Ambal, Kebumen
Ambal adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan Ambal terletak di sebelah tenggara Kota Kebumen. Jarak Kecamatan Ambal dari Kota Kebumen adalah 20 kilometer melalui Desa Pucangan. Luas wilayahnya 62,41 km², dan jumlah penduduknya 55.160 jiwa (laki-laki 27.785 jiwa, perempuan 27.275 jiwa). Kecamatan Ambal terdiri atas 32 desa, 113 RW, dan 313 RT. Pusat pemerintahan dan ekonomi Kecamatan Ambal berada di Desa Ambalresmi serta Desa Kenoyojayan
Ambal | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Kebumen | ||||
Populasi | |||||
• Total | 55,160 Jiwa jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 33.05.07 | ||||
Kode BPS | 3305070 | ||||
Luas | 62,41 km² | ||||
Kepadatan | 883 jiwa/km² | ||||
Desa/kelurahan | 32 | ||||
|
Desa/kelurahan
- Ambalkebrek
- Ambalkliwonan
- Ambalresmi
- Ambarwinangun
- Banjarsari
- Benerkulon
- Benerwetan
- Blengorkulon
- Blengorwetan
- Dukuhrejasari
- Entak
- Gondanglegi
- Kaibon
- Kaibonpetangkuran
- Kembangsawit
- Kenoyojayan
- Kradenan
- Lajer
- Pagedangan
- Pasarsenen
- Peneket
- Plempukankembaran
- Prasutan
- Pucangan
- Sidorejo
- Sidoluhur
- Sidomukti
- Sidomulyo
- Singosari
- Sinungrejo
- Sumberjati
- Surobayan
Batas-batas Wilayah
- Sebelah Barat: Kecamatan Buluspesantren dan Kecamatan Kutowinangun
- Sebelah Timur: Kecamatan Mirit
- Sebelah Utara: Kecamatan Kutowinangun
- Sebelah Selatan: Samudra Hindia
Sejarah
Kecamatan Ambal dahulu merupakan sebuah Kadipaten atau Kabupaten yang beribukota di Desa Ambalresmi. Kadipaten Ambal termasuk wilayah Bagelen yang dipimpin oleh K. R. A. H. Poerbanagara pada tahun 1828-1872M yang berarti Kadipaten Ambal berdiri Tahun 1828 saat Perang Diponegoro[1]. Pada masa perang Diponegoro, Kadipaten Ambal dan pantai pesisir selatan, yang dikenal dengan Urut Sewu, dikuasai berandalan kejam dan menakutkan bernama Puja atau Gamawijaya. Untuk menumpasnya pemerintah kolonial Belanda mengadakan sayembara yang isinya "Barang siapa yang mampu menangkap Puja akan mendapat hadiah besar". namun ternyata tidak ada yang berani mengikuti sayembara itu. Pada zaman Perang Diponegoro itu, Semadi yang merupakan putra dari selir Hamengku Buwono III, mengungsi ke Kedu.
Pangkatnya naik dari ordenans menjadi kolektur di Kebumen dengan nama Raden Ngabehi Mangunprawira. Dia pemberani, dan berniat mengikuti sayembara itu. Dia kemudian berbicara dengan Lurah Desa Sijeruk, Wargantaka dan putranya Andaga. Wargantaka dan Puja adalah saudara seperguruan. Mereka sama-sama berguru pada Gamawikangka. Berkat kerjasama itu, rahasia kekuatan dan kelemahan Puja akhirnya bisa diketahui Mangunprawira. Wargantaka mendukung Mangunprawira menumpas penjahat tersebut. Puja pun terbunuh. Karena itulah Mangunprawira dipromosikan menjadi Bupati Ambal seumur hidup, dengan nama K.R.A.H. Poerbanagara[2]. Kadipaten Ambal mulai berakhir kala Bupati K. R. A. H. Poerbanagara meninggal dunia pada tanggal 7 Maret 1871. Hingga benar-benar berakhir pada tahun 1872 dengan dibaginya wilayah Bagelen menjadi tiga, yakni Kabupaten Kutoarjo yang sekarang menjadi Kecamatan Kutaorjo, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Karanganyar yang menjadi Kecamatan Karanganyar. Sisa-sisa berdirinya Kadipaten Ambal masih ada di Desa Ambalresmi berupa bangunan bersejarah, makam hingga Alun-alun yang merupakan sebuah ciri khas suatu wilayah Kadipaten di Pulau Jawa.
