Bodas, Watukumpul, Pemalang
Sejarah
Kelurahan Bodas ꦏꦺꦭꦸꦫꦲꦤ꧀ꦧꦺꦴꦢꦱ꧀ | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Berkas:Bodasku.jpg | |
Motto: Bodas Berjaya | |
Koordinat: 7°07′44″S 109°27′07″E / 7.1289°S 109.4519°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Dasar hukum | Belum Tersedia |
Hari jadi | 24 Januari 1575 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar |
Luas | |
• Total | 641 km2 (247 sq mi) |
Populasi ((2010)) | |
• Total | 692 |
• Kepadatan | 525/km2 (1,360/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam |
• Bahasa | Jawa, Indonesia |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode Kemendagri | 33.27.04.2008 |
Rumah adat | Rumah Joglo |
Senjata tradisional | Keris, Golok, Tombak |
Flora resmi | Srigading |
Fauna resmi | Burung Kacer |
Situs web | www |
Bodas adalah desa di kecamatan Watukumpul, Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia. Asal usul nama dari Desa Bodas menurut para pendahulu adalah salah satu desa peninggalan dari Kerajaan besar yaitu Majapahit, Mataram dan Pasundan. Terdapat sejarah yang menyebutkan bahwa leluhur Desa Bodas yaitu Pangeran Cibodas, yang berasal dari Tanah Pasundan. Mengenai silsilah dan Babad Tanah Bodas masih diselidiki kembali. Penamaan "Bodas" sendiri secara kamus bahasa Sunda berarti putih, dan bukan kebetulan tapi ada bukti yang membenarkan, salah satu keunikan sebagian dari struktur tanah di Desa Bodas yaitu terdapatnya material tanah yang berwarna putih. Material ini yang dari zaman dahulu digunakan oleh masyarakat sebagai media cat papan rumah, hingga sekarang masih dipergunakan oleh masyarakat sekitar. Fakta yang lain tentang penyebutan Bodas sendiri yaitu banyaknya material batu sejenis marmer atau watu lintang oleh para penduduk sekitar menyebutnya. Dan bila bebatuan tersebut terkena sinar matahari maka memunculkan sinar putih kemilauan.
Masa Kolonial Belanda
Pada masa peperangan kolonial Belanda banyak masyarakat di Indonesia yang sengsara, begitu juga Desa Bodas. Rakyat pada masa itu sangat menderita karena kurangnya bahan pangan disertai pemerasan yang dilakukan oleh kolonial Belanda.
Pada masa penjajahan Belanda tahun 1940-1943, Desa Bodas di bawah kepemimpinan Kades Wahyad Bin Warlam, kala itu masyarakat Desa Bodas hidup sangat susah karena tidak tenang dalam bertani sehingga kemiskinan melanda masyarakat Desa Bodas, dan dimana-mana banyak terjadi pencurian.
Geografis dan Masyarakat
Kelurahan Bodas adalah salah satu kelurahan dari Kecamatan watukumpul. Secara umum penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, hal ini dapat dilihat dari kondisi geografis dimana sebagian besar lahan pertaniannya adalah lahan produktif, sedangkan desa Bodas ditinjau dari letak wilayahnya dapat dilihat sebagai berikut:
- Sebelah utara berbatasan dengan Desa Pedagung
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Majalangu
- Sebalah Timur berbatasan dengan Desa Pagelaran
- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Gapura
Dengan penduduk yang heterogen pada tahun 2016 masih banyak warga masyarakatnya yang mengandalkan kehidupan di kota sebagai perantau ataupun urbanisasi, hal itu disebabkan karena kurangnya wawasan memanfaatkan potensi lokal baik sumber daya alam maupun sumber manusianya.
Objek Wisata
Kedung Jendul
TELAGA JENDUL terletak di Dusun Belik Desa Bodas Kec. Watukumpul. Jarak dari Ibu Kota Kecamatan kurang lebih 4 KM, Jika di tempuh menggunakan kendaraan bermotor sekitar 30 menit. Penamaan Telaga Jendul menurut kisah terdahulu ada seorang ibu yang kehilangan anaknya dan setelah dicari kemana-mana sampai berhari-hari tidak juga ketemu, akhirnya ibu tersebut bersandar di pohon besar sambil menangis tiada henti sampai matanya membengkak (istilah jawa:JENDUL)gan.
Ada sebuah cerita lagi bahwa di Dusun Belik Desa Bodas terdapat sebuah telaga yang terletak di sekitar tanah Perhutani di perbatasan Desa Gapura. Namun semakin hari airnya semakin berkurang dan pohon-pohon besar disekitar telaga banyak yang mati dan tumbang, kemudian oleh warga bergotong-royong kubangan telaga tersebut diurug sehingga membentuk sebuah LAPANGAN BOLA hingga sampai saat ini masih digunakan sebagai lapangan bola.
