Maria Feodorovna (1847-1928)

Maria Feodorovna (26 November 1847 – 13 Oktober 1928), yang dibaptis dengan nama Dagmar, adalah seorang Putri dari Denmark yang menjadi Permaisuri Rusia sebagai pasangan dari Kaisar Alexander III dari Rusia. Ia adalah putri kedua dari Raja Christian IX dari Denmark dan Putri Louise dari Hesse-Kassel dan saudari dari Ratu Alexandra dari Britania Raya, Raja George I dari Yunani, Raja Frederick VIII dari Denmark. Maria juga merupakan bibi dari Raja Haakon VII dari Norwegia.

Maria Feodorovna
Permaisuri Semua Orang Rusia
Periode13 Maret 1881 – 1 November 1894
Penobatan27 Mei 1883
Informasi pribadi
Kelahiran(1847-11-26)26 November 1847
Istana Kuning, Copenhagen, Denmark
Kematian13 Oktober 1928(1928-10-13) (umur 80)
Hvidøre, Klampenborg, Denmark
Pemakaman
WangsaGlücksburg
Nama lengkap
Marie Sophie Frederikke Dagmar
AyahRaja Christian IX dari Denmark
IbuPutri Louise dari Hesse-Kassel
PasanganKaisar Alexander III dari Rusia
Anak
AgamaOrtodoks Rusia; sebelumnya Lutheran

Putri Denmark

 
Putri Dagmar, Pangeran Vilhelm, Christian IX dari Denmark dan Putri Alexandra.

Marie Sophie Frederikke Dagmar lahir di Istana Kuning di Copenhagen. Ayahnya adalah Pangeran Christian dari Schleswig-Holstein-Sonderburg-Glücksburg. Ibunya adalah Putri Louise dari Hesse-Kassel.

Awalnya Dagmar mendapatkan gelar Putri Dagmar dari Schleswig-Holstein-Sonderburg-Glücksburg. Kadipaten Schleswig merupakan Sebuah Kadipaten yang berada di Konfederasi Jerman dan Denmark dan dipimpin oleh pamannya.

Ia dibaptis dengan kepercayaan Lutheran. Namanya diambil dari Ratu Marie Sophie Frederikke dari Denmark (née Putri Marie Sophie Frederikke dari Hesse-Kassel) yang menjadi Ratu Denmark pada tahun 1808 dan Ratu Dagmar dari Denmark (née Putri Margaret dari Bohemia) yang menjadi Ratu Denmark pada abad pertengahan atau pada tahun 1205. Selama hidupnya, Dagmar dikenal sebagai Maria Feodorovna (Rusia: Мария Фёдоровна) nama yang diambil ketika Dagmar berpindah agama ke Ortodoks Rusia sebelum pernikahannya (1866) dengan calon Tsar Alexander III dari Rusia. Ia sering dipanggil oleh keluarganya Minnie.

Dagmar dibesarkan dengan keluarga yang dekat dan sangat bahagia. Orangtua Dagmar membesarkan Dagmar dan saudaranya secara sederhana. Tetapi, orangtua Dagmar tetap mengajari mereka tentang tugas dan kewajiban kerajaan.

Pada tahun 1852, ayah Dagmar menjadi pewaris sementara Kerajaan Denmark. Pada tahun 1853, ayah Dagmar mendapatkan gelar Pangeran Denmark dan mendapatkan tempat tinggal di Istana Bernstorff. Ayah Dagmar menjadi Raja Denmark pada tahun 1863 setelah kematian Raja Frederick VII.

Ayah Putri Dagmar (Raja Christian IX dari Denmark) dikenal sebagai Father-in-law of Europe. Karena aliansi pernikahan dinasti yang brilian untuk anak-anaknya. Kakak laki-laki tertua Dagmar menyukseskan ayahnya menjadi Raja Frederick VIII dari Denmark (salah satu anaknya menjadi Raja Norwegia). Kakak perempuan tertua dan yang terfavorit, Alexandra menikahi Albert Edward, Pangeran Wales (calon Raja Edward VII dari Britania Raya) pada Maret 1863. Beberapa bulan kemudian, kakak kedua laki-laki Dagmar, Vilhelm, terpilih menjadi Raja Yunani sebagai Raja George I dari Yunani. Putri Dagmar mempunyai adik bernama Putri Thyra dari Denmark yang setelah menikah menjadi Putri Mahkota Hanover dan Pangeran Valdemar dari Denmark.

Selama berada dalam masa pengasuhan, Dagmar, besama kakak perempuannya Alexandra, diberi pelajaran renang oleh pelopor berenang untuk wanita berasal Swedia, Nancy Edberg, Dagmar kemudian menyambut Edberg ke Rusia, dimana dia diundang oleh Keluarga Kekaisaran Rusia untuk menjadi guru renang untuk anggota wanita kekaisaran.

Pertunangan

 
Putri Dagmar dan tunang pertamanya Tsarevich Nicholas dari Rusia
 
Tsarevich Alexander Alexandrovich dari Rusia and Putri Dagmar dari Denmark. Foto Petrunangan.
 
Istana Anichkov pada tahun 1862

Kebangkitan ideologi Slavophile di Kekaisaran Rusia membuat Tsar Alexander II dari Rusia mencari pengantin yang cocok untuk pewaris tahta Rusia, Tsarevich Nicholas Alexandrovich dari Rusia, Di negara-negara Kerajaan di Eropa secara tradisional sudah menyediakan putri yang cocok untuk pewaris Tsar Rusia. Pada tahun 1864, Tsarevich Nicholas ("Nixa") berkunjung ke Denmark dimana dia dan Dagmar sudah bertunangan. Pada tanggal 22 April 1865, Tsarevich Nicholas meninggal karena penyakit meningitis. Dagmar sangat sedih dengan meninggalnya Nicholas. Permintaan terakhir Tsarevich Nicholas adalah Dagmar akan menikahi adiknya yaitu calon Tsar Alexander III dari Rusia. Dagmar sangat patah hati dan kerabat Dagmar takut kalau kesehatan Dagmar memburuk. Dagmar telah menjadi sangat tertarik dengan Rusia dan sering memikirkan Rusia yang akan menjadi rumahnya. Meninggalnya Nicholas tersebut telah membawa Dagmar sangat dekat dengan orang tua Nicholas ("Nixa") (Tsar Alexander II dan Maria Alexandrovna (Marie dari Hesse)), dan Dagmar menerima sepucuk surat dari Alexander II dimana Kaisar berusaha menghiburnya. Dia mengatakan kepada Dagmar dengan sangat sayang bahwa dia berharap dia masih menganggap Dagmar sebagai anggota keluarga mereka. Pada Juni 1866, ketika berkunjung ke Copenhagen, Tsarevich Alexander (calon Tsar Alexander III) melamar Dagmar dan Dagmar menerima lamaran Alexander.