Geografi
Kecamatan Ambal memiliki geografi berupa dataran rendah dan wilayah pesisir. Wilayah pesisir Kecamatan Ambal dikenal dengan nama Urut Sewu. Kecamatan Ambal yang berbatasan dengan Samudra Hindia memiliki wilayah pesisir atau pantai sepanjang lebih dari 8,0 kilometer mulai dari Desa Desa Entak, Desa Kenoyojayan, Desa Ambalresmi, Desa Kaibonpetangkuran, Desa Kaibon dan berakhir di Desa Sumberjati. Ketinggian rata-rata Kecamatan Ambal adalah 8 meter di atas permukaan air laut. Sejumlah sungai yang ada di wilayah ini antara lain Sungai Pucangan, Sungai Kebrek, dan Sungai Gunem.
Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kecamatan Ambal umumnya digunakan sebagai lahan persawahan terutama di wilayah utara. Sementara semakin ke selatan atau pesisir, lahan yang mengandung lebih banyak pasir digunakan untuk pertanian palawija dan sentra buah serta sayur mayur. Sebagian besar lahan perasawahan di Kecamatan Ambal merupakan jenis sawah irigasi dari Waduk Wadaslintang. Hasil bumi Kecamatan Ambal berupa padi, sayur-mayur, buah buahan, palawija, dan nira kelapa.
Transportasi
Transportasi di Kecamatan Ambal berupa angkutan kota berupa bus kecil yang menghubungkan sejumlah desa di Kecamatan Ambal dengan pusat Kabupaten Kebumen dan Kecamatan Kutowinangun. Selain itu terdapat pula bus antar kota yang melintasi Kecamatan Ambal. Hal tersebut dikarenakan Kecamatan Ambal juga dilintasi jalan alternatif jalan lintas selatan-selatan (JLSS) pulau jawa dan juga jalan Daendels. Kedua ruas jalan tersebut menghubungkan sejumlah kota di jawa bagian selatan seperti Kabupaten Purworejo, Kabupaten Cilacap, Kota Yogyakarta dan lainnya. Selain itu juga terdapat ruas vital jalan kabupaten yang menghubungakan Kecamatan Ambal dengan Kecamatan Kutowinangun. Sarana dan Prasaran penunjang seperti jalan hotmix dan jembatan sudah baik diruas vital wilayah ini. Terlebih jalan alternatif jalan lintas selatan-selatan (JLSS) sedang dalam pembangunan.
Penduduk
Sebagian besar penduduk Kecamatan Ambal berprofesi sebagai nelayan, petani, buruh tani, Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta dan PNS. Umumnya penduduk usia produktif pergi merantau atau bersekolah ke kota besar seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surabaya, Kota Yogyakarta, Kota Surakarta, Purwokerto dan sejumlah kota besar di luar pulau seperti Sumatra, Bali, dan Kalimantan. Mayoritas penduduk Kecamatan Ambal memeluk agama Islam. Jenjang pendidikan yang dicapai penduduk di wilayah ini adalah hingga Universitas meski sebagiaan besar tamatan Sekolah menengah pertama.
