Kota Depok

kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia
Revisi sejak 19 April 2019 00.52 oleh BYN 29 (bicara | kontrib)

6°22′21″S 106°49′39″E / 6.37250°S 106.82750°E / -6.37250; 106.82750

Kota Depok
Daerah tingkat II
(Dari atas, kiri ke kanan): Universitas Indonesia, Masjid Ukhuwah Islamiyah, Crystal of Knowledge, Masjid Dian Al-Mahri dan Margo City
(Dari atas, kiri ke kanan): Universitas Indonesia, Masjid Ukhuwah Islamiyah, Crystal of Knowledge, Masjid Dian Al-Mahri dan Margo City
Lambang resmi Kota Depok
Julukan: 
Kota Petir
Kota Belimbing
Motto: 
Paricara Dharma
Peta
Peta
Kota Depok di Indonesia
Kota Depok
Kota Depok
Peta
Koordinat: 6°23′24″S 106°49′48″E / 6.39000°S 106.83000°E / -6.39000; 106.83000
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Tanggal berdiri27 April 1999; 25 tahun lalu (1999-04-27)
Dasar hukumUndang-undang Nomor 12 Tahun 1999
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 11
  • Kelurahan: 63
Pemerintahan
 • Wali KotaKH. Dr. Mohammad Idris, M.A.
 • Wakil Wali KotaPradi Supriatna
Luas
 • Total202 km2 (78 sq mi)
Peringkat33
Populasi
 (2018)[1]
 • Total1.838.671
 • Peringkat8
 • Kepadatan9,092/km2 (23,55/sq mi)
 • Peringkat kepadatan18
Demografi
 • AgamaIslam
Kristen
Katolik
Hindu
Buddha
 • BahasaIndonesia, Betawi, Jawa
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3276 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon021
0251
Pelat kendaraanB
Kode Kemendagri32.76 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. 774.683.814.000.-
Situs webwww.depok.go.id


Kota Depok adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak tepat di selatan Jakarta, yakni antara Jakarta dan Bogor. Dahulu, Depok adalah kota kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor, yang kemudian mendapat status kota administratif pada tahun 1982. Sejak 20 April 1999, Depok ditetapkan menjadi kotamadya (sekarang:kota) yang terpisah dari Kabupaten Bogor. Kota Depok terdiri atas 11 kecamatan dan 63 kelurahan.

Depok merupakan kota penyangga Jakarta. Ketika menjadi kota administratif pada tahun 1982, penduduknya hanya 240.000 jiwa, dan ketika menjadi kotamadya pada tahun 1999 penduduknya 1,2 juta jiwa. Universitas Indonesia berada di wilayah Kota Depok. Sejak bulan Juni 2012, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail telah menetapkan program One Day No Car, yaitu program satu hari tanpa mobil bagi pejabat pemerintahan Kotamadya Depok. Program ini dilakukan setiap hari Selasa.[2]

Pada tahun 2015, Depok merupakan satu dari 10 kota di Indonesia yang mendapatkan 'Penghargaan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah'.[3] Penghargaan ini diberikan kepada pemerintah daerah yang mampu meningkatkan pendapatan daerah. Setiap tahun, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) "disetor" ke Kementerian Dalam Negeri sebagai indikator tingkat keberhasilan suatu pemerintahan daerah dalam melaksanakan otonomi daerah.

Etimologi

Nama Depok adalah nama asli, bukan singkatan.[butuh rujukan] Disebut asli karena pemberian nama Depok muncul dari orang pribumi asli.[butuh rujukan]

Jika dilihat pada masa Kerajaan Pajajaran (1030-1579 M), masyarakat menyebut wilayah Depok dengan DEPROK (duduk santai ala melayu). Penamaan tersebut tidak terlepas dari perjalanan Prabu Siliwangi yang singgah di kawasan Beji. Keindahan dan keasrian Depok pada saat itu membuat Prabu Siliwangi men-deprok di kawasan yang tak jauh dari Sungai Ciliwung.

Pada masa Kesultanan Banten, Sultan Ageng Tirtayasa dan Pangeran Purba seringkali melakukan perjalanan ke Cirebon dan menggunakan jalur yang melintasi kawasan Depok dan sempat menetap di Beji. Salah satu pengikut Pangeran Purba yaitu Embah Raden Wujud memutuskan untuk tidak ikut melanjutkan perjalanan ke Cirebon dan menetap dengan mendirikan PADEPOKAN (tempat pendidikan dan pelatihan) untuk menyebarkan agama Islam.[4]

Padepokan yang dibangun Embah Raden Wujud berkembang menjadi sebuah perkampungan, sehingga Kesultanan Banten pada saat itu menyebut wilayah tersebut sebagai DEPOK atau PADEPOKAN. Padepokan sendiri bisa diartikan sebagai tempat tinggal atau kampung halaman. Kata Padepokan pun bisa diartikan sebagai tempat pendidikan, seperti pesantren. Dalam laporan ekspedisinya, Abraham van Riebeek (1730) menjelaskan bahwa kata Depok bukan berasal dari bahasa asing. Tetapi lebih mungkin bahasa Sunda atau Jawa. Dalam bahasa Sunda Depok berarti duduk.