Dagmar pergi dari Copenhagen pada tanggal 1 September 1866. Dagmar disambut hangat di Kronstadt oleh Adipati Agung Constantine Nikolaevich dari Rusia dan dikawal ke St. Petersburg dan disambut oleh calon ibu mertua (Tsarina Maria Alexandrovna) dan calon saudara perempuan ipar (Adipati Wanita Agung Maria Alexandrovna) pada tanggal 24 September. Pada tanggal 29 September, Dagmar sampai ke pusat St. Petersburg dan memakai pakaian tradisional Kekaisaran dengan warna biru dan emas dan pergi dengan Tsarina ke Istana Musim Dingin dimana dia akan diperkenalkan dihadapan publik.

Dagmar pindah dari agama dari Lutheran ke Ortodoks Rusia dan mengambil nama baptis atau nama Rusianya Maria Feodorovna Romanova (Rusia: Мария Фёдоровна Романова, Mariya Fyodorovna Romanova) kemungkinan nama itu diambil dari nama depannya Maria sewaktu menjadi Putri Marie Sophie Frederikke Dagmar dari Denmark, Feodorovna yang berarti nama ayahnya Fyodor (dalam tradisi Rusia) (nama Fyodor di dalam nama tengan Maria berasal dari Our Lady of Saint Theodore atau Theotokos yang merupakan ikon di Keluarga Kekaisaran Rusia dan Gereja Ortodoks Rusia), Romanova berarti nama keluarganya (Dinasti Romanov).

Pernikahan

 
Pernikahan Istri Adipati Agung Maria Feodorovna dari Rusia (Putri Dagmar dari Denmark) dan Tsarevich Alexander Alexandrovich dari Rusia

Pernikahan mewah Istri Adipati Agung Maria Feodorovna (Putri Dagmar dari Denmark) dan Tsesarevich Alexander Alexandrovich dari Rusia berlangsung pada 9 November [K.J. 28 Oktober] 1866 di Kapel Kekaisaran di Istana Musim Dingin, Saint Petersburg. Orangtua Maria Feodorovna tidak bisa hadir karena Masalah keuangan, dan sebagai gantinya, mereka mengirim saudaranya, Putra Mahkota Frederick dari Denmark. Kakak iparnya, Albert Edward, Pangeran Wales, juga pergi ke Saint Petersburg untuk upacara pernikahan tersebut; Alexandra, Putri Wales tidak hadir dalam upacara pernikahan tersebut karena sedang hamil.

Setelah pesta pernikahan berakhir, pengantin baru pindah ke Istana Anichkov di Saint Petersburg di mana mereka tinggal selama 15 tahun ke depan, ketika mereka tidak mengambil liburan panjang di vila musim panas mereka di Istana Livadia di Semenanjung Krimea.

Pernikahan Maria Feodorovna (Dagmar dari Denmark) dan Alexander sangat bahagia. Alexander tidak pernah mengambil gundik tidak seperti para pendahulunya yang mengambil seorang gundik.

Tsesarevna Rusia

 
Maria Feodorovna dengan Nicholas, George dan Xenia; 1879

Maria Feodorovna sangat cantik dan populer. Priotitas pertama sewaktu menjadi istri Tsarevich adalah belajar bahasa Rusia dan mencoba untuk mengerti rakyat Rusia. Maria jarang menggangu politik, Lebih memilih untuk mencurahkan waktu dan energinya untuk keluarganya, amal dan sosial.

Saat itu, Maria adalah seorang yang sangat sentimen anti-Jerman karena aneksasi wilayah Denmark oleh Prusia pada tahun 1864, sebuah sentimen yang juga disuarakan oleh saudara perempuannya, Alexandra. Pangeran Gorchakov berkomentar tentang kebijakan ini: "Adalah keyakinan kami, bahwa Jerman tidak akan lupa bahwa baik di Rusia maupun di Inggris, Putri Denmark memiliki langkah di tahta". Tsarevna Maria Feodorovna mengalami keguguran pada tahun 1866 di Denmark ketika berkuda.

Pada 18 Mei 1868, Maria menjadi ibu untuk pertama kalinya, bayinya bernama Nicholas (dinamai setelah tunang pertama Maria dan kakak dari Alexander yaitu Tsarevich Nicholas Alexandrovich). Anak selanjutnya, Alexander Alexandrovich, lahir pada tahun 1869, mati karena meningitis pada usia 10 bulan. Maria sangat sedih dengan kematian putranya yang bernama Alexander, "Dokter yang merawatnya mengatakan kalau dia tidak menderita, tetapi kami sangat menderita untuk melihat dan mendengarnya", Maria menulis surat ke ibunya, Ratu Louise dari Denmark. Maria melahirkan empat anak lagi yang hidup sampai dewasa, George (l. 1871), Xenia (l. 1875), Michael (l. 1878) dan Olga (l. 1882). Sebagai ibu, Maria sangat memanjakan dan posesif kepada anak laki-lakinya. Tetapi, Maria memiliki hubungan yang tidak terlalu dekat dengan putrinya.

Pada tahun 1873, Tsarevna Maria, Tsarevich Alexander, dan kedua anak pertamanya melakukan petualangan ke Inggris. Pasangan kekaisaran dan anaknya diperkenalkan di Marlborough House oleh Pangeran dan Putri Wales. Satu tahun kemudian, Tsarevna Maria dan Tsarevich Alexander memperkenalkan Edward, Pangeran Wales dan Alexandra, Putri Wales di St. Petersburg, yang datang untuk pernikahan Pangeran Alfred dan Adipati Wanita Agung Maria Alexandrovna dari Rusia, putri dari Tsar Alexander II dan Tsarina Maria Alexandrovna dan saudara dari Tsarevich.

Permaisuri Rusia

 
Keluarga Kekaisaran Rusia. Dari kiri ke kanan: Tsarevich Nicholas, Adipati Agung George, Permaisuri Maria Feodorovna, Adipati Wanita Agung Olga, Adipati Wanita Agung Xenia, Adipati Agung Michael, Kaisar Alexander III, Livadia 1893

Tsar Alexander II dibunuh dengan bom pada tanggal 13 Maret 1881 waktu balik ke Istana Musim Dingin dari parade militer. Kematian Tsar Alexander II Menjadikan Tsarevich Alexander dan Maria menjadi Tsar dan Tsarina baru.

