Kabupaten Klaten
Klaten (bahasa Jawa: ꦏ꧀ꦭꦛꦺꦤ꧀, translit. Klathèn) adalah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan berada di Kota Klaten.
Kabupaten Klaten ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦑ꧀ꦭꦛꦺꦤ꧀ | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Tumenga Tata Anggatra Raharja | |
Koordinat: 7°41′00″S 110°37′00″E / 7.6833°S 110.6167°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Tanggal berdiri | - |
Dasar hukum | UU No. 13/1950 |
Ibu kota | Kota Klaten |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Bupati | Hj. Sri Mulyani |
Luas | |
• Total | 655,56 [1] km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi ((2014)[2]) | |
• Total | 1.144.040 |
• Kepadatan | 1.717/km2 (4,450/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0272 |
Kode Kemendagri | 33.10 |
DAU | Rp. 1.237.967.327.000.- |
Semboyan daerah | Klaten Bersinar (Bersih, Sehat, Indah, Nyaman, Aman, Rapi) |
Flora resmi | Kemuning |
Fauna resmi | Ikan nila |
Situs web | http://www.klatenkab.go.id/ |
Geografis dan Letak Geografi
Secara geografis Kabupaten Klaten terletak di antara 110°30'-110°45' Bujur Timur dan 7°30'-7°45' Lintang Selatan.
Luas wilayah kabupaten Klaten mencapai 655,56 km2. Di sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo. Di sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Gunungkidul (Daerah Istimewa Yogyakarta). Di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta) serta Kabupaten Magelang dan di sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Boyolali.[3]
Wilayah Kabupaten Klaten terbagi menjadi tiga dataran yakni Sebelah Utara Dataran Lereng Gunung Merapi, Sebelah Timur Membujur Dataran Rendah, Sebelah Selatan Dataran Gunung Kapur.
Menurut topografi kabupaten Klaten terletak di antara gunung Merapi dan pegunungan Seribu dengan ketinggian antara 75-160 meter di atas permukaan laut yang terbagi menjadi wilayah lereng Gunung Merapi di bagian utara areal miring, wilayah datar dan wilayah berbukit di bagian selatan.
Jarak Kota Klaten dengan Kota Lain se Karesidenan Surakarta :
- Kota Klaten ke Kota Boyolali : 38 Km,
- Kota Klatenke Wonogiri : 67 Km,
- Kota Klaten ke Kota Solo : 36 Km,
- Kota Klaten ke Karanganyar : 49 Km,
- Kota Klaten ke Kota Sukoharjo : 47 Km,
- Kota Klaten ke Sragen : 63 Km.
Keadaan iklim Kabupaten Klaten termasuk iklim tropis dengan musim hujan dan kemarau silih berganti sepanjang tahun, temperatur udara rata-rata 28°-30° Celsius dengan kecepatan angin rata-rata sekitar 153 mm setiap bulannya dengan curah hujan tertinggi bulan Januari (350mm) dan curah hujan terrendah bulan Juli (8mm).
Keadaan Wilayah
Wilayah Kabupaten Klaten terbagi menjadi 3 (tiga) dataran :
- Dataran Lereng Gunung Merapi membentang di sebelah utara meliputi sebagian kecil sebelah utara wilayah Kecamatan Kemalang, Karangnongko, Jatinom dan Tulung.
- Dataran Rendah membujur di tengah meliputi seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Klaten, kecuali sebagian kecil wilayah merupakan dataran lereng Gunung Merapi dan Gunung Kapur.
- Dataran Gunung Kapur yang membujur di sebelah selatan meliputi sebagian kecil sebelah selatan Kecamatan Bayat dan Cawas.
Melihat keadaan alamnya yang sebagian besar adalah dataran rendah dan didukung dengan banyaknya sumber air maka daerah Kabupaten Klaten merupakan daerah pertanian yang potensial disamping penghasil kapur, batu kali dan pasir yang berasal dari Gunung Merapi.
Ketinggian daerah :
- Sekitar 3,72% terletak di antara ketinggian 0 - 100 meter di atas permukaan laut.
- Terbanyak 83,52% terletak di antara ketinggian 100 - 500 meter di atas permukaan laut.
- Sisanya 12,76% terletak di antara ketinggian 500 - 2500 meter di atas permukaan laut.
Klasifikasi Tanah di Kabupaten Klaten.
Jenis tanah terdiri dari 5 (lima) macam :
- Litosol : Bahan induk dari skis kristalin dan batu tulis terdapat di daerah kecamatan Bayat.
