Pembunuhan Muhammad ad-Durrah

Korban intifadah Palestina

Insiden Muhammad al-Durrah terjadi di Jalur Gaza pada 30 September 2000, pada hari kedua Intifada Kedua, saat merebaknya kerusuhan di seluruh teritorial Palestina. Jamal al-Durrah dan putranya yang berusia 12 tahun, Muhammad, difilmkan oleh Talal Abu Rahma, seorang kameramen lepas Palestina untuk France 2, saat mereka berada di tengah-tengah baku tembak antara pasukan keamanan Israel dan Palestina. Rekaman tersebut menampilkan keduanya sedang meringkuk di balik sebuah benda silinder, sang bocah menangis dan ayahnya meleraikannya, kemudian muncul tembakan dan debu, setelah itu sang bocah terlihat terkapar di lutut ayahnya.[2]

Pembunuhan Muhammad ad-Durrah
Muhammad dan Jamal al-Durrah difilmkan oleh Talal Abu Rahma untuk France 2
Tanggal30 September 2000
Waktusekitar pukul 15:00 Waktu Musim Panas Israel (siang hari GMT)
LokasiPersimpangan Netzarim, Jalur Gaza
Koordinat31°27′54″N 34°25′36″E / 31.465129°N 34.426689°E / 31.465129; 34.426689
Pelapor pertamaCharles Enderlin untuk France 2
Direkam olehTalal Abu Rahma
Korban
Dikabarkan tewas: Muhammad al-Durrah; Bassam al-Bilbeisi, supir ambulan
Luka tembak beberapa kali: Jamal al-Durrah
PenghargaanRory Peck Award pada 2001 untuk Talal Abu Rahma[1]
RekamanCharles Enderlin, "La mort de Mohammed al Dura", France 2, 30 September 2000 (rekaman mentah; bagian yang dipersengketakan)

Rekaman lima puluh sembilan detik tersebut disiarkan di Perancis dengan panduan dari Charles Enderlin, ketua biro stasiun di Israel, yang tak hadir saat adu tembak tersebut. Berdasarkan pada informasi kameramen, Enderlin berkata kepada para penonton bahwa keduanya merupakan "target tembak dari pihak Israel" dan sang bocah tewas.[3][4] Setelah pemakaman publik yang emosional, Muhammad dihormati di seluruh dunia Muslim sebagai seorang martir.[5]

Berbulan-bulan dan bertahn-tahun kemudian, para komentator mempertanyakan keakuratan dari laporan France 2. Pasukan Pertahanan Israel mula-mula menyatakan tanggung jawab atas penembakan tersebut namun kemudian menariknya.[6][7]Kalangan jurnalis Perancis yang menonton rekaman mentahnya mengkonfirmasikan bahwa France 2 telah memotong beberapa detik terakhir dimana Muhammad terlihat mengangkat tangannya dari wajahnya; mereka mengetahui bahwa ia meninggal, namun mengetakan bahwa rekaman itu sendiri tidak ditampilkan. Penyunting berita France 2 berkata pada 2005 bahwa tidak seorang pun sepakat siapa yang melayangkan tembakannya.[8] Komentator lainnya, terutama Philippe Karsenty, seorang komentator media Perancis, lebih lanjut, menuduh bahwa adegan tersebut dibesar-besarkan oleh para pemprotes Palestina; France 2 dituduh melakukan fitnah dan pada 2013 ia didenda €7,000 oleh Mahkamah Banding Paris.[9] Pada Mei tahun tersebut, sebuah laporan pemerintah Israel mendukung pandangan Karsenty.[10] Jamal al-Durrah dan Charles Enderlin menyangkal tuduhan tersebut dan menyerukan penyelidikan internasional independen.[11][12]