Beberapa sejarawan berpendapat tentang Maria: "Maria adalah seorang permaisuri yang sesungguhnya". Maria sendiri sama sekali tidak senang dengan status barunya. Dalam buku hariannya dia menulis, "Saat-saat yang paling bahagia dan tenang sekarang sudah berakhir. Kedamaian dalam hatiku sekarang sudah hilang, karena sekarang saya hanya akan bisa mengkhawatirkan Sasha."

Alexander dan Maria dinobatkan di Katedral Assumption di Kremlin, Moscow pada tanggal 27 Mei 1883. Penobatan tersebut dihadiri oleh 8000 tamu. Penobatan Alexander dan Maria sebagai Tsar dan Tsaritsa baru tersebut dirayakan dengan sangat mewah dan megah. Penobatan tersebut juga dijaga ketat oleh polisi dan militer. Karena takut ada kaum revolusioner yang akan membunuh Alexander dan Maria.

Maria digambarkan sukses dalam menjalani peran sebagai Permaisuri dalam bidang sosial. Mencintai dansa di pesta sosialita dan menjadi sosialita yang paling populer dan yang paling keren di pesta kekaisaran. Maria Feodorovna juga sangat populer karena Maria bisa melahirkan anak laki-laki yang akan menjadi pewaris tahta Kekaisaran Rusia dan mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dihadapan orang lain. Putrinya, Adipati Wanita Agung Olga berkomentar "Kehidupan kekaisaran berjalan dengan megah, dan di sana ibu saya berdansa tanpa langkah yang salah".

Seorang kontemporer berkomentar tentang kesuksesannya: "Galeri panjang tentang Tsarina telah ada di Kremlin atau Istana Musim Dingin. Marie Feodorovna mungkin yang paling cemerlang".

Posisi Permaisuri Maria Feodorovna sebagai Ibu Negara atau First Lady di Kekaisaran Rusia tidak diganggu. Karena dalam sistem Kekaisaran Rusia mengharuskan posisi Janda Kaisar lebih tinggi dari Permaisuri. Waktu Alexander dan Maria naik tahta Permaisuri sebelumnya (Tsarina Maria Alexandrovna (Marie dari Hesse)) sudah meninggal ketika Tsar Alexander II masih menjadi pemimpin Rusia.

Maria mempunyai hubungan yang dekat dengan gundik yang akan menjadi istri kedua mertuanya, Catherine Dolgorukova, Putri Yurievskaya, Tetapi, Maria sangat ragu untuk mengakuinya. Setelah dipeluk oleh Catherine, mereka berdua menangis, dan anak dari Tsar Alexander II dan Catherine mencium tangan Maria.

 
Tsarina Maria Feodorovna dan suaminya Tsar Alexander III di Copenhagen pada tahun 1893

Maria Feodorovna mempunyai musuh dalam kehidupan sosialnya yaitu, Istri Adipati Agung Maria Pavlovna, istri dari Adipati Agung Vladimir Alexandrovich (adik dari Tsar Alexander III). Maria Pavlovna dapat julukan Permaisuri Vladimir dari Tsarina.

Pada tanggal 29 Oktober 1888, Keluarga Kekaisaran Rusia ke kota Borki menggunakan kereta api. Maria dan keluarganya sedang makan siang di tempatnya ketika kereta meluncur keras. Dan tiba-tiba atap kereta ambruk, dan roda dan lantai kereta copot, Tsar keluar dan menyelamatkan orang yang di dalam dan ada 21 korban jiwa, sementara Tsarina Maria membantu orang yang terluka dan membuat perban darurat dengan pakaiannya sendiri. penyelidikan resmi menyatakan kalau kejadian di kereta itu adalah kecelakaan, tetapi banyak orang berasumsi kalau di kereta tersebut telah dipasang bom.

Putra pertama Maria dan Alexander, Nicholas, sudah lama mencintai Putri Alix dari Hesse-Darmstadt, anak dari Louis IV, Adipati Agung Hesse dan oleh Rhine dan cucu favorit Ratu Victoria. Walaupun Alix adalah anak baptis mereka, Maria dan Alexander tidak setuju kalau Alix menjadi pasangan Nicholas. Maria dan Alexander menilai Alix adalah seorang yang sangat pemalu dan agak aneh. Maria dan Alexander menilai karakter Alix membuat Alix tidak cocok menjadi Permaisuri Rusia. Maria dan Alexander sudah mengetahui Alix sejak Alix masih kecil dan mereka juga menilai Alix adalah seorang yang histeris, lemah, rapuh dan emosional. Kemungkinan hal itu disebabkan oleh meninggalnya ibunya (Alice, Istri Adipati Agung Hesse) dan adik atau saudara terdekatnya (Putri Marie dari Hesse-Darmstadt) waktu Alix hanya berusia enam tahun dan kemungkinan hal itu juga disebabkan oleh meninggalnya kakak laki-lakinya (Pangeran Friedrich dari Hesse-Darmstadt) yang menderita penyakit hemofilia dan meninggal pada bulan Mei 1873 karena jatuh ketika Alix hampir berusia satu tahun. Saat kesehatan Alexander III mulai memburuk, Maria dan Alexander memberikan persetujuan agar Nicholas melamar Alix.

Maria Feodorovna menjadi Permaisuri Rusia hanya 13 tahun. Waktu yang cukup pendek dalam sejarah Kekaisaran Rusia setelah Catherine II yang Agung (sewaktu menjadi Istri Tsar), Tsarina Maria Feodorovna (Sophie Dorothea dari Württemberg) (istri Tsar Pavel I) dan Catherine I dari Rusia (sewaktu menjadi Istri Tsar).

Janda Kaisar Rusia

 
Kaisar Nicholas II and ibunya Janda Kaisar Maria Feodorovna pada tahun 1896.

Pada 1 November 1894, Tsar Alexander III mati pada usia 49 di Livadia, Krimea. Di catatannya Maria menulis, "Aku sangat patah hati dan putus asa, Tetapi ketika aku melihat wajahnya yang tenang, itu memberikan aku ketegaran". Dua hari kemudian, Pangeran dan Putri Wales datang ke Livadia dari London. Pangeran Wales melibatkan diri dalam persiapan pemakaman, Sementara, Putri Wales, menghabiskan waktunya untuk menghibur Maria, termasuk berdoa dengan Maria dan tidur dengan Maria. Satu minggu setelah itu adalah Hari ulang tahun Maria Feodorovna dan dihari itu juga pemakaman Tsar Alexander III dilakukan dan juga dihari itu Nicholas II sebagai Tsar baru menikah dengan Putri Alix dari Hesse dan oleh Rhine yang mengambil nama baptis atau Rusianya Alexandra Feodorovna Romanova. Setelah pernikahan Nicholas dan Alexandra, Maria resmi sebagai Janda Kaisar Rusia.

