Diaz Hendropriyono
Diaz Faisal Malik Hendropriyono (lahir 25 September 1978) yang dikenal dengan sapaan Masbos seorang politikus Indonesia asal Jakarta yang saat ini menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia[1] dan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia periode 2018-2024.[2][3] Ia adalah anak ketiga dari tokoh intelijen nasional Abdullah Makhmud Hendropriyono.[2]
Diaz Hendropriyono | |
---|---|
Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia | |
Mulai menjabat 19 Mei 2018 | |
Pengganti Petahana | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 25 September 1978 Jakarta, Indonesia |
Partai politik | Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia |
Suami/istri | Linda Ratna Nirmala |
Hubungan | Jenderal TNI Andika Perkasa, S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D. (ipar) |
Orang tua | AM Hendropriyono |
Profesi | Politisi |
Sunting kotak info • L • B |
Kehidupan Pribadi
Diaz lahir di Jakarta, Indonesia pada tanggal 25 September 1978. Ia merupakan anak dari pasangan A.M. Hendropriyono dan Tati Hendropriyono serta memiliki dua (2) orang kakak kandung, yakni Diah Erwiany Hendropriyono yang merupakan istri dari Letnan Jenderal Andika Perkasa, Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (KASAD)[4] dan Rony Hendropriyono. Suami Linda Ratna Nirmala (menikah pada tahun 2002) dan Bapak tiga anak ini merupakan gitaris yang menggemari musik rock serta merupakan penggemar berat Dream Theater, Avenged Sevenfold, Jamrud, dan Edane[5]
Pendidikan
Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, Diaz melanjutkan studi ke Norwich Military University, Amerika Serikat (AS). Gelar Bachelor of Science (B.Sc.) in Management diraihnya dengan predikat cum laude hanya dalam waktu dua tahun, tepatnya pada tahun 1999. Selain itu, Diaz juga masih menyabet penghargaan Dean's List dan Delta Mu Delta. Dean's List diberikan kepada mahasiswa dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) di atas 3,6 dan nilai minimal A- untuk semua mata pelajaran. Sementara itu, Delta Mu Delta dianugerahkan kepada mahasiswa manajemen yang menduduki peringkat 20% teratas.
Selepas pendidikan sarjana, Diaz menempuh studi pascasarjana hingga tiga kali di AS. Pertama-tama Diaz mengambil program Master of Public Administration di Virginia Tech University dan lulus dengan memperoleh predikat Graduated with Distinction di tahun 2010. Pendidikan pascasarjana berikutnya ia ambil di Hawaii, yakni program Master of Business Administration dan Master of Arts in Global Leadership dari Hawaii Pacific University. Meskipun keduanya ditempuh di waktu yang bersamaan, ia berhasil lulus dengan predikat Graduated with Honors pada kedua program tersebut di tahun 2013.
Saat ini, Diaz masih terdaftar dalam program Doctor of Philosophy in Public Administration di Virginia Tech University dan telah menyelesaikan disertasinya. Selain beberapa pendidikan formal tersebut, ia juga telah menempuh program pendidikan informal. Salah satunya yaitu, Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) yang diselenggarakan oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) pada tahun 2013[6]. Saat berada di Washington, DC,
Karir
Sektor Swasta
Sama hal dengan perjalanan akademisnya, Diaz menorehkan pengalaman yang beragam selama berkarir di sektor swasta. Pengalaman profesional pertama Diaz didapatkan ketika bekerja sebagai sales dari PT KIA Otomotif Indonesia. Ia menghabiskan waktu total satu tahun (1999-2000) bekerja di perusahaan yang berbasis di Republik Korea (Korea Selatan) tersebut. Selanjutnya, selama tahun 2000-2001, Diaz dipercaya menjadi Direktur dari PT Ulam Sari Samudra, sebuah perusahaan yang fokus pada kegiatan distribusi makanan laut yang dibekukan (frozen seafood).
Karir Diaz kemudian sempat mengalami masa vakum untuk menyelesaikan pendidikan selama sepuluh tahun sebelum akhirnya kembali berlanjut di tahun 2011. Kala itu, ia ditunjuk sebagai Direktur Pengembangan Usaha dari PT Andalusia Andrawina yang merupakan operator dari Hotel Amaris di Pancoran, Jakarta. Masa jabatan Diaz yang berlangsung hingga tahun 2014 tersebut bertepatan dengan masa konstruksi hotel. Nantinya, hotel tersebut diresmikan sebagai cabang ke-13 Hotel Amaris di Jakarta pada tanggal 14 Februari 2014. Bersamaan dengan karirnya di bidang perhotelan, ia juga berkarir di bidang pertambangan, tepatnya di PT Benua Etam Coal pada tahun 2012-2013.
