Kabupaten Temanggung

kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia
Revisi sejak 18 Februari 2019 15.39 oleh Ibnu Masyhudi (bicara | kontrib) (Membetulkan ejaan dan memaparkan paragraf menjadi lebih pendek)


Temanggung adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang beribukota di kota Temanggung dan berbatasan dengan Kabupaten Kendal di utara, Kabupaten Semarang di timur, Kabupaten Magelang di selatan, serta Kabupaten Wonosobo di barat. Jumlah penduduk Kabupaten ini per tahun 2017 mencapai 759.128 jiwa.[1]

Kabupaten Temanggung
Daerah tingkat II
Motto: 
Swadaya Bhumi Phala
Peta
Peta
Kabupaten Temanggung di Jawa
Kabupaten Temanggung
Kabupaten Temanggung
Peta
Kabupaten Temanggung di Indonesia
Kabupaten Temanggung
Kabupaten Temanggung
Kabupaten Temanggung (Indonesia)
Koordinat: 7°18′S 110°10′E / 7.3°S 110.17°E / -7.3; 110.17
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
Tanggal berdiri10 November 1834
Dasar hukumUU No. 13/1950
Ibu kotaKota Temanggung
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 20
  • Kelurahan: 266
Pemerintahan
 • BupatiMuhammad Al Khadziq
Luas
 • Total870,25 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 ((2017)[1])
 • Total759.128
Demografi
 • AgamaIslam 93,48%
Kristen Protestan 2,88%
Katolik 1,96%
Buddha 1,59%
Hindu 0,06%
Konghucu 0,03%[2]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3323 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0293
Kode Kemendagri33.23 Edit nilai pada Wikidata
DAURp651.171.674.000.-
Semboyan daerahTemanggung Bersenyum
(Bersih, Sehat, dan Nyaman untuk Umum)
Flora resmiTembakau kemloko
Fauna resmiAyam kedu
Situs webwww.temanggungkab.go.id

Geografi

 
Stasiun Temanggung di jalur kereta api Secang-Parakan (1910-1940).

Sebagian besar wilayah Kabupaten Temanggung merupakan dataran tinggi dan pegunungan, yakni bagian dari rangkaian Dataran Tinggi Dieng. Di perbatasan dengan Kabupaten Wonosobo terdapat Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Temanggung berada di jalan provinsi yang menghubungkan Semarang-Purwokerto. Jalan Raya Parakan-Weleri menghubungkan Temanggung dengan jalur pantura. Untuk daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang persisnya di Kecamatan Pringsurat, dilalui oleh jalan nasional yang menghubungkan Semarang-Yogyakarta.

Sejarah

Sejarah Temanggung selalu dikaitkan dengan raja Mataram Kuno yang bernama Rakai Pikatan. Nama "Pikatan" sendiri dipakai untuk menyebutkan suatu wilayah yang berada pada sumber mata air di desa Mudal Kecamatan Temanggung. Disini terdapat peninggalan berupa reruntuhan batu-bebatuan kuno yang diyakini petilasan raja Rakai Pikatan.

Sejarah Temanggung mulai tercatat pada Prasasti Wanua Tengah III Tahun 908 Masehi yang ditemukan penduduk dusun Dunglo Desa Gandulan Kecamatan Kaloran Temanggung pada bulan November 1983. Prasasti itu menggambarkan bahwa Temanggung semula berupa wilayah kademangan yang gemah ripah loh jinawi di mana salah satu wilayahnya yaitu Pikatan.

Di sini didirikan Bihara agama Hindu oleh adik raja Mataram Kuno Rahyangta I Hara, sedang rajanya adalah Rahyangta Rimdang (Raja Sanjaya) yang naik tahta pada tahun 717 M (Prasasti Mantyasih). Oleh pewaris tahta yaitu Rake Panangkaran yang naik tahta pada tanggal 27 November 746 M, Bihara Pikatan memperoleh bengkok di Sawah Sima.

Jika dikaitkan dengan prasasti Gondosuli ada gambaran jelas bahwa dari Kecamatan Temanggung memanjang ke barat sampai kecamatan Bulu dan seterusnya adalah adalah wilayah yang subur dan tenteram (ditandai tempat Bihara Pikatan).

Pengganti raja Sanjaya adalah Rakai Panangkaran yang naik tahta pada tanggal 27 November 746 M dan bertahta selama kurang lebih 38 tahun. Dalam legenda Angling Dharma, keratin diperkirakan berada di daerah Kedu (Desa Bojonegoro). Di desa ini ditemukan peninggalan berupa reruntuhan. Di wilayah Kedu juga ditemukan desa Kademangan.