Setelah kematian Alexander III, Maria mengucapkan "Semuanya akan baik-baik saja". Maria tetap tinggal di Istana Anichkov di St. Petersburg dan Istana Gatchina. Pada Mei 1896, Maria berkunjung ke Moscow untuk Penobatan Nicholas dan Alexandra sebagai Tsar dan Tsarina Rusia baru.

Waktu satu tahun pertama pemerintahan Nicholas, Maria menjadi penasihat politik Tsar. Tidak yakin dengan keputusannya dan takut akan pengetahuan Maria. Nicholas meminta saran kepada Menteri Negara Rusia sebelum membuat keputusan. Rumor menyebar kalau Tsar Nicholas II tetap mempertahankan Menteri dari ayahnya. Maria berpendapat kalau Nicholas adalah seseorang yang berkarakter lemah, dan lebih baik Nicholas dipengaruhi oleh Maria daripada orang yang lebih buruk. Putrinya Olga mengomentari pengaruh Maria: "Dia belum pernah sedikitpun berminat ... sekarang dia merasa itu adalah tugasnya. Kepribadiannya bersifat magnetis dan aktivitasnya sangat luar biasa. Dia memiliki jarinya pada setiap denyut nadi pendidikan di kekaisaran. Bahkan saat dia bosan dalam panitia dia tidak pernah terlihat bosan. Sikapnya dan yang terpenting, akal sehatnya menaklukkan semua orang". Setelah kematian suaminya, Maria Feodorovna memberitahu Nicholas untuk mereformasi pemerintahan agar tidak terjadi revolusi. Setelah kelahiran anak laki-laki Nicholas dan Alexandra, Nicholas merubah posisi ibunya menjadi orang kepercayaan politik dan membuat isterinya, Alexandra, menjadi penasihat politik Nicholas.

Pada tanggal 9 Agustus 1899, salah satu putra Maria Feodorovna, Adipati Agung George Alexandrovich, meninggal. Maria sangat sedih ketika mendengar George meninggal. Pada pemakaman George, Saat peti mati dimasukkan ke dalam makam, Maria Feodorovna berdiri di samping Adipati Wanita Agung Xenia (putrinya), memeluk lengannya dan tiba-tiba, memandangi putrinya dengan mata terbuka lebar, dengan suara keras berkata, "Ayo Pulang. Ayo Pulang, aku tidak bisa melihatnya lagi!" dan Maria bergegas keluar.

Felix Yusupov (suami dari cucu Maria Feodorovna) mengatakan kalau Maria mempunyai pengaruh yang besar dalam anggota Dinasti Romanov. Sergei Witte memuji Maria dalam skil kebijaksanaan sosial dan diplomatik. Meskipun demikian, terlepas dari kebijaksanaan sosialnya, Maria mempunyai hubungan yang tidak baik dengan menantunya, Tsarina Alexandra, yang memikul tanggung jawab atas banyak kesengsaraan yang menimpa Nicholas dan Kekaisaran Rusia pada umumnya. Maria sangat terkejut dengan ketidakbisaan Alexandra untuk memenangkan hati rakyat Rusia dan Alexandra tidak bisa melahirkan anak laki-laki yang akan menjadi pewaris tahta sampai 10 tahun setelah pernikahan Nicholas dan Alexandra (setelah melahirkan empat anak perempuan). Struktur Kekaisaran Rusia mengharuskan jika jabatan Janda Kaisar lebih tinggi dari Permaisuri, juga dengan sikap posesif Maria dengan anak laki-lakinya, dan kecemburuannya dengan Tsarina Alexandra. Membuat hubungan antara Janda Kaisar Maria dan Permaisuri Alexandra semakin memburuk.

Pada tahun 1906, setelah kematian ayah Janda Kaisar Maria, Raja Christian IX dari Denmark, Maria dan kakaknya, Alexandra, yang sudah menjadi Ratu Britania Raya sejak 1901, membeli villa di Hvidøre. Pada Mei 1910, Maria datang ke Kerajaan Britania Raya untuk mengikuti upacara pemakaman kakak iparnya, Edward VII. Waktu tiga bulan pertama di Britania Raya, Maria Feodorovna mencoba untuk menempatkan posisi kakaknya, yang sekarang menjadi Ibu Suri Alexandra lebih tinggi dari menantu Alexandra yaitu Ratu Mary, Tetapi Janda Kaisar Maria Feodorovna gagal.

Maria Feodorovna tidak menyukai Grigori Rasputin. Dia menganggap Rasputin sebagai penyembuh yang berbahaya dan bisa merusak repurtasi Tsar. Maria menyarankan kepada Kaisar dan Permaisuri untuk mengusir Rasputin dari Keluarga Romanov. Tetapi mereka menolak, karena kesehatan Alexei. Dan untuk kedua kalinya Maria memberitahu ke Tsar kalau yang sebenarnya memimpin Rusia itu adalah Alexandra.

Maria sangat malu ketika putranya, Adipati Agung Michael Alexandrovich, menikahi Natalia Brasova secara rahasia. Maria juga sangat malu ketika anak perempuannya, Adipati Wanita Agung Olga Alexandrovna, yang sudah menikah dengan Adipati Peter dari Oldenburg meminta bercerai dari suaminya. Awalnya, Nicholas II menolak untuk memenuhi permintaan Olga, tetapi, akhirnya Nicholas memenuhi permintaan Olga.

Perang Dunia I

Waktu Mei 1914, Maria Feodorovna berlibur ke Inggris untuk mengunjungi kakaknya, Alexandra. Ketika Maria masih di London, Perang Dunia I pecah (Juli 1914), membuat Maria cepat balik pulang ke Rusia. Ketika dia sudah balik ke Rusia, dia tinggal di Istana Yelagin, dimana Istana itu dekat dengan St. Petersburg (waktu itu dinamai Petrograd pada Agustus 1914). Sewaktu perang, Maria menjadi Presiden Palang Merah Rusia sama seperti yang Maria lakukan ketika Perang Rusia-Jepang pada tahun 1904 - 1905. Maria juga membiayai kereta sanitasi.

Selama Perang, ada kekhawatiran besar dari Dinasti Kekaisaran tentang Tsarina Alexandra dan Grigori Rasputin. Karena hal itu dianggal menjadi isu masyarakat dan membahayakan tahta Kekaisaran di Rusia dan kelangsungan Dinasti Romanov.

