KRI Nagapasa (403)
KRI Nagapasa (403) merupakan kapal pertama dalam jenis Kapal selam kelas Cakra. Kapal ini merupakan kapal pertama dari ketiga yang dipesat TNI Angkatan Laut. Kapal selam buatan galangan kapal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME), Okpo, Geoje, Gyeongsang Selatan, Korea Selatan. Selain menjadi kapal selam Type 209/1400 pertama untuk Angkatan Laut Indonesia, Nagapasa juga merupakan kapal selam yang di ekspor pertama oleh Korea Selatan. Dibangun di bawah kontrak senilai US$ 1,1 miliar yang ditandatangani antara DSME dan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia pada tahun 2011. Dua kapal selam akan pertama dibangun di Korea Selatan sementara kapal terakhir akan dibangun oleh perusahaan pembuat kapal PT PAL di Indonesia, di bawah program alih teknologi.
Karier (ID) | |
---|---|
Dipesan | 2013 |
Produksi | Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Geoje, Gyeongsang Selatan, Korea Selatan |
Mulai dibuat | |
Diluncurkan | 2017 |
Harga Unit | - |
Ditugaskan | 2017 |
Status | |
Pelabuhan utama | Surabaya |
Karakteristik umum | |
Berat benaman | 1.400 ton |
Panjang | 61.3 meter |
Lebar | 7.6 meter |
Draft | 5,5 meter |
Kecepatan | 21 knot |
Awak kapal | 41 orang |
Sonar & Radar | - |
Persenjataan | - |
Semboyan | “Wira Ananta Rudhira yang berarti Tabah Sampai Akhi” (Sacred Arrows, Guardian of the Sea) |
KRI Nagapasa termasuk dalam armada pemukul Satuan Kapal Selam Komando Armada RI Kawasan Timur.
Penamaan KRI Nagapasa merupakan senjata dari pewayangan Indrajit, Nagapasa merupakan senjata dahsyat yang mampu melumpuhkan musuh. Dengan penamaan tersebut diharapkan Kapal selam KRI Nagapasa-403 dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai senjata andalan armada TNI Angkatan Laut.
Data teknis
KRI Nagapasa memiliki berat selam 1.400 ton. Memilki panjang 61.3 meter dan lebar 7.6 meter dengan kecepatan ±21 knot di bawah air Diawaki oleh 41 pelaut. Kapal selam DSME209 produksi DSME ini merupakan kapal selam dengan Latest Combat System, Enhanced Operating System, Non-hull Penetrating Mast and Comfortable Accomodation, serta dilengkapi dengan peluncur torpedo yang mampu meluncurkan torpedo 533 mm dan peluru kendali anti kapal permukaan yang merupakan modernisasi armada kapal selam TNI Angkatan Laut. Selain kemampuan daya tangkal, KRI Nagapasa juga punya persenjataan yang modern. Kapal selam bernomor lambung 403 ini punya senjata torpedo generasi baru, yakni black shark. Torpedo ini panjangnya mencapai 3,6 meter dan berdiameter 533 mm. Bila diluncurkan, torpedo black shark mempu menjangkau jarak 50 kilometer. Kecepatan luncur senjata kelas berat buatan Whitehead Alenia Sistemi Subacquei (WASS) Italia itu mencapai 50 knot. KRI Nagapasa juga menggunakan Naval Combat management MSI-90U Mk 2, Kongsberg Defence System, yang merupakan sejenis aplikasi pengolah data untuk mengetahui situasi kondisi pertempuran. Sedangkan untuk keperluan navigasi, KRI Nagapasa menggunakan Sagem Sigma 40 XP inertial navigation system dan Integrating Navigation and Tactical Systems, dan OSI Maritime Systems ECPINS-W.
Markas
TNI AL sendiri sudah menyiapkan markas untuk kapal selam baru. Kapal-kapal selam Chang Bogo Class rencananya akan bermarkas di Teluk Palu, Sulawesi. Menhan Resmikan KRI Nagapasa-403 Jadi Kapal Perang Indonesia Peresmian KRI Nagapasa-403. Selain KRI Nagapasa-403, dua kapal selam lainnya dari Korea Selatan dipersiapkan untuk memperkuat pasukan TNI AL. Rencananya kedua kapal itu dinamai dengan KRI Trisula (404) dan KRI Nagarangsang (405). Indonesia sendiri menandatangani kontrak pengadaan tiga kapal selam dengan DSME pada Desember 2011. Keseluruhan kapal akan diselesaikan pada 2019.
Komandan
- Letkol Laut (P) Harry Setyawan, S.E., (2017-Sekarang)
Pranala luar
- (Indonesia) KAPAL SELAM KRI NAGAPASA-403 PERKUAT TNI AL
- (Inggris) KRI Nagapasa 403 Belayar dengan Bendera Indonesia
- (Indonesia) Menhan Resmikan KRI Nagapasa-403 Jadi Kapal Perang Indonesia
- (Indonesia) KRI Nagapasa - 403 Bergabung Dengan Kapal Selam Jajaran Koarmatim
- (Indonesia) Kasal Pimpin Penyambutan KRI Nagapasa-403