Rekaman ayah dan putra tersebut disebut sebagai kekuatan bendera tempur oleh seorang penulis.[8] Perangko-perangko di Timur Tengah mencantumkan gambar tersebut; salah satu gambar memperlihatkan di bagian latar belakang saat Daniel Pearl, seorang jurnalis Yahudi-Amerika, dipenggalal-Qaeda pada 2002.[13][14] James Fallows menyatakan mengenai kontroversi tersebut bahwa "tidak ada versi yang benar yang dapat dianggap terpercaya oleh seluruh pihak yang terlibat."[13]

Latar belakang

 
Kompleks al-Haram

Pada 28 September 2000, dua hari sebelum penembakan, pemimpin oposisi Israel Ariel Sharon mengunjungi kompleks al-Haram di Kota Lama Yerusalem, sebuah tempat suci dalam Yudaisme dan Israel yang memperebutkan kekuasaan akses. Kekerasan telah mengakar dalam beberapa peristiwa, namun kunjungan tersebut dinilia provokatif dan protes memuncak di sepanjang Tepi Barat dan Jalur Gaza.[15][16][17][n 1] Kebangkitan tersebut menjadi dikenal sebagai Intifada Kedua; peristiwa tersebut berlangsung sepanjang empat tahun dan menewaskan 4,000 orang, lebih dari 3,000 orang diantaranya adalah orang Palestina.[19]

Persimpangan Netzarim, dimana penembakan tersebut terjadi, dikenal sebagai persimpangan al-Shohada (martir). Persimpangan tersebut dilintasi Jalan Saladin, beberapa kilomter dari selatan Kota Gaza. Sumber konflik di persimpangan tersebut adalah dekat dengan pemukiman Netzarim, dimana 60 keluarga Israel tinggal sampai Israel menarik diri dari Gaza pada 2005. Upaya militer menentukan nasib para pemukim bapak mereka pergi atau datau ke pemukiman tersebut,[20] dan sebuah pos depan militer Israel, Magen-3, menjaganya. Kawasan tersebut telah menjadi wilayah insiden kekerasan dalam beberapa hari sebelum penembakan tersebut.[20][21]

Tokoh

Jamal dan Muhammad al-Durrah

 
Persimpangan Netzarim, kamp pengungsian Bureij dan pemukiman Netzarim

Jamal al-Durrah (lahir sekitar tahun 1963) adalah seorang tukang kayu dan pelukis rumahan sebelum penembakan.[22] Sejak itu, karena luka-lukanya, ia bekerja sebagai supir truk.[23] Ia dan istrinya, Amal, tinggal di kamp pengungsian Bureij yang dijalankan APPBBPPTD di Jalur Gaza. Pada 2013, mereka memiliki empat putri dan enam putra, termasuk seorang bocah, Muhammad, yang lahir dua tahun setelah penembakan.[23][24]

Sampai penembakan, Jamal bekerja untuk Moshe Tamam, seorang kontraktor Israrl, selama 20 tahun, sjak ia berusia 14 tahun. Penulis Helen Schary Motro mengenal Jamal saat ia mempekerjakannya untuk membantu membangun rumahnya di Tel Aviv. Ia menceritakan bahwa ia perlu bangun pada pukul 3:30 dini hari untuk menaiki bus untuk melintasi perbatasan pada pukul empat, kemudian bus kedua keluar dari Gaza sehingga ia dapat bekerja pada pukul enam. Tamam menyebutnya "pria yang malang," terkadang ia dipercaya untuk bekerja sendiri di rumah-rumah pelanggannya.[22]

Muhammad Jamal Al-Durrah (kelahiran 1988) adalah bocah kelas lima SD, namun sekolahnya ditutup pada 30 September 2000; Otoritas Palestina menyerukan serangan umum dan hari berkabung setelah kekerasan di Yerusalem sehari sebelumnya.[25][26] Ibunya berkata bahwa ia menyaksikan kerusuhan tersebut dan meminta jika ia tergabung didalamnya.[21] Ayah dan putranya memutuskan untuk pergi menggunakan mobil sewaan.[27] Jamal menjual 1974 Fiat miliknya, tulis Motro, dan Muhammad mencintai mobil, sehingga mereka datang untuk menyewanya bersama.[28]:54