Sejarah nama Depok tidak terlepas dari sejarah penjajahan bangsa Belanda terhadap Indonesia. Berdasarkan dokumen Bataviaasch Nieuwsblad (1929), seorang pejabat VOC yang bernama Cornelis Chastelein telah membeli lahan di Mampang dan Depok lama yang dipergunakan untuk perkebunan.

Dalam menamakan wilayahnya, Cornelis Chastelein menggunakan kata Depok yang sebenarnya sudah ada sejak masa Pajajaran. Namun Cornelis Chastelein menjabarkannya menjadi De Eerste Protestante Organisatie van Christenen, yang berarti 'Organisasi Kristen Protestan Pertama'.[5] Secara tertulis, bukti yang menyebutkan adanya “depok” tercantum dalam naskah Belanda yang menyatakan bahwa Cornelis Chastelein membeli tanah di Depok dari seorang Residen di Cirebon yang bernama Lucas Meur pada 18 Mei 1696. Kemudian nama depok tercatat kembali dalam ekspedisi Inspektur Jendral VOC, Abraham van Riebeeck pada tahun 1704 dan 1709, ekspedisi ini merupakan survei wilayah ke pedalaman Sungai Ciliwung.[6]

Sekitar tahun 1980 an, masyarakat modern Depok menjabarkan Depok menjadi Daerah Elit Pemukiman Orang Kaya. Banyak penjabaran terkait akronim kata Depok, namun jika melihat sejarah, Depok merupakan kata asli masyarakat asli Depok yang bermakna Kampung Halaman

Sejarah

Kecamatan Depok

Berawal pada akhir abad ke 17 seorang saudagar Belanda, eks VOC, bernama Cornelis Chastelein (1657–1714) membeli tanah di Depok seluas 12,44 km persegi (hanya 6,2% dari luas kota Depok saat ini yang luasnya 200,29 km persegi) atau kurang dari 4 kali luas kampus UI Depok. Pusat titik KM 0 pada Depok jaman dahulu adalah Tugu Depok yang berlokasi di halaman rumah sakit Harapan Depok. Dengan harga 700 ringgit, dan status tanah itu adalah tanah partikelir atau terlepas dari kekuasaan Hindia Belanda. Cornelis Chastelein menjadi tuan tanah, yang kemudian menjadikan Depok memiliki pemerintahan sendiri, lepas dari pengaruh dan campur tangan dari luar. Daerah otonomi Chastelein ini dikenal dengan sebutan Het Gemeente Bestuur van Het Particuliere Land Depok. Pada zaman kemerdekaan Depok ini menjadi sebuah kecamatan yang berada di lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor.

Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang berada di lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor, kemudian pada tahun 1976 perumahan mulai dibangun baik oleh Perum Perumnas maupun pengembang yang kemudian diikuti dengan dibangunnya kampus Universitas Indonesia (UI), serta meningkatnya perdagangan dan Jasa yang semakin pesat sehingga diperlukan kecepatan pelayanan.

Pada tahun 1981 Pemerintah membentuk Kota Administratif Depok berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981 yang peresmiannya pada tanggal 18 Maret 1982 oleh Menteri dalam Negeri (H. Amir Machmud) yang terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan dan 17 (tujuh belas) Desa, yaitu:

  1. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 6 (enam) Desa, yaitu Desa Depok, Desa Depok Jaya, Desa Pancoran Mas, Desa Mampang, Desa Rangkapan Jaya, Desa Rangkapan Jaya Baru.
  2. Kecamatan Beji, terdiri dari 5 (lima) Desa, yaitu: Desa Beji, Desa Kemiri Muka, Desa Pondok Cina, Desa Tanah Baru, Desa Kukusan.
  3. Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 6 (enam) Desa, yaitu: Desa Mekarjaya, Desa Sukma Jaya, Desa Sukamaju, Desa Cisalak, Desa Kalibaru, Desa Kalimulya.

