Jalur trem uap lintas Semarang

jalur kereta api di Indonesia

Jalur trem uap lintas Semarang adalah nama yang diberikan kepada dua jalur rel yang dahulu pernah melayani wilayah perkotaan Semarang, ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Jalur ini dahulu dioperasikan oleh Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij, perusahaan trem uap Hindia Belanda. Jalur trem ini dibagi menjadi dua rute, yaitu Jurnatan–Jomblang dan Jurnatan–Bulu–Banjir Kanal.

Rumah-rumah yang sedang dibangun. Tampak latar depan jalur trem Semarang.

Jalur ini ditutup tahun 1940, karena tidak cocok dengan tata ruang Kota Semarang yang semakin ramai.

Sejarah

Selain mendapat konsesi penyelenggaraan angkutan kereta api yang mengangkut penumpang dan barang di jalur Semarang (Jurnatan) menuju Juwana, SJS juga mendapat konsesi membangun jalur trem di wilayah perkotaan Semarang. Tujuan diadakannya trem ini adalah untuk mendukung mobilitas masyarakat terutama kaum pedagang yang membutuhkan akses cepat.

Dengan dikukuhkannya SJS sebagai badan hukum pada tanggal 18 Maret 1881,[1] konstruksi langsung digarap. Pada tanggal 1 Desember 1882, jalur pertama SJS, Jurnatan–Jomblang, telah selesai dibangun. Selanjutnya, pada tanggal 12 Maret 1883, jalur Jurnatan–Bulu juga sudah selesai dibangun. Istimewanya lagi, dalam verslag SJS ini, dua jalur ini malah lebih dahulu selesai dibangun bila dibandingkan dengan jalur utama (Jurnatan–Juwana).[2]

Jalur ini kemudian terus dikembangkan. Pada tahun 1897, Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij telah selesai membangun jalur kereta api dari Pendrikan menuju Kendal sebagai bagian dari megaproyek jalur kereta api Semarang–Cirebon.[3] Karena jaraknya yang dekat dengan Stasiun Jurnatan, SCS kemudian tertarik menyambung jalur tremnya dengan Jurnatan.

Perpanjangan menuju tepi Kanal Banjir Semarang baru selesai dilakukan pada tanggal 4 November 1899, dimaksudkan untuk mengembangkan tepi Kanal Banjir sebagai objek wisata perkotaan.[2] Karena SCS berubah orientasinya dari jalur trem menjadi jalur kereta api rel ringan seiring beroperasinya Stasiun Poncol pada tahun 1914, praktis jalur dan stasiun Pendrikan ditutup. Penutupan juga dibarengi dengan membangun jalur cabang baru trem Semarang menuju stasiun tersebut dari rute Jurnatan–Bulu.[4]

Jalur Jurnatan–Bulu–Banjir Kanal adalah jalur yang cukup istimewa. Jalurnya mengarah ke selatan dari Stasiun Jurnatan, melewati depan gedung Lawang Sewu (kantor pusat NIS) kemudian berbelok ke tepi Kanal Banjir Semarang. Dengan tarif hanya 10 sen, penumpang dapat menggunakan jasa angkutan ini.[5]

Uniknya, stopplaats (istilah untuk tempat perhentian kereta api kecil maupun trem dalam kosakata bahasa Belanda) di kedua jalur trem SJS ini agak berbeda dengan stopplaats milik perusahaan lain. Kebanyakan dari stopplaats di jalur ini hanya berupa lahan kosong untuk naik turunnya penumpang tanpa disertai bangunan fisik baik permanen maupun semi permanen layaknya stopplaats pada umumnya. Namun hanya diberi plang dengan nama stopplaatsnya saja yang dipasang di dekat rel sebagai tanda atau petunjuk bahwa lokasi tersebut adalah pemberhentian trem.

Jalur ini ditutup sendiri oleh SJS pada tahun 1940 karena tidak sesuai dengan tata ruang Kota Semarang yang semakin ramai dengan mobil pribadi dan kendaraan umum. Lokomotif yang biasa berdinas di atas jalurnya dihibahkan ke Oost-Java Stoomtram Maatschappij. Nama stasiun dan pemberhentiannya juga tidak dicatat dalam Buku Jarak yang dibuat oleh PT KAI.

Jalur terhubung

Lintas aktif

Tidak terhubung dengan lintasan kereta api aktif manapun

Lintas nonaktif

  • Cabang Jurnatan–Balai Yasa Pengapon SJS
  • Cabang Jurnatan–Depot Pertamina Pengapon
  • Cabang Jurnatan–Samarang NIS
  • Cabang Jurnatan–Kleine Boom Semarang
  • Cabang menuju Stasiun Pendrikan SCS
  • Jurnatan–Demak
    • via Stasiun Kemijen SJS
    • via Depot Pertamina Pengapon (dahulu milik Dordtsche Petroleum Maatschappij, B.V.)