Istri Adipati Agung Elizabeth Feodorovna (Putri Elisabeth dari Hesse-Darmstadt) (kakak perempuan Alexandra) dan Putri Victoria Melita dari Saxe-Coburg dan Gotha (Istri Adipati Agung Victoria Feodorovna) (sepupu Nicholas II dan Alexandra, yang juga mantan kakak ipar Alexandra) sudah memperingatkan Tsarina Alexandra untuk mengusir Rasputin dari Kekaisaran, tetapi Alexandra tidak mendengarkan mereka. Dan para Adipati Agung atau Pangeran Rusia sudah memperingatkan Tsar, tetapi tidak didengarkan.

Waktu konflik pada tahun 1916-1917, Istri Adipati Agung Maria Pavlovna (istri dari Adipati Agung Vladimir Alexandrovich) merencanakan kudeta untuk melengserkan Tsar Nicholas II dan menggantikannya dengan Tsarevich Alexei, yang diwalikan atau regent oleh Adipati Agung Kirill Vladimirovich karena usia Alexei yang dibawah umur.

Ada dokumen yang memperkuat bukti kalau Maria akan melakukan kudeta untuk melengserkan anaknya, Nicholas, untuk menyelamatkan monarki di Rusia. Rencananya dilaporkan jika Maria membuat ultimatum final kepada Tsar untuk mengusir Rasputin. Tetapi, untuk kudeta yang lebih jelasnya lagi tidak diketahui. Tetapi, ada dua versi yang meyakinkan kudeta yaitu: Adipati Agung Pavel Alexandrovich dan Maria akan melengserkan Nicholas dan Adipati Agung Pavel akan mengambil kuasa memakai nama Maria yang akan menjadi Kaisarina yang memerintah Rusia; versi lainnya adalah Adipati Agung Pavel Alexandrovich dan Janda Kaisar Maria Feodorovna akan melengserkan Nicholas dan Alexei akan menjadi Tsar dan Maria dan Pavel akan menjadi regent Alexei karena usia Alexei masih dibawah umur. Tetapi, Alexandra sudah diberitahu oleh seseorang ketika Maria akan melakukan kudeta. Waktu Maria akan memberi ultimatum ke Tsar, Alexandra malah mengusirnya dan tidak memperbolehkan Maria ke ibu kota (St. Petersburg). Akibatnya, Maria pergi dari Petrograd (nama St. Petersburg waktu itu) dan tinggal di Istana Mariyinsky di Kiev di tahun yang sama. Maria tidak pernah kembali ke St. Petersburg atau Moscow. Tsarina Alexandra berkomentar tentang kepergian Maria: "Lebih baik Motherdear tinggal ... di Kiev, dimana iklimnya lebih baik dan hidup sesuai keinginannya dan tidak mendengarkan gosip".

Di Kiev, Maria bekerja di Palang Merah dan Rumah Sakit, dan di bulan Sepember, perayaan 50 tahun Maria tinggal di Rusia dirayakan dengan festival yang besar, Maria dikunjungi oleh anaknya, Nicholas II, yang datang tampa istrinya. Maria menyarankan Nicholas II untuk memindahkan Rasputin dan Alexandra dari semua pengaruh politik, tetapi setelah itu, Nicholas dan Alexandra, memutuskan kontak dengan keluarga Tsar. Ketika Rasputin dibunuh, sebagian dari Keluarga Romanov menyarankan Maria untuk balik ke St. Petersburg dan menggunakan momen itu untuk menggantikan Alexandra sebagai penasihat politik Tsar. Tetapi, Maria menolak, Tapi dia mengatakan bahwa Alexandra harus dikeluarkan dari pengaruh urusan negara: "Alexandra Fjodorovna harus dibuang. Tidak peduli memakai cara apa. Kalau tidak, dia mungkin benar-benar gila. Biarkan dia masuk biara atau menghilang begitu saja".

Revolusi dan Pengasingan

Revolusi muncul di Rusia pada tahun 1917, pertama dengan Revolusi Februari, setelah itu dengan abdikasi Tsar Nicholas II pada tanggal 15 Maret. Sesudah melakukan perjalanan dari Kiev untuk bertemu anaknya, Nicholas II di Mogilev, Maria balik ke kota, dimana dia secara cepat menyadari kota Kiev berubah dan kehadirannya tidak dibutuhkan lagi. Maria dibujuk oleh keluarganya di sana untuk melakukan perjalanan ke Krimea dengan kereta api dengan sekelompok pengungsi Romanov lainnya.

Setelah tinggal di salah satu tempat tinggal kekaisaran di Krimea, Maria mendapat laporan jika Nicholas, Alexandra dan cucunya dibunuh. Namun, Maria secara publik menolak berita tersebut dan menganggap berita itu hanya rumor saja. Satu hari setelah keluarga Tsar dibunuh, Maria mendapat surat yang sangat menyentuh dari Nicholas ("Nicky"); dan bercerita bagaimana susahnya hidup Tsar dan keluarganya di Yekaterinburg. "Dan tidak ada yang bisa membantu atau membebaskan mereka - hanya Tuhan! Tuhanku tolong selamatkan Nicky yang tak beruntung, bantu dia di penderitaannya!". Di catatan Maria, dia menghibur dirinya sendiri: "Aku yakin mereka akan keluar dari Rusia dan sekarang Bolshevik sedang mencoba menyembunyikan kebenaran". Maria memegang teguh keyakinan ini sampai kematiannya. Kebenaran itu terlalu menyakitkan bagi Maria untuk diakui secara terbuka. Suratnya kepada anaknya dan keluarganya semuanya sudah hilang. Tetapi, ada satu surat yang ditemukan, Maria menulis ke Nicholas: "Kamu tahu Bahwa pikiran dan doaku tidak pernah meninggalkanmu. Aku memikirkanmu di sepanjang hari dan kadang-kadang perasaanku sangat sakit dan saya yakin saya tidak tahan lagi. Tetapi, Tuhan itu penyayang. Dia akan memberi kita kekuatan untuk cobaan berat ini". Putri Maria, Olga, berkomentar, "Tapi saya yakin bahwa di dalam hatinya, ibu saya menguatkan diri untuk menerima kebenaran selama beberapa tahun sebelum kematiannya".

