Bandar Udara Internasional Minangkabau

bandar udara di Indonesia

00°47′12″S 100°16′50″E / 0.78667°S 100.28056°E / -0.78667; 100.28056

Bandar Udara Internasional Minangkabau

Minangkabau International Airport

بانداراينتيرنسيونالمينڠكاباو
  • IATA: PDG
  • ICAO: WIEE
    PDG di Topografi Sumatera
    PDG
    PDG
    Letak BIM di Sumatera
Informasi
JenisPublik
PengelolaPT Angkasa Pura II
MelayaniKota Padang, Sumatera Barat, Indonesia
LokasiKetaping, Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat
Maskapai penghubung
Ketinggian dpl5 mdpl
Koordinat0°47′12″S 100°16′50″E / 0.78667°S 100.28056°E / -0.78667; 100.28056
Situs webhttp://www.minangkabau-airport.co.id
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
m kaki
15/33 3,000 9,843 Aspal
Landasan pacu BIM tampak dari udara

Bandar Udara Internasional Minangkabau (kode IATA: PDG, kode ICAO: WIEE) atau biasa disingkat BIM adalah bandar udara bertaraf internasional utama di provinsi Sumatera Barat yang melayani penerbangan untuk Kota Padang. Bandara ini berjarak sekitar 23 km dari pusat Kota Padang dan terletak di wilayah Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman.[1]

Bandar Udara Internasional Minangkabau mulai dibangun pada tahun 2002 dan dioperasikan secara penuh pada 22 Juli 2005 menggantikan Bandar Udara Tabing.[2] BIM merupakan bandara satu-satunya di dunia yang memakai nama etnis.[3]

Pada tahun 2006, bandar udara ini ditetapkan oleh Kementerian Agama sebagai tempat embarkasi dan debarkasi haji untuk wilayah provinsi Sumatera Barat, Bengkulu dan sebagian Jambi. Sejak 1 Januari 2012, jam operasional bandara ini diperpanjang oleh PT Angkasa Pura II hingga pukul 00.00 WIB, yang sebelumnya hanya dibuka hingga pukul 21.00 WIB.[4]

Pembangunan

Bandar Udara Internasional Minangkabau dibangun sebagai pengganti Bandar Udara Tabing yang sudah tidak lagi memenuhi persyaratan dari segi keselamatan penerbangan setelah 34 tahun lamanya digunakan.[1] Pembangunan bandara ini mulai dilakukan pada tahun 2001 dengan menghabiskan biaya sekitar 9,4 miliar Yen, dengan 10% di antaranya (sekitar 97,6 miliar Rupiah) merupakan pinjaman lunak dari Japan Bank International Coorporation (JICB). Konstruksinya melibatkan kontraktor Shimizu dan Marubeni J.O. dari Jepang, dan Adhi Karya dari Indonesia.[2]

Bandar Udara Internasional Minangkabau berdiri di atas tanah seluas 4,27 km² dengan landasan pacu sepanjang 3.000 meter dengan lebar 45 meter.[5] Penerbangan domestik dan internasional dilayani oleh terminal seluas 20.568 m², yang berkapasitas sekitar 2,3 juta penumpang setiap tahunnya.[6] Pada tahun 2017, bandara ini akan diperluas dua tahap hingga mencapai 49.000 m². Dengan pengembangan itu nantinya akan bisa menampung sekitar 5,9 juta penumpang per tahun.[6]

Bandar udara ini adalah bandara kedua di Indonesia setelah Soekarno-Hatta yang pembangunannya dilakukan dari awal. Rencana induk pembangunan bandara ini dilakukan dalam tiga tahap, tahap keduanya dimulai pada tahun 2010. Setelah semua tahap selesai pengerjaannya, panjang landasan bandara ini akan diperpanjang menjadi 3.600 meter, yang juga dilengkapi dengan landasan penghubung (taxiway) paralel di sepanjang landasan.[7]

Akses

Bandar Udara Internasional Minangkabau dapat diakses baik menggunakan kendaraan pribadi, maupun kendaraan umum seperti bus dan taksi yang beroperasi setiap hari dari Kota Padang dan kota-kota lain di sekitarnya.[2] Selama tahun 2015, jumlah penumpang di bandara ini telah mencapai 3,1 juta penumpang.[6] Sejalan dengan perkembangan bandara, pemerintah daerah telah membangun jalan layang di perempatan jalan masuk menuju bandara, yang disusul dengan pelebaran ruas jalan Tabing—Duku sepanjang 10 km yang merupakan bagian dari ruas jalan Padang—Bukittinggi.[2]

Bus

Bandara ini terhubung melalui angkutan bus dengan Kota Padang.

