Kota Salatiga

kota di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia


Kota Salatiga adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan sepenuhnya dengan Kabupaten Semarang. Salatiga terletak 49 km sebelah selatan Kota Semarang atau 52 km sebelah utara Kota Surakarta, dan berada di jalan negara yang menghubungkan Semarang-Surakarta. Salatiga terdiri atas 4 kecamatan, yakni Argomulyo, Tingkir, Sidomukti, dan Sidorejo. Kota ini berada di lereng timur Gunung Merbabu, sehingga membuat kota ini berudara cukup sejuk.

Kota Salatiga
Daerah tingkat II
Kawasan Tamansari
Kawasan Tamansari
Motto: 
Çrir Astu Swasti Prajabhyah
Peta
Peta
Kota Salatiga di Jawa
Kota Salatiga
Kota Salatiga
Peta
Kota Salatiga di Indonesia
Kota Salatiga
Kota Salatiga
Kota Salatiga (Indonesia)
Koordinat: 7°20′20″S 110°30′08″E / 7.3389°S 110.5022°E / -7.3389; 110.5022
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
Tanggal berdiri24 Juli 750; 1273 tahun lalu (750-07-24)
Dasar hukumUU No. 13/1950
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 4
  • Kelurahan: 23
Pemerintahan
 • BupatiYulianto
Luas
 • Total56,781 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 ((2015)[1])
 • Total183,815 jiwa
 • Kepadatan9,849/km2 (25,510/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 78.51%
Kristen Protestan 16.32%
Katolik 4.87%
Budha 0.21%
Hindu 0.09%
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3373
Kode area telepon0298
Kode Kemendagri33.73
DAURp603.204.201.915,-
Semboyan daerahSalatiga Hati Beriman
(Sehat, Tertib, Bersih, Indah dan Aman)
Flora resmiRejasa
Fauna resmiAnis merah
Situs webwww.salatiga.go.id

Etimologi

Dahulu kala di daerah pedalaman, memerintahlah seorang bupati bernama Ki Ageng Pandan Arang (Pandanaran). Ki Ageng Pandan Arang hanya memuaskan diri dengan kekayaannya. Dan memeras rakyat dengan menarik pajak yang berlebihan. Pada suatu hari, Ki Ageng Pandan Arang, bertemu dengan Pak tua, tukang rumput. Kemudian Ki Ageng meminta rumput yang Pak tua bawa. Namun Pak tua menolaknya dengan alasan untuk ternaknya. Tetapi Ki Ageng tetap memintanya dan Ki Ageng menggantinya dengan sekeping uang. Tanpa diketahui Ki Ageng Pandan Arang, Pak tua menyelipkan kembali uang itu dalam tumpukan rumput yang akan dibawa. Dan hal tersebut terjadi berulang-ulang. Sampai suatu kali Sang bupati menyadari perbuatan Pak tua tersebut. Dan marahlah ia dan menganggap bahwa Pak tua telah menghinanya.

Pada saat itu, tiba-tiba Pak tua berubah wujud menjadi Sunan Kalijaga seorang pemimpin agama yang dihormati bahkan oleh raja-raja. Maka bupati Pandanaran pun sujud menyembah dan memohon untuk memaafkan kekhilafannya. Akhirnya Sunan Kalijaga memaafkannya, namun dengan syarat Ki Ageng harus meninggalkan seluruh hartanya dan mengikuti Sunan Kalijaga pergi mengembara.

Namun istri bupati melanggar, ia membawa emas dan berlian dan memasukkannya ke dalam tongkat. Dan di tengah perjalanan mereka dicegat sekawanan perampok. Sunan Kalijaga menyuruh perampok itu untuk mengambil harta yang dibawa istri bupati. Dan akhirnya perampok itu pergi dan merebut tongkat yang berisi emas dan berlian.

Setelah perampok itu pergi Sunan Kalijaga berkata, "Aku akan menamakan tempat ini Salatiga karena kalian telah membuat tiga kesalahan". Pertama, kalian sangat kikir. Kedua kalian sombong. Ketiga kalian telah menyengsarakan rakyat. Semoga tempat ini menjadi tempat yang baik dan ramai nantinya.