Daftar stasiun

Jurnatan–Jomblang

Dalam peta yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda tahun 1909 koleksi Universiteit Leiden, Belanda, setidaknya tercatat sepuluh perhentian trem di jalur ini dengan perinciannya sebagai berikut;

  • 1 unit stasiun
  • 1 unit halte
  • 5 unit Stopplaats dan
  • 3 lokasi yang memiliki dua jalur rel yang belum diketahui secara pasti maksud dan tujuannya apakah untuk naik turunnya penumpang ataupun langsiran. Dalam peta tahun 1909, tiga lokasi tersebut hanya diberi nama Wesel dengan kode sesuai urutan angka.

Dari lima stopplaats atau tempat perhentian kecil yang ada, terdapat beberapa diantaranya yang belum diketahui namanya. Berikut adalah daftar stasiun dan perhentian trem lainnya yang sempat tercatat dan diketahui.

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas SJS Trem Semarang
Segmen Jurnatan–Jomblang
Diresmikan pada tanggal 1 Desember 1882
oleh Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij
Jurnatan '' Purwodinatan, Semarang Tengah, Semarang km 0+000 (semua lintas SJS) Tidak beroperasi Berkas:Jurnatan1.jpg
Belum diketahui km 0+xxx Tidak beroperasi
1e Wesel km ? Tidak beroperasi
2e Wesel km ? Tidak beroperasi
Karang Turi km ? Tidak beroperasi
Belum diketahui km ? Tidak beroperasi
3e Wesel km ? Tidak beroperasi
Bangkong km ? Tidak beroperasi
Belum diketahui km ? Tidak beroperasi
Jomblang km 4+4xx Tidak beroperasi

Jurnatan–Bulu–Banjir Kanal

Dalam peta yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda tahun 1909 koleksi Universiteit Leiden, Belanda, setidaknya tercatat sebelas perhentian trem di jalur ini dengan perinciannya sebagai berikut;

  • 1 unit stasiun
  • 2 unit halte dan
  • 8 unit stopplaats

Sayangnya dari 8 stooplaats, terdapat beberapa diantaranya yang belum diketahui namanya hingga sekarang. Berikut adalah daftar stasiun dan pemberhentian yang diketahui.

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas SJS Trem Semarang
Segmen Jurnatan–Bulu
Diresmikan pada tanggal 12 Maret 1883
oleh Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij
Jurnatan '' Purwodinatan, Semarang Tengah, Semarang km 0+000 (semua lintas SJS) Tidak beroperasi Berkas:Jurnatan1.jpg
Belum diketahui km 0+xxx Tidak beroperasi
Alun-Alun Semarang km ? Tidak beroperasi
Belum diketahui km ? Tidak beroperasi
Bojong (Semarang) km ? Tidak beroperasi
Belum diketahui km ? Tidak beroperasi
Belum diketahui km ? Tidak beroperasi
Bulu km 3+xxx Tidak beroperasi
Segmen Bulu–Banjir Kanal
Diresmikan pada tanggal 4 November 1899
Belum diketahui km 3+xxx Tidak beroperasi
Belum diketahui km 3+xxx Tidak beroperasi
Banjir Kanal km 3+8xx Tidak beroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
  • Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.

Referensi:

  • Stasiun aktif: [6]
  • Stasiun nonaktif: [7][8]
  • Pengidentifikasi stasiun: [9]
  • Penomoran lintas:
  • Tanggal pembukaan jalur: [10]:106-124


Galeri

Referensi

  1. ^ van Dirxland, Baron van der Goes; Martens, C.L.J. (1907). Gedenkboek samengesteld ter gelegenheid van het Vijf en Twintig-Jarig Bestaan der Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij. Den Haag: Koninklijke Nederlandse-Boek en Kunsthandel van M.M. Couvee. 
  2. ^ a b Samarang–Joana Stoomtram. Verslag der Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij. SJS. 
  3. ^ Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (1917). Verslag - SCS - 1916. Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij. 
  4. ^ Priyotomo, Josef (1988). Pasang-surut arsitektur di Indonesia. Surabaya: Ardjun. 
  5. ^ Media, Kompas Cyber (2009-08-04). "Jurnatan, Tinggal Nama - Kompas.com". KOMPAS.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-07-09. 
  6. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 
  7. ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  8. ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa. 
  9. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  10. ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.