Jengkol
Jering/jengkol | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Genus: | |
Spesies: | A. pauciflorum
|
Nama binomial | |
Archidendron pauciflorum (Benth.) I.C.Nielsen
| |
Sinonim | |
Archidendron jiringa |
Jengkol (Archidendron pauciflorum, sinonim: A. jiringa, Pithecellobium jiringa, dan P. lobatum) atau jering adalah tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara. Bangsa Barat menyebutnya sebagai dog fruit. Bijinya digemari di Malaysia (disebut "jering"), Myanmar (disebut "da nyin thee'"), dan Thailand (disebut "luk-nieng" atau "luk neang").[1] Masyarakat Indonesia mengenalnya sebagai bahan pangan.
Jengkol termasuk suku polong-polongan (Fabaceae). Buahnya berupa polong dan bentuknya gepeng berbelit membentuk spiral, berwarna lembayung tua. Biji buah berkulit ari tipis dengan warna coklat mengilap. Jengkol dapat menimbulkan bau tidak sedap pada urin setelah diolah dan diproses oleh pencernaan, terutama bila dimakan segar sebagai lalap.
Jengkol diketahui dapat mencegah diabetes dan bersifat diuretik dan baik untuk kesehatan jantung. Tanaman jengkol diperkirakan juga mempunyai kemampuan menyerap air tanah yang tinggi sehingga bermanfaat dalam konservasi air di suatu tempat.
Karakter biji
Bijinya dalam keadaan matang keras, namun berubah menjadi lunak dan empuk setelah direbus atau sedikit liat setelah digoreng. Tekstur inilah yang membuatnya disukai, walaupun beberapa orang juga menyukai konsumsi biji mudanya dalam keadaan mentah yang jauh lebih keras dan pahit. Kulit biji memiliki getah berwarna keunguan yang meninggalkan jejak yang sulit dihapus dari pakaian. Semakin tua,warna biji akan mengarah ke warna kuning dan akhirnya merah atau coklat setelah benar-benar matang.
Aromanya agak menyerupai petai tetapi lebih lemah. Namun setelah dikonsumsi, tubuh akan mengeluarkan bau menyengat melalui urin, feses dan keringat, yang dipercaya lebih mengganggu dibanding mengkonsumsi petai.
Pengolahan
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz) | |
---|---|
25.67 g | |
Serat pangan | 1.76 g |
1.45 g | |
14.19 g | |
| |
†Persen AKG berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa. Sumber: [2] |
Biji jengkol dapat dimakan segar ataupun diolah. Olahan paling umum adalah disemur, dan dikenal oleh orang Sunda sebagai ati maung atau "hati macan". Jengkol dapat pula digoreng dengan balado atau dijadikan gulai. Setelah diolah, jengkol akan mengeluarkan aroma khasnya yang bagi sebagian orang dianggap dapat menggugah selera dan memiliki citarasa yang khas; sedikit kelat dengan tekstur agak liat.
Selain disemur, biji jengkol juga dapat dibuat menjadi keripik seperti halnya emping dari melinjo dengan cara ditumbuk atau digencet hingga pipih, dikeringkan, kemudian digoreng. Efek negatif bau jengkol yang menyengat dapat dikurangi dengan perendaman atau perebusan.
Gangguan kesehatan
Biji jengkol sedikit beracun karena adanya kandungan asam jengkol, sebuah asam amino yang dapat menyebabkan djenkolism (keracunan biji jengkol). Gejala yang muncul antara lain terjadinya kejang otot, pirai, retensi urin, dan gagal ginjal akut.[3] Kondisi tersebut terutama dialami pria, dan tidak bergantung dari berapa jumlah biji yang disiapkan. Setiap individu dapat dapat mengonsumsi jengkol tanpa insiden, tetapi dapat mengalami gagal ginjal pada kesempatan yang lain.[4]
Memakan jengkol dalam jumlah sedikit menciptakan masalah penampilan, karena menghasilkan bau mulut, keringat, feses, dan urin. Sebenarnya bau ini bisa diatasi dengan membersihkan diri dengan peralatan kebersihan yang mengandung pengharum, seperti pasta gigi, cairan kumur, sabun, dan deodoran. Bau pada waktu kencing dapat dikurangi apabila pembilasan dilakukan sebelum dan sesudah kencing dengan jumlah air yang cukup atau bila perlu dibilas dengan cairan pembersih.
Selain bau, jengkol dapat mengganggu kesehatan seseorang karena konsumsi jengkol berlebihan menyebabkan terjadinya penumpukan kristal di saluran urin, yang disebut kejengkolan. Ini terjadi karena jengkol mengandung asam jengkolat yang tinggi dan sukar larut di air pada pH yang asam. Konsumsi berlebihan akan menyebabkan terbentuknya kristal dan mengganggu urinasi. Risiko terkena kejengkolan diketahui bervariasi pada setiap orang, dan dipengaruhi secara genetik dan oleh lingkungan.
Manfaat kesehatan
Jengkol ternyata juga memiliki berbagai manfaat yang luar biasa bagi kesehatan tubuh, seperti dibawah ini:[5]
1. Merampingkan perut
Jengkol bisa membantu Anda yang ingin mengecilkan perut, kandungan serat di dalamnya dapat memperlancar pencernaan. Selain itu, kandungan protein jengkol juga dapat membuat perut terasa kenyang lebih lama yang dapat membantu program diet Anda. [6]
2. Mencegah anemia
Kandungan zat besi dalam jengkol terbukti dapat meningkatkan pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah dan myoglobin dalam serabut otot, yang sangat berguna pada penderita anemia
3. Menangkal radikal bebas
Dalam jengkol, ternyata terdapat beberapa jenis vitamin, seperti vitamin B2, dan B1 yang mampu menjaga kepekaan saraf, vitamin A yang mampu menjaga kesehatan tubuh dan meningkatkan ketajaman visual, serta vitamin C yang berperan sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas. Protein nabati yang terdapat dalamnya pun mampu memperbaiki sel-sel rusak dalam tubuh.
4. Menjaga kesehatan tulang
Kandungan kalsium dalam jengkol mampu mencegah osteoporosis dan sebagai penghubung antar jaringan saraf, pergerakan otot, dan kerja jantung. Selain itu, kandungan fosfor jengkol telah terbukti mampu menjaga kesehatan gigi agar tidak berlubang.
Referensi
- ^ sosarsenic.net
- ^ Sridaran, Ashuwini, Alias A. Karim, and Rajeev Bhat. "Pithecellobium jiringa legume flour for potential food applications: Studies on their physico-chemical and functional properties." Food Chemistry 130.3 (2012): 528-535.
- ^ Wong, J. S., et al. (2007). Acute anuric renal failure following jering bean ingestion. Asian J Surg 30:1 80-1.
- ^ Adler, S. G. and J. J. Weening. (2006). A case of acute renal failure. Clin J Am Soc Nephrol 1: 158-165.
- ^ "Jengkol, 'Si Bau' yang Kaya Manfaat - Go Dok Indonesia". Go Dok Indonesia. 2017-01-19. Diakses tanggal 2017-09-07.
- ^ Dengan kandungan serat tinggi, jengkol bisa membantu melancarkan buang air besar. Sifatnya yang diuretik juga membantu buang air besar. Manfaat dari Jengkol dan Pete dari situs Pusat Data Persi
Pranala luar
- Peringatan bagi konsumen jengkol (Memuat informasi mengenai asam jengkolat, bau, dan satu pertimbangan fiqih terhadap konsumsi jengkol).