Selama kurun waktu 17 tahun Kota Administratif Depok berkembang pesat baik dibidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan. Khususnya bidang Pemerintahan semua Desa berganti menjadi Kelurahan dan adanya pemekaran Kelurahan, sehingga pada akhirnya Depok terdiri dari 3 (Kecamatan) dan 23 (dua puluh tiga) Kelurahan, yaitu:

  1. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 6 (enam) Kelurahan, yaitu: Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Rangkapan Jaya, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru.
  2. Kecamatan Beji terdiri dari (enam) Kelurahan, yaitu: Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan Kemirimuka, Kelurahan Kukusan, Kelurahan Tanah Baru.
  3. Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 11 (sebelas) Kelurahan, yaitu: Kelurahan Sukmajaya, Kelurahan Sukamaju, Kelurahan Mekar Jaya, kelurahan Abadijaya, Kelurahan Bakti Jaya, Kelurahan Cisalak, Kelurahan Kalibaru, Kelurahan Kalimulya, Kelurahan Cilodong, Kelurahan Jatimulya, Kelurahan Tirtajaya.

Kotamadya Depok

Dengan semakin pesatnya perkembangan dan tuntutan aspirasi masyarakat yang semakin mendesak agar Kota Administratif Depok diangkat menjadi Kotamadya dengan harapan pelayanan menjadi maksimum. Di sisi lain Pemerintah Kabupaten Bogor bersama–sama Pemerintah Provinsi Jawa Barat memperhatikan perkembangan tesebut, dan mengusulkannya kepada Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat.

Berdasarkan Undang–Undang Nomor 15 Tahun 1999, tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok yang ditetapkan pada tanggal 20 April 1999, dan diresmikan tanggal 27 April 1999 berbarengan dengan Pelantikan Penjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok yang dipercayakan kepada Drs. H. Badrul Kamal yang pada waktu itu menjabat sebagai Walikota Kota Administratif Depok.

Momentum peresmian Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan pelantikan penjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok dapat dijadikan suatu landasan yang bersejarah dan tepat untuk dijadikan Hari Jadi Kota Depok.

Berdasarkan Undang–Undang Nomor 15 Tahun 1999, wilayah Kota Depok meliputi wilayah Administratif Kota Depok, terdiri dari 30 (tiga) kecamatan sebagaimana tersebut di atas ditambah dengan sebagian wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor, yaitu:

  1. Kecamatan Cimanggis, yang terdiri dari 1 (satu) kelurahan dan 12 (dua belas) desa, yaitu: Kelurahan Cilangkap, Desa Pasir Gunung Selatan, Desa Tugu, Desa Mekarsari, Desa Cisalak Pasar, Desa Curug, Desa Hajarmukti, Desa Sukatani, Desa Sukamaju Baru, Desa Cijajar, Desa Cimpaeun, Desa Leuwinanggung.
  2. Kecamatan Sawangan, yang terdiri dari 14 (empat belas) desa, yaitu: Desa Sawangan, Desa Sawangan Baru, Desa Cinangka, Desa Kedaung, Desa Serua, Desa Pondok Petir, Desa Curug, Desa Bojong Sari, Desa Bojong Sari Baru, Desa Duren Seribu, Desa Duren Mekar, Desa Pengasinan Desa Bedahan, Desa Pasir Putih.
  3. Kecamatan Limo yang terdiri dari 8 (delapan) desa, yaitu: Desa Limo, Desa Meruyung, Desa Cinere, Desa Gandul, Desa Pangkalan Jati, Desa Pangkalan Jati Baru, Desa Krukut, Desa Grogol.
  4. Dan ditambah 5 (lima) desa dari Kecamatan Bojong Gede, yaitu: Desa Cipayung, Desa Cipayung Jaya, Desa Ratu Jaya, Desa Pondok Terong, Desa Pondok Jaya.

Pemekaran Kecamatan

Pemekaran Kecamatan di Kota Depok dari 6 (enam) menjadi 11 (sebelas) kecamatan merupakan implementasi dari Perda Kota Depok Nomor 08 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan di Kota Depok, yang diharapkan akan berdampak positif bagi masyarakat. Dengan bertambahnya jumlah kecamatan tersebut, akan semakin mendekatkan pelayanan sehingga memudahkan masyarakat dalam mengurus berbagai keperluannya yang membutuhkan layanan aparatur pemerintah di kecamatan.

Di samping itu, dengan pemekaran ini menjadikan setiap kecamatan hanya akan membawahi empat hingga tujuh kelurahan saja, di mana sebelumnya 6 hingga 14 Kelurahan, diharapkan camat dapat lebih intensif untuk berkoordinasi dengan para Lurah dan aparaturnya sehingga dapat memperkokoh fungsinya dalam mensukseskan program-program yang digulirkan Pemkot melalui berbagai OPD.