Pengganti Rakai Panangkaran adalah Rakai Panunggalan yang naik tahta pada tanggal 1 april 784 dan berakhir pada tanggal 28 Maret 803. Rakai Panunggalan bertahta di Panaraban yang sekarang merupakan wilayah Parakan . Disini ditemukan juga kademangan dan abu jenasah di Pakurejo daerah Bulu.

Selanjutnya Rakai Panunggalan digantikan oleh Rakai Warak yang diperkirakan tinggal di Tembarak. Di sini ditemukan reruntuhan di sekitar Masjid Menggoro dan reruntuhan Candi dan juga terdapat Desa Kademangan. Pengganti Rakai warak adalah Rakai Garung yang bertahta pada tanggal 24 januari 828 sampai dengan 22 Februari 847. Raja ini ahli dalam bangunan candi dan ilmu falak (perbintangan). Dia membuat pranata mangsa yang sampai sekarang masih digunakan. Karena kepandaiannya sehingga Raja Sriwijaya ingin menggunakannya untuk membuat candi. Namun Rakai Garung tidak mau walau diancam. Kemudian Rakai Garung diganti Rakai Pikatan yang bermukim di Temanggung. Disini ditemukan Prasasti Tlasri dan Wanua Tengah III. Disamping itu banyak reruntuhan benda kuno seperti Lumpang Joni dan arca-arca yang tersebar di daerah Temanggung. Disini pun terdapat desa Demangan.

Dari buku sejarah karangan I Wayan badrika disebutkan bahwa Rakai Pikatan selaku raja Mataram Kuno berkeinginan menguasai wilayah Jawa Tengah. Namun untuk merebut kekuasaan dari raja Bala Putra Dewa selaku penguasa kerajaan Syailendra tidak berani. Maka untuk mencapai maksud tersebut Rakai Pikatan membuat strategi dengan mengawini Dyah Pramudha Wardani kakak raja Bala Putra Dewa dengan tujuan untuk memiliki pengaruh kuat di kerajaan Syailendra. Selain itu Rakai Pikatan juga menghimpun kekuatan yang ada di wilayahnya baik para prajurit dan senapati serta menghimpun biaya yang berasal dari upeti para demang. Pada saat itu yang diberi kepercayaan untuk mengumpulkan upeti adalah Demang Gong yang paling luas wilayahnya. Rakai Pikatan menghimpun bala tentara dan berangkat ke kerajaan syailendra pada tanggal 27 Mei 855 Masehi untuk melakukan penyerangan. Dalam penyerangan ini Rakai Pikatan dibantu Kayu Wangi dan menyerahkan wilayah kerajaan kepada orang kepercayaan yang berpangkat demang. Dari nama demang dan wilayah kademangan kemudian muncul nama Ndemanggung yang akhirnya berubah menjadi nama Temanggung.

Catatan sejarah Temanggung berasal dari:

  1. Prasasti Wanua Tengah III, Berkala arkeologi tahun 1994 halaman 87 bahwa Rakai Pikatan dinyatakan meninggal dunia pada tanggal 27 Mei 855 M.
  2. Prasasti Siwagrha terjemahan Casparis (1956 - 288), pada tahun 856 M Rakai Pikatan mengundurkan diri.
  3. Prasasti Nalanda tahun 860 (Casparis 1956, 289 - 294), Balaputra dewa dikalahkan perang oleh Rakai Pikatan dan Kayu Wangi.
  4. Prasasti Wanua Tengah III, Berkala Aekeologi Tahun 1994 halaman 89, Rakai Kayu Wangi naik tahta tanggal 27 Mei 855 M.
  5. Dalam buku karangan I Wayan Badrika halaman 154, Pramudya Wardani kawin dengan Rakai Pikatan dan naik tahta tahun 856 M. Balaputra Dewa dikalahkan oleh Pramudha wardani dibantu Rakai Pikatan (Prasasti Ratu Boko) tahun 856 M.

Catatan di atas dapat disimpulkan bahwa Rakai Pikatan mengangkat putranya Kayu Wangi. Selanjutnya mengundurkan diri dan meninggalkan Mataram untuk kawin dengan Pramudha Wardani. Dalam peperangan melawan Balaputra Dewa, Rakai Pikatan dibantu putranya Kayu Wangi.