Meskipun monarki Kekaisaran Rusia sudah bubar pada tahun 1917, mantan Janda Kaisar Maria pertama-tama menolak pergi dari Rusia. Tetapi, pada tahun 1919, diperingatkan oleh kakaknya, Ibu Suri Alexandra, Maria mau, Maria pergi dari Krimea melawati Laut Hitam ke London. Raja George V mengirim kapal HMS Marlborough untuk menjemput tantenya. Setelah tinggal sebentar di Malta, Maria pergi ke Inggris, untuk menetap dengan kakaknya, Alexandra. Alexandra tidak pernah memperlakukan Maria dengan buruk dan mereka sering menghabiskan waktu bersama di Marlborough House di London and at Sandringham House di Norfolk, Maria, yang sekarang mantan Janda Kaisar, merasa menjadi "nomor dua", kontras dengan kakanya, Ibu Suri yang sangat populer, dan Maria kembali ke Denmark. Setelah hidup dengan sebentar dengan keponakanya, Raja Christian X di Istana Amalienborg, dia memilih tinggal di vila Hvidøre dekat Copenhagen sebagai tempat tinggal tetap.

Banyak imigaran Rusia di Copenhagen Yang terus menganggapnya sebagai Permaisuri dan sering memintanya untuk meminta bantuan. Majelis Monarki Seluruh Rusia yang diadakan pada tahun 1921 menawarinya wewenang tahta Rusia tapi Maria menolak dengan jawaban "Tidak ada yang melihat Nicky terbunuh" dan oleh karena itu ada kemungkinan anak laki-lakinya masih hidup. Dia memberikan dukungan finansial kepada Nikolai Sokolov yang mempelajari keadaan kematian keluarga Tsar namun mereka tidak pernah bertemu. Putrinya, Adipati Wanita Agung Olga mengirim telegram ke Paris untuk membatalkan janji pertemuan karena akan terlalu sulit bagi wanita tua dan sakit untuk mendengar kisah mengerikan tentang anaknya dan keluarganya.

Kematian dan Penguburan

Pada November 1925, kakak favorit Maria, Ratu Alexandra, meninggal. Meninggalnya Ratu Alexandra membuat Maria sangat sedih. "Dia sudah siap untuk dipanggil penciptanya," tulis menantunya, Adipati Agung Alexander Mikhailovich dari Rusia, tentang tahun terakhir Maria. Pada tanggal 13 Oktober 1928 di Hvidøre dekat Copenhagen, di villa Maria dan Ratu Alexandra, Maria meninggal pada usia 80 tahun. Mengikuti ritual ajaran agama Gereja Ortodoks Rusia di Gereja Alexander Nevsky di Copenhagen, Janda Kaisar dimakamkan di Katedral Roskilde.

Pada tahun 2005, Ratu Margrethe II dari Denmark dan Presiden Vladimir Putin dari Rusia dan Pemerintah masing-masing setuju kalau mayat Permaisuri Maria Feodorovna harus dimakamkan di Saint Petersburg sesuai dengan keinginannya untuk dikmakamkan di samping suaminya. Sejumlah upacara berlangsung dari tanggal 23 sampai 28 September 2006. Pemakaman dihadiri oleh pejabat tinggi, termasuk Putra Mahkota dan Putri Mahkota Denmark dan Pangeran dan Putri Michael dari Kent. Kerumunan di sekitar peti mati sangat ramai sehingga seorang diplomat Denmark muda jatuh ke dalam kuburan sebelum peti mati dimakamkan. Setelah ritual pemakaman di Katedral Santo Ishak, dia dimakamkan di samping suaminya Alexander III di Katedral Petrus dan Paulus di Saint Petersburg pada tanggal 28 September 2006, 140 tahun setelah kedatangannya yang pertama di Rusia dan hampir 78 tahun setelah kematiannya.

Kepribadian

Maria Feodorovna adalah seseorang yang sangat sosialita. Maria juga mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dihadapan orang lain. Maria juga sangat populer di kalangan anggota kekaisaran, anggota kerajaan, bangsawan dan rakyat biasa di Denmark dan Rusia. Maria juga seorang yang sangat suka keramaian dan penari yang baik.

Berbeda dengan Maria, Alexandra adalah seseorang yang lebih cantik dan cerdas, tetapi Alexandra sangat pemalu dan mengisolasi diri dari Kekaisaran Rusia.

Maria juga baik hati dan suka membantu orang lain. Maria membujuk dan membuat kemajuan besar untuk pendidikan perempuan. Waktu Perang Rusia-Turki pada tahun 1877-1878 dia menjadi perawat dan sebagai Tsarevna, Maria mengunjungi rumah sakit dan mengunjungi staf, dan memutuskan untuk membantu mereka.

Maria Feodorovna adalah seorang perempuan yang sangat religius. Sama seperti suaminya, putranya (Nicholas II), dan menantunya.

Maria juga seorang wanita yang sangat kuat, dia melihat kesakitan pemerintahan anaknya, Nicholas II, kehilangan suaminya, ayahnya, ibunya, kakaknya (Alexandra), semua anak laki-lakinya, menantunya, lima cucunya. Maria juga harus mengungsi ke negara lain setelah Revolusi Rusia.

Hubungan dengan Keluarga

Maria Feodorovna sangat memanjakan dan posesif kepada anak laki-lakinya. Tetapi, Maria memiliki hubungan yang tidak terlalu dekat dengan putrinya.

Maria mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan ayahnya, ibunya, dan saudara Maria. Hubungan mereka tetap hangat dan dekat sampai kematian mereka masing-masing.

Seperti ibu dan saudara perempuannya, Maria tidak menyukai istri dari saudaranya, Lovisa dari Swedia, istri dari Raja Frederick VIII dari Denmark.

Maria mempunyai hubungan yang baik dengan mertua, saudara ipar, dan kerabat Rusianya. Hubungan mereka sangat dekat dan hangat.

Maria mempunyai hubungan yang buruk dengan menantunya, Alexandra. Hubungan Maria dan Alexandra tidak pernah membaik sampai kematian Alexandra.

Maria Feodorovna juga mempunyai hubungan yang tidak baik dengan Istri Adipati Agung Maria Pavlovna, istri dari Adipati Agung Valdimir Alexandrovich (adik dari Kaisar Alexander III). Maria Pavlovna juga populer dan merupakan musuh sosial dari Maria Feodorovna.

Gambaran dalam Budaya

Maria diperankan oleh aktris Inggris Helen Haye di teater Anastasia dan aktris Amerika Helen Hayes di tahun 1956 film yang bedasarkan dari teater. Pada tahun 1954, Maria diperankan oleh Eugenie Leontovich, dan Lillian Gish di 1965 Broadaway film musikal adaptasi "Anya" di Produksi Broadaway dari teater.

Maria diperankan oleh Irene Worth di 1971 film Nicholas dan Alexandra. Maria juga diperankan oleh Ursula Howells di BBC mini series Fall of Eagles pada tahun 1974.

Aktris Jane Lapotaire memerankan Maria di bagian yang ke 13, tahun 1975, Series Inggris, Edward the Seventh, cerita atau drama tentang kakak ipar Maria.