Adapun selengkapnya nama kecamatan dan kelurahan hasil pemekaran berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2007 yang disahkan oleh DPRD Kota Depok, sebagai berikut:

  1. Kecamatan Pancoran Mas meliputi wilayah kerja: Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, dan Kelurahan Mampang.
  2. Kecamatan Beji meliputi wilayah kerja: Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan Kukusan, dan Kelurahan Tanah Baru. elurahan Rangkapan Jaya, dan Kelurahan Rangkap Jaya Baru.
  3. Kecamatan Cipayung meliputi wilayah kerja: Kelurahan Cipayung, Kelurahan Cipayung Jaya, Kelurahan Ratu Jaya, Kelurahan Bojong Pondok Terong, dan Kelurahan Pondok Jaya.
  4. Kecamatan Sukmajaya meliputi wilayah kerja: Kelurahan Sukmajaya, Kelurahan Mekarjaya, Kelurahan Baktijaya, Kelurahan Abadijaya, Kelurahan Tirtajaya, dan Kelurahan Cisalak.
  5. Kecamatan Cilodong meliputi wilayah kerja: Kelurahan Sukamaju, Kelurahan Cilodong, Kelurahan Kalibaru, Kelurahan Kalimulya, dan Kelurahan Jatimulya.
  6. Kecamatan Limo meliputi wilayah kerja: Kelurahan Limo, Kelurahan Meruyung, Kelurahan Grogol, dan Kelurahan Krukut.
  7. Kecamatan Cinere meliputi wilayah kerja: Kerurahan Cinere, Kelurahan Gandul, Kelurahan Pangkal Jati Lama, dan Kelurahan Pangkal Jati Baru.
  8. Kecamatan Cimanggis meliputi wilayah kerja: Kelurahan Cisalak Pasar, Kelurahan Mekarsari, Kelurahan Tugu, Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kelurahan Harjamukti, dan Kelurahan Curug.
  9. Kecamatan Tapos meliputi wilayah kerja: Kelurahan Tapos, Kelurahan Leuwinanggung, Kelurahan Sukatani, Kelurahan Sukamaju Baru, Kelurahan Jatijajar, Kelurahan Cilangkap, dan Kelurahan Cimpaeun.
  10. Kecamatan Sawangan meliputi wilayah kerja: Kelurahan Sawangan, Kelurahan Kedaung, Kelurahan Cinangka, Kelurahan Sawangan Baru, Kelurahan Bedahan, Kelurahan Pengasinan, dan Kelurahan Pasir Putih.
  11. Kecamatan Bojongsari meliputi wilayah kerja: Kelurahan Bojongsari, Kelurahan Bojongsari Baru, Kelurahan Serua, Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan Duren Mekar, dan Kelurahan Duren Seribu.

Kota Depok selain sebagai kota otonom yang berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta juga merupakan wilayah penyangga Ibu Kota Negara yang diarahkan untuk kota pemukiman, kota pendidikan, pusat pelayanan perdagangan dan jasa, kota pariwisata, dan sebagai kota resapan air.

Depok Berubah


Depok sudah berubah, kalimat ini sepertinya sangat tepat bila melihat kondisi Kota Depok sekarang ini yang maju pesat sejak ditetapkannya Kota Administratif Depok menjadi Kotamadya Depok berdasarkan undang-undang nomor 15 tahun 1999 tentang pembentukan Kotamadya Depok dan Kotamadya Cilegon.

Perubahan yang terjadi di Kota Depok adalah proses panjang dari serangkaian perencanaan strategis menuju Kota yang mandiri. Dimulai di era Walikota Depok pertama yakni Badrul Kamal dan dilanjutkan di era Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail. Berkat perjuangan kedua pemangku kebijakan tersebut yang didukung oleh jajaran birokrasinya dan peran serta masyarakat yang guyup bersatu dengan pemimpinnya untuk membangun. Maka Kota Depok diusianya yang relatif masih muda ini kini telah menjelma menjadi Kota yang mandiri.