Charles Enderlin

Charles Enderlin lahir pada 1945 di Paris; kakek-neneknya adalah Yahudi Austria yang meninggalkan negara tersebut pada 1938 saat Jerman melakukan invasi.[29] Setelah belajar kedokteran, ia pindah ke Yerusalem pada 1968 dimana ia menjadi warga negara Israel. Ia mulai bekerja untuk France 2 pada 1981, menjabat sebagai kepala biro mereka di Israel dari 1990 sampai ia pensiun pada 2015.[30] Enderlin adalah pengarang dari sejumlah buku tentang Timur Tengah, yang salah satunya menyinggung tentang Muhammad al-Durrah, Un Enfant est Mort: Netzarim, 30 Septembre 2000 (2010).[14] Mendapatkan sanjungan yang tinggi dari para pemirsanya dan menjadi tenar di Perancis,[4] ia mendapatkan sebuah surat dari Jacques Chirac, saat Philippe Karsenty melayangkan gugatan fitnah, yang menyanjung integritas Enderlin.[31] Pada 2009, ia dianugerahi penghargaan tertinggi di Perancis, Légion d'honneur.[32]

Menurut jurnalis Anne-Élisabeth Moutet, sorotan Enderlin terhadap konflik Israel-Palestina disanjung oleh para jurnalis lainnya namun sering dikritik oleh kelompok pro-Israel.[4] Akibat kasus al-Durrah, ia meraih ancaman kematian, istrinya diserang di jalan,[33] anak-anaknya diancam, keluarganya berpindah rumah dan pada satu kesempatan mereka dianggap berimigrasi ke Amerika Serikat.[3][4][34]

Talal Abu Rahma

Talal Hassan Abu Rahma belajar administrasi bisnis di Amerika Serikat, dan mulai bekerja sebagai kameramen lepas untuk France 2 di Gaza pada 1988. Pada waktu penembakan, ia menjalankan kantor pers miliknya sendiri, National News Center, yang berkontribusi kepada CNN melalui Kantor Pers Al-Wataneya, dan merupakan anggota utama Asosiasi Jurnalis Palestina. Penyorotannya terhadap penembakan al-Durrah membuatnya meraih beberapa penghargaan jurnalisme, termasuk Rory Peck Award pada 2001.[1] Menurut France 2 koresponden Gérard Grizbec, Abu Rahma tak pernah menjadi anggota sebuah kelompok politik Palestina, dua kali ditangkap oleh kepolisian Palestina karena memfilmkan gambar-gambar yang tidak mendapatkan persetujuan Yasser Arafat, dan tak pernah dituduh menerobos keamanan oleh Israel.[35]

Laporan awal

Tempat kejadian pada hari tersebut

Persimpangan Netzarim

Diagram

The Guardian

(Atas) Dari Talal Abu Rahma, kameramen France 2[27]
(Bawah) Dari sebuah laporan yang dibuat oleh Philippe Karsenty untuk Mahkamah Banding Paris; peta tersebut meliputi posisi dalam kuadran kiri bawah dimana kepolisian Palestina bersenjata diyakini ditempatkan.[36]:60

Pada hari penembakan—Rosh Hashanah, Tahun Baru Yahudi—sebuah pos lantai penjagaan Pasukan Pertahanan Israel (bahasa Inggris: Israel Defense Forces, disingkat IDF) berada di persimpangan Netzarim diduduki oleh para prajurit Israel dari Pleton Teknik Brigade Givati dan Batalion Herev.[37][38] Menurut Enderlin, para prajurit tersebut adalah Druze.[33][39]