Operator Rute Lokasi
Damri Pasar Raya Padang
Tranex Mandiri Lubuk Begalung Padang

Kereta Api

Untuk menuju Kota Padang, PT (Persero) Kereta Api telah membangun jalur kereta api baru sepanjang 4,2 km dari Stasiun Duku menuju Bandara Internasional Minangkabau.[8] Proyek ini menjadikan Bandar Udara Internasional Minangkabau tercatat sebagai bandara kedua di Indonesia yang dapat diakses melalui jalur kereta api.[9] Tertunda dari rencana semula, angkutan kereta api yang akan menghubungkan Stasiun Simpang Haru, Padang ini ditargetkan selesai pada Agustus 2016.[10]

Maskapai dan tujuan

Sejumlah penerbangan yang dilayani bandara ini sama seperti bandara sebelumnya, yaitu Bandar Udara Tabing. Untuk penerbangan domestik, antara lain dengan Jakarta, Batam, Medan, Bengkulu, Sungaipenuh, Sipora dn Bandung. Sementara untuk penerbangan internasional yaitu dengan Kuala Lumpur. Penerbangan ke Singapura yang dilayani oleh Tigerair Mandala ditutup setelah beberapa bulan beroperasi karena rendahnya tingkat isian penumpang.

Bandar Udara Internasional Minangkabau dapat menampung pesawat berbadan lebar seperti Airbus A300, Airbus A330, Airbus A340, Boeing 747 dan MD 11. Kelengkapan fasilitas yang jauh berbeda dengan Bandar Udara Tabing, terbukti menggairahkan aktivitas penerbangan di bandara ini. Hingga saat ini tercatat sebanyak lima maskapai penerbangan nasional dan satu maskapai penerbangan asing yang telah beroperasi di bandara ini, antara lain adalah sebagai berikut.[11]

Berikut daftar penerbangan langsung melalui Bandara Internasional Minangkabau:

Penumpang

MaskapaiTujuan
AirAsia Kuala Lumpur—Internasional
Batik Air Jakarta—Halim Perdanakusuma, Jakarta—Soekarno—Hatta
Citilink Batam, Jakarta—Halim Perdanakusuma, Jakarta—Soekarno—Hatta
Express Air Bandung
Garuda Indonesia Jakarta—Soekarno—Hatta
Haji: Jeddah
Lion Air Batam, Jakarta—Soekarno—Hatta, Kuala Lumpur—Internasional, Medan
Nam Air Jakarta—Soekarno—Hatta
Oman Air
dioperasikan oleh Garuda Indonesia
Jakarta—Soekarno—Hatta
Sriwijaya Air Jakarta—Soekarno—Hatta, Medan
Susi Air Muko—Muko, Sipora
Wings Air Bengkulu, Bandar Lampung, Gunung Sitoli, Jambi, Padang Sidempuan, Silangit

Kargo

MaskapaiTujuan
Cardig Air Jakarta—Soekarno—Hatta

Fasilitas

 
Gambar skematis landasan pacu BIM

Bandara ini memiliki empat garbarata yang menghubungkan terminal dengan pesawat. Fasilitas pendukung yang dimiliki bandara ini adalah area bermain anak, toko yang menjual aneka suvenir, serta makanan seperti Kentucky Fried Chicken dan Pisa Hat.

Referensi

  1. ^ a b "Profil di situs web resmi Bandar Udara Internasional Minangkabau". Diakses tanggal 2012-06-26. 
  2. ^ a b c d "Info di situs web resmi Bandar Udara Internasional Minangkabau". Diakses tanggal 2012-06-26. 
  3. ^ "Sumatera Barat". Situs web resmi mengenai informasi pariwisata dan perjalanan Indonesia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Diakses tanggal 2012-06-26. 
  4. ^ "Jam Operasional Empat Bandara Diperpanjang". VIVAnews. 2012-07-03. Diakses tanggal 2012-07-03. 
  5. ^ "Bandara Internasional Minangkabau Tambah Landasan Pacu". Okezone.com. 2012-07-20. Diakses tanggal 2012-06-26. 
  6. ^ a b c "AP II Investasi Rp61 Miliar untuk BIM". Diakses tanggal 2016-07-30. 
  7. ^ "Fasilitas di situs web resmi Bandar Udara Internasional Minangkabau". Diakses tanggal 2012-06-26. 
  8. ^ Febrianti (4 Januari 2013). "Sumatera Barat Buat Railbus ke Bandara". Tempo.co. Diakses tanggal 31 Januari 2013. 
  9. ^ "Bandara Minangkabau Akan Diperluas dan Dilengkapi Akses Kereta". Detik.com. 2016-05-21. Diakses tanggal 2016-07-30. 
  10. ^ "Kereta Bandara Minangkabau Ditargetkan Beroperasi Tahun Ini". Tempo.co. Diakses pada 30 Juli 2016.
  11. ^ "Informasi kedatangan pesawat di situs web resmi Bandar Udara Internasional Minangkabau". Diakses tanggal 2012-06-26. 

Pranala luar