Sejarah

Ada beberapa sumber yang dijadikan dasar untuk mengungkap asal usul Salatiga, yaitu yang berasal dari cerita rakyat, prasasti maupun penelitian dan kajian yang cukup detail. Dari beberapa sumber tersebut Prasasti Plumpungan-lah yang dijadikan dasar asal usul Kota Salatiga. Berdasarkan prasasti ini Hari Jadi Kota Salatiga dibakukan, yakni tanggal 24 Juli 750 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Tingkat II Kota Salatiga Nomor 15 Tahun 1995 tentang Hari Jadi Kota Salatiga.

Prasasti Plumpungan

 
Prasasti Plumpungan

Prasasti Plumpungan, cikal bakal lahirnya Salatiga, tertulis dalam batu besar berjenis andesit berukuran panjang 170 cm, lebar 160 cm dengan garis lingkar 5 meter yang selanjutnya disebut Prasasti Plumpungan.

Berdasar prasasti di Dukuh Plumpungan, Desa Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, maka Salatiga sudah ada sejak tahun 750 Masehi, pada waktu itu Salatiga merupakan perdikan.

Perdikan artinya suatu daerah dalam wilayah kerajaan tertentu. Daerah ini dibebaskan dari segala kewajiban pajak atau upeti karena daerah tersebut memiliki kekhususan tertentu, daerah tersebut harus digunakan sesuai dengan kekhususan yang dimiliki. Wilayah perdikan diberikan oleh Raja Bhanu meliputi Salatiga dan sekitarnya.

Menurut sejarahnya, di dalam Prasasti Plumpungan berisi ketetapan hukum, yaitu suatu ketetapan status tanah perdikan atau swantantra bagi Desa Hampra. Pada zamannya, penetapan ketentuan Prasasti Plumpungan ini merupakan peristiwa yang sangat penting, khususnya bagi masyarakat di daerah Hampra. Penetapan prasasti merupakan titik tolak berdirinya daerah Hampra secara resmi sebagai daerah perdikan atau swantantra. Desa Hampra tempat prasasti itu berada, kini masuk wilayah administrasi Kota Salatiga. Dengan demikian daerah Hampra yang diberi status sebagai daerah perdikan yang bebas pajak pada zaman pembuatan prasasti itu adalah daerah Salatiga sekarang ini.

Konon, para pakar telah memastikan bahwa penulisan Prasasti Plumpungan dilakukan oleh seorang citralekha (penulis) disertai para pendeta (resi). Raja Bhanu yang disebut-sebut dalam prasasti tersebut adalah seorang raja besar pada zamannya yang banyak memperhatikan nasib rakyatnya.

Isi Prasasti Plumpungan ditulis dalam Bahasa Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta. Tulisannya ditatah dalam petak persegi empat bergaris ganda yang menjorok ke dalam dan keluar pada setiap sudutnya.

Dengan demikian, pemberian tanah perdikan merupakan peristiwa yang sangat istimewa dan langka, karena hanya diberikan kepada desa-desa yang benar-benar berjasa kepada raja. Untuk mengabadikan peristiwa itu maka raja menulis dalam Prasasti Plumpungan Srir Astu Swasti Prajabhyah, yang artinya: "Semoga Bahagia, Selamatlah Rakyat Sekalian". Ditulis pada hari Jumat, tanggal 24 Juli tahun 750 Masehi.[2]

Masa Kolonial Belanda

 
Lukisan oleh Josias Cornelis Rappard yang menggambarkan gereja di Salatiga (tahun 1880-an)
 
Pemandangan jalan di Salatiga pada tahun 1918
Berkas:Bandara Salatiga Jaman Kolonial Di Ngebul.jpg
Bandara Salatiga Jaman Kolonial di Lapangan Ngebul (sekarang)

Salatiga pada masa kolonial tercatat sebagai tempat ditandatanganinya perjanjian antara Pangeran Sambernyawa atau Raden Mas Said (kelak menjadi KGPAA Mangkunegara I) di satu pihak dan Kasunanan Surakarta dan VOC di pihak lain. Perjanjian ini menjadi dasar hukum berdirinya Kadipaten Mangkunegaran.