- Regosol Kelabu : Bahan induk abu dan pasir vulkanik termedier terdapat di Kecamatan Cawas, Trucuk, Klaten Tengah, Kalikotes, Kebonarum, Klaten Selatan, Karangnongko, Ngawen, Klaten Utara, Ceper, Pedan, Karangdowo, Juwiring, Wonosari, Delanggu, Polanharjo, Karanganom, Tulung dan Jatinom.
- Grumusol Kelabu Tua : Bahan induk berupa abu dan pasir vulkan interme-dier terdapat di daerah Kecamatan Bayat, Cawas sebelah selatan.
- Kompleks Regosol Kelabu dan Kelabu Tua : Bahan induk berupa batuk apurnapal terdapat di daerah Kecamatan Klaten Tengah dan Kalikotes sebelah selatan.
- Regosol Coklat Kekelabuan : Bahan induk berupa abu dan pasir vulkan intermedier terdapat di daerah Kecamatan Kemalang, Manisrenggo, Prambanan, Jogonalan, Gantiwarno dan Wedi.
Arti Lambang
- Mahkota Kerajaan: Melambangkan kebesaran/keagungan cita-cita.
- Orang Yang Bersemedi dengan Rambut Terurai, Kaki Berbentuk Pita Bertuliskan KLATEN: Orang dengan tekad yang teguh dan suci menuju cita-cita Kab Klaten.
- Perisai Warna Kuning Emas dengan Bingkai Segi Lima Warna Putih: Menggambarkan perlindungan rakyat menuju jaman keemasan “Toto Tentrem Kerto Raharjo” dengan prinsip kebajikan, kejujuran, keadilan dan kebenaran.
- Padi dan Kapas: Mencerminkan sandang dan pangan dari hasil pertanian dan perkebunan padi warna kuning emas jumlah 28 kapas warna putih jumlah 10
- Tulisan Menyerupai Huruf Jawa: “Tumengo Toto Anggotro Raharjo “ artinya 0591 (1950) Hari jadi Pemerintah Kab Klaten (ditanah jawa) 28-10-1950
- Gunungan Warna Biru Muda: Gunungan berarti pembukaan, sedangkan Warna biru muda berarti warna cerah, tenang dan tenteram, yaitu tanda pembukaan berdirinya Pemerintah Kab Klaten dan membuka keadaan baru yang tenang dan tenteram.
- Rantai Warna Kuning Melingkar Dibatang Pada dan Kapas: Menggambarkan persatuan dan kegotong royongan rakyat.
- Bambu Runcing dan Api: Merupakan simbul perjuangan yang berkobar dan menyala menuju cita-cita yang suci dan mulia.
- Tugu Warna Putih: Diartikan sebagai peringatan dari perjuangan yang suci
- Pohon Beringin Beserta Akarnya Berwarna Hijau: Simbol pengayoman dan perlindungan rakyat menuju keadaan sosial ekonomi yang merata, adil dan makmur.
- Warna Hitam Pada Dasar Lambang: Hitam berarti kuat, tegas, kekal. Maksudnya lambang ini bersifat kuat, tegas dan kekal, baik isi maupun tujuannya.
Pembagian Administrasi
Kabupaten Klaten terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas 391 desa dan 10 kelurahan. Ibukota kabupaten ini berada di Kota Klaten, yang terdiri atas tiga kecamatan yaitu Klaten Utara, Klaten Tengah, dan Klaten Selatan. Kota Klaten dulunya merupakan kota administratif, namun sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, tidak dikenal adanya kota administratif, dan Kota Administratif Klaten kembali menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Klaten.
