Arya Wedakarna

politikus, akademisi, dan model asal indonesia
Revisi sejak 5 Februari 2019 10.05 oleh Angayubagia (bicara | kontrib) (update)

Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa atau disingkat Arya Wedakarna (lahir 23 Agustus 1980) adalah anggota DPD Bali periode 2014-2019 dengan mengantongi 178.934 suara. Saat masih muda, Arya pernah terjun di dunia modeling dan menjadi cover boy majalah Aneka.[1] Putra dari Shri Wedastera Suyasa dan Suwitri Suyasa juga pernah dinobatkan sebagai Doktor Ilmu Pemerintahan Termuda di Indonesia (saat berusia 27 tahun) dan Rektor Universitas Termuda di Indonesia (saat berusia 28 tahun) oleh Museum Rekor Indonesia (MURI). Saat ini, ia juga menjabat sebagai Rektor Universitas Mahendradatta Bali.[2]

Shri
I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa
[[Dewan Perwakilan Daerah]] -
Masa jabatan
2014–2019
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Informasi pribadi
Lahir(1980-08-23)23 Agustus 1980
Denpasar, Bali
KebangsaanIndonesia
Suami/istriIda Ayu Ketut Juni Supari
Hubunganmenikah
ProfesiRektor dan anggota DPD
Situs webhttps://vedakarna.net/
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Pendidikan

Organisasi

  • President The Hindu Center of Indonesia.

Kontroversi

Pengakuan sebagai raja Majapahit Bali

Arya mengaku sebagai keturunan raja Majapahit Bali dengan nama lengkap Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III His Royal Majesty King of Majapahit Bali Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan XIX. Ia mengklaim telah dilantik sebagai Raja Majapahit Bali sejak tanggal 31 Desember 2009 di Pura Besakih dengan gelar tersebut. Namun, tokoh Puri Jembrana, A.A. Gde Benny Sutedja meminta agar Arya tidak lagi mengaku sebagai raja Majapahit.[1]

Penolakan Bank Syariah

Pada 7 Agustus 2014, melalui akun facebooknya, Arya Wedakarna, menulis status yang menyatakan penolakannya terhadap perbankan syariah di Bali. “Aliansi Hindu Muda Indonesia dan Gerakan Pemuda Marhaen (GPM) hari itu berdemonstrasi di depan Kantor Bank Indonesia Denpasar untuk moratorium/stop izin Bank Syariah di pulau Bali.[2]

Penolakan Ustad Abdul Somad

Dia dituduh sebagai provokator penolakan Ustad Abdul Somad yang akan melakukan dakwah di Bali pada bulan Desember 2017. Ustad Somad sebelumnya sempat mendapatkan penolakan dari ormas Bali pada 8 Desember 2017. Tuduhan mengarah pada Arya Wedakarna karena dalam akun Facebook-nya, Arya menuding Ustad Abdul Somad sebagai anti-Pancasila.

“Siapa pun boleh datang ke Bali, Pulau Seribu Pura, bahkan Raja Arab Saudi saja tidak masalah datang ke Bali untuk berlibur asal tanpa agenda politik terselubung. Tapi tentu Bali menolak jika ada oknum siapapun yang datang ke Pulau Dewata dengan agenda anti Pancasila. Ngiring kawal NKRI dan Tolak Agenda Khilafah tersosialisasi di Bali,” kata Wedakarna melalui Facebook @dr.aryawedakarna, Jumat 1 Desember 2017.

Wakil Ketua Komisi II DPR, Lukman Eddy kemudian melaporkan Arya Wedakarna ke Badan Kehormatan (BK) DPD. Dalam laporan itu, Arya Wedakarna diduga menjadi otak pelaku atas persekusi yang dialami oleh Abdul Somad di Denpasar, Bali. Dalam pembelaannya, Arya Wedakarna menyebut, penolakan itu merupakan aspirasi masyarakat Bali yang sudah viral di medsos beberapa hari sebelumnya.[2]

Kehidupan Pribadi

Arya Wedakarna menikah dengan Ida Ayu Ketut Juni Supari dari Griya Suci Dencarik Banjar Buleleng. Pernikahan digelar mewah dan eksklusif di Istana Mancawarna Tampaksiring, Gianyar, Bali, Pada tanggal 23 Agustus 2017.[1]

Referensi

  1. ^ a b c "6 Fakta Menarik Arya Wedakarna, dari Mantan Cover Boy Hingga Mengaku Raja Majapahit". Tribun Jogja. Diakses tanggal 2019-02-05. 
  2. ^ a b c d Indonesia, Tokoh. "Dipuja dan Dibenci". Tokoh.id. Diakses tanggal 2019-02-05.