Longsor dan banjir Sentani 2019

Longsor dan banjir bandang terjadi di wilayah Sentani, Jayapura semenjak tanggal 16 Maret 2019.[1] Bencana ini terjadi karena intensitas hujan yang tinggi dan juga diakibatan gundulnya Pegunungan Cycloops.[1][2][3]

Banjir Sentani 2019
Tanggal16 Maret 2019
LokasiSentani, Jayapura, Papua, Indonesia
Tewas73

Penyebab

Paul Finsen Mayor, Ketua Dewan Adat Papua, mencurigai adanya pembalakan liar di Pegunungan Cycloops, karena dalam banjir bandang terdapat kayu gelondongan.[4] Senada dengan pernyataan di atas, bupati Jayapura Matius Awoitauw menyatakan bahwa banjir yang terjadi juga merupakan kerusakan di pegunungan.[5]

Kejadian

Beberapa tempoh sebelum munculnya banjir ini, kawasan Sentani telah diguyur hujan deras pada pukul 17.00 WIT.[6] Ketika itu, curah hujan ekstrem (235,1 milimeter per hari) memang turun sebelum banjir bandang.[7] Hujan sempat turun secara fluktuatif, sampai pada akhirnya antara pukul 22.00-00.00 hujan deras yang terjadi di sekitar pehuluan di gunung menyebabkan longsor menahan alur-alur sungai sehingga dampak banjir ini semakin parah, yang menurut Sutopo Purwo Nugroho, Humas BNPB, ada gelondongan kayu dan bebatuan sedimen yang dialurkan ke hilirnya.[6][8] Dan memang, di daerah Jalan Doyo di Jayapura, banjir itu membawa sebuah gelondongan kayu besar yang menghalangi jalan. Lebih dari itu, material banjir berupa lumpur setinggi 40-50 meter dan sampah yang berhamburan dari bukit Cycloop juga ikut turun.[9]

Di tempat lain di Jayapura, terjadi pula longsor yang menyebabkan 7 orang meninggal dunia,[10] setelah sebelumnya dikabarkan 4 orang meninggal dunia.[11]

Kerugian

Jumlah korban jiwa sejauh ini mencapai 73 orang.[2] Banjir ini melanda utara dan selatan Jayapura, dan Sentani dengan luas daerah tangkapan air banjir 15.199,83 hektar.[7] Daerah yang terdampak paling parah ialah kawasan kelurahan Donbosolo, Doyobaru dan Hime Kombe.[12]

Dampak

Bencana ini menyebabkan 350 rumah rusak terseret arus air, 3 jembatan, 8 drainase, 4 jalan, 2 gereja, 1 masjid, 8 sekolah, 104 ruko, dan 1 pasar kesemuanya mengalami rusak berat,[7][13] dan 4.273 warga mengungsi.[14]

Referensi

  1. ^ a b Media, Kompas Cyber. "Terus Bertambah, Korban Tewas Banjir Bandang Sentani Jayapura Jadi 63 Orang". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-03-18. 
  2. ^ a b Aditra, Irsul Panca (17 Maret 2019). David Oliver Purba, ed. "Korban Tewas Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Jayapura Capai 73 Orang". Kompas. Diakses tanggal 18 Maret 2019. 
  3. ^ "Bayi lima bulan selamat dari banjir Sentani, Papua". BBC Indonesia. 17 Maret 2019. 
  4. ^ Abdi, Alfian Putra. "Banjir Bandang di Sentani dan Dugaan Penebangan Hutan Ilegal". tirto.id. Diakses tanggal 2019-03-18. 
  5. ^ "Banjir Bandang di Sentani Diduga Akibat Kerusakan Lingkungan". Metro TV News. 17 Maret 2019. Diakses tanggal 18 Maret 2019. 
  6. ^ a b Fajriani, Zakia Liland (17 Maret 2019). "Kronologi Banjir Bandang Terjang Sentani Jayapura". Detik. Diakses tanggal 18 Maret 2019. 
  7. ^ a b c "Banjir Bandang Telah Terprediksi". Kompas. 17 Maret 2019. hlm. 1 & 7. 
  8. ^ Ikhbal, Andi Mohammad (17 Maret 2019). "Ini Penyebab Banjir Bandang di Sentani Jayapura". INews.id. Diakses tanggal 18 Maret 2019. 
  9. ^ "Banjir Sepinggang Orang Dewasa, Ruas Jalan Sentani Lumpuh". Kumparan. 17 Maret 2019. Diakses tanggal 18 Maret 2019. 
  10. ^ Suwandi, Dhias (17 Maret 2019). Damanik, Caroline, ed. "Longsor Landa Kota Jayapura, 7 Orang Tewas". Kompas. Diakses tanggal 18 Maret 2019. 
  11. ^ Fadil, Iqbal (17 Maret 2019). "Tanah Longsor di Jayapura, Empat Warga Tewas Tertimbun". Merdeka. Diakses tanggal 18 Maret 2019. 
  12. ^ "Pengungsi Banjir Bandang Sentani Capai 4.150 Orang". CNN Indonesia. 17 Maret 2019. Diakses tanggal 18 Maret 2019. 
  13. ^ Lita, Katharinadate=17 Maret 2019. Barus, Flora Libra Yanti, ed. "Begini Kisah Korban Banjir Bandang Sentani". Gatra. Diakses tanggal 18 Maret 2019. 
  14. ^ Supar, Evarianus (17 Maret 2019). Dewanti Lestari, ed. "Relawan Mimika bantu ribuan pengungsi banjir Sentani". Antara.