NBC-TV 1986 mini series Anastasia: The Mystery of Anna, Olivia de Havilland memerankan Sang Janda Kaisar. Cerita di film, menceritakan, Janda Kaisar Maria bertemu Anna Anderson secara personal, orang yang mengaku sebagai Adipati Wanita Agung Anastasia Nikolaevna. Tetapi, tidak ada bukti nyata jika Janda Kaisar ingin bertemu Anna Anderson.

Angela Lansbury mengisi suara sebagai Permaisuri Maria Feodorovna di 1997 Fox Animation Studios film Anastasia. Lansbury memerankan Maria di musikal adaptasi film Anastasia pada tahun 2012. Maria diperankan oleh Mary Beth Peil di Premier Musikal Adaptasi Dunia di Hartford Teater di Hartford, Connecticut.

Keterampilan linguistik

Menurut sumber resmi, Maria Feodorovna fasih berbahasa Rusia, Prancis, Jerman, dan Inggris. Maria juga fasih berbahasa Denmark, yaitu bahasa kelahirannya.

Warisan

Nama dari Adipati Wanita Agung Maria Nikolaevna (anak dari Tsar Nicholas II dan Tsarina Alexandra Feodorovna (Alix dari Hesse)) dinamai untuk menghormati Permaisuri Maria Feodorovna dan juga dinamai dari adik dan saudara terdekat Tsarina Alexandra yang meninggal ketika Alexandra hanya berusia enam tahun yaitu Putri Marie dari Hesse dan oleh Rhine.

Adipati Wanita Agung Maria Pavlovna (anak dari Adipati Agung Pavel Alexandrovich dan Putri Alexandra dari Yunani dan Denmark) dinamai dari Tsarina Maria Feodorovna dan juga dinamai dari nenek dari pihak ayahnya yaitu Tsarina Maria Alexandrovna (Marie dari Hesse).

Putri Dagmar dari Denmark (anak dari Frederick VIII dari Denmark dan Lovisa dari Swedia) juga dinamai dari Tsarina Maria Feodorovna yang lahir sebagai Putri Dagmar dari Denmark. Istri Adipati Agung Maria Georgievna dari Rusia (née Putri Maria dari Yunani dan Denmark) (anak dari George I dari Yunani dan Olga Constantinovna dari Rusia, dan adik dari Istri Adipati Agung Alexandra Georgievna dari Rusia (née Putri Alexandra dari Yunani dan Denmark)), juga dinamai dari Permaisuri Maria Feodorovna dan juga dipanggil "Minnie" seperti tantenya.

Putri Marie Louise dari Hanover (anak dari Ernest August, Putra Mahkota Hanover dan Putri Thyra dari Denmark); Putri Margrethe Françoise Louise Marie Helene dari Denmark (anak dari Pangeran Valdemar dari Denmark dan Putri Marie d'Orléans) juga dinamai karena Maria Feodorovna.

Putri dari Edward VII dari Britania Raya dan Alexandra dari Denmark yaitu Louise Victoria Alexandra Dagmar, Putri Kerajaan dan Istri Adipati Fife, Putri Victoria Alexandra Olga Mary dari Britania Raya dan Ratu Maud Charlotte Mary Victoria dari Norwegia juga dinamai dari Maria Fyodorovna (Dagmar dari Denmark).

Nama dari Ratu Anne-Marie Dagmar Ingrid dari Yunani (putri dari Frederick IX dari Denmark dan Ingrid dari Swedia, dan adik dari Ratu Margrethe II dari Denmark) dinamai untuk menghormati Maria Feodorovna yang lahir sebagai Putri Dagmar dari Denmark dan juga untuk menghormati Putri Dagmar dari Denmark (putri dari Frederick VIII dari Denmark dan Louise dari Swedia).

Didekat Vila Leksvall, didekat kotamadya Tammisaari di Finlandia, pada tahun 1887 dibangunlah monumen, yang tingginya 2 meter. Dengan prasasti dalam bahasa Swedia tentang kunjungan Permaisuri Maria Feodorovna yang menurut permaisuri itu adalah tempat yang sangat indah. Sekarang, Monumen itu masih ada.

Di Ligovo (pinggiran kota St. Petersburg), 24 Juni 1901 diresmikan tugu elang berkepala dua (Lambang Wangsa Romanov), didirikan untuk mengenang kunjungan Permaisuri Maria Feodorovna pada tanggal 8 Juli 1897 ke pemadam kebakaran setempat. Setelah Revolusi Rusia pada tahun 1917, monumen ini dihancurkan.

Dekat Stasiun Ignalino (sekarang bagian teritori di Lithuania) dibangunlah tugu untuk memori waktu Stasiun Permaisuri berhenti pada tanggal 5 Agustus 1910, Permaisuri Maria Feodorovna, berjalan-jalan sebentar di sini. Setelah tahun 1915, tugu itu tidak diketahui.

Di villa Ust-Sarapulka, Distrik Sarapulsky, Provinsi Vyatka, Ada tugu batu setinggi 4,6 meter yang dipasang untuk menghormati Permaisuri dan dimahkotai dan ada sebuah salib. Waktu pembangunan monumen pada waktu 1917 tidak diketahui.

Pada tahun 1997 di Copenhagen di Gereja Alexander Nevsky, dibuka Patung perunggu Permaisuri Maria Feodorovna, sesuai model pematung Mark Antokolsky (Marmer asli tahun 1887 ada di Museum Ermitáž). Patung tersebut dipasang atas inisiatif dari direktur Royal Silver Chamber of Denmark, Ole Krogh.

Pada tanggal 26 September 2006, sebuah patung Maria Feodorovna diresmikan di dekat Pondok Istana favoritnya di Peterhof.

Gelar, Gaya, Lambang, Monogram dan Kehormatan

Gelar dan Gaya

26 November 1847 - 31 Juli 1853: Yang Mulia Putri Dagmar dari Schleswig-Holstein-Sonderburg-Glücksburg.

31 Juli 1853 - 1 September 1866: Yang Mulia Putri Dagmar dari Denmark.

1 September 1866 - 9 November 1866: Yang Mulia Istri Adipati Agung Maria Feodorovna dari Rusia

9 November 1866 - 13 Maret 188: Yang Mulia Sang Tsesarevna Maria Feodorovna dari Rusia.

13 Maret 1881 - 1 November 1894: Yang Mulia Sang Permaisuri Semua Orang Rusia.

1 November 1894 - 13 Oktober 1928: Yang Mulia Janda Kaisar Maria Feodorovna dari Rusia

Lambang

 
Lambang dari Permaisuri Maria Feodorovna dari Rusia


Lambang Permaisuri Maria Feodorovna (Dagmar dari Denmark) adalah gabungan dari Lambang Negara Kekaisaran Rusia atau Lambang dari Dinasti Romanov dan Lambang Negara Kerajaan Denmark atau Lambang dari Dinasti Glücksburg. Dan mahkota di lambang adalah mahkota dari Kekaisaran Rusia.

Monogram

 
Monogram Permaisuri Maria Feodorovna


Monogram Permaisuri Maria Feodorovna (Dagmar dari Denmark) terdiri dari Mahkota dan huruf "M". Mahkota di monogram adalah mahkota dari Kekaisaran Rusia. Huruf "M" di monogram berarti huruf depan dari Permaisuri Maria Feodorovna.

Kehormatan

Kerhormatan Nasional

Kerhormatan Internasional

Lukisan dari Maria Feodorovna

Anak

 
Tsar Alexander III dan Tsarina Maria Feodorovna dan lima anak mereka.

Tsar Alexander III dan Maria Feodorovna memiliki empat putra dan dua putri:

Nama Kelahiran Kematian Catatan
YM Tsar Nicholas II, Kaisar dan Autokrat dari Seluruh Rusia 18 Mei 1868 17 Juli 1918 menikah pada 1894, dengan Alexandra Feodorovna (Alix dari Hesse); memiliki anak
YM Adipati Agung Alexander Alexandrovich dari Rusia 7 Juni 1869 2 Mei 1870 mati pada usia 10 bulan
YM Adipati Agung George Alexandrovich dari Rusia 9 Mei 1871 9 Agustus 1899 tidak menikah
YM Adipati Wanita Agung Xenia Alexandrovna dari Rusia 6 April 1875 20 April 1960 menikah pada 1894, dengan Adipati Agung Alexander Mikhailovich dari Rusia; memiliki anak
YM Adipati Agung Michael Alexandrovich dari Rusia 4 Desember 1878 13 Juni 1918 menikah pada 1912, Natalia Brasova; memiliki anak
YM Adipati Wanita Agung Olga Alexandrovna dari Rusia 13 Juni 1882 24 November 1960 menikah pada 1901, Adipati Peter dari Oldenburg (bercerai), 1916, Nikolai Kulikovsky; memiliki anak

Galeri

Leluhur

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
16. Karl Anton August, Pangeran Schleswig-Holstein-Sonderburg-Beck
 
 
 
 
 
 
 
8. Friedrich Karl Ludwig, Adipati Schleswig-Holstein-Sonderburg-Beck
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
17. Countess Charlotte dari Dohna-Schlodien
 
 
 
 
 
 
 
4. Friedrich Wilhelm, Adipati Schleswig-Holstein-Sonderburg-Glücksburg
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
18. Karl, Count dari Schlieben
 
 
 
 
 
 
 
9. Countess Friederike dari Schlieben
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
19. Countess Maria Eleonore dari Lehndorff
 
 
 
 
 
 
 
2. Christian IX dari Denmark
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
20. Frederick II, Landgrave dari Hesse-Kassel
 
 
 
 
 
 
 
10. Landgrave Charles dari Hesse-Kassel
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
21. Putri Mary dari Britania Raya
 
 
 
 
 
 
 
5. Putri Louise Caroline dari Hesse-Kassel
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
22. Frederick V dari Denmark
 
 
 
 
 
 
 
11. Putri Louise dari Denmark (1750–1831)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
23. Louise dari Britania Raya
 
 
 
 
 
 
 
1. Maria Feodorovna (Dagmar dari Denmark)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
24. Frederick II, Landgrave dari Hesse-Kassel (= 20)
 
 
 
 
 
 
 
12. Landgrave Frederick dari Hesse-Kassel
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
25. Putri Mary dari Britania Raya (= 21)
 
 
 
 
 
 
 
6. Landgrave William dari Hesse-Kassel
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
26. Pangeran Karl Wilhelm dari Nassau-Usingen
 
 
 
 
 
 
 
13. Putri Caroline dari Nassau-Usingen
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
27. Countess Karoline Felizitas dari Leiningen-Dagsburg
 
 
 
 
 
 
 
3. Louise dari Hesse-Kassel
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
28. Frederick V dari Denmark (= 22)
 
 
 
 
 
 
 
14. Frederick, Pangeran Pewaris dari Denmark and Norwegia
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
29. Juliana Maria dari Brunswick-Wolfenbüttel
 
 
 
 
 
 
 
7. Putri Louise Charlotte dari Denmark
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
30. Adipati Louis dari Mecklenburg-Schwerin
 
 
 
 
 
 
 
15. Adipati Wanita Sophia Frederica dari Mecklenburg-Schwerin
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
31. Putri Charlotte Sophie dari Saxe-Coburg-Saalfeld
 
 
 
 
 
 

Referensi

Buku

  • Little Mother of Russia: A Biography of Empress Marie Feodorovna, karya Coryne Hall ISBN 978-0-8419-1421-6 - sebuah catatan biografi Permaisuri Maria Feodorovna
  • Empress Maria Fiodorovna, karya A.I. Barkovets dan V.M.Tenikhina, Abris Publishers, St. Petersburg, 2006
  • Empress Maria Feodorovna's Favourite Residences in Russia and Denmark, karya Galina Korneva and Tatiana Cheboksarova, Liki Rossi, St. Petersburg, 2006
  • A Royal Family – The Story of Christian IX and his European descendants, karya Anna Lerche and Marcus Mandal ISBN 87-15-10957-7 - chapter entitled "Love and Revolution - Maria Feodorovna's Fate during the Greatness and Fall of the Russian Empire" - an excellent account with privileged access to private royal archives and interviews with members of various European Royal Families
  • The Last Grand Duchess, karya Ian Vorres, Finedawn Publishers, London, 1985 – the authorised biography of Grand Duchess Olga Alexandrovna of Russia, youngest daughter of Maria Feodorovna and Alexander III
  • The Court of the Last Tsar, karya Gregory King ISBN 978-0-471-72763-7 - gives a viewpoint on the role of the Empress Dowager in the court of her son, Nicholas II, and an opinion about her feelings about Alexandra.

Pranala luar

Maria Feodorovna (1847-1928)
Lahir: 26 November 1847 Meninggal: 13 Oktober 1928
Gelar penyandang kekuasaan
Didahului oleh:
Maria Alexandrovna (Marie dari Hesse)
Permaisuri Semua Orang Rusia
1881–1894
Diteruskan oleh:
Alexandra Feodorovna (Alix dari Hesse)