Bahan organik tanah
Bahan organik tanah (Inggris:Soil Organic Matter) merupakan bahan di dalam atau permukaan tanah yang berasal dari sisa tumbuhan, hewan, dan manusia baik yang telah mengalami dekomposisi lanjut maupun yang sedang megalami proses dekomposisi.[1] secara substansi bahan organik tersusun dari bahan humus dan non humus (Bohn et al., 1979).[1]
Bahan non Humus
Bahan non humus meliputi bahan yang sedang terdekomposisi sebagian. Bahan non humus merupakan sumber energi bagi mikroorganisme tanah serta sumber hara bagi tanaman.[2] Melalui proses mineralisasi bahan organik, akan tersedia unsur hara mikro maupun makro.[2] Sedangkan bahan humus mengandung unsur hara seperti NH4, NO3, SO4, S, H2PO4.[2]
Bahan Humus
Bahan humus merupakan bahan yang telah terdekomposisi dan merupakan lapisan tanah yang paling subur.[2] Humus mempunyai pengaruh memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas pertukaran kation dalam tanah, penyangga pH tanah, dan meningkatkan daya simpan lengas.[2] Selain itu bahan organik juga mempunyai pengaruh yang kuat di dalam agregasi tanah dan pembentukan struktur tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman, sehingga pada gilirannya memperbaiki drainase dan permeabilitas, penetrasi akar dan meningkatkan ketahanan terhadap erosi.[2]
Kandungan bahan organik tanah berkisar antara 0,5-5% pada tanah-tanah mineral, dan mencapai 98% untuk tanah gambut/organik.[3] Banyak parameter yang dapat digunakan untuk mencirikan kualitas bahan organik diantaranya adalah kandungan karbon dan nitrogen (C/N), kandungan bahan-bahan humus, kandungan lignin, selulosa, dll.[4]
Faktor yang mempengaruhi kandungan organik tanah
Kandungan bahan organik tanah sangat bervariasi, dari yang rendah sampai tinggi/sangat tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kandungan bahan organik tanah antara lain:[5]
- iklim
- tipe penggunaan lahan
- bentuk lahan
- kegiatan manusia.
Iklim berpengaruh pada bahan organik tanah dalam hal memacu atau menghambat laju dekomposisi.[5] Tipe penggunaan lahan berpengaruh dalam penyediaan sumber bahan organik, misal daerah persawahan akan berbeda kandungan bahan organiknya dibanding daerah hutan.[5] Faktor bentuk lahan mempengaruhi pada proses pengumpulan atau pencucian bahan organik.[5] Kegiatan manusia akan menentukan kandungan organik tanah misalnya dengan pemberian pupuk atau drainase yang akan berpengaruh pada kandungan bahan organik tanah.[5] Penentuan bahan organik tanah ada berbagai macam antara lain dengan metode pembakaran, ''Walkey and Black'', destruksi basah, dan lain-lain. Metode pembakaran menggunakan pendekatan gravimetris yaitu selisih berat bahan sebelum dan sesudah pembakaran, cara ini murah dan mudah serta biasa dilakukan di lapangan. Metode Walkey and Black menggunakan tahapan antara, artinya kandungan bahan organik ditentukan oleh besarnya C-organik hasil titrasi kemudian dikalikan dengan konstanta tertentu.[5]
Referensi
- ^ a b Bohn et al.,. Soil Chemistry. Wiley.
- ^ a b c d e f Brady,N. C., and Weil, R.R. The nature and properties of soils. Prentice Hall,Inc. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "soil1" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ Troeh, Frederick R., and Louis M. (Louis Milton) Thompson. Soils and Soil Fertility. Blackwell Pub.
- ^ Notohadiprawiro (1998). Selidik cepat tanah di lapangan. Kanisius.
- ^ a b c d e f Wisaksono (1960). Ilmu tubuh tanah. UGM press.