Begitu banyak perubahan yang sudah terjadi di Kota Depok. Geliat pembangunan terlihat di mana-mana, ada Sekolah-sekolah dibangun, puskesmas dibangun, jalan-jalan diperbaiki, bahkan Jalan Juanda yang menjadi kebanggaan hingga kini dibangun pada tahun ke 3 usia pemerintahan Badrul Kamal, Untuk mengantisipasi pesatnya pertumbuhan penduduk dan pesatnya ekonomi warga, pada tahun itu pula dicanangkan pembangunan ruas jalan tol.[7]

Peruntukan ruas jalan tol inilah yang direncanakan dalam perencanaan tata ruang wilayah Kota Depok. Untuk mewujudkan rencana itu kemudian Panitia Khusus Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok atau sering disingkat RTRW Kota Depok 2000–2010 dibentuk yang di ketuai oleh Agus Sutondo. Maka melalui RTRW Kota Depok 2000–2010, Akhirnya perencanaan ruas Jalan Tol Cinere-Jagorawi dan rencana ruas jalan tol Depok-Antasari dapat terwujud yang nantinya akan menghubungkan wilayah Jakarta, Depok dan Bogor.[8]

Bahkan tingkat perekonomian Kota Depok tumbuh di atas rata-rata nasional. Masyarakatnya pun hidup dalam alam toleransi dan mendapatkan perlakuan yang sama dari para pemimpinnya yang berdiri di atas semua golongan. Apalagi selama ini masyarakat Kota Depok yang majemuk telah berhasil membuktikan secara regional maupun nasional sebagai masyarakat yang dewasa bahkan perbedaan yang ada tidak pernah memicu konflik sosial sehingga masyarakat Kota Depok bisa hidup berdampingan dan saling bahu membahu membangun di segala aspek kehidupan.

Pemerintahan

Daftar Wali Kota

Berikut adalah daftar Wali Kota Depok secara definitif sejak tahun 2000 di bawah Pemerintah Republik Indonesia.[9]

Nomor urut Wali Kota Potret Partai Awal Akhir Periode Masa jabatan Pemilihan umum Wakil Ref.
  Badrul Kamal
(Penjabat Sementara)
(lahir 1945)
Independen 27 April 1999 15 Maret 2000 1999–2000 5 tahun, 322 hari Tidak ada Tidak ada
1 Badrul Kamal 15 Maret 2000 15 Maret 2005 2000–2005 2000 Yus Ruswandi
2000–2005
[10][11]
2 Nur Mahmudi Ismail
(lahir 1961)
  PKS 26 Januari 2006 26 Januari 2011 2006–2011 10 tahun, 0 hari 2005 Yuyun Wirasaputra
2006–2011
[12][13]
26 Januari 2011 26 Januari 2016 2011–2016 2010 Mohammad Idris
2011–2016
[14][15]
3 Mohammad Idris
(lahir 1961)
  Independen 17 Februari 2016 17 Februari 2021 2016–2021 5 tahun, 0 hari 2015 Pradi Supriatna
2016–2021
[16]
PKS 26 Februari 2021 Petahana 2021–2025 3 tahun, 307 hari 2020 Imam Budi Hartono
2021–sekarang
[17][18]
[19]
4 Supian Suri
(Terpilih)
(lahir 1975)
  Gerindra Februari 2025 Belum dilantik 2025–2030 2024 Chandra Rahmansyah
akan menjabat
[20]


Dewan Perwakilan

Kecamatan

Lambang Daerah

Bentuk, Arti dan Lambang Kota Depok

  • Lambang Kota Depok berbentuk Perisai bersisi 5 (lima) dengan warna dasar biru yang di dalamnya terdapat gambar, warna dan bentuk serta di bagian atas terdapat tulisan “KOTA DEPOK” dan di bagian bawah terdapat tulisan “PARICARA DHARMA” dengan warna putih.[21]
  • Lambang Kota terdiri dari 3 (tiga) bagian, dengan perincian sebagai berikut :

Bagian Depan

Terdiri dari;

  1. Gambar Kujang dengan posisi tegak;
  2. Kujang merupakan senjata/alat kerja masyarakat Jawa Barat, Kujang dianggap sebagai manifestasi satria-satria Pajajaran, yang identik dengan nilai-nilai kejuangan pahlawan Depok, yang memiliki sifat tak gentar dalam menegakkan kebenaran dan rela berkorban;
  3. Pada gambar Kujang terdapat 2(dua) buah Lubang, dengan lengkungan luar sebanyak 7 (tujuh) buah dan tangkai (gagang) mempunyai lekukan 4 (empat) buah, yang dikelilingi rangkain padi dan bunga kapas yang terdiri dari 9 (sembilan) butir padi dan 9 (sembilan) kuntum bungan kapas yang mempunyai arti Kota Depok dilahirkan pada tanggal “27 April 1999”. Padi dan Kapas melambangkan cita-cita pemerintahan dan masyarakat Kota Depok guna mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran;
  4. Di bawah gambar Kujang terdapat gambar sebuah mata pena dan gambar sebuah buku terbuka, yang melambangkan Depok sebagai Kota Pendidikan.