Pada awalnya TELAGA JENDUL adalah justru sebuah tanah lapang yang digunakan oleh warga untuk bermain bola, karena di lapangan tersebut terdapat pohon-pohon yang besar disekitarnya lama-kelamaan akhirnya keluarlah sumber mata air. Kemudian lapangan tersebut berlumpur dan semakin lama membentuk telaga. Oleh warga sekitar akhirnya dibuatlah bendungan sehingga mencapai kedalaman 3 meter.
BISA dibilang aneh tapi nyata. Sebuah lapangan bola berubah menjadi sebuah telaga dan sebaliknya sebuah Telaga menjadi Lapangan Sepak Bola. Di Telaga Jendul terdapat ikan Tawes, Lele, dan Mujaer yang bisa dipancing bebas oleh siapapun. Potensi menjadi tempat wisata yang maju sangat besar karena lokasinya ditepi jalan utama menuju Balai Desa Bodas dan sangat sejuk, namun lagi-lagi terkendala anggaran. Ada sedikit yang disayangkan bahwa telaga jendul terletak di tanah Perhutani sehingga perlu perencanaan yang matang apabila ingin mengembangkan sebagai tempat wisata berbayar.
Pada beberapa tahun terakhir Telaga Jendul telah mengalami perbaikan oleh pemerintah, diantaranya kedalaman ditambah menjadi 5 meter disebelah timur dan 3 meter disebelah barat, Tepian dibuat Pondasi melingkar dan disebelah utara terdapat 3 buah payung untuk bersantai.
Jika ada waktu sempatkanlah berkunjung ke Telaga Jendul sambil berfoto-foto sambil mendengarkan suara hutan pinus di perjalanan menuju Desa Bodas.
Kedung Bening
KEDUNG BENING, atau telaga kecil ini terbentuk karena adanya proses erosi bebatuan oleh sungai dan air hujan yang kemudian membentuk sebuah cekungan. Di waktu kemarau tiba, cekungan ini membentuk telaga yang berubah warna menjadi hijau bening karena pengaruh reaksi mineral di dalamnya. Namun, kalau musim penghujan tiba, seperti sekarang ini volume air cenderung naik dan warna telaga berubah menjadi keruh/ kecoklatan.
Lokasi kedung ini cukup tersembunyi, terletak di perbatasan desa Bodas dan desa Gapura, kecamatan Watukumpul, atau sekitar 41 km dari kota Pemalang ke arah selatan. Tempat ini masih belum populer di kalangan masyarakat Pemalang, sehingga masih sepi oleh pengunjung. Istimewanya adalah, kamu tak perlu membayar lebih untuk masuk ke lokasi, karena memang tampatnya belum dikelola oleh pihak manapun.
Telaga Bunder
KEDUNG BUNDER, merupakan surga kecil yang tersembunyi di Desa Bodas Kec. Watukumpul Kab. Pemalang. Untuk mencapai lokasi Kedung Bunder ini memang dibutuhkan kerja yang ekstra. Dari arah kota Pemalang, kamu perlu berjalan ke selatan. Sampai di desa Semingkir, kecamatan Randudongkal, ambillah jalan ke kiri ke arah kecamatan Watukumpul, kemudian dari pasar Majalangu berjalan kearah utara menuju Desa Bodas. Lokasinya tak jauh dari Kedung Bening.
Di tempat ini tidak disediakan lahan untuk parkir. Untuk memasuki lokasi pun tidak perlu membayar karena belum ada yang mengelola area ini. Setelah memarkirkan kendaraanmu di lahan kosong, kemudian kamu akan diajak menjelajah dengan tracking jalan melewati ladang dan kebun warga, lalu turun dengan kemiringan 35 derajat dan menyusuri bibir sungai. 30 menit kemudian, kamu akan sampai di surga kecil yang bernama Kedung Bunder ini.
Tapi perlu diwaspadai karena kedalaman kedung ini mencapai 4,5 meter. Jadi kamu harus berhati-hati
Logo
Singa Jaya adalah leluhur Desa Bodas yang kemudian dijadikan simbol BUMDES Desa Bodas.
Referensi
- ^ http://bodas.desakupemalang.id/ Profil Desa Bodas - Website Portal Resmi Kabupaten Pemalang
- ^ https://ngadem.com/tempat-wisata-hits-di-pemalang/Tempat wisata di Kabupaten Pemalang
- ^ https://www.pemalangkab.go.id/2011/08/geografis/ Geografis di Kabupaten Pemalang
- ^ http://www.organisasi.org/1970/01/daftar-nama-kecamatan-kelurahan-desa-kodepos-di-kota-kabupaten-pemalang-jawa-tengah-jateng.html#.WxrJuJeyQy4Nama-nama kelurahan di Kabupaten Pemalang