanah, degradasi tanah, manajemen sampah, bioremediasi)
- Ekologi produksi teoretis, terkait permodelam produksi tanaman
- Peningkatan pertanian subsisten yang memberi makan sebagian besar orang miskin di dunia. Sistem ini menarik perhatian karena mempertahankan integrasi dengan sistem ekologi alam lebih baik dari pertanian industri, yang mungkin lebih berkelanjutan dibandingkan sistem pertanian modern
- Produksi bahan pangan berdasarkan permintaan global. Lihat kebijakan pertanian.
Sejarah ilmu pertanian
Ilmu pertanian dimulai dengan karya Gregor Mendel di bidang genetika, namun ilmu pertanan modern bisa dikatakan dimulai pada abad ke-18 ketika pupuk kimia mempengaruhi fisiologi tanaman. Intensifikasi pertanian dimulai sejak tahun 1960an di negara maju dan negara berkembang, seringkali disebut dengan Revolusi Hijau, yang merupakan kemajuan yang dibuat dalam menseleksi dan meningkatkan kualitas tanaman dan hewan ternak untuk produktivitas tinggi, juga penggunaan input tambahan seperti pupuk dan pestisida.
Pertanian merupakan intervensi terbesar manusia terhadap alam, sehingga memiliki dampak bagi lingkungan secara umum. Pertanian intensif, pertanian industri, serta peningkatan populasi telah menarik perhatian ilmuwan pertanian mengenai pentingnya pengembangan metode pertanian baru untuk menangani hal tersebut.Hal ini termasuk bidang teknolgi yang mengasumsikan bahwa seluruh solusi masalah teknologi ada pada teknologi yang lebih baik, dan pertanian juga merupakan teknologi. Solusi yang dipertimbangkan mulai dari manajemen hama terpadu, manajemen sampah, arsitektur lanskap, dan genomika. Teknologi baru, seperti bioteknologi dan ilmu komputer dan kemajuan teknologi lainnya telah memungkinkan untuk mengembangkan bidang penelitian baru, termasuk di bidang rekayasa genetik, agrofisika, statistika pertanian, dan pertanian presisi.
Ilmuwan pertanian ternama
Ilmu pertanian dan krisis pertanian
Ilmu pertanian bertujuan untuk memberi makan populasi dunia sambil mencegah masalah keamanan hayati yang mampu mempengaruhi kesehatan manusia dan lingkungan. Hal ini membutuhkan manajemen yang baik terhadap sumber daya alam dan menghargai lingkungan.
Aspek ekonomi, lingkungan, dan aspek sosial dari ilmu pertanian adalah subjek yang terus diperdebatkan. Krisis terbaru seperti flu burung dan penyakit sapi gila serta isu organisme termodifikasi secara genetik menggambarkan kompleksnya dunia pertanian yang harus ditangani dengan ilmu pertanian, secara sosial maupun eksakta.
Bidang ilmu terkait
Lihat pula
Referensi
Bahan bacaan terkait
- Agricultural Research, Livelihoods, and Poverty: Studies of Economic and Social Impacts in Six Countries Edited by Michelle Adato and Ruth Meinzen-Dick (2007), Johns Hopkins University Press Food Policy Report
- Agricultural research, livelihoods, and poverty | International Food Policy Research Institute (IFPRI)
- Claude Bourguignon, Regenerating the Soil: From Agronomy to Agrology, Other India Press, 2005
- Pimentel David, Pimentel Marcia, Computer les kilocalories, Cérès, n. 59, sept-oct. 1977
- Russell E. Walter, Soil conditions and plant growth, Longman group, London, New York 1973
- Salamini Francesco, Oezkan Hakan, Brandolini Andrea, Schaefer-Pregl Ralf, Martin William, Genetics and geography of wild cereal domestication in the Near East, in Nature, vol. 3, ju. 2002
- Saltini Antonio, Storia delle scienze agrarie, 4 vols, Bologna 1984-89, ISBN 88-206-2412-5, ISBN 88-206-2413-3, ISBN 88-206-2414-1, ISBN 88-206-2415-X
- Vavilov Nicolai I. (Starr Chester K. editor), The Origin, Variation, Immunity and Breeding of Cultivated Plants. Selected Writings, in Chronica botanica, 13: 1-6, Waltham, Mass., 1949–50
- Vavilov Nicolai I., World Resources of Cereals, Leguminous Seed Crops and Flax, Academy of Sciences of Urss, National Science Foundation, Washington, Israel Program for Scientific Translations, Jerusalem 1960
- Winogradsky Serge, Microbiologie du sol. Problèmes et methodes. Cinquante ans de recherches, Masson & c.ie, Paris 1949
Pranala luar
- Consultative Group on International Agricultural Research (CGIAR)
- Agricultural Research Service
- Indian Council of Agricultural Research
- International Institute of Tropical Agriculture
- International Livestock Research Institute
- The National Agricultural Library (NAL) - The most comprehensive agricultural library in the world.
- Crop Science Society of America
- American Society of Agronomy
- Soil Science Society of America
- Agricultural Science Researchers, Jobs and Discussions
- Information System for Agriculture and Food Research
- South Dakota Agricultural Laboratories