Pada zaman penjajahan Belanda telah cukup jelas batas dan status Kota Salatiga, berdasarkan Staatsblad 1917 No. 266 mulai 1 Juli 1917 didirikan Stadsgemeente Salatiga yang daerahnya terdiri dari 8 desa.[3]

Karena dukungan faktor geografis, udara sejuk dan letak yang sangat strategis, serta bangunan berarsitektur Indis yang mewah,[4] maka Salatiga cukup dikenal keindahannya pada masa penjajahan Belanda, bahkan sempat memperoleh julukan De Schoonste Stad van Midden-Java (Kota Terindah di Jawa Tengah).[5]

Masa Republik Indonesia

Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga adalah bekas stadsgemeente yang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1929 No. 393 yang kemudian dicabut dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kecil Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Geografi

Kota Salatiga terletak di ketinggian 750-850 mdpl, dan terletak di lereng timur Gunung Merbabu yang membuat daerah Salatiga menjadi lebih sejuk. Pemandangan Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Ungaran, Gunung Telomoyo, dan Rawa Pening yang indah membuat Salatiga menjadi daerah yang indah dan spektakuler. Seluruh Wilayah Salatiga dibatasi oleh Kabupaten Semarang, antara lain di bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Pabelan, di bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Tengaran, di bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Getasan, di bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Tengaran dan Kecamatan Pabelan.

Pemerintahan

Daftar Wali Kota

No. Potret Nama Mulai Menjabat Selesai Menjabat Prd. Wakil Wali Kota Ket.
1   R. Patah 1 Juni 1950 2 Juni 1950 1 Tidak Ada [6][ket. 1]
  M.S. Handjojo (Penjabat) 1950 1950
2   Mas Soedijono 1950 1957 2
3   Soewandi Martosoewojo 1957 1961 3
4   Bakri Wahab 1961 1966 4
5   Letkol.
S. Soegiman
1966 1976 5
6
6   Kol. Pol.
S. Ragil Pudjiono
1976 1981 7
7   Djoko Santoso,
B.A.
1981 1986 8
8   Doelrachman Prawiro Soediro 1986 1991 9
9   Drs.
Indra Suparno
1991 1996 10
10   Drs.
Soewarso
1996 2001 11
11   H.
Totok Mintarto
11 Juli 2001 9 Februari 2007 12 John Manuel Manoppo,
S.H.
12   John Manuel Manoppo,
S.H.
2007 2011 13 Diah Sunarsasi
13   H.
Yuliyanto,
S.E., M.M.
11 Juli 2011 11 Juli 2016 14 Muhammad Haris
  Drs.
Agus Rudianto,
M.M.

(Penjabat)

11 Juli 2016 22 September 2016
  Drs.
Achmad Rofai,
M.Si

(Penjabat)

22 September 2016 22 Mei 2017
(13)   H.
Yuliyanto,
S.E., M.M.
22 Mei 2017 22 Mei 2022 15 Muhammad Haris
  Drs.
Sinoeng Noegroho Rachmadi,
M.M.

(Penjabat)

22 Mei 2022 13 Desember 2023
  Yasip Khasani,
S.I.P., M.M.

(Penjabat)

13 Desember 2023 Petahana
Keterangan
  1. ^ Wafat saat menjabat

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Salatiga dalam tiga periode terakhir.[7][8][9]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2009–2014 2014–2019 2019–2024
PKB 0   2   4
Gerindra (baru) 0   4   4
PDI-P 4   8   8
Golkar 4   2   1
NasDem (baru) 1   1
PKS 4   4   4
PPP 1   1   0
PAN 2   0   0
Demokrat 4   3   3
PKPI 3   0   0
PIS (baru) 2
PPRN (baru) 1
Jumlah Anggota 25   25   25
Jumlah Partai 9   8   7


Kecamatan

Berikut ini adalah kecamatan di Salatiga, dengan data dari tahun 2015:[10]

Kecamatan Luas (km2) Populasi Kepadatan penduduk (jiwa/km2)
Argomulyo 18,526 43.424 2.344
Tingkir 10,549 42.888 4.066
Sidomukti 11,459 41.871 3.654
Sidorejo 16,247 55.632 3.424
Total 56,781 183.815 3.237

Demografi

Populasi historis
Tahun Jumlah
Pend.
  