Sebuah pos dua tersebut penjagaan IDF tersebut berada di barat laut persimpangan tersebut. Dua pos enam lantai penjagaan Palestina (yang dikenal sebagai menara kembar dan sering disebut sebagai kantor atau apartemen) berada langsung di belakangnya.[13][40] Di selatan persimpangan tersebut, yang secara diagonal mengarah ke IDF, terdapat pos Pasukan Keamanan Nasional Palestina di bawah komando Brigadir-Jenderal Osama al-Ali, seorang anggota Majelis Nasional Palestina.[33] Dinding dimana Jamal dan Muhammad meringkuk berseberangan dengan depan bangunan tersebut; tempat tersebut berjarak kurang dari 120 meter dari titik paling utara pos Israel.[41]

Selain France 2, Associated Press dan Reuters juga menempatkan kru kamera di persimpangan tersebut.[33] Mereka mengambil rekaman al-Durrah dan Abu Rahma.[42] Abu Rahma adalah satu-satunya jurnalis yang merekam peristiwa al-Durrah ditembak.[8]

Kedatangan di persimpangan, penembakan dimulai

Jamal dan Muhammad datang ke persimpangan tersebut menggunakan sebuah mobil menjelang tengah hari, pada perjalanan mereka dari tempat penyewaan mobil. [43] Di tempat tersebut, para pengunjuk rasa melempari batu, dan IDF menanggapinya dengan mengeluarkan gas air mata. Abu Rahma merekam peristiwa tersebut dan mewawancarai para pengunjuk rasa, termasuk Abdel Hakim Awad, kepala gerakan pemuda Fatah di Gaza.[33] Namun unjuk rasa tersebut, seorang perwira polisi menghentikan mobil Jamal dan Muhammad untuk bergerak lebih jauh, sehingga ayah dan putra tersebut berjalan kaki di sepanjang persimpangan tersebut. Menurut Jamal, pada saat itulah tembak-tembakan dimulai[43] Enderlin berkata bahwa tembakan pertama datang dari pihak Palestina dan dibalas oleh para prajurit Israel.[44]

Jamal, Muhammad, dan kameramen Associated Press, dan Shams Oudeh, kameramen Reuters, menyusuri tembok di bagian tenggara persimpangan jalan tersebut, yang secara diagonal berseberangan dengan pos Israel.[27][45] Jamal, Muhammad dan Shams Oudeh meringkuk di balik drum setinggi tiga kali (0.91 m), yang nampaknya merupakan bagian dari sebuah gorong-gorong, yang tergeletak di sebelah tembok. Sebuah penutup batu diletakkan di atas drum tersebut, yang memberikan perlindungan tambahan.[13] Abu Rahma bersembunyi di balik bus mini putih yang diparkirkan di tepi jalan yang berjarak sekitar 15 meter dari tembok [33][46] Kameramen Reuters dan Associated Press merekam Jamal dan Muhammad saat sedang meringkuk—kamera-kamera lainnya tertuju pada pos penjagaan Israel—sebelum pria tersebut pergi menjauh.[45] Jamal dan Muhammad tidak dapat bergerak lebih jauh, namun tertahan di balik drum selama 45 menit. Dalam wawancara Enderlin, mereka dalam keadaan takut.[33]

Laporan France 2

Muhammad dan Jamal pada saat peristiwa adu tembak
Kamera mengarah ke arah dimana suara tembakan terdengar.
Gambar ini adalah adegan terakhir yang disiarkan oleh France 2. Dalam rekaman mentah tak lama setelahnya, bocah tersebut menggerakkan tangannya.[47]

Dalam tiga hari setelah penembakan tersebut, Abu Rahma berkata bahwa tembak menembak terjadi selama sekitar 45 menit dan difilmkan selama sekitar 27 menit dari waktu tersebut.[n 2] (Bagaimana film tersebut diambil menjadi bahan pertimbangan pada 2007 ketika France 2 berkata kepada mahkamah bahwa film tersebut hanya berdurasi 18 menit.) Ia mulai merekam Jamal dan Muhammad saat ia mendengar tangisan Muhammad dan melihat bahwa lutut kanan bocah tersebut tertembak.[27] Ia berkata bahwa ia merekam adegan yang berisi ayah dan putra tersebut selama sekitar enam menit.[48] Ia mengirim rekaman enam menit tersebut kepada Enderlin di Yerusalem melalui satelit.[49] Enderlin menyuntung rekaman tersebut menjadi 59 detik dan menambahkan suara:

1500 jam. Setiap hal telah memuncak di dekat pemukiman Netzarim di Jalur Gaza. Orang-orang Palestina menembaki peluru tajam, orang-orang Israel membalasnya. Paramedis, jurnalis, orang-orang yang lewat terjebak dalam tembak menembak tersebut. Disini , Jamal dan putranya Mohammed menjadi target tembakan dari pihak Israel. Mohammed berusia dua belas tahun, dan ayahnya berusaha untuk melindunginya. Ia bergerak. Tembakan lainnya meletus. Mohammed tewas dan ayahnya luka berat.[44]

Rekaman tersebut menampilkan Jamal dan Muhammad meringkuk di balik sebuah benda silinder, sang bocah berteriak dan sang ayah menenangkannya. Jamal sempat berteriak ke arah juru kamera , kemudian berteriak ke arah pos Israerl. Terdapat kabut tembakan dan kamera pergi keluar fokus. Saat tembakan mereka, Jamal duduk tegak dan terluka dan Muhammad terbaring di kakinya.[2] Enderlin memotong beberapa detik terakhir dari rekaman yang menunjukkan Muhammad mengangkat tangannya dari wajahnya. Potongan tersebut menjadi dasar beberapa kontroversi terhadap film tersebut.[13]

Rekaman mentah berhenti merekam pada titik tersebut dan mulai kembali dengan orang asing yang masuk dalam sebuah ambulan.[50] (Pada titik laporan tersebut, Enderlin berkata: "Seorang polisiA Palestina dan seorang supir ambulan juga kehilangan nyawa mereka dalam pertempuran tersebut.")[44] Bassam al-Bilbeisi, seorang supir ambulan yang menuju ke tempat kejadian tersebut, dikabarkan ditembak dan tewas, meninggalkan seorang janda dan 11 anak.[51] Abu Rahma berkata bahwa Muhammad mengalami pendarahan selama sekitar 17 menit sebelum sebuah ambulan membawa ayah dan putra tersebut bersamaan.[52] Ie berkata bahwa ia tidak merekamnya karena ia hanya memiliki satu baterai.[53] Abu Rahma masih berada di persimpangan tersebut selama 30-40 menit sampai ia merasa aman untuk meninggalkan tempat tersebut,[27] kemudian pergi studionya di Kota Gaza untuk mengirim rekaman tersebut ke Enderlin.[54] 59 detik dari rekaman tersebut mula-mula disiarkan di berita malam France 2 pada pukul 20:00 waktu lokal (GMT+2), setelah itu France 2 mengirim beberapa menit rekaman mentahnya ke seluruh dunia tanpa melakukan pengubahan.[55][56]

Luka-luka dan pemakaman

 
Ahli patologi yang memeriksa Muhammad memberikan gambar ini kepada seorang jurnalis pada 2009.[57]

Jamal dan Muhammad dibawa oleh ambulan ke Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza.[27] Abu Rhama menghubungi rumah sakit tersebut dan berkata bahwa tiga orang telah didatangkan di sana: seorang pengemudi mobil jip, seorang supir ambulan, dan seorang bocah, yang awalnya secara salah kaprah disebut Rami Al-Durrah.[58]

Menurut Dr. Abed El-Razeq El Masry, ahli patologi yang memeriksa Muhammed, bocah tersebut mendapatkan luka para pada bagian perutnya. Pada 2002, ia memberikan gambar-gambar post-mortem Muhammad beserta dengan kartu identifikasi namanya kepada Esther Schapira, aseorang jurnalis Jerman.[59] Schapira juga mendapatkan rekaman saat ia dibawa ke rumah sakit menggunakan tandu dari seorang jurnalis Palestina.[60][61] Pada pemakaman publik yang emosional di kamp pengungsian the Bureij, Muhammad diiring-iringi dengan bendera Palestina dan dikirim di bawah terik matahari pada hari kematiannya, mengikuti tradisi Muslim.[25][62]