Di samping pengalaman sebagai direksi, Diaz juga memiliki segudang pengalaman sebagai komisaris. Pengalaman pertamanya didapat di antara tahun 2010 dan 2016 saat ia diangkat sebagai Komisaris PT Fit by Beat yang merupakan franchisee dari Gold's Gym. Setahun setelah penunjukannya tersebut, ia merangkap menjadi Komisaris PT Andalusia Antar Benua yang adalah franchisee dari Western Union. Jabatan ini juga telah berakhir di tahun 2016. Berikutnya, berkat kecintaannya pada dunia mixed martial arts (MMA), ia juga ditunjuk menjadi Komisaris PT Arena MMA Indonesia sejak tahun 2013. Terakhir, Diaz juga sempat menjadi Komisaris dari PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) pada tahun 2015-2018. Namun, Diaz mengundurkan diri dari jabatan tersebut setelah terpilih menjadi Ketua Umum PKPI.
Sektor Publik
Diaz mendapatkan jabatan publik pertamanya pada tahun 2012 hingga 2015 ketika dipercaya menjadi Dewan Analis Strategis (DAS) Badan Intelijen Negara (BIN) di bawah arahan Letnan Jenderal (Purn.) Marciano Norman. Selepas menjabat di BIN, ia menjadi Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) pada periode 2014-2016. Dalam dua tahun, ia bekerja untuk dua (2) menteri berbeda, yakni Laksamana (Purn.) Tedjo Edhy Purdijatno dan Jenderal (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan. Selain jabatan di kementerian/badan tersebut, ia juga sempat menjadi anggota Tim Transisi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang disusun oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kempora) pada tahun 2014-2016, bersama dengan tokoh-tokoh seperti Ridwan Kamil, Darmin Nasution, Lodewijk Freidrich Paulus, Fransiskus Xaverius (F.X.) Hadi Rudyatmo, dan Velix Wanggai.
Staf Khusus Presiden Republik Indonesia
Prestasi dan pengalaman Diaz tersebut kemudian mengantarkannya menjadi Staf Khusus Presiden Joko 'Jokowi' Widodo sejak tahun 2016. Sebagai Staf Khusus Presiden, Diaz bertanggung jawab membantu memastikan realisasi dari berbagai kebijakan yang dicanangkan oleh presiden dapat berjalan optimal. Selain itu, selama menjabat sebagai Staf Khusus Presiden, ia juga dikenal sebagai tokoh muda yang berhasil mempopulerkan keberhasilan yang diraih oleh pemerintahan Presiden Jokowi di kalangan generasi muda, khususnya millennials, melalui gerakan #DengarYangMuda yang digagasnya sejak tahun 2017.
#DengarYangMuda
Hingga kini, #DengarYangMuda telah mencapai edisi ke-10 dan diadakan di empat kota di seluruh Indonesia. Konsep acara yang diusung #DengarYangMuda bertujuan menghadirkan talkshow yang informatif sekaligus inspiratif. Di antara mereka yang telah bergabung dengan gerakan ini adalah Putri Marino, Nadine Chandrawinata, Andovi da Lopez, Jovial da Lopez, Rony Immanuel atau Mongol Stres, dan Morgan Oey. Dengan menghadirkan ruang dialog publik dan ruang mewadahi aspirasi, generasi muda diharapkan dapat mengapresasi pencapaian Indonesia dan terhindarkan dari pemberitaan palsu atau hoaks. Selain itu, generasi muda juga diharapkan terinspirasi dan turut terpanggil membangun Indonesia.
#DengarYangMuda seri I diadakan di Gandaria City, Jakarta dengan tema #ToleransiJadiAksi pada 16 September 2017. Talkshow tersebut kemudian diikuti kota-kota lain, yaitu Bandung dengan talkshow yang bertemakan Pemimpin Zaman Now, Kreatif dan Produktif pada 4 November 2017; Palembang dengan mengangkat tema yang sama pada 2 Desember 2017; dan Gorontalo pada 16 Juli 2018. Selain itu, #DengarYangMuda juga telah diadakan pada enam (6) kesempatan lain di Jakarta—yang terakhir diselenggarakan di Hard Rock Cafe, Pacific Place, Jakarta dengan tema #DiBalikDemokrasiKita pada 22 November 2018.
Sektor Politik
Diaz telah berkecimpung di sektor politik bahkan sebelum menyelesaikan pendidikan di AS. Pengalaman perdananya didapat ketika menjadi relawan pencalonan Congressman Timothy 'Tim' Roemer—Duta Besar AS ke India periode tahun 2009-2011—sebagai Calon Ketua Partai Demokrat AS di tahun 2004. Diaz sempat bekerja sebagai analis di sebuah perusahaan konsultan politik (lobbying firm), yang dipimpin oleh mantan Senator Bennett L. Johnston, dan sebagai research associate di sebuah "think tank" RAND Corporation.[7]. [8]. Sekembalinya ke Indonesia, ia menggunakan pengalamannya di AS untuk membantu Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menjadi calon gubernur dan wakil gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2012.
Dua tahun kemudian, Diaz memutuskan membentuk Koalisi Anak Muda dan Relawan Joko Widodo (Kawan Jokowi), sebuah gabungan organisasi relawan yang bertujuan untuk membantu Jokowi dan Jusuf Kalla (JK) dalam kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Sepanjang tahun tersebut, Kawan Jokowi berhasil membentuk perwakilan di dua puluh dua (22) provinsi, menggalang tiga belas (13) organisasi relawan di bawahnya serta menggaet sejumlah besar generasi muda menjadi pemilh Jokowi-JK. Selepas kemenangan Jokowi-JK, Diaz terpilih untuk berpartisipasi dalam Tim Transisi Jokowi-JK yang di antaranya beranggotakan Andi Widjajanto (Sekretaris Kabinet periode 2014-2015), Rini Mariani Soemarno (Menteri Badan Usaha Milik Negara sejak tahun 2014), Akbar Faizal, dan Anies Baswedan (mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2014-2016).
Berselang empat tahun kemudian, Diaz kembali terlibat dalam kampanye Presiden Jokowi pada gelaran Pilpres 2019. Ia dipercaya menjadi anggota Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional (TKN) Presiden Jokowi dan Kiai Haji (K.H.) Ma'ruf Amin bersama dengan delapan (8) ketua umum partai pengusung maupun pendukung kandidat tersebut. Termasuk dalam anggota Dewan Penasihat adalah Megawati Soekarnoputri, Airlangga Hartarto, Grace Nathalie, dan tokoh-tokoh lainnya.
Ia merupakan seorang tokoh pemuda yang aktif mendukung Joko Widodo dalam masa kampanye pemilihan Presiden RI tahun 2014. Diaz merupakan Ketua Umum Kawan Jokowi. Ia pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Analis Strategis di Badan Intelijen Negara, dan saat ini berkerja sebagai Staf Khusus bidang Intelijen di Kemenko Polhukam.[9]. Sejak Januari 2015, Diaz Hendropriyono ditunjuk sebagai Komisaris PT Telkomsel, dan pada Mei 2015, Menpora Imam Nachrawi menunjuk Diaz Hendropriyono sebagai anggota Tim Transisi PSSI.[10]. Beberapa usaha yang ditekuninya meliputi Arena MMA Indonesia, Best Western Hotel di Bali, Amaris Hotel di Pancoran, [11], Andalusia Antar Benua (Western Union), dan Gold's Gym di Kuningan, Jakarta Selatan.
Referensi
- ^ Pratama, Aulia Bintang. "Gories Mere dan Diaz Hendropriyono Jadi Staf Khusus Jokowi". nasional (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-05-03.
- ^ a b Wawancara Khusus. Diaz Hendropriyono: Saya Mewarisi Semua Musuh dan Teman Ayah. CNN Indonesia
- ^ "Diaz Hendropriyono Resmi Jadi Ketua Umum PKPI". Okezone.com. 31 Mei 2018. Diakses tanggal 27 Juni 2018.
- ^ "Andika Perkasa, Laju Pesat Menantu Hendropriyono Jabat KSAD". nasional (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-05-03.
- ^ antaranews.com. "Diaz Hendropriyono bicara soal hobi bermusik". Antara News. Diakses tanggal 2019-05-03.
- ^ https://fanssinetron.files.wordpress.com/2013/09/indonesia-tatler.pdf
- ^ http://kawanjokowi.org/organization-chart.php
- ^ http://www.rand.org/content/dam/rand/pubs/monographs/2010/RAND_MG1053.pdf
- ^ http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150402175740-20-43944/diaz-hendropriyono-saya-mewarisi-semua-musuh-dan-teman-ayah/
- ^ http://bola.kompas.com/read/2015/05/08/20420138/Inilah.Susunan.Tim.Transisi.PSSI
- ^ http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/02/hotel-terbaru-amaris-hadir-di-ibukota