Bagian Tengah

Terdiri dari;

  1. Gambar Pendopo merupakan simbol Pusat Pemerintahan Kota Depok dalam melaksanakan tugas Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan.
  2. Gambar Bangunan Gedung melambangkan Kota Depok sebagai Kota Pemukiman serta sebagai pusat perdagangan dan jasa;
  3. Gambar tumpukan batu bata membentuk rangkaian kesatuan yang menggambarkan dinamika masyarakat Kota Depok dalam melaksanakan Pembangunan di segala bidang;
  4. Gambar gelombang air menggambarkan aliran sungai yang mengalir di wilayah Kota Depok melambangkan kesuburan serta menunjukkan Depok sebagai Kota Resapan Air;

Bagian Dasar

Terdiri dari;

  • Bentuk Perisai yang memiliki 5 (lima) sisi melambangkan tameng dan benteng, yang mampu mengayomi, memberikan rasa aman dan tenram baik lahir maupun batin bagi masyarakat Depok serta melambangkan ketahanan fisik dan mental masyarakat Depok dalam menghadapi segala macam gangguan, halangan dan tantangan yang datang dari manapun juga terhadap kehidupan Bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.[22]

Dan ke 5 (lima) sisi tersebut melambangkan pula fungsi/pesan yang diemban oleh Pemerintah Kota Depok yaitu sebagai :

  1. Kota Pemukiman;
  2. Kota Pendidikan;
  3. Pusat Perdagangan dan Jasa;
  4. Kota Wisata;
  5. Kota Resapan Air;
  • Tulisan “Kota Depok” menunjukkan sebutan bagi Kota dan Pemerintah Kota Depok;

Paricara Dharma

  1. Kuning emas melambangkan kemuliaan;
  2. Merah bata melambangkan keberanian;
  3. Putih melambangkan kesucian;
  4. Hijau melambangkan harapan masa depan serta menunjukkan Daerah yang subur;
  5. Hitam melambangkan keteguhan;
  6. Warna Biru melambangkan keluasan wawasan dan kejernihan pikiran.

Kuliner

Belimbing terpilih sebagai ikon kota Depok. Belimbing yang terkenal dari kota Depok adalah belimbing dewa. Buahnya yang berwarna kuning-orange keemasan, mengandung vitamin C dan A yang cukup tinggi. Rasa manisnya dipercaya sebagai obat herbal penurun darah tinggi/hipertensi, kencing manis, nyeri lambung, dan lain-lain. Belimbing sangat prospektif dikembangkan di kota Depok dan kini telah menjadi buah unggulan kota Depok. Selain itu belimbing di daerah ini juga sudah dibuat sebagai dodol bersama dengan jambu merah.

Julukan

  • Kota Belimbing

Belimbing yang terkenal dari kota Depok adalah belimbing dewa. Belimbing sangat Prospektif dikembangkan di kota Depok dan kini telah menjadi buah unggulan kota Depok.

  • Kota Petir

Kota Depok dijuluki Kota Petir, dikarenakan Kota Depok adalah satu-satunya kota di dunia yang terdapat petir paling berbahaya di dunia dan paling sering terjadi.

  • Kota Layangan

Kota Depok di juluki Kota Layangan, karena di langit Kota Depok di penuhi banyak layangan yang di terbangkan dari berbagai penjuru Kota Depok.

Pendidikan

Kota Depok memiliki sekitar 2214 sekolah, 309743 siswa dan 20234 guru.[23]

Sekolah

Sumber:[24]