Hari Jadi Temanggung

Berdasarkan Surat Keputusan Komisaris Jenderal Hindia Belanda, Nomor 11 Tanggal 7 April 1826, Raden Ngabehi Djojonegoro ditetapkan sebagai Bupati Menoreh yang berkedudukan di Parakan, dengan gelar Raden Tumenggung Aria Djojonegoro. Setelah perang Diponegoro berakhir, dia kemudian memindahkan Ibu Kota ke Kabupaten Temanggung. Kebijaksanaan pemindahan ini didasarkan pada beberapa hal; Pertama, adanya pandangan masyarakat Jawa kebanyakan pada sat itu, bahwa Ibu Kota yang pernah diserang dan diduduki musuh dianggap telah ternoda dan perlu ditinggalkan. Kedua, Distrik Menoreh sebuah daerah sebagai asal nama Kabupaten Menoreh, sudah sejak lama digabung dengan Kabupaten Magelang, sehingga nama Kabupaten Menoreh sudah tidak tepat lagi. Mengingat hal tersebut, atas dasar usulan Raden Tumenggung Aria Djojonegoro, lewat esiden Kedu kepada Pemerintah Hindia Belanda di Batavia, maka disetujui dan ditetapkan bahwa nama Kabupaten Menoreh berubah menjadi Kabupaten Temanggung. Persetujuan ini berbentuk Resolusi Pemerintah Hindia Belanda Nomor 4 Tanggal 10 Nopember 1834.

Mempertimbangkan bahwa Hari Jadi Daerah merupakan awal perjalanan sejarah, agar diketahui semua lapisan masyarakat, guna memacu meningkatkan semangat pembangunan dan pengembangan daerah, maka Pemerintah Kabupaten Dati II Temanggung menugaskan kepada DPD II KNPI Kabupaten Temanggung untuk mengadakan pelacakan sejarah dan seminar tentang Hari Jadi Kabupaten Temanggung. Dari hasil seminar tanggal 21 Oktober 1985, yang diikuti oleh Sejarawan, Budayawan dan Tokoh Masyarakat, ABRI, Rokhaniwan, Dinas/Instansi/Lembaga Masyarakat dan lain-lainnya, maka ditetapkan bahwa tanggal 10 Nopember 1834 sebagai Hari Jadi Kabupaten Temanggung.

Pemerintahan

Daftar Bupati

No. Foto Nama Mulai Jabatan Akhir Jabatan Wakil Bupati Keterangan Ref.
1.   Raden Tumenggung Ario Djojo Negoro 1834 1848  
2.   Raden Adipati Ario Holand Soemodilogo 1848 1878  
3.   Raden Tumenggung Holand Soemodirdjo 1878 1882  
4.   Raden Tumenggung Tjokroatmodjo 1882 1906  
5.   Raden Mas Adipati Ario Tjokroadikoesoemo 1906 1923  
6.   Raden Mas Adipati Ario Tjokrosoetomo 1923 1943  
7.   Raden Tumenggung Singgih Hadipoero 1943 1945  
Masa Pemerintahan Indonesia
8.   Raden Tumenggung Maktal Dipodirdjo 1945    
9.   Raden Soetigwo 1945 1949  
10.   Raden Soemarsono Notowidagdo 1949 1953  
11.   Mas Kartono 1953 1957  
12.   Raden Soedarso 1957 1960  
13.   Raden Said Mangoensoediro 1960    
14.   Raden Ngabehi Seno Prodjoroemokso 1960 1964  
15.   Masjchun Sofwan, SH 1964 1978  
16.   Drs. H. Jacub 1978 1983  
17.   Drs. H. Sri Soebagjo 1983 1993  
18.   Drs. H. Sardjono, SH, CN 1993 2003  
19.   Drs. Totok Ary Prabowo 2003 2006 Drs. Muhammad Irfan  
20.   Drs. Muhammad Irfan 2006 2008 Wakil dari Bupati Totok Ary Prabowo,

menggantikan posisinya sebagai bupati pada tahun 2006
setelah Bupati Totok Ary dipaksa mundur karena kasus korupsi.

