Bandar Udara Internasional Adisutjipto

Revisi sejak 20 April 2018 10.32 oleh 202.62.16.103 (bicara) (Salah dalam penentuan data ICAO)

Bandar Udara Internasional Adisutjipto atau Adisucipto (ꦦꦥꦤ꧀ꦲꦁꦒꦺꦒꦤ ꦲꦶꦤ꧀ꦠꦼꦂꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ꦲꦢꦶꦱꦸꦕꦶꦥ꧀ꦠꦺꦴ bahasa Jawa: Papan Anggegana Internasional Adisutjipto) (IATA: JOGICAO: WAHH) adalah bandar udara utama yang melayani daerah Yogyakarta di Jawa, Indonesia. Bandar udara ini berjarak sekitar 9 KM dari Stasiun Yogyakarta, dan dapat dicapai dalam kurang lebih 20 - 30 menit menggunakan kendaraan bermotor.

Pangkalan Udara TNI AU Adisutjipto
Lambang Lanud
NegaraIndonesia Indonesia
Cabang TNI Angkatan Udara
Tipe unitPangkalan Udara Militer
Bagian dariKomando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Udara
Moto"Prayatna Kerta Gegana"
Situs webwww.tni-au.mil.id
Bandar Udara Internasional Adisutjipto

Adisutjipto International Airport
Informasi
JenisPublik/Militer
PengelolaPT Angkasa Pura I
MelayaniYogyakarta
LokasiDesa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Maskapai utama
Ketinggian dpl107 mdpl
Situs webadisutjipto-airport.co.id
Peta
Lua error in Modul:Location_map at line 437: Tidak ada nilai yang diberikan untuk garis bujur.
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
kaki m
09R/27L 7,217 2,200 Aspal
09L/27R 4,385 1,337 Rumput
Statistik (2016)
Penumpang7.208.557
Pergerakan pesawat51.216
Kargo12.850.482

Sejarah

Bandar Udara Internasional Adisutjipto dulu dinamakan Maguwo, sesuai dengan nama desa tempatnya berada Maguwoharjo. Pangkalan udara Maguwo dibangun sejak tahun 1940 lalu dipergunakan oleh Militaire Luchtvaart pada tahun 1942.

Pada tahun 1942 kota Yogyakarta diduduki oleh Tentara Jepang dan pangkalan udara Maguwo di ambil alih Tentara Jepang dari Pemerintah Hindia Belanda. Bulan November 1945 lapangan terbang beserta fasilitasnya dapat di kuasai oleh Badan Keamanan Rakyat (BKR) Jogjakarta Timur yang di pimpin oleh Bapak Umar Slamet. Pada Tahun 1945 Pangkalan Udara Maguwo di ambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dan dijadikan Pangkalan Angkatan Udara untuk  mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Lapangan terbang ini digunakan untuk operasional pesawat-pesawat AURI, serta untuk latihan terbang bagi Kadet sekolah penerbang di Maguwo yang di pimpin oleh Agustinus Adisutjipto.

Pada tanggal 29 Juli 1947 pesawat Dakota VT-CLA yang dikemudikan oleh Marsekal Muda Anumerta Agustinus Adisutjipto ditembak jatuh oleh pesawat Belanda. Pada tahun 1950 lapangan terbang Maguwo beserta fasilitas pendukungnya seperti pembekalan diserahkan kepada AURI. Dengan adanya pertumbuhan dan perubahan pemerintahan pangkalan udara Maguwo mengalami perubahan nama yang di sesuaikan dengan dinamika fungsi dan peranan TNI AU. Berdasarkan keputusan kepala staff Angkatan Udara No.76 Tahun 1952. Tanggal 17 Agustus 1952 nama pangkalan udara Maguwo diubah menjadi pangkalan udara Adisutjipto.