Daftar kecamatan di Kabupaten Klaten beserta data lainnya Tahun 2014
Nama kecamatan | Jumlah penduduk | Luas wilayah (km2) | Jumlah kelurahan | Jumlah desa |
---|---|---|---|---|
Prambanan | 48.521 Jiwa | 24,3 km2 | 16 | |
Gantiwarno | 34.339 Jiwa | 25,64 km2 | 16 | |
Wedi | 47.226 Jiwa | 24,38 km2 | 19 | |
Bayat | 53.065 Jiwa | 39,43 km2 | 18 | |
Cawas | 50.424 Jiwa | 34,47 km2 | 20 | |
Trucuk | 70.346 Jiwa | 33,81 km2 | 18 | |
Kalikotes | 33.296 Jiwa | 12,98 km2 | 7 | |
Kebonarum | 17.845 Jiwa | 09,67 km2 | 7 | |
Jogonalan | 54.059 Jiwa | 26,70 km2 | 18 | |
Manisrenggo | 39.342 Jiwa | 26,96 km2 | 16 | |
Karangnongko | 32.508 Jiwa | 26,74 km2 | 14 | |
Ngawen | 40.453 Jiwa | 16,97 km2 | 13 | |
Ceper | 58.634 Jiwa | 24,45 km2 | 18 | |
Pedan | 42.657 Jiwa | 19,17 km2 | 14 | |
Karangdowo | 38.563 Jiwa | 29,23 km2 | 19 | |
Juwiring | 53.708 Jiwa | 29,79 km2 | 19 | |
Wonosari | 58.214 Jiwa | 31,14 km2 | 18 | |
Delanggu | 39.474 Jiwa | 18,78 km2 | 16 | |
Polanharjo | 36.480 Jiwa | 23,84 km2 | 18 | |
Karanganom | 40.784 Jiwa | 24,06 km2 | 19 | |
Tulung | 45.499 Jiwa | 32,00 km2 | 18 | |
Jatinom | 53.819 Jiwa | 35,53 km2 | 1 | 17 |
Kemalang | 35.446 Jiwa | 51,66 km2 | 13 | |
Klaten Selatan | 42.413 Jiwa | 14,43 km2 | 1 | 11 |
Klaten Tengah | 39.981 Jiwa | 08,92 km2 | 6 | 3 |
Klaten Utara | 46.147 Jiwa | 10,38 km2 | 2 | 6 |
Wacana Pemekaran Kota Klaten
Mengingat Kota Klaten adalah sebuah bentukan kota baru sebagai kota administratif pada tahun 1986 dengan ciri yang menunjukkan wilayah perkotaan, maka muncul wacana untuk membentuk Kota Klaten sebagai suatu pemerintahan kota sendiri. Bentukan kota administratif yang lain sebagian besar telah menjadi daerah otonom mandiri, sedang sebagian kecil yang belum kini bergiat untuk menyusul menjadi sebuah kota otonom, termasuk Kota Klaten.
Adapun jika wacana pemekaran wilayah kota dan kabupaten direalisasikan, maka wilayah Klaten akan menjadi dua.
- Kota Klaten akan membentuk daerah otonom mandiri dengan 3 kecamatan:
- Klaten Utara,
- Klaten Tengah,
- Klaten Selatan.
- Ibukota kabupaten dipindah ke Delanggu dengan wilayah kabupaten sebagaimana wilayah Kabupaten Klaten saat ini dikurangi wilayah Kota Klaten.
Masing-masing wilayah dapat mengembangkan wilayahnya, mengingat di kedua wilayah tersebut memiliki pemasukan pendapatan masing-masing yang selama ini digabungkan menjadi APBD Kabupaten Klaten. Pendapatan daerah Kota Klaten terletak pada aktivitas perdagangan serta pajak-pajak pasar, kios pertokoan, dan perusahaan yang cukup untuk anggaran sebuah pemerintahan kota. Sementara pendapatan Kabupaten Klaten banyak dari sektor pertanian, perdagangan, dan pariwisata, yang berarti dapat menyokong anggaran wilayah kabupaten.
Wacana pemekaran wilayah Kota Klaten menjadi sebuah pemerintahan kota sendiri terlepas dari kabupaten induknya sudah mulai bermunculan walau belum begitu menjamur, mengingat bekas kotif lain seperti Jember dan Purwokerto juga bergerak menuju terbentuknya daerah otonom baru. Sayangnya, pembangunan di Kota Klaten sejak era reformasi tidak begitu tampak. Perlu adanya pembangunan bersifat perkotaan untuk dapat mewujudkan Kota Klaten sebagai kota yang mandiri, serta dapat lebih menyejahterakan masyarakat di kedua belah wilayah tersebut.
Sejarah
Sejarah Klaten tersebar diberbagai catatan arsip-arsip kuno dan kolonial, arsip-arsip kuno dan manuskrip Jawa. Catatan itu seperti tertulis dalam Serat Perjanjian Dalem Nata, Serat Ebuk Anyar, Serat Siti Dusun, Sekar Nawala Pradata, Serat Angger Gunung, Serat Angger Sedasa dan Serat Angger Gladag. Dalam bundel arsip Karesidenan Surakarta menjadikan rujukan sejarah Klaten seperti tercantum dalam Soerakarta Brieven van Buiten Posten, Brieven van den Soesoehoenan 1784-1810, Daghregister van den Resi dentie Soerakarta 1819, Reporten 1787-1816, Rijksblad Soerakarta dan Staatblad van Nederlandsche Indie. Babad Giyanti, Babad Bedhahipun Karaton Negari Ing Ngayogyakarta, Babad Tanah Jawi dan Babad Sindula menjadi sumber lain untuk menelusuri sejarah Klaten. Sejarah Klaten juga dapat ditelusuri dari keberadaan Candi-candi Hindu, Budha maupun barang-barang kuno. Asal muasal desa-desa kuno tempo dulu menunjukan keterangan terpercaya. Desa-desa seperti Pulowatu, Gumulan, Wedihati, Mirah-mirah maupun Upit. Peninggalan atau petilasan Ngupit bahkan secara jelas menyebutkan pertanda tanggal yang dimaknai 8 November 66 Maeshi oleh Raden Rakai Kayuwangi.