Jamal mula-mula dibawa ke Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza. Dr. Ahmed Ghadeel berkata bahwa Jamal mendapatkan luka berganda dari peluru-peluru berkecepatan tinggi yang mengenai siku kanannya, paha kanannya dan bagian bawah lututnya; arteri femoralisnya terpotong.[63][64] Talal Abu Rahma mewawancarai Jamal dan dokternya di sana sambil membawa kamera sehari setelah penembakan tersebut; Dr. Ghadeel menyimpan foto-foto sinar x dari siku kanan dan panggul kanan Jamal.[n 3] Moshe Tamam, karyawan Israel Jamal, menawarkannya untuk membawanya ke rumah sakit di Tel Aviv, namun Otoritas Palestina menolak tawaran tersebut.[22][65] Sebagai gantinya, ia dipindahkan ke Pusat Pengobatan Raja Hussein di Amman, Yordania, dimana ia dikunjungi oleh Raja Abdullah.[28]:56[66][67] Jamal dikabarkan berkata kepada Tamam bahwa ia terkena sembilan peluru; ia berkata bahwa lima peluru dikeluarkan dari tubuhnya di rumah sakit di Gaza dan empat peluru di Amman.[68]

Catatan

  1. ^ Laporan Mitchell Mei 2001 menyatakan tentang sebab kekerasan tersebut: "Peristiwa tersebut bukanlah dasar yang menyebabkan rencana yang dilakukan oleh Otoritas Palestina untuk melakukan kampanye kekerasan pada kesempatan pertama; atau sebuah rencana yang dilakukan oleh Pemerintah Israel untuk menanggapi dengan pasukan mematikan. ... Kunjungan Sharon tidak menyebabkan 'Intifada Al-Aqsa.' Namun waktu yang kurang baik dan efek provokatif yang menjadi alasannya ..."[18]
  2. ^ Talal Abu Rahma, 3 Oktober 2000: "Aku menjalani sekitar 27 menit untuk memfoto insiden tersebut yang terjadi selama 45 menit. ... Tembak menembak mula-mula dimulai dari sumber-sumber yang berbeda, Israel dan Palestina. Peristiwa tertembak tersebut terjadi tak lebih dari 5 menit. Kemudian, aku menyatari bahwa tembakan yang mengarah ke bocah Mohammed dan ayahnya berasal dari arah yang berlawanan dari mereka. Tembakan intensif dan beruntut mengarah dari dua pos Pasukan Keamanan Nasional Palestina. Pos Palestina bukanlah sumber tembakan, karena tembakan dari dalam pso tersebut berhenti setelah lima menit pertama, dan bocah dan ayahnya tersebut tidak terluka pada waktu itu. Terluka dan terbunuh terjadi pada 45 menit setelahnya."[27]
  3. ^ Talal Abu Rahma, 3 Oktober 2000: "Sehari setelah insiden tersebut, Aku datang ke Rumsah Sakit Shifa di Gaza, dan mewawancarai ayah dari sang bocah Mohammed Al-Durreh. Wawancara tersebut direkam dan disiarkan. Dalam wawancara tersebut, aku berkata tentang alasannya dan keadaan di tempat insiden tersebut. Aku adalah jurnalis pertama yang mewawancarainya terkait subyek tersebut. Tuan Jamal al-Durrah berkata bahwa ia akan pergi bersama dengan putranya Mohammed ke pasar mobil, yang berjarak sekitar 2km jauhnya dari utara Persimpangan Al-Shohada, untuk membeli mobil. Ia berkata kepadaku bahwa ia gagal membeli mobil sehingga memutuskan untuk kembali ke rumah. Ia dan putranya menumpang sebuah taksi. Saat mereka mendekati persimpangan tersebut, mereka dilarang bergerak lebih jauh karena ada pertikaian dan penembakan disana. Sehingga, mereka keluar dari teksit ersebut dan berusaha berjalan menuju Al-Bureij. Saat penembakan memuncak, mereka berlindung di balik sebuah blok. Kemudian insiden tersebut terjadi. Penembakan berlangsung selama 45 menit."[27]