±% p.a.  
1900 10.000—    
1905 12.000+3.71%
1920 18.895+3.07%
1929 19.192+0.17%
1930 24.397+27.12%
1961 58.135+2.84%
1971 69.184+1.76%
2000 153.036+2.78%
2010 171.067+1.12%
2015 183.815+1.45%
Sumber: 1900–1930,[11] 1961–1971,[12] 2000–2010,[13] 2015[1]

Pada tahun 2015, Salatiga memiliki populasi sebesar 183.815, dengan 89.928 laki-laki dan 93.887 perempuan.[1]

Agama

Pada tahun 2015, Islam adalah agama terbesar di Salatiga (78%), diikuti Protestan (16%) dan Katolik (5%). Agama lain (Buddhisme, Hindu, Kong Hu Cu dan aliran kepercayaan) hanya mencakup kurang dari 1% dari jumlah penduduk.[14] Salatiga terkenal akan toleransi agamanya dan merupakan salah satu dari sedikit kota di Jawa untuk mengadakan perayaan dan festival Natal di luar ruangan.[15]

Ekonomi

Terdapat sebuah industri pengolahan yang berkembang, yang mencakup tekstil, produksi ban dan pemotongan hewan. Pada tahun 2000, industri ini berkontribusi 119,76 miliar rupiah terhadap ekonomi Salatiga. Salatiga terletak di persimpangan dari dan ke Semarang, Surakarta dan Yogyakarta, membawa keuntungan terhadap sektor perdagangannya. Pada 2000, sektor perdagangan berkontribusi 109 miliar rupiah terhadap ekonomi Salatiga.[16]

Pendidikan

Di kota ini terdapat Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) salah satu universitas Kristen swasta ternama di Indonesia, selain itu terdapat pula Institut Agama Islam Negeri Salatiga (IAIN Salatiga) sebagai satu-satunya perguruan tinggi Islam negeri di Kota Salatiga yang berdiri berkat dukungan berbagai pihak terutama para ulama dan pengurus Nahdlatul Ulama Jawa Tengah. Kemudian ada Institut Roncali, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer, Amika, Akbid ArRum, Akbid Bhakti Nusantara, sekolah perhotelan Wahid Hospitality School, sekolah berkuda Arrowhead, dan STIBA Satya Wacana.

Sekolah-sekolah menengah di Salatiga melalui Internet dihubungkan dalam Jaringan Pendidikan Salatiga. Adapun sekolah-sekolah menengah umum di Salatiga antara lain SMA Negeri 1 Salatiga, SMA Negeri 2 Salatiga, SMA Negeri 3 Salatiga, dan beberapa SMA swasta. Sedangkan untuk sekolah kejuruan ada SMK Negeri 1 Salatiga, SMK Negeri 2 Salatiga, SMK Negeri 3 Salatiga dan beberapa SMK swasta dan sekolah internasional.

Di Salatiga ada 10 SMP Negeri, 1 MTs Negeri Salatiga dan beberapa SMP swasta seperti SMP Islam Al Azhar 18, SMP Stella Matutina, SMP Kristen 1, SMP Kristen 2, dan SMP Laboratorium Satya Wacana, SMP Raden Paku Blotongan, SMP Islam Sudirman, SMP Darma Lestari, SMP IT Nidaul Hikmah dll. Adapun beberapa SD Negeri yang tersebar di banyak daerah dan juga swasta yang banyak terpusat diperkotaan dan mulai merambah ke daerah pinggiran.