Daerah Kabupaten Klaten pada mulanya adalah bekas daerah swapraja Surakarta. Kasunanan Surakarta terdiri dari beberapa daerah yang merupakan suatu kabupaten. Setiap kabupaten terdiri atas beberapa distrik. Susunan penguasa kabupaten terdiri dari Bupati, Kliwon, Mantri Jaksa, Mantri Kabupaten, Mantri Pembantu, Mantri Distrik, Penghulu, Carik Kabupaten angka 1 dan 2, Lurah Langsik, dan Langsir.
Susunan penguasa Distrik terdiri dari Pamong Distrik (1 orang), Mantri Distrik (5), Carik Kepanawon angka 1 dan 2 (2 orang), Carik Kemanten (5 orang), Kajineman (15 orang).
Pada zaman penjajahan Belanda, tahun 1749, terjadi perubahan susunan penguasa di Kabupaten dan di Distrik. Untuk Jawa dan Madura, semua provinsi dibagi atas kabupaten-kabupaten, kabupaten terbagi atas distrik-distrik, dan setiap distrik dikepalai oleh seorang wedono.
Pada tahun 1847 bentuk Kabupaten diubah menjadi Kabupaten Pulisi. Maksud dan tujuan pembentukan Kabupaten Pulisi adalah di samping Kabupaten itu menjalankan fungsi pemerintahan, ditugaskan pula agar dapat menjaga ketertiban dan keamanan dengan ditentukan batas-batas kekuasa wilayahnya.
Berdasarkan Nawala Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwana Senopati Ing Alaga Abdul Rahman Sayidin Panata Gama VII, Senin Legi 23 Jumadilakhir Tahun Dal 1775 atau 5 Juni 1847 dalam bab 13 disebutkan :
- “……………… KratonDalam Surakarta Adiningrat Nganakake Kabupaten cacah enem.……………….”
- “……………… Kabupaten cacah enem iku Nagara Surakarta, Kartosuro, Klaten, Boyolali, Ampel, lan Sragen.……………….”
- “……………… Para Tumenggung kewajiban rumeksa amrih tata tentreme bawahe dhewe-dhewe serta padha ke bawah marang Raden Adipati.……………….”
Asal mula nama
Ada dua versi yang menyebut tentang asal muasal nama Klathèn.
- mengatakan bahwa Klaten berasal dari kata kelathi atau buah bibir. Kata kelathi ini kemudian mengalami disimilasi menjadi Klaten. Klaten sejak dulu merupakan daerah yang terkenal karena kesuburannya.
- menyebutkan Klaten berasal dari kata Melati (bahasa Jawa: Mlathi) yang berubah menjadi kata Klathi, sehingga memudahkan ucapan kata Klathi berubah menjadi kata Klathen. Versi ke dua ini atas dasar kata-kata orangtua sebagaimana dikutip dalam buku Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan Bagian Ortakala Setda Kab. Dati II Klaten Tahun 1992/1993.
Melati adalah nama seorang kyai yang pada kurang lebih 560 tahun yang lalu datang di suatu tempat yang masih berupa hutan belantara. Abdi dalem Kraton Mataram ini ditugaskan oleh raja untuk menyerahkan bunga Melati dan buah Joho untuk menghitamkan gigi para putri kraton (Serat Narpawada, 1919:1921).
Guna memenuhi kebutuhan bunga Melati untuk raja, Kyai dan Nyai Mlati menanami sawah milik Raden Ayu Mangunkusuma, istri Raden Tumenggung Mangunkusuma yang saat itu menjabat sebagai Bupati Pulisi Klaten, yang kemudian dipindah tugaskan istana menjadi Wakil Patih Pringgalaya di Surakarta. Tidak ditemukan sumber sejarah tentang akhir riwayat Kyai dan Nyai Melati. Silsilah Kyai dan Nyai Melati juga tidak diketahui. Bahkan penduduk Klaten tidak ada yang mengakui sebagai keturunan dua sosok penting ini.Kyai Melati Sekolekan, nama lengkap dari Kyai Melati, menetap di tempat itu. Semakin lama semakin banyak orang yang tinggal di sekitarnya, dan daerah itulah yang menjadi Klaten yang sekarang.
Dukuh tempat tinggal Kyai Melati oleh masyarakat setempat lantas diberi nama Sekolekan. Nama Sekolekan adalah bagian darinama Kyai Melati Sekolekan. Sekolekan kemudian berkembang menjadi Sekalekan, sehingga sampai sekarang nama dukuh itu adalah Sekalekan. Di Dukuh Sekalekan itu pula Kyai Melati dimakamkan.