21. Drs. Hasyim Afandi 2008 2013 Ir. Budiarto, MT  
22. Drs. H. Bambang Sukarno 2013 2018 Irawan Prasetyadi, S.Si  
23.   Muhammad Al Khadziq 2018 2023 Heri Ibnu Wibowo  
  Hary Agung Prabowo
(Pj.)
2023 Petahana Penjabat Bupati

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Temanggung dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[3] 2019–2024[4] 2024–2029[5]
PKB 6   7   7
Gerindra 4   5   7
PDI-P 7   9   8
Golkar 5   6   7
NasDem 4   2   1
PKS 3   3   4
Hanura 4   2   1
PAN 5   5   3
Demokrat 2   1   2
PPP 5   5   5
Jumlah Anggota 45   45   45
Jumlah Partai 10   10   10

Kecamatan

Kabupaten Temanggung terdiri dari 20 kecamatan, 23 kelurahan, dan 266 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 769.843 jiwa dengan luas wilayah 837,71 km² dan sebaran penduduk 919 jiwa/km².[6][7]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Temanggung, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Kodepos[8] Status Daftar
Desa/Kelurahan
33.23.16 Bansari 13 56265 Desa
33.23.18 Bejen 14 56258 Desa
33.23.01 Bulu 19 56253 Desa
33.23.12 Candiroto 14 56257 Desa
33.23.20 Gemawang 10 56283 Desa
33.23.10 Jumo 13 56256 Desa
33.23.05 Kaloran 14 56282 Desa
33.23.06 Kandangan 16 56281 Desa
33.23.07 Kedu 14 56252 Desa
33.23.17 Kledung 13 56264 Desa
33.23.13 Kranggan 1 12 56271 Desa
Kelurahan
33.23.09 Ngadirejo 1 19 56255 Desa
Kelurahan
33.23.08 Parakan 2 14 56254 Desa
Kelurahan
33.23.04 Pringsurat 14 56272 Desa
33.23.15 Selopampang 12 56262 Desa
33.23.03 Temanggung 19 6 56211-56219 Desa
Kelurahan
33.23.02 Tembarak 13 56261 Desa
33.23.14 Tlogomulyo 12 56263 Desa
33.23.11 Tretep 11 56259 Desa
33.23.19 Wonoboyo 13 56266 Desa
TOTAL 23 266

Kecamatan di Kabupaten Temanggung adalah:

Seni & Budaya

Temanggung memiliki seni dan budaya yang merupakan hasil adaptasi dipadukan dengan budaya asli. Seni pertunjukkan kuda kepang (kuda lumping) yang berkembang di Kabupaten Temanggung mengadaptasi seni kesenian Leak dari Bali.Selain kuda kepang juga berkembang seni terbangan/kemplingan di desa-desa, tarian topeng loreng/ndayakan. Temanggung juga memiliki cengkok pagelaran pewayangan khas yaitu dengan cengkok Kedu yang berbeda dari cengkok Mataraman Jogja atau Solo. Budaya Nyadran atau mertideso atau bersih deso masih juga sering diadakan di desa-desa.