Pendidikan non formal juga telah berdiri, yaitu Sekolah "Baking" yang dipelopori oleh Perusahaan Terigu Bogasari, yaitu Bogasari Baking Center (BBC) di dekat kampus Universitas Kristen Satya Wacana (Cungkup-Sayangan, Kec.Sidorejo)

Sebagai Kota Pendidikan, Salatiga juga memiliki Perpustakaan Umum Kota Salatiga sebagai wahana pembelajaran sepanjang hayat yang menyediaan sumber informasi dan pengetahuan bagi setiap orang, khususnya bagi warga Salatiga.[17]

Transportasi

Berkas:Pusat Kota Salatiga Jend.Sudirman.jpg
Salatiga Modern pada siang hari di Pasar Raya-Tamansari.
 
Pemandian Kalitaman di Salatiga pada tahun 1928

Kota Salatiga memiliki tiga terminal, yang bernama Terminal Tingkir yang melayani bus tujuan AKDP Jateng dan AKAP Jateng, seperti Jakarta hingga Denpasar, Bali, Terminal Tamansari yang melayani jalur dalam kota, dan Terminal Rejosari yang melayani daerah Salatiga Atas (wilayah Getasan, Kopeng, Ngablak, dan Kota Magelang). Untuk transportasi massal, Salatiga memiliki angkutan kota, bus kota Esto, Sawojajar, Konco Narimo, Tunas Mulya, Safari dan armada taksi Galaksi Taksi dan Matra Taksi dengan tujuan beberapa daerah di sekitar kota Salatiga. Salatiga juga sudah memiliki transportasi berbasis online yaitu GO-JEK dan Grab. Serta transportasi tradisional seperti Andong dan Becak. Sebentar lagi akan diperkuat dengan dibukanya kembali jalur rel kereta api di Stasiun Tuntang sampai Kedungjati dan berlanjut sampai stasiun Semarang sehingga semakin mudah sarana transportasi dari dan menuju ke kota Salatiga. Salatiga memiliki Jalan Lingkar Selatan Salatiga yang beroperasi tahun 2011 lalu, dengan total panjang 14 km yang membentang dari Blotongan hingga Cebongan Salatiga. Salatiga juga dilintasi oleh Jalan Tol Semarang-Solo seksi 3 yaitu Jalan Tol Bawen-Salatiga sepanjang 17,6 Kilometer yang disebut sebagai Panoramic Toll Road karena keindahan pemandangan alam sepanjang perjalanan. Jalan Tol Semarang–Solo ini melewati daerah utara dan timur kota Salatiga yang akan memiliki dua Gerbang Tol yaitu Gerbang Tol Salatiga di Tingkir, Salatiga yang telah dibuka serta Gerbang Tol Pattimura yang akan dibangun pada 2018 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (Kemen PUPR) berlokasi di Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga yang akan langsung mengakses dalam pusat kota dimana proyek ini akan menelan investasi sekitar 70 Milyar.[18] Secara umum tujuannya adalah agar akses dapat ditempuh lebih cepat dari Kota Semarang,Yogyakarta, maupun Solo. Jalan Tol ini telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 25 September 2017, dan tepat pada hari itu, Jalan Tol sudah mulai bisa difungsikan.[19]kemudian jalan menuju akses Exit Tol atau dari Terminal Tingkir akan dilebarkan yang semula memiliki lebar hanya 6 meter menjadi 11 meter[20] meskipun perencanaan Pemkot pada 2015 adalah jalan Suruh-Tingkir ini akan dilebarkan menjadi 21 meter dan panjang 2 kilometer sesuai standar jalan nasional dengan estimasi biaya anggaran sebesar 26 Milyar.[21]

Pariwisata

Wisata Alam

Salatiga terdapat beberapa objek wisata alam, seperti:

Wisata Sejarah

Salatiga terdapat beberapa objek wisata sejarah, seperti:

Wisata Keluarga

Salatiga terdapat beberapa objek wisata keluarga, seperti:

  • Wahana Waterboom Dreamland
  • Arena Outbond dan berkuda Arrowhead
  • Agrowisata Salatiga ( Salib Putih )

Wisata Religi

Salatiga terdapat beberapa objek wisata religi, seperti:

Acara dan Perayaan

Berkas:Karnaval Tahunan Khas Salatiga.jpg
Karnaval Salatiga
Berkas:Masjid Raya Alun-Alun Darul Amal STAIN Salatiga.jpg
Alun-alun Masjid Raya Darul Amal UIN Salatiga
Berkas:Ring road Salatiga Sesi Kecandran .jpg
Ring road Salatiga Sesi Kecandran

Setiap tahun di kota Salatiga diadakan acara hiburan untuk rakyat seperti:

Kuliner khas Salatiga

Masakan

Salatiga mempunyai beberapa masakan khas, di antaranya:

  • Bakso Babat
  • Bolen Pisang
  • Mie Salatiga
  • Sayur Tumpang Koyor
  • Sate Sapi Suruh
  • Gecok Kikil
  • Ayam Bakar Ayam 4Sekawan

Minuman

Salatiga mempunyai beberapa minuman khas, di antaranya:

  • Gempol Pleret
  • Sup Buah
  • Wedang Ronde

Jajanan

Salatiga mempunyai beberapa jajanan khas, di antaranya:

  • Klepon
  • Grontol
  • Kapur
  • Lupis
  • Bolen Pisang
  • Puli Gendar
  • Jadah Jenang
  • Gendar Pecel

Oleh-Oleh

Salatiga mempunyai beberapa oleh-oleh khas, di antaranya:

  • Singkong Keju
  • Bolen Pisang Squad Jr
  • Getuk Kethek
  • Kripik Tempe
  • Bakpia Monginsidi
  • Kripik Susu
  • Kripik Paru
  • Enting-enting Gepuk
  • Karak dan krupuk Gunung Payung
  • Duku Candran
  • Salak Kecandran
  • Batik Selotigo
  • Batik Plumpungan

Tempat Belanja

Salatiga mempunyai 15 pasar tradisional, di antaranya:

  • Pasar Raya 1
  • Pasar Raya II Salatiga
  • Pasar Jetis
  • Pasar Blauran 1 dan 2
  • Pasar Sayangan
  • Pasar Raya III Rejosari
  • Pasar Andong
  • Pasar Noborejo
  • Pasar Klitikan Shopping Center
  • Pasar Cengek
  • Pasar Pabelan
  • Pasar Gedangan
  • Pasar Jalan Merak
  • Pasar Burung Banyuputih dan yang baru saja dibuka adalah Pasar Minggu Kecandran Ringroad Salatiga.

Selain pasar tradisional, terdapat juga beberapa pasar modern terkenal, seperti:

Media Massa

Sejumlah media cetak hadir di Salatiga seperti Majalah Hati Beriman, Wawasan, Kedaulatan Rakyat, Koran Sindo, Jateng Pos, Radar Semarang dan Suara Merdeka. Sedangkan beberapa media elektronik seperti SCTV, Cakra TV, TV KU, Antara Foto dan TA TV juga memiliki kontributor di Salatiga. Media online jurnalwarga.com kotasalatiga.com dan salatigacity.com menjadi alternatif pencari berita via internet. Untuk media radio terdapat puluhan stasiun radio di Salatiga.

Kesehatan

Rumah Sakit

  • RSUD Salatiga
  • RSU Tentara Dr. Asmir DKT
  • RSUP Paru Dr. Aryo Wirawan
  • RSU Ananda
  • RS Bersalin Permata Bunda
  • RSU Puri Asih
  • RSU Sejahtera Bakti
  • RSK THT Syifaa Rohmani

Olah Raga

Klub sepak bola Salatiga adalah PSISa, (Persatuan Sepak Bola Indonesia Salatiga), yang dikelola oleh pemkot dan dilatih olek sekolah sepak bola Indonesia Salatiga yang sudah mencetak beberapa pemain handal seperti Bambang Pamungkas, Ravi Murdyanto, Gendut Doni, Bayu Pradana dan banyak lagi. Selain sepak bola, juga terdapat beberapa cabang olahraga yang berprestasi seperti pencak silat, karate dengan pembina Dragon Master serta klub-klub lainnya dan sudah sering memberi kejuaraan dan kebanggan bagi Salatiga. Banyak atlet olahraga yang mewakili kota bahkan Indonesia dalam pertandingan. Dari UKSW sendiri juga terdapat klub basket Satya Wacana LBC Angsapura yang sudah sering sekali menjuarai liga basket Indonesia.[22] Sarana tempat Olahraga di Salatiga di antaranya:

  • Stadion Kridanggo
  • Tennis Indoor Kridanggo
  • Tennis Outdoor Veteran
  • Futsal Arena, The Goals, Salatiga Futsal,
  • Salatiga Paintball
  • Swimming Pool Kalitaman, Muncul, Grand Wahid, Laras Asri
  • Alun-alun Pancasila
  • Arena Selasar Kartini
  • Kalijaya Fitnes
  • Power Fitnes Center
  • Grand Quality Wahid Fitnes Building

Tokoh Terkenal

Pahlawan

Seniman

TNI/Polri

Kota Kembar

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c "Salatiga Municipality Population by Age Group and Sex, 2015". Badan Pusat Statistik Kota Salatiga. Diakses tanggal 30 March 2017. 
  2. ^ Mubarok, Imam (30 August 2014). "Menengok Prasasti Plumpungan, cikal bakal Salatiga". Merdeka.com. Diakses tanggal 28 December 2016. 
  3. ^ Maharani 2009, hlm. 42–43.
  4. ^ Maharani 2009, hlm. 57.
  5. ^ "Sejarah Kota Salatiga". Pemerintah Kota Salatiga. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 August 2006. 
  6. ^ "Kilas Balik Salatiga Pasca Penjajahan". beriman-hati.blogspot.com. 30 Juli 2007. Diakses tanggal 15 Juni 2024. 
  7. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Salatiga 2009-2014
  8. ^ "Kota Salatiga Dalam Angka 2018". Badan Pusat Statistik Kota Salatiga. 16-08-2018. Diakses tanggal 21-03-2023. 
  9. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Salatiga 2019-2024
  10. ^ Badan Pusat Statistik Kota Salatiga 2016, hlm. 49.
  11. ^ Maharani 2009, hlm. 45.
  12. ^ Laporan Hasil Sementara Sensus Penduduk 1971 Djawa Tengah (PDF). Badan Pusat Statistik. 1971. hlm. 15. Diakses tanggal 3 April 2017. 
  13. ^ "Salatiga Harus Tekan Pertumbuhan Penduduk" [Salatiga Must Suppress Population Growth]. Kompas. 1 December 2010. Diakses tanggal 3 April 2017. 
  14. ^ Badan Pusat Statistik Kota Salatiga 2016, hlm. 110–111.
  15. ^ Seo, Myengkyo (2013). State Management of Religion in Indonesia. Routledge. hlm. 107. ISBN 978-0-415-51716-4. 
  16. ^ "Kota Salatiga". Kompas. 13 February 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 February 2002. 
  17. ^ Perpustakaan Umum Kota Salatiga
  18. ^ "Tahun Depan, Pemkot Salatiga Lebarkan Jalan Pattimura untuk Exit Tol Baru - Tribun Jateng". jateng.tribunnews.com. Diakses tanggal 2017-10-21. 
  19. ^ "Presiden Jokowi Resmikan Tol Bawen-Salatiga, Tol Terindah se-Indonesia - Tribunnews.com". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2017-10-21. 
  20. ^ "Exit Tol Tingkir Salatiga Segera Dilebarkan | Berita Jateng". beritajateng.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-10-22. 
  21. ^ "Pembebasan Lahan Exit Tol Tingkir Rp26 M". KORAN SINDO (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-10-22. 
  22. ^ Olahraga Salatiga
  23. ^ pendiri RRI
  24. ^ Indonesia, CNN. "Kisah Tentang Si Penyebar Kabar Indonesia Merdeka". CNN Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-10-23. 
  25. ^ "JUJUR PRANANTO • Scriptwriting - JOGJA FILM ACADEMY". JOGJA FILM ACADEMY (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-02-17. 

Daftar pustaka

Pranala luar