Kabupaten Waropen

kabupaten di Provinsi Papua, Indonesia
Revisi sejak 5 Juni 2019 02.21 oleh LaninBot (bicara | kontrib) (ibukota → ibu kota)


Kabupaten Waropen adalah sebuah kabupaten di provinsi Papua, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Botawa. Kabupaten Waropen merupakan pemekaran dari kabupaten Yapen Waropen pada tahun 2003, dengan pusat pemerintahan sebelumnya di Serui, Pulau Yapen. Dengan kondisi yang serba terbatas, tugas Pemerintah Kabupaten Waropen pada masa depan sangat menantang. Apalagi alat-alat komunikasi, seperti telepon, jarang ditemui di kabupaten ini di samping sulitnya transportasi. Tak heran, berbagai dinas dan instansi pemerintah di Waropen sulit dihubungi.

Kabupaten Waropen
Daerah tingkat II
Berkas:PAPUA - KAB. WAROPEN.png
Peta Kabupaten Waropen
Peta
Kabupaten Waropen di Maluku dan Papua
Kabupaten Waropen
Kabupaten Waropen
Peta
Kabupaten Waropen di Indonesia
Kabupaten Waropen
Kabupaten Waropen
Kabupaten Waropen (Indonesia)
Koordinat: 2°17′10″S 137°01′06″E / 2.286°S 137.01837°E / -2.286; 137.01837
Negara Indonesia
ProvinsiPapua
Tanggal berdiri-
Dasar hukum-
Ibu kotaBotawa
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 11
  • Kelurahan: -
  • Desa: 100
Pemerintahan
 • BupatiYermias Bisai SH.
 • Wakil BupatiHendrik Wonatorei S.Sos
Luas
 • Total5.381,47 km2 (207,780 sq mi)
Populasi
 ((2017)[1])
 • Total29.480
 • Kepadatan0,055/km2 (0,14/sq mi)
Demografi
 • AgamaKristen Protestan 78,72%
Islam 15,01%
Katolik 6,03%
Buddha 0,17%
Hindu 0,07%[1]
Zona waktuUTC+09:00 (WIT)
Kode BPS
9426 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon-
Kode Kemendagri91.15 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. 416.243.438.000.-
Semboyan daerahNdi Sowosio Ndi Korako
Situs webwww.waropenkab.go.id

Berdasarkan letak astronomis, Kabupaten Waropen terletak pada posisi 1350 93’ 00” – 1370 42’ 00”BT dan 30 35’ 00” – 20 12’ 00” LS.

Sejarah

Kabupaten Waropen di provinsi Papua dibentuk sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Yapen Waropen pada sekitar tahun 2003. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Botawa . Dalam sebutan "Waropen" terdapat hubungan yang erat dengan kata "Oropong" yang mula-mula dipakai oleh Jacob Weyland (tahun 1705), sedangkan kata "Waropen" menurut penduduk asli Waropen artinya "orang yang berasal dari pedalaman" yaitu dari Gunung Tonater, Wamusopedai. Dengan demikian mungkin dapat dibenarkan, karena apabila dihubungkan dengan mite-mite yang hidup dimasyarakat hukum adat Waropen bawha orang waropen adalah orang yang bermigran ke pantai akibat adanya air ampuhan, di mana orang-orang Waropen terhanyut sampai ke Waropen Ambumi dan Roon di Kabupaten Nabire dan Manokwari di sebelah barat, dan Waropen Ronari di sebelah timur, sedangkan yang tersisalah yang tinggal di pesisir Waropen Kai. Orang Waropen secara resmi dalam administrasi Pemerintahan mendiami daerah Kecamatan Waropen Atas, Kecamatan Masirei dan Kecamatan Waropen Bawah.

Dikaji dari perspektif sejarah social budaya, Held (tahun 1974) telah membagi wilayah Waropen Atas ada 3 (tiga) wilayah hukum adat yang tercermin dalam perbedaan penggunaan bahasa sehari-hari. Wilayah tersebut adalah Wilayah Waropen Ambumi, Wilayah Waropen Kai dan Wilayah Waropen Ronari. Masyarakat Hukum Adat Waropen Ambumi yang terbagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu kelompok yang masuk ke WilayahKabupaten Nabire yang mendiami kampong-kampung Napan, Wenami,Masipawa, Makimi, Moor, Mambor dan Ambumi. Serta kelompok yang masuk Wilayah Kabupaten Manukwari dan mendiami kampung-kampung Yendeman, Saybes,War, kayob dan Menarbu.

Masyarakat Hukum Adat Waropen Kai, yaitu masyarakat yang mendiami kampung-kampung Semanui, Wapoga, Desawa, Waren, sedangkan kampung-kampung Paradoi, Sanggei, Mambui dan Nubuai yang kini tergabung dalam satu pemukiman yang disebut Urei Faisei, Risei Sayati , Wonti, Bokaro, dan Koweda. Waropen inilah yang dikatakan sebagai orang Waropen Asli.

Masyarakat Hukum Adat Waropen Kai, yaitu masyarakat yang mendiami kampong-kampung Barapasi, Sosora, Sorabi, Kerema, Tamakuri, Teba, Janke dan baitanisa, yaitu yang mendiami daerah pedalaman Waropen sebelah Timur sampai Pegunungan Van Ress.