Referensi

Catatan

  1. ^ a b "Talal Abu Rahma", Rory Peck Awards, 2001.
  2. ^ a b "French court examines footage of Mohammad al-Dura's death", Haaretz, 16 May 2007.
  3. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama EnderlinJan2005
  4. ^ a b c d Anne-Elisabeth Moutet, "L'Affaire Enderlin", The Weekly Standard, 7 July 2008.
  5. ^ David Cook, Martyrdom in Islam, Cambridge University Press, 2007, 155–156.
  6. ^ "Israel 'sorry' for killing boy", BBC News, 3 October 2000.
  7. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Seaman2008
  8. ^ a b c Doreen Carvajal, "Photo of Palestinian Boy Kindles Debate in France", The New York Times, 7 February 2005.
  9. ^ "Media analyst convicted over France-2 Palestinian boy footage", Associated Press, 26 June 2013.
  10. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Mackey20May2013
  11. ^ Jack Koury, "Mohammed al-Dura's Father Calls for International Probe Into Whether IDF Killed His Son", Haaretz, 20 May 2013.
  12. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Sherwood20May2013
  13. ^ a b c d e James Fallows, "Who shot Mohammed al-Durra?", The Atlantic, June 2003.
  14. ^ a b (Prancis) Pierre Haski, "«Un enfant est mort»: Charles Enderlin défend son honneur", L'Obs, 29 September 2010.
  15. ^ Gal Beckerman, "The Unpeaceful Rest of Mohammed Al-Dura", Columbia Journalism Review, 3 October 2007.
  16. ^ "Palestinians And Israelis In a Clash At Holy Site", The New York Times, 28 September 2000.
  17. ^ "Violence engulfs West Bank and Gaza", BBC News, 30 September 2000.
  18. ^ Report on the start of the Second Intifada, Laporan Mitchell, 2001.
  19. ^ "Intifada toll 2000-2005", BBC News, 8 February 2005.
  20. ^ a b "Israeli settler convoy bombed in Gaza, three injured", CNN, 27 September 2000.
  21. ^ a b Suzanne Goldenberg, "Making of a martyr", The Guardian, 3 October 2000.
  22. ^ a b c Helen Schary Motro, "Living among the headlines", Salon, 7 October 2000.
  23. ^ a b Doha Shams, "Still Seeking Justice for Muhammad al-Durrah", Al-Akhbar, 2 May 2012.
  24. ^ Hazem Balousha, "Durrah's Father: My Son Is Dead", Al-Monitor, 22 May 2013.
  25. ^ a b William A. Orme, "Muhammad al-Durrah: A Young Symbol of Mideast Violence", The New York Times, 2 October 2000.
  26. ^ "Strike call after Jerusalem bloodshed", BBC News, 30 September 2000.
  27. ^ a b c d e f g h Talal Abu Rahma, "Statement under oath by a photographer of France 2 Television", Palestinian Centre for Human Rights, 3 October 2000.
  28. ^ a b Helen Schary Motro, Maneuvering Between the Headlines: An American Lives Through the Intifada, Other Press, 2005.
  29. ^ (Prancis) Mustapha Kessous, "Charles Enderlin, conteur averti du Proche-Orient", Le Monde, 30 January 2016.
  30. ^ (Prancis) Michael Bloch, "Charles Enderlin prend sa retraite après 30 ans en Israël: 'Il n'y aura pas deux Etats'", Le Journal du Dimanche, 24 July 2015.
  31. ^ (Prancis) Letter from Jacques Chirac to Charles Enderlin, 25 February 2004 (courtesy of Media Ratings France).