Semenjak tahun 1959 Bandara Adisutjipto dijadikan untuk Akademi Angkatan Udara (AAU) Republik Indonesia .Tahun 1964 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dengan keputusannya dan atas persetujuan Angkatan Udara Indonesia, Pelabuhan Udara AdiSutjipto Jogjakarta menjadi pelabuhan udara Gabungan Sipil dan Militer. Pada tahun 1972 dilakukan perluasan Terminal Sipil yang pertama. Selanjutnya pada tahun  1977 dilakukan perluasan terminal lagi karena volume penerbangan makin meningkat. Pada tanggal 1 April 1992, sesuai dengan PP Nomor 48 Tahun 1992, Bandar Udara Adisutjipto secara resmi masuk ke dalam pengelolaan Perum Angkasa Pura I. Tanggal 2 Januari 1993 statusnya diubah menjadi PT (PERSERO) Angkasa Pura I.

Penerbangan internasional

Bandar Udara Internasional Adisutjipto menjelma menjadi bandar udara internasional pada tanggal 21 Februari 2004. Pada saat itu, Garuda Indonesia mengoperasikan rute Yogyakarta - Kuala Lumpur. Sebulan selanjutnya, giliran Singapura yang dikunjungi oleh Garuda Indonesia. Sekitar bulan November 2006, Garuda Indonesia menghentikan rute - rute internasional.

Tetapi pada tanggal 30 Januari 2008, penerbangan internasional dilanjutkan kembali dengan menghadirkan AirAsia yang mengoperasikan Airbus A320 dengan rute Yogyakarta - Kuala Lumpur. Sejak 1 Februari 2008, Malaysia Airlines turut datang ke Yogyakarta dengan mengoperasikan Boeing 737-400.

Bulan April 2008, AirAsia membuat rute Yogyakarta - Kuala Lumpur menjadi setiap hari.

Dan tanggal 16 Desember 2008, Garuda Indonesia kembali melayani rute Yogyakarta - Singapore mulai pukul 18.00 WIB, setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.

Maskapai

Jumlah penumpang pesawat terbang yang naik maupun turun di Bandar Udara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta, sepanjang 2016 meningkat sekitar 13 persen dibanding 2015. Penumpang yang tercatat pada penghujung tahun 2016 berjumlah 7.208.557 orang. Sedangkan tahun 2015, tercatat 6.380.336 orang. Berikut ini adalah maskapai yang melakukan penerbangan langsung dari Yogyakarta:

MaskapaiTujuanTerminal
AirAsiaKuala Lumpur—Internasional B
Batik AirJakarta—Halim Perdanakusuma, Jakarta—Soekarno—Hatta, Pontianak A
CitilinkBalikpapan, Jakarta—Halim Perdanakusuma, Jakarta—Soekarno—Hatta, Makassar, Pekanbaru A
Garuda IndonesiaDenpasar/Bali, Jakarta—Soekarno—Hatta, Makassar A
Garuda Indonesia
dioperasikan oleh Explore dan Explore Jet
Balikpapan, Makassar, Malang, Surabaya A
Indonesia AirAsiaJakarta—Soekarno—Hatta, Kuala Lumpur—Internasional, Medan, Singapura B
Indonesia AirAsia XDenpasar/Bali B
Lion AirBalikpapan, Bandar Lampung, Bandung, Banjarmasin, Batam, Denpasar/Bali, Jakarta—Soekarno—Hatta, Kupang, Makassar, Mataram—Lombok, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru A
Malaysia AirlinesKuala Lumpur—Internasional B
NAM AirDenpasar/Bali, Jakarta—Soekarno—Hatta, Palembang, Pangkal Pinang, Pontianak, Tanjung Pinang B
Silk AirSingapura B
Sriwijaya AirBalikpapan, Bandar Lampung, Jakarta—Soekarno—Hatta, Makassar, Malang, Surabaya B
Wings AirBandung, Jakarta—Halim Perdanakusuma, Malang, Surabaya A
XpressAirPalembang, Pontianak, Tanjung Pinang B

Angkutan umum

Referensi

  1. http://adisutjipto-airport.co.id/sejarah

Lihat Juga