Lothar II, Kaisar Romawi Suci

Lothar II atau Lothar III[1] dari Supplinburg (9 Juni 1075 – 4 Desember 1137) merupakan Adipati Sachsen (1106), Raja Jerman (1125), dan Kaisar Romawi Suci dari tahun 1133 hingga 1137. Ia adalah putra Comte Gebhard dari Süpplingenburg. Masa kekuasaannya mengalami kekacauan karena intrik di antara Friedrich II dari Swabia melawan Adipati Konrad dari Franconia. Ia meninggal saat kembali dari kampanye militer yag sukses melawan Norman Kerajaan Sisilia.

Lothar III
Lambang Lothar III
Kaisar Romawi Suci
Berkuasa1133–1137
Penobatan4 Juni 1133, Roma
PendahuluHeinrich V
PenerusFriedrich I
Raja Jerman
(sebelumnya Raja Romawi)
Berkuasa1125–1137
Penobatan13 September 1125, Aachen
PendahuluHeinrich V
PenerusKonrad III
Kelahiran9 Juni 1075
Unterlüß
Kematian4 Desember 1137 (usia 62)
Breitenwang, Bayern
Pemakaman
WangsaWangsa Süpplingenburg
AyahGebhard dari Süpplingenburg
IbuHedwig dari Formbach
AgamaKatolik Roma

Mulai berkuasa

Tidak banyak yang diketahui mengenai masa muda Lothar. Ayahandanya bergabung di dalam Pemberontakan Sachsen melawan Wangsa Salier yang memerintah dan gugur pada tanggal 9 Juni 1075 di dalam Pertempuran Langensalza, memerangi pasukan yang setia kepada Kaisar Heinrich IV. Tak lama kemudian, Lothar lahir prematur di Unterlüß.[2] Pada tahun 1100 ia menikahi Richenza, putri Comte Heinrich dari Northeim dan Gertrud dari Brunswick, ahli waris Wangsa Bruno.

Setela bertahun-tahun membeli tanah atau mendapatkannya melalui warisan atau aliansi pernikahan di seluruh Sachsen, Lothar memperoleh domein dari Wangsa Billung, para Comte di Northeim dan Wangsa Bruno, dan menjadi salah satu tuan rumah di kadipaten Jerman Utara. Ia mendukung putra kaisar, Heinrich V selama kekuasaan ayahandanya, Heinrich IV melemah dan sebagai imbalannya ia dilantik sebagai Adipati Sachsen setelah kematian Magnus dari Sachsen pada tahun 1106.[3] Didorong oleh promosi dan tidak senang atas pengenaan pajak baru dari beberapa lord kadipaten, Adipati Lothar akhirnya memberontak terhadap pemerintahan Kaisar Heinrich dan menentang kekuasaannya untuk memerintah Sachsen selama Kontroversi Penobatan. Ia bertindak secara otonom, mengganti rugi Comte Adolf I dengan Holstein pada tahun 1110, yang dipecat sementara pada tahun 1112 namun dipulihkan setelah ia menyerahkan dirinya sendiri kepada pemerintahan Heinrich V. Namun pada tahun 1115 ia berabung dengn pasukan pemberontak Sachsen yang mengalahkan pengikut Kaisar di dalam Pertempuran Welfesholz.[4] Ketika pada tahun 1123 Heinrich V menyerahkan Markgrafschaft Meißen kepada Comte Wiprecht dari Groitzsch, Lothar menegaskan pelantikan Konrad dan menyerahkan Markgrafschaft Lausitz kepada Comte Albrecht sang Beruang.

Wangsa Supplinburg

Setelah kematian Kaisar Heinrich V pada tahun 1125, Lothar dianggap oleh kanselir kekaisaran, Keuskupan Mainz, sebagai calon yang sempurna.[5] Sebagai pemilik tanah yang luas di seluruh Sachsen, ia membawa kekuatan ke atas meja, namun ia telah berusia lanjut (di atas lima puluh tahun lebih sedikit) dan tidak memiliki keturunan laki-laki, menjadikannya mudah dibentuk oleh kaum bangsawan. Karena itu ia terpilih sebagai Raja Romawi setelah perebutan kekuasaan kontroversial dengan Adipati Friedrich II dari Swabia, ketua Wangsa Hohenstaufen yang sedang naik pamornya.[6] Pemilihannya terutama tercatat menandai keberangkatan dari konsep suksesi turun temurun.[7] Perebutan kekuasaan yang kompleks di antara kepausan dan kekaisaran, Lothar juga menyetujui beberapa tindakan simbolis yang kemudian ditafsirkan oleh Roma sebagai sinyal penerimaan penegasan paus atas posisinya.[6]

Sebuah kampanye dilakukan pada tahun yang sama melawan Bohemia yang berakhir dengan kekalahan yang menandakan suatu permulaan Lothar yang lemah. Di antara mereka yang ditawan oleh Bohemia adalah Albrecht sang Beruang, calon Markgraf Brandenburg.