  32. ^ (Prancis) "Charles Enderlin décoré de la Légion d'honneur", France 2, 12 August 2009.
  33. ^ a b c d e f g (Prancis) Élisabeth Schemla, "Un entretien exclusif avec Charles Enderlin, deux ans après la mort en direct de Mohamed Al-Dura à Gaza", Proche-Orient.info, 1 October 2002.
  34. ^ For Enderlin's children being threatened: Bob Garfield, Deborah Campbell, "Images of Mohammed al-Durrah", On the Media, WNYC Radio, 22 December 2001 (transcript, archived).
  35. ^ (Prancis) Gérard Grizbec, "Affaire al-Dura: Gérard Grizbec réagit à la contribution de Pierre-André Taguieef", Le Meilleur des mondes, October 2008.
  36. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Schlinger2008
  37. ^ Netty C. Gross, "Split Screen", The Jerusalem Report, 21 April 2003.
  38. ^ Arieh O'Sullivan, "Southern Command decorates soldiers, units", Jerusalem Post, 6 June 2001.
  39. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Segev2002
  40. ^ Diagram attached to Talal Abu Rahma's affidavit, 3 October 2000.
  41. ^ Shapira 2002, 00:36:52:00.
  42. ^ Ed O'Loughlin, "Battle rages over fateful footage", The Age, 6 October 2007, 2.
  43. ^ a b Templat:Icon de Esther Schapira, Drei Kugeln und ein totes Kind: Wer erschoss Mohammed Al-Dura?, ARD, 18 March 2002, from 00:19:00:00 (interview with Jamal al-Durrah).
  44. ^ a b c (Prancis) Charles Enderlin, "La mort de Mohammed al Dura", France 2, 30 September 2000 (alternate link).
  45. ^ a b (Jerman) with English subtitles. Esther Schapira, Georg M. Hafner, Das Kind, der Tod und die Wahrheit, Hessischer Rundfunk, 4 March 2009, 00:09:47:05, courtesy of Vimeo . On YouTube (without subtitles): 1/5, 2/5, 3/5, 4/5, 5/5.
  46. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama nprinterview
  47. ^ Final few seconds cut by France 2, courtesy of YouTube.
  48. ^ Schapira and Hafner 2009, 00:10:39:24.
  49. ^ Schapiro 2002, 00:19:45:00.
  50. ^ Schapira and Hafner 2009, 00:13:12:19.
  51. ^ Suzanne Goldenberg, "The war of the children", The Guardian, 27 September 2001.
  52. ^ Schapira and Hafner 2009, 00:14:13:21.
  53. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Schapira 2009 00:14:01:09
  54. ^ Schapira 2002, 00:19:25:00.
  55. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Cahen15Feb2005
  56. ^ Schapira 2002, 00:20:55:00.
  57. ^ Schapira and Hafner 2009, 00:39:39:02.
  58. ^ Schapira and Hafner 2009, 00:42:35:03 and 00:43:13:08.
  59. ^ Schapira 2002, 00:24:17:00.
  60. ^ Schapira and Hafner 2009, 00:45:48:05.
  61. ^ (Prancis) Esther Schapira, "Lettre ouverte d’Esther Schapira à Charles Enderlin", Tribune juive, 12 February 2013 (in English).
  62. ^ Alan Philps, "Death of boy caught in gun battle provokes wave of revenge attacks", The Daily Telegraph, 1 October 2000.
  63. ^ (Prancis) "Les blessures de Jamal a Dura", France 2, 1 October 2000.
  64. ^ (Prancis) "Jamal a Dura l'operation", France 2, 1 October 2000.
  65. ^ Schapira 2002, 00:23:03:00.
  66. ^ Schapira 2002, 00:26:15:00.
  67. ^ Schapira and Hafner 2009, 00:30:01:10.
  68. ^ Schapira 2002, 00:26:49:00.

Kutipan

Bacaan tambahan

Video