Kyai Melati dikenal sebagai orang berbudi luhur dan lagi sakti. Karena kesaktiannya itu perkampungan itu aman dari gangguan perampok. Setelah meninggal dunia, Kyai Melati dikuburkan di dekat tempat tinggalnya.
Sampai sekarang sejarah kota Klaten masih menjadi silang pendapat. Belum ada penelitian yang dapat menyebutkan kapan persisnya kota Klaten berdiri. Selama ini kegiatan peringatan tentang Klaten diambil dari hari jadi pemerintah Kab Klaten, yang dimulai dari awal terbentuknya pemerintahan daerah otonom tahun 1950.
Hari jadi
Berdirinya Benteng atau loji Klaten di masa pemerintahan Sunan Paku Buwana IV mempunyai arti penting dalam sejarah Klaten. Pendirian benteng tersebut peletakan batu pertamanya dimulai pada hari sabtu Kliwon, 12 rabiulakir, Langkir, Alit 1731 atau sengkala RUPA MANTRI SWARANING JALAK atau dimaknai sebagai tanggal 28 Juli 1804. Sumber sejarah ini dapat ditemukan dalam Babad Bedhaning Ngayogyakarata dan Geger Sepehi. Catatan sejarah ini oleh pemerintah Kabupaten Klaten melalui Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 sebagai Hari Jadi Kabupaten Klaten yang diperingati setiap tahun.
Perubahan luas daerah
Luas daerah Kabupaten Klaten mengalami beberapa kali perubahan. Klaten pada mulanya adalah tanpa kecamatan Jatinom dan Polanharjo. Kedua kecamatan semula merupakan wilayah kabupaten Boyolali, dan baru digabungkan tanggal 11 Oktober 1895.
Kelurahan
Semenjak terbentuknya onderdistrik, daerah onderdistrik terdiri dari beberapa dukuh. Sebagian dukuh-dukuh itu merupakan daerah kekuasaan seorang Demang. Gaji seorang Demang berupa tanah pituas.
Luas tanah pituas antara Demang yang satu dan yang lainnya berbeda-beda, sesuai dengan besar kecilnya jasa yang diberikan kepada Kasunanan. Penerima terkecil dinamakan Bekel, kemudian Demang, Ronggo, dan terbesar disebut Ngabei.
Pada tahun 1914 dibentuk kelurahan, yang merupakan penggabungan dari beberapa dukuh. Tanah pituas yang semula untuk gaji Bekel, Demang, Ronggo, dan Ngabei, diberikan pada kelurahan sebagai milik desa yang kemudian menjadi lungguh pamong desa. Struktur organisasi Kelurahan terdiri dari Lurah, Kamituwa, Carik, Kebayan, Modin, dan Ulu-ulu.
Tahun 1957 dilakukan pemblengketan atau penggabungan beberapa kelurahan, atas ketentuan kasunanan bahwa setiap Kelurahan paling sedikit harus berpenduduk 1300 orang. Peristiwa itu dikenal sebagai masa kompleks.
Sebelumnya, di Klaten telah dilakukan penggabungan karena alasan lain. Masa kompleks di Klaten telah terjadi sejak tahun 1917. di beberapa onderdistrik, penggabungan Kelurahan dilakukan karena beberapa Kelurahan tidak mempunyai tanah untuk kas desa maupun untuk lungguh pada pegawainya.[4]
Pariwisata
Berikut beberapa pariwisata yang terdapat di Kabupaten Klaten
Wisata Alam
- Rowo Jombor
- Deles
- Pemancingan Janti
- Menara Air Klaten
- Wisata Air Ponggok
- Wisata Air Water Gong Polanharjo
- Kolam Renang Pluneng, Kebonarum
- Umbul Gedaren, Jatinom
- Umbul Jolotundo, Jatinom
- Umbul Manten
- Umbul Ponggok
- Umbul Sigedang-Kapilaler
- Budidaya Ikan Desa Nganjat, Polanharjo
- Wisata Rafting River Moon Polanharjo
- Objek Wisata Mata Air Cokro
Wisata sejarah
Di Jatinom, upacara tradisional Sebaran Apem Yaqowiyu diadakan setiap bulan Sapar. Di Palar, Trucuk, Klaten bersemayam pujangga dari Kraton Solo bernama Ronggo Warsito. Keindahan alam dapat dinikmati di daerah Deles, sebuah tempat sejuk di lereng Gunung Merapi. Rowo Jombor tempat favorit untuk melihat waduk. Terdapat juga Museum Gula, di Gondang Winangun yang terletak sepanjang jalan Klaten - Yogyakarta.