Adipati Friedrich II dan Konrad III merupakan calon ahli waris wangsa Hohenstaufen, melalui ibunda mereka, Agnes sebagai cucu laki-laki mendiang Kaisar Heinrich IV dan keponakan Heinrich V. Friedrich berupaya atas takhta Kaisar Romawi Suci (yang resminya dikenal sebagai Raja Romawi) melalui pemilihan adat, namun kalah dengan adipati Sachsen, Lothar dari Supplinburg. Sebuah perang saudara di antara wangsa Friedrich dan Lothar berakhir dengan penyerahan Friedrich pada tahun 1134.

Sengketa dengan Staufen

Dengan kedua asal Sachsen dan Bayern, Wangsa Süpplingenburg menjadi lawan politik Wangsa Salier dan Wangsa Hohenstaufen Swabia. Di masa pemerintahannya, sengketa suksesi pecah di antara Wangsa Guelf dan Wangsa Hohenstaufen; yang terakhir dipimpin oleh Friedrich II dari Swabia dan saudaranya Konrad III dari Jerman.[8] Wangsa Staufen, selain menuntut tanah swasta Salier yang jelas jatuh ke tangan mereka, juga menuntut seluruh tanah-tanah mahkota yang mereka peroleh di bawah Heinrich IV dan Heinrich V. Lothar berupaya untuk merebut tanah-tanah disertai persetujuan dari beberapa pertemuan bangsawan di Regensburg, yan menimbulkan reaksi Staufen. Lothar kemudian bertindak lebih jauh lagi. Friedrich II ditempatkan di dalam larangan, Franconia dirampas dari Konrad dan Lothar melantik sekutunya Konrad I dari Zähringen sebagai rektor Bourgogne.

Wangsa Staufen dengan bantuan tanah-tanah mereka sendiri, banyak Kota kekaisaran bebas, Kadipaten Austria, dan Kadipaten Swabia, membuat Adipati Konrad terpilih sebagai "Anti-raja" Konrad III. Pada tahun 1128 Konrad pergi ke Italia untuk dimahkotai sebagai Raja Italia oleh Anselmo V Pusterla.[6][8] Lothar ambil kesempatan dari keabsenan Konrad dan posisi lemahnya dengan menyerang Staufen di Jerman. Pada tahun 1129 ia mengambil dua kota Staufen yang kuat, Nuremberg dan Speyer. Konrad gagal untuk berbuat sesuatu dari kunjungannya ke Italia, dan ia kembali pada tahun 1130 tanpa dapat membanggakan sesuatu, yang meyakinkan setidaknya kemenangan sebagian untuk Lothar.[8]

Referensi

  1. ^ He was the second emperor named Lothair, but is numbered "Lothair III" by those who count as his predecessor Lothair II, most of whose kingdom became a part of Germany.(Detwiler, Donald S. Germany: A Short History (1999), p. 263) Other sources number him "Lothair III" because he was the third Lothair to rule Italy after King Lothair II of Italy.(Lodovico Antonio Muratori, Tavole cronologiche de'consoli ordinarj, papi, imperadori, re de' Romani, re d'Italia, prefetti di Roma, dogi di Venezia, e di Genova, de' quali si fa menzione negl' Annali d'Italia dal principio dell' era volgare sino all' anno MDCCL (Rome: 1788), 78–81.)
  2. ^ Pavlac, pg. 470
  3. ^ Canduci, pg. 261
  4. ^ Comyn, pg. 181
  5. ^ Comyn, pg. 189
  6. ^ a b c Bryce, pg. xxxix
  7. ^ Bryce, pg. 238
  8. ^ a b c Comyn, pg. 191

Sumber

  • Hampe, Karl (1973). Germany under the Salian and Hohenstaufen Emperors. ISBN 0631141804. 
  • Canduci, Alexander (2010). Triumph and Tragedy: The Rise and Fall of Rome's Immortal Emperors. Pier 9. ISBN 9781741965988. 
  • Bryce, James (1913). The Holy Roman Empire. London: MacMillan. 
  • Comyn, Robert (1851). History of the Western Empire from its Restoration by Charlemagne to the Accession of Charles V. 1. 
  • Pavlac, Brian A. (2001). "Lothar III (1075–1137)". Dalam Jeep, John M. Medieval Germany. Routledge. hlm. 470–71. 

Pranala luar

Lothar II, Kaisar Romawi Suci
Lahir: 9 Juni 1075 Meninggal: 4 Desember 1137
Gelar
Didahului oleh:
Heinrich V
Raja Romawi
(Raja Jerman)

1125–1137
Diteruskan oleh:
Konrad III
Raja Arles
1125–1137
Raja Italia
1125–1137
Kaisar Romawi Suci
1133–1137
Diteruskan oleh:
Friedrich I
Didahului oleh:
Magnus
Adipati Sachsen
1106–1137
Diteruskan oleh:
Heinrich X