Kampung-kampung didaerah pesisir Waropen umumnya dibangun di atas sungai pada hutan bakau dan ada pula yang dibangun di lidah pasir dan muara-muara sungai. Ada pula beberapa kampung yang sudah dibangun atau didaratkan pada tanah kering. Kampung-kampung yang didaratkan kebanyakan terdapat di daerah Waropen Atas. Usaha pendaratan kampung tersebut sudah dimulai sejak tahun 1969, realisasi dari usaha tersebut terwujud pada tahun 1970 oleh Bupati yapen Waropen secara resmi mengesahkan pendaratan beberapapemukiman menjadi 1 (satu), yaitu Kampung Urei Faisey yang merupakan Kampung besar yang terdiri dari 50 – 75 rumah dan umnya merupakan pemukiman yang sudah menetap.

Pemerintahan

Daftar Bupati

Berikut merupakan daftar Bupati Waropen.

No. Potret Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Partai Wakil Bupati Periode Ref.
1   Ones Jacob Ramandey 2005 2010   Daud Donggori 1
(2005)
[2]
2   Yesaya Buinei 15 November 2010 15 November 2015[a]   Yermias Bisai 2
(2010)
[3]
3   Yermias Bisai 17 Februari 2016 17 Februari 2021 Partai Demokrat   Hendrik Wonatorei 3
(2015)
[4]
15 Maret 2021 Petahana   Lamek Maniagasi 4
(2020)
[5]
Legenda
  Non-Partisan/Penugasan Pemerintah

Pelaksana tugas Bupati

Berikut daftar Pelaksana Tugas Bupati yang menggantikan Bupati petahana yang sedang cuti kampanye atau dalam masa transisi.

Potret Pelaksana tugas Bupati Mulai jabatan Akhir jabatan Masa Ket. Bupati Definitif
Fransiskus Xaverius Mote
(Penjabat)
16 November 2015 17 Februari 2016 [6] Transisi
Muhammad Musa'ad
(Penjabat Sementara)
28 September 2020 4 Desember 2020 3
(2015)
[ket. 1][8] Yermias Bisai
Melianus Aiwui
(Pelaksana Harian)
17 Februari 2021 15 Maret 2021 [9][10] Transisi
Keterangan
  1. ^ Bupati dan Wakil Bupati Waropen cuti selama 64 hari dalam kontestasi Pemilihan umum Bupati Waropen 2020.[7]


Dewan Perwakilan

Kecamatan/Distrik

Kabupaten Waropen terbagi atas 11 distrik.

  1. Demba
  2. Inggerus
  3. Kirihi
  4. Masirei
  5. Oudate
  6. Risei Sayati
  7. Soyoi Mambai
  8. Urei Faisei
  9. Wapoga
  10. Waropen Bawah
  11. Wonti


Demografi

Keadaan penduduk di Kabupaten Waropen pada setiap Distrik persebarannya tidak merata. Pada kampung-kampung di wilayah terpencil dan pedalaman jumlah penduduk pada setiap kampung antara 150 sampai 250 jiwa dengan jarak antar kampung sangat jauh. Keadaan penduduk pada setiap Distrik sebagaimana tabel berikut:[11]

No Distrik Jumlah
Kampung
Jenis kelamin Jumlah
L P
1 Waropen Bawah 7 3.062 2.754 5.816
2 Masirei 6 860 705 1.565
3 Risei Sayati 6 744 684 1.428
4 Urei Faisei 12 4.210 2.853 7.063
5 Inggerus 7 1.042 999 2.041
6 Kirihi 10 896 845 1.741
7 Wapoga 7 1.000 986 1.986
8 Demba 8 1.120 1.061 2.181
9 Oudate 8 1.124 1.172 2.296
10 Walay 15 1.654 1.261 2.915
Jumlah 86 15.712 13.320 29.032

Jika ditinjau dari keadaan penduduk berdasarkan golongan umur maka penduduk usia 0 – 39 tahun merupakan merupakan jumlah terbanyak yaitu 20.216 jiwa atau 69,63% sedangkan jumlah penduduk usia 40 – 75 tahun keatas hanya 8.816 jiwa atau 30,37%.

Suku-suku terasing yang biasa hidup berpindah-pindah masih banyak dijumpai jauh di dalam hutan. Suku-suku yang populasinya relatif besar antara lain suku Baudi di Kecamatan Waropen Atas serta suku Demisa dan suku Wairate di Kecamatan Waropen Bawah.

Ekonomi

Perekonomian kabupaten baru ini lebih bertumpu pada rerimbunan hutan dengan hasil produksi kayu. Saat ini tak kurang dari 9.500 hektare hutan di atas bumi Waropen, sebanding dengan 57 persen wilayah kabupaten ini. Dari angka itu, lebih dari separuh hutan yang berada di pesisir Selat Saireri berstatus hutan produksi dengan potensi kayu yang cukup besar.

Sampai tahun 2002, berbagai komoditas dari hutan memacu sektor pertanian menjadi tulang punggung ekonomi. Kayu bulat hingga hasil hutan bukan kayu, seperti damar, rotan, kulit mahoni, gaharu dan nipah menjadi komponen utama dalam sumbangan