Sarana Publik
Sarana publik di Kecamatan Ambal cukup bagus dengan adanya pasar tradisonal, mushola, masjid, gereja, serta fasilitas kesehatan. Berikut di antaranya:
- Pasar Ambal di Desa Ambalresmi
- Pasar Sinungrejo di Desa Sinungrejo
- Pasar Sidoluhur di Desa Sidoluhur
- Pasar Peneket di Desa Peneket
- Pasar Kradenan di Desa Kradenan
- Pasar Gondanglegi di Desa Gondanglegi
- Puskesmas Ambal I di Desa Ambalresmi
- Puskesmas Ambal II di Desa Surobayan
- Puskesmas Ambal III di Desa Ambarwinangun
- Kantor Pos Ambal di Desa Ambalresmi
Sekolah Menengah
Beberapa sekolah menengah negeri dan swasta yang ada di Kecamatan Ambal adalah sebagai berikut:
- SMKN 1 Ambal
- MA Al-Ghozali Singosari
- SMPN 1 Ambal
- SMPN 2 Ambal
- SMP PGRI Ambal
- SMP Islam Terpadu Al-Furqon Kembangsawit
- MTS Guppi Benerkulon
- MTS Ma'arif Ambarwinangun
- MTS Multazam Sidomukti
Pariwisata & Sosial Budaya
Kecamatan Ambal tidak banyak memiliki objek wisata yang sudah dikelola oleh pemerintah Kabupaten Kebumen maupun swadaya. Daerah pantainya lebih banyak digunakan untuk kawasan latihan Tentara Negara Indonesia (TNI). Kecamatan Ambal mempunyai kesenian tradisional yang khas daerah ini antara lain Kepang Pur yang masih sejenis dengan tarian kuda lumping. Kemudian terdapat kesenian Janeng yang masih sejenis musik rebana. Budaya lainnya adalah Enthak-Enthik yang diadakan setiap bulan Maulid dan Sabanan yang diadakan setiap bulan Saban. Berikut tempat wisata dan potensi yang ada di Kecamatan Ambal:
1. Pantai Ambal
- Pantai Ambal terletak di Desa Ambalresmi. Suasana lapang dan kondisi relatif bersih dari tumpukan sampah menjadi 'magnet' yang dimiliki Pantai Ambal. Pantai ini memiliki hamparan pasir pantai sepanjang 500 meter lebih dan lebar 250 meter. Selain duduk, wisatawan bisa berjalan-jalan menyusuri pantai, mandi-mandi dan bermain air juga pasir di bagian pinggir laut. Pantai ini sudah lebih dari enam tahun menjadi objek wisata yang dikelola Pemerintah Desa Ambalresmi. Setiap hari libur tampat ini tak pernah sepi pengunjung. Meskipun jumlah pengunjung belum sebanyak objek wisata pantai lain di Kabupaten Kebumen[3].
2. Sate Ambal
- Kecamatan Ambal sangat terkenal dengan kuliner legendaris berupa Sate. Sate merupakan kuliner lazim di Nusantara tetapi yang membuat Sate Ambal berbeda dari lainnya adalah bumbunya. Bumbunya agak lebih encer, berwarna kuning tua dan sekilas terlihat seperti kuah masakan Padang. Dan istimewanya, bumbu ini dibuat dari tempe yang dihancurkan hingga halus. Cita rasanya manis-pedas-gurih dengan aroma keharuman rempah yang menggugah selera. Tempenya memang tidak terasa lagi.[4]
3. Cagar Budaya Kadipaten Ambal
- Cagar Budaya Kadipaten Ambal merupakan sebuah komplek pusat pemerintahan Kadipaten Ambal (1828-1872) yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya. Lokasinya di utara Pasar Ambal, Desa Ambalresmi. Bekas pendapa dan pusat pemerintahan serta alun-alun itu masih tampak. Pepohonan rimbun dan halaman luas terlihat tenang dan sepi[5].
4. Pacuan Kuda Ambal
- Pacuan Kuda Ambal merupakan agenda rutin tahunan yang digelar Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Kebumen dan warga Kecamatan Ambal. Bahkan sudah masuk ke daftar event pariwisata oleh Kabupaten Kebumen. Pacuan kuda berlangsung selama empat hari yang dilaksanakan pada hari Lebaran Idul Fitri . Pada pertandingan pertama menampilkan kelas ekstra perdana dari lokal Kebumen selanjutnya dipertandingkan kelas yang sudah bertaraf pacuan kuda tingkat nasional. Acara ini biasanya digelar di Lapangan Tegalrejo, Desa Ambalresmi[6].
Referensi