Pariwisata

Tempat Wisata

  • Wana Wisata Jumprit yang terletak di Kecamatan Ngadirejo berupa taman rekreasi dan arena outbond keluarga, serta sumber mata air suci perayaan Waisak dengan rerimbunan pohon yang dihuni sekelompok primata (kera)
  • Monumen Meteorit di Desa Wonotirto Kecamatan Bulu
  • Curug Lawe Muncar di Desa Muncar Kecamatan Gemawang
  • Pikatan Waterpark di Desa Mudal Kecamatan Temanggung
  • Curug Surodipo, merupakan air terjun tertinggi diukur dari puncak ke dasar di Kabupaten Temanggung terletak di Desa Wisata Tawangsari kecamatan Wonoboyo
  • Kompleks Taman Kartini berupa taman rekreasi keluarga dilengkapi dengan kolam renang, serta dekat dengan area stadion Bumi Phala dan Perpustakaan Daerah terletak di Kelurahan Kowangan Kecamatan Temanggung
  • Taman Pancasila, merupakan titik nol kilometer Kabupaten Temanggung
  • Pesona Watu Layah dan Watu Angkrik, terletak di Desa Tlogopucang kecamatan Kandangan
  • Desa Wisata Ngropoh, sentra penghasil durian di Kabupaten Temanggung biasa diselenggarakan di Embung Abimanyu terletak di Desa Ngropoh kecamatan Kranggan
  • Kompleks Alun-Alun Temanggung yang dekat dengan Masjid Agung Darussalam, Pendopo Pengayoman, Taman Pengayoman, Gedung-Gedung Pemerintahan, serta area hiburan seperti bioskop
  • Wisata Alam Lembah Sindoro Posong, terletak di Desa Wisata Tlahab kecamatan Kledung, sekitar 20 km ke utara dari Kota Temanggung.
  • Desa Wisata Traji, yang terkenal dengan Upacara Adat 1 Suro, kolam renang alam, serta Pekenlepen berupa Pasar Tradisional berbasis di kolam-kolam renang alam
  • Kota Pusaka Parakan, merupakan sentra bangunan cagar budaya dan adat istiadat di Kabupaten Temanggung
  • Pasar Papringan, merupakan pasar tradisional pionir dalam menyelenggarakan lingkungan penggerak ekonomi yang mengedepankan revitalisasi desa dan pemberdayaan masyarakat desa terletak di Desa Ngadiprono kecamatan Kedu
  • Prasasti Gondosuli di Desa Gondosuli Kecamatan Bulu
  • Pinusan Sigrowong di kecamatan Kandangan
  • Makam Ki Ageng Makukuhan di Kedu
  • Candi Pringapus di Desa Pringapus kecamatan Ngadirejo
  • Embung Kledung, merupakan waduk buatan yang diapit oleh gunung Sindoro dan gunung Sumbing
  • Pendakian gunung Sindoro via Kledung dan Bansari
  • Pendakian gunung Sumbing via Pagergunung dan Banaran
  • Pendakian gunung Prau via Wates
  • Pendakian gunung Kendil via dusun Sibajak Desa Canggal kecamatan Candiroto
  • Bukit Kembang Arum terletak di Desa Prangkokan kecamatan Bejen
  • Situs Liyangan, berupa kompleks Mataram Kuno dilengkapi dengan kolam renang alam berbentuk hati terletak di Desa Purbosari kecamatan Ngadirejo
  • Kledung Rest Area, taman wisata untuk sekadar beristirahat selama perjalanan jauh dengan panorama gunung Sumbing dan gunung Sindoro
  • Perkebunan kopi, peternakan sapi perah, dan Taman Doa yang berada di Pertapaan Santa Maria Rawaseneng, Desa Ngemplak
  • Makam Ki Ageng Sumo Maruto dan Bukit Mbelang Sari di Mblawong Kulon

Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Temanggung :

  • RSUD Temanggung, Tipe B terletak di Jl Gadah Mada 1A Walitelon Temanggung
  • RS Kristen Ngesti Waluyo terletak di Wanutengah kecamatan Parakan Temanggung
  • RSB Gunung Sawo II: Jl Gatot Subroto KM 2 Manding Temanggung
  • RS PKU Muhammadiyah Temanggung terletak di Jl Raya Kedu KM 2 Kalisat Campursari Bulu Temanggung
  • Puskesmas Rawat Inap adalah Puskesmas Bejen, Ngadirejo, Selopampang, dan Gemawang
  • Puskesmas Non Rawat Inap adalah Puskesmas Candiroto, Parakan, Traji (Parakan 2), Tretep, Wonoboyo, Kledung, Jumo, Kedu, Bulu, Kandangan, Kaloran, Tepusen (Kaloran 2), Kranggan, Pare (Kranggan 2), Tembarak, Temanggung, Dharmarini (Temanggung 2), Pringsurat, Rejosari (Pringsurat 2), Banjarsari (Ngadirejo 2), Tlogomulyo

Pendidikan

Di Kabupaten Temanggung belum ada universitas, akan tetapi sudah terdapat Sekolah Tinggi dan Akademi, yaitu:

  1. Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Temanggung.
  2. Akademi Keperawatan Alkautsar Temanggung.
  3. Akademi Keperawatan Ngesti Waluyo Temanggung.

Ekonomi

Pertanian dan Industri

Temanggung adalah kabupaten yang mengandalkan pada sektor pertanian. Industri yang berkembang adalah industri yang mengolah dan mendukung pengolahan produk-produk pertanian. Industri yang menonjol adalah industri pengolahan kayu. Masyarakat Kabupaten Temanggung sangat bergantung kepada iklim dan cuaca yang mendukung hasil panen Tembakau (Temanggung bagian lereng Sindoro-Sumbing dan sebagian besar wilayah tengah dan selatan Temanggung) sementara Kopi (dan sebagian kecil cengkih) adalah komoditas di wilayah utara Temanggung. Berkembang juga sentra-sentra penjualan sayur mayur dan peternakan-peternakan ayam petelur.

Olahraga

Sepak Bola

  • Persitema, klub yang memang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Temanggung ini berada di kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia Musim 2011 - Sekarang.

Referensi

Pranala luar