Di Kecamatan Tulung sebelah timur terdapat serangkaian tempat bermunculannya mata air pegunungan yang mengalir sepanjang tahun, dan dijadikan objek wisata. Wisata yang bisa dinikmati di sana adalah wisata memancing dan pemandian air segar. Banyak tempat pemandian yang bisa dikunjungi baik yang berbayar maupun tidak berbayar, seperti Umbul Nilo (gratis), Umbul Penganten (gratis), Umbul Ponggok (berbayar), Umbul Cokro (berbayar) dan umbul lainnya. Namun kalau untuk wisata memancing semua harus berbayar karena dikelola oleh usaha warga. Letak pemancingan yang terkenal adalah di desa Janti. Sambil memancing pengunjung dapat juga menikmati masakan ikan nila, lele, atau mas goreng berbumbu sambel khas dengan harga sangat terjangkau. Tiap hari libur perkampungan ini sering mengalami kemacetan karena membludaknya pengunjung dari kota Solo, Semarang dan Yogya.
Di Kecamatan Bayat, Klaten, tepatnya di kelurahan Paseban, Bayat, Klaten terdapat Makam Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran atau Sunan Tembayat yang memiliki desain arsitektur gerbang gapura Majapahit. Sunan Tembayat ini dahulu dikenal sebelum menjadi Sunan, dia adalah Bupati Semarang yang kemudian berkelana dalam hal keagamaan. Makam ini menjadi salah satu tempat wisata ziarah Para Wali. Pengunjung dapat memarkir kendaraan di areal parkir serta halaman Kelurahan yang cukup luas. Setelah mendaki sekitar 250 anak tangga, akan ditemui pelataran dan Masjid. Pemandangan dari pelataran akan tampak sangat indah di pagi hari.
Potensi
Produk Klaten yang berpotensi, yaitu:
- Sentra Industri Konveksi - Wedi
- Karung Goni - Delanggu
- Gerabah - Krakitan, Bayat
- Lurik - Desa Mlese, Ds Tlingsing, Cawas
- Kerajinan Wayang - Omah Wayang Klaten (danguran Klaten Selatan)
- Payung Kertas - Juwiring
- Meubel/ kerajinan kayu - Sajen
Transportasi
Stasiun
Terminal
- Terminal Bus Buntalan Klaten
- Terminal Bus Delanggu Klaten
- Terminal Bus Penggung Klaten
- Terminal Bus Cawas Klaten
- Terminal Bus Teloyo Klaten
- Terminal Bus Tulung Klaten
- Terminal Bus Bendogantungan Klaten
Kuliner khas Klaten
- Ayam Bakar Khas Klaten
- Ayam Panggang Khas Klaten
- Ikan Bakar khas Klaten
- Kepelan asli Pedan (Cemilan)
- Sop Ayam Pecok asli Klaten
- Nasi Tumpang Lethok
- Soto Bebek dan Bebek Bacem
- Swike Kodok
- Bakmi Miroso
- Angkringan/HIK
- Keripik Cakar, Belut, dan Paru (Cemilan)
- Soto Kwali Klaten
- Olahan Ikan Nila (Cemilan)
Kesehatan
Rumah Sakit
Daftar Rumah Sakit di Klaten
- RS Cakra Husada (RSCH), Jl. Merbabu 7, Klaten Tengah. Tlp. 0272 321 123
- RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro (RSST), Jl. KRT Dr. Soeradji Tirtonegoro, No: 1. Tlp. 0272 326060
- RS Islam Klaten, Jl. Raya Klaten-Solo Km.4, Klaten 57436. Tlp. 0272 322252
- RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah Jl. Ki Pandanaran Km.2 Klaten, Tlp. 0272 321435
- RSKB Pangeran Diponegoro Jl. Diponegoro No. 21, Karanganom, Klaten Utara, Tlp. 0272 325127
- RS PKU Muhammadiyah Jatinom Klaten Jl. Raya Jatinom - Klaten KM 01, Tlp. 0272 337334
- RSKB Islam Cawas Jl. Raya Tugu – Cawas Klaten (57463), Tlp. 0272 8990201
- RSIA Aisyiyah, Unit 1: Jl. Pramuka No.10 Klaten 57412, Tlp. 02722 327660; Unit 2: Jl.K.H.Hasyim Azhari (By Pass) Klaten Tlp. 0272 320566
- RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Jl. Raya Delanggu Utara No. 19, Delanggu, Tlp. 0272 551051
- Mitra Keluarga Husada Pedan Jl. Raya Pedan - Juwiring Km. 1 Kedungan, Pedan, Tlp. 0272 898333
- RSKB IPHI Pedan, Ngrendeng, Sobayan, Pedan, Tlp. 0272 897796,
- RSUD Bagas Waras, Jl. Ir. Soekarno Km.2 Buntalan Klaten Tengah, Tlp. 0272 3359188, 3359666
Sumber : Data Rumah Sakit [5]
Puskesmas
Daftar Puskesmas di Klaten
Puskesmas | Alamat | Jenis (Tipe) | ||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Puskesmas Prambanan | Jl. Raya Jogja-Solo KM 19 Kemudo, Prambanan, Klaten | Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Kebondalem Lor | Jl. Prambanan No. 45 , Kec. Prambanan. | Non Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Gantiwarno | Jabung km 1, Kec. Gantiwarno | Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Wedi | Kebonduren, Gadungan, Wedi | Non Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Bayat | Jl. Raya Bayat-Cawas, Beluk, Beluk | Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Cawas I | Jalan Tembus