Perguruan Tinggi

Transportasi

Angkutan Umum

  • D01: Terminal Depok – Depok Dalam PP
  • D02: Terminal Depok – Depok II Tengah/Timur PP
  • D03: Terminal Depok – Sawangan PP
  • D04: Terminal Depok – Beji – Kukusan PP
  • D05: Terminal Depok – Citayam – Bojong Gede PP
  • D06: Terminal Depok – Pasar Cisalak PP
  • D07: Terminal Depok – Rawa Denok PP
  • D07A: Terminal Depok – Pitara – Citayam PP
  • D08: Terminal Depok – BBM – Kalimulya PP
  • D09: Terminal Depok – Studio Alam – Kalimulya PP
  • D10: Terminal Depok – Parung Serab – Kalimulya PP
  • D11: Terminal Depok – Kelapa Dua – Palsigunung PP
  • 110: Terminal Depok – Cinere PP
  • S16: Terminal Depok – Pondok Labu PP
  • D15: Terminal Depok – Simpangan Limo PP
  • M03: Terminal Depok – Pasar Minggu
  • 112: Terminal Depok – Kampung Rambutan
  • Deborah mini: Terminal Depok – Lebak Bulus
  • Deborah besar: Terminal Depok – Kali Deres
  • D21: Sawangan – Bedahan – Duren Seribu PP
  • D25: Sawangan – Curug – Pondok Petir PP
  • D26: Sawangan – Citayam PP
  • D27: Perum Komp. Arco-Sawangan – Cinangka PP
  • 114: Grogol – Ciputat PP
  • 102: Parung bingung – Pondok labu
  • 105: Terminal Depok – Tanah Baru – Pondok labu
  • 61: Cakra – Pasar Minggu
  • M04: Depok Timur – Pasar Minggu
  • Mekarjaya: Depok timur – Kp.Rambutan
  • D17: Terminal jati jajar – Tapos – Cibubur Junction via tol Cibubur – Leuwinanggung PP
  • 35 : Cisalak – RTM – Akses UI – Palsigunung PP
  • 37 : Simpangan – Kp.Rambutan
  • 69 : Cisalak – Pekapuran – Leuwinanggung PP
  • 79 : Cisalak – auri – Leuwinanggung
  • 97 : Cisalak – Cibubur
  • 107: Cisalak -Gas Alam – Leuwinanggung PP
  • P01: Cisalak – Cileungsi
  • 129: Mekarsari – Pasar Minggu
  • T11: Mekarsari – Cililitan
  • 72 : Kalimulya – Cibinong
  • 62 : Leuwinaggung – Cibinong
  • 83 : Tanah baru – Lenteng agung
  • D.18: Jl.Bakti Abri-Gg.Nangka PP
  • Hiba Utama Bandara: Depok – Bandara Soekarno-Hatta
  • Jabodetabek Airport Connection: D'Mall – Bandara Internasional Halim Perdanakusuma
  • Medal Jaya: Depok-Sukabumi
  • 41: Cisalak-Cibinong
  • D.19 : Gg.Nangka – Gg.Saminten
  • D.20 : Gg.Nangka - Stasiun Pondok Cina
  • Transjakarta Koridor D11 Term. Depok - BKN

Commuter Line

Ekonomi

Perkembangan Kota Depok dari aspek geografis, demografis maupun sumber pendapatan begitu pesat, terutama di bidang administrator pembangunan.

Ada beberapa indikator yang dapat dipergunakan sebagai acuan tentang pertumbuhan ekonomi di Kota Depok. Pertama, Indeks daya beli masyarakat Depok semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sisi daya beli terjadi peningkatan indeks daya beli dari 576,76 pada tahun 2006 menjadi 586,49 pada tahun 2009.

Kedua, capaian Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Depok pada tahun tahun 2009: 6,22%. Kontribusi paling dominan terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan LPE, dari subsektor perdagangan dan jasa.

Ketiga, terjadi peningkatan dari tahun ke tahun pada peranan sektor tersier, yaitu dari 50,42% pada tahun 2006 menjadi 52,77% pada tahun 2009. Indikasi tersebut menandakan bahwa masyarakat Depok sudah dapat memenuhi kebutuhan sektor primer maupun sekunder.

Laju ekonomi yang meningkat tersebut, telah menjadikan Depok sebagai kota jasa dan perdagangan. Hal itu terlihat secara nyata dengan semakin banyaknya layanan sektor jasa dan perdagangan yang bermunculan di Kota Depok, seperti restauran, Mall, tempat-tempat usaha dan layanan jasa lainnya[25].

Pada tahun 2011, perekonomian Depok dijadikan percontohan oleh Timor Leste dengan hadirnya Menteri Ekonomi dan Pembanguna Timore Leste, Joe Mendes Gonzales[26].

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2012 pertumbuhan perekonomian Kota Depok mencapai 7,1%. Angka tersebut jauh melebihi pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat sebesar 6,2%[27]. Usaha jasa perorangan di Depok turut mendorong laju pertumbuhan ekonomi sekitar 10,56 persen. Layanan jasa yang menyokong perekonomian Depok antara lain dari jasa pencucian baju (laundry), servis motor, salon dan guru privat. Usaha-usaha itu berada di tengah-tengah pemukiman masyarakat[28].

Pusat Perbelanjaan

Kesehatan

Rumah sakit

Lihat Pula

Referensi

  1. ^ "Population Census 2010 Province West Java". BPS. Diakses tanggal 2012-02-29. 
  2. ^ Sehari Tanpa Mobil, Hemat Energi ala Depok. KOMPAS, Rabu 17 Juli 2013, hal 27.
  3. ^ Rimadi, Luqman (27 April 2015). "Menteri Tjahjo Beri Penghargaan kepada 3 Provinsi Ini". Liputan6.com. Diakses tanggal 9 Desember 2016. 
  4. ^ "Arti Kata Depok | www.mohammadidris.id". www.mohammadidris.id. Diakses tanggal 2018-03-10. 
  5. ^ The Forgotten Bule Depok
  6. ^ Depok: Perdebatan Sebuah Nama
  7. ^ Menkimpraswil Resmikan Jalan Ir.H.Juanda di Kota Depok pu.go.id, 3 Desember 2003
  8. ^ Jalan Tol Depok-Antasari Segera Dibangun metropolitan.inilah.com, Diakses 8 mei 2014
  9. ^ Biografi/Profil Bupati dan Wali Kota Seluruh Indonesia. Askrida. 2005. hlm. 58. 
  10. ^ "Wali Kota Depok – H. Badrul Kamal". Pemerintah Kota Depok. 17 Oktober 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2002-10-17. Diakses tanggal 22 Mei 2022. Badrul terpilih sebagai Wali Kota bersama dengan Yus Ruswandi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok dan memperoleh 33 suara dari 45 anggota DPRD Kota Depok. 
  11. ^ Koran.tempo.co (18 Maret 2005). Administrator, ed. "DPRD Tolak Perpanjangan Jabatan Wali Kota". Tempo.co. Diakses tanggal 4 Juli 2021. 
  12. ^ IAN (26 Januari 2006). "Nurmahmudi Resmi Dilantik". Liputan6.com. Diakses tanggal 26 November 2017. Dilantik berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 131.32-26/2006 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 132.32-27/2006 tanggal 17 Januari 2006. 
  13. ^ "Disaksikan Badrul, Nurmahmudi Resmi Jabat Walikota Depok". detikcom. 26 Januari 2006. Diakses tanggal 23 Juni 2021. 
  14. ^ Virdhani, Marieska Harya (16 Juli 2012). "DPRD Desak KPU Depok Gelar Pemilukada Ulang". Okezone.com. Diakses tanggal 19 November 2020. Mahkamah Agung telah membatalkan Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Depok tertanggal 24 Agustus 2010 tentang Penetapan Pasangan Calon dan Nomor Urut Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok. 
  15. ^ Soebijoto, Hertanto, ed. (26 Januari 2011). "Siang Ini Nur Mahmudi Dilantik". Kompas.com. Diakses tanggal 22 Desember 2019. 
  16. ^ Malau, Budi Sam Law (17 Februari 2016). Moenanto, Gede, ed. "Aher Lantik Idris dan Pradi Pimpin Kota Depok". Tribunnews.com. Diakses tanggal 22 Desember 2019. 
  17. ^ Mantalean, Vitorio (21 Januari 2021). Asril, Sabrina, ed. "KPU Depok Tetapkan Idris-Imam Wali Kota dan Wakil Wali Kota Terpilih". Kompas.com. Diakses tanggal 21 Januari 2021. 
  18. ^ Mantalean, Vitorio (16 Februari 2021). Gatra, Sandro, ed. "Pelantikan Idris-Imam Jadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok Ditunda hingga Akhir Februari". Kompas.com. 
  19. ^ Amelia, Vini Rizki (3 Maret 2021). Baskhara, Panji, ed. "Mohammad Idris dan Imam Budi Hartono Resmi Memimpin Kota Depok: Kami akan Tunaikan Sebaik-baiknya". Tribunnews.com. 
  20. ^ Juliansyah, Ricky (3 Desember 2024). Tempo.co. Depok https://www.tempo.co/pemilu/rekapitulasi-pilkada-depok-supian-chandra-unggul-hingga-golput-38-29-persen-1176471. Diakses tanggal 4 Desember 2024.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  21. ^ Logo Kota Depok, Lambang Kota Depok dan Artinya depokgo.com
  22. ^ Depok Hanya Perlu Konsisten dengan Arti Lambangnya depoklik.com
  23. ^ Situs resmi Dinas Pendidikan Kota Depok
  24. ^ Dinas Kominfo Kota Depok (2015). "Pendidikan: Daftar Sekolah Kota Depok Jawa Barat". Portal Resmi Pemerintahan Kota Depok. Diakses tanggal 9 Desember 2016. 
  25. ^ Perkembangan Ekonomi Kota Depok
  26. ^ "Hah? Timor Leste Mau Belajar Ekonomi ke Kota Depok?"
  27. ^ "Ekonomi Depok Balap Pertumbuhan Ekonomi Nasional"
  28. ^ "Perekonomian Depok Tumbuh dari Jasa Perseorangan"
  29. ^ "PESONA SQUARE MALL - Coming Soon". www.pesonasquaremall.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-10-14. 
  30. ^ "Warga Depok Miliki Rumah Sakit Baru RSIA Citra Arafiq". DEPOKPOS. 2017-04-05. Diakses tanggal 2019-02-07. 

Pranala luar