Mandat Pasifik Selatan

mandat yang dikeluarkan oleh Liga Bangsa-Bangsa untuk Jepang setelah Perang Dunia I
Revisi sejak 23 Januari 2017 16.50 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Mandat Laut Selatan (南洋庁, Nan'yō-chō) adalah mandat Liga Bangsa-Bangsa Jepang yang terdiri dari beberapa kelompok kepulauan (sekarang Palau, Kepulauan Mariana Utara, Negara Federasi Mikronesia, dan Kepulauan Marshall) di Samudera Pasifik yang berada dibawah administrasi Jepang setelah kekalahan Kekaisaran Jerman pada Perang Dunia I.[1]

Mandat Pasifik Selatan
Mandat Pulau Laut Selatan

南洋庁
1919–1947
Bendera Mandat Laut Selatan
Letak Mandat Pasifik Selatan di bagian Barat Samudera Pasifik.
Letak Mandat Pasifik Selatan di bagian Barat Samudera Pasifik.
StatusMandat Liga Bangsa-Bangsa
Ibu kotaKoror
Bahasa yang umum digunakanJepang (resmi)
bahasa Austronesia
Kaisar 
• 1919–1926
Taishō (Yoshihito)
• 1926–1947
Shōwa (Hirohito)
Gubernur 
• 1919–1923 (pertama)
Toshirō Tezuka
• 1943–1946 (terakhir)
Boshirō Hosogaya
Era SejarahKekaisaran Jepang
28 Juni 1919
18 Juli 1947
Mata uangYen
Didahului oleh
Digantikan oleh
Nugini Jerman
Wilayah Perwalian Kepulauan Pasifik
Sekarang bagian dari Palau
 Kepulauan Marshall
 FSM
 Kepulauan Mariana Utara (AS)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejarah

Sejarah awal

Dibawah istilah Aliansi Inggris-Jepang, setelah Perang Dunia I dimulai, Jepang mendeklarasikan perang atas Jerman pada 23 Agustus 1914.[2]

Lihat pula

Catatan

  1. ^ Ponsonby-Fane, Richard. (1962). Sovereign and Subject, pp. 346-353.
  2. ^ Ponsonby-Fane, p. 348.

Referensi

  • Beasley, W.G. (1991). Japanese Imperialism 1894-1945. London: Oxford University Press. ISBN 0-19-822168-1. 
  • Nish, Ian (1991). Japanese Foreign Policy in the Interwar Period. Praeger Publishers. ISBN 0-275-94791-2. 
  • Howe, Christopher (1999). The Origins of Japanese Trade Supremacy: Development and Technology in Asia from 1540 to the Pacific War. University Of Chicago Press. ISBN 0-226-35486-5. 
  • Peattie, Mark (1988). Nan'Yo: The Rise and Fall of the Japanese in Micronesia, 1885-1945 (Pacific Islands Monograph Series). University of Hawaii Press. ISBN 0-8248-1480-0. 
  • Peattie, Mark (1992). Nan'Yo: The Rise and Fall of the Japanese in Micronesia, 1885-1945 (Pacific Islands Monograph Series). University of Hawaii Press. ISBN 0-8248-1480-0. 

Bacaan tambahan

  • Annual report to the League of Nations on the administration of the South Sea islands under Japanese Mandate. [Tokyo]: Japanese Government. (Years 1921 to 1938)
  • Arnold, Bruce Makoto. “Conflicted Childhoods in the South Seas: The Failure of Racial Assimilation in the Nan’yo”. The Tufts Historical Review Vol 4, No. 11 (Spring 2011) [1]
  • Herbert Rittlinger, "Der Masslose Ozean", Stuttgart, Germany, 1939
  • Cressey George B. "Asia's Lands and Peoples", X Chapter : "Natural Basis of Japan" (P.196-285), section "South Seas" (p. 276-277).,1946
  • Sion, Jules. "Asie des Moussons", Paris Librarie Armand Colin, (1928) I, 189-266, Chapter X "The Nature of Japan", section XIII "Japanese Colonial Empire" (p. 294-324), and section IV "Formosa and Southern Islands" (p. 314-320)
  • Book "Asia", Chapter X "Japanese Empire" (p. 633-716), section "The Japanese islands in South Seas".
  • Childress, David Hatcher,"The Lost City of Lemuria & The Pacific", 1988. Chapter 10 "The Pohnpei Island, in finding of sunken city"(p. 204-229)