Barepan, Barepan, Cawas | Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Cawas II | Jl. Raya Cawas - Karangdowo Km.4 Japanan Cawas | Non Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Trucuk I | Jl. Kradenan, Trucuk | Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Trucuk II | Jl.Wanglu, Telukan, Wanglu | Non Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Kalikotes | Tambaksari, Gemblegan, Kalikotes | Non Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Kebonarum | Jl. Nila Pluneng Kebonarum | Non Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Jogonalan I | Jl. Klaten-Jogja Km 6,5 | Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Jogonalan II | Dompyongan, Jogonalan | Non Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Manisrenggo | Kranggan Kebonalas Manisrenggo | Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Karangnongko | Jl. Raya Karangnongko No.1 | Non Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Ngawen | Jl. Raya Klaten - Jatinom Km. 4 Ngawen | Non Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Ceper | Jl. Raya Besole Ceper | Non Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Jambukulon | Jl.Penggung - Jatinom No.2, Jambukulon, Ceper | Non Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Pedan | Jobodan, Tambakboyo, Pedan | Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Karangdowo | Sentono, Karangdowo | Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Juwiring | Jl. Tanjung-Juwiring, Tanjung, Juwiring | Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Wonosari I | Jl. Pakis-Daleman Km.3 Bentangan Wonosari | Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Wonosari II | Kingkang, Wonosari | Non Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Delanggu | Jl. Raya 181 Delanggu | Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Polanharjo | Jl. Karanglo Polanharjo | Non Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Karanganom | Jl. Penggung - Jatinom Km.4 | Non Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Majegan | Jln Raya Jatinom Boyolali | Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Tulung | Cokro Tulung Km 6 | Non Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Jatinom | Jl. Raya Jatinom | Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Kayumas | Ds Kayumas,Kec Jatinom | Non Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Kemalang | Jl.Deles,Keputran,Kemalang | Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Klaten Selatan | Danguran, Klaten Selatan | Non Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Klaten Tengah | Jl. Bali No. 6 | Non Perawatan | ||||||||||
Puskesmas Klaten Utara | Jl. Perintis Kemerdekaan | Non Perawatan | ||||||||||
Data Puskesmas di Kabupaten Klaten Sumber: Asgar.or.id [6] |
Pendidikan
Pendidikan formal | TK / RA | SD / MI | SMP / MTs | SMA / MA | SMK | Perguruan Tinggi | Lainnya | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Negeri | 1 | 720 | 81 | 19 | 12 | 1 | 0 | |||||
Swasta | 999 | 138 | 61 | 19 | 46 | 7 | 12 | |||||
Total | 1000 | 858 | 142 | 38 | 58 | 8 | 12 | |||||
Data sekolah di Kabupaten Klaten Sumber: Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Klaten 2016[7] |
Nomor penting dan darurat Kabupaten Klaten
- Pemda Klaten 321046
- Pemadam Kebakaran 324113
- SAR Klaten 324115
- RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro 326060
- Stasiun Kereta Api Klaten 321130
- PMI Klaten 321306
- PLN Klaten 322029
- Polres Klaten 321234
- Satlantas 326055
- Kantor Pariwisata Klaten 322405
- Polsek Jatinom 337317
- Polsek Ketandan 324987
- Polsek Kebonarum 326810
- Polsek Wedi 327237
- Polsek Jogonalan 321411
- Polsek Prambanan (0274) 496905
- Polsek Karanganom 337107
- Polsek Polanharjo 553030
- Polsek Wonosari 3120601
- Polsek Delanggu 551110
- Polsek Juwiring 552772
- Polsek Ceper 554582
- Polsek Pedan 897311
- Polsek Karangdowo (0271) 7083600
- Polsek Cawas 898100
- Polsek Bayat 310125
- Polsek Jogonalan 321411
Kode Area
Secara resmi Daerah Kabupaten Klaten mempunyai satu kode area , yaitu 0272. Namun dalam perkembangan selanjutnya banyak daerah di Klaten yang dipengaruhi kode area lain seperti Kabupaten Boyolali (0276), Kota Surakarta (0271), dan Kota Yogyakarta (0274). Kejadian seperti ini biasa terjadi di daerah Klaten perbatasan, seperti di Prambanan dan Wonosari.
Pemerintahan
DPRD Kabupaten Klaten 2014-2019
DPRD Klaten 2014-2019 | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Partai | Kursi | |||||||||||
Lambang PDI-P PDI-P | 17 | |||||||||||
Lambang Partai Golkar Partai Golkar | 8 | |||||||||||
Partai Gerindra | 5 | |||||||||||
PKS | 5 | |||||||||||
PAN | 5 | |||||||||||
PKB | 3 | |||||||||||
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat | 2 | |||||||||||
Partai Hanura | 2 | |||||||||||
Lambang PPP PPP | 2 | |||||||||||
Partai NasDem | 1 | |||||||||||
Total | 50 | |||||||||||
Sumber: Situs web Pemkab Klaten[8] |
Seperti dalam UU No. 10 Tahun 2008 Pasal 26 ayat 2g disebutkan bahwa kabupaten/kota dengan jumlah Penduduk lebih dari 1.000.000 (satu juta) jiwa memperoleh alokasi 50 (lima puluh) kursi, sehingga kabupaten Klaten yang berpenduduk lebih dari 1.000.000 (satu juta) jiwa mempunyai 50 wakil yang duduk di DPRD Kabupaten. Sedangkan untuk penentuan jumlah pimpinan dan pemilihan Ketua/Wakil Ketua DPRD menggunakan UU No. 27 Tahun 2009 Pasal 354 Ayat 1a: 1 (satu) orang ketua dan 3 (tiga) orang wakil ketua untuk DPRD kabupaten/kota yang beranggotakan 45 (empat puluh lima) sampai dengan 50 (lima puluh) orang; dan ayat 2 Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari partai politik berdasarkan urutan perolehan kursi terbanyak di DPRD kabupaten/kota. Oleh sebab itu, di Kabupaten Klaten Partai PDI.P berhak mendapat kursi Ketua DPRD karena memperoleh kursi terbanyak, dan untuk tiga partai dibawah PDI.P yang memperoleh kursi terbanyak yakni Partai Golkar, Partai Gerindra, dan Partai PKS berhak mendapat kursi Wakil Ketua DPRD. Menurut SK Gubernur Jawa Tengah No. 170/86/2014 berikut nama- nama pimpinan DPRD Klaten yang mengangkat sumpah pada 18 Agustus 2014 :
- Ketua DPRD Klaten : Agus Riyanto, S.H. (081229793320 / (0272) 321560)
- Wakil Ketua DPRD 1 : Yoga Hardaya, S.H.,M.H. (08156716575 / 0272 321610)
- Wakil Ketua DPRD 2 : H. Hariyanto, S.Pd. (08121539555 / 0272 555571)
- Wakil Ketua DPRD 3 : H. Sudibyo, S.E. (Gumulan RT01/01, Klaten Tengah)
- Ketua Komisi 1 : Bondan Zakaria, S.H.
- Ketua Komisi 2 : Ir. H. Tugiman
- Ketua Komisi 3 : H. Asnary Salim , S.H.,M.Hum.
- Ketua Komisi 4 : Andy Purnomo, S.H.
Selama tahun 2016, DPRD Kabupaten Klaten mengadakan rapat sebanyak 94 rapat dan 56 kunjungan kerja.Sedangkan keputusan yang dihasilkan sebanyak 92 keputusan terdiri dari Peraturan Daerah sebanyak 12 keputusan, Keputusan DPRD sebanyak 38 keputusan, keputusan Pimpinan DPRD sebanyak 23 keputusan, keputusan Panitia Anggaran sebanyak 6 keputusan dan Panitia Musyawarah sebanyak 13 keputusan.
Referensi
- ^ a b c d Luas Wilayah, Desa / Kalurahan, Pedukuhan, Blok Sensus Menurut Kecamatan Di Kabupaten Klaten Tahun 2014
- ^ "Jumlah Penduduk Kabupaten Klaten Tahun 2009-2014". BPS Klaten. Diakses tanggal 2016-10-25.
- ^ "Geografis dan Letak Geografi". BPS Klaten. Diakses tanggal 22 November 2016.
- ^ Selintas Hasil Pembangunan Kabupaten Klaten, h. 11-15
- ^ http://www.datarumahsakit.com/kota/klaten.html
- ^ Data Puskesmas di Wilayah Kabupaten Klaten
- ^ Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Klaten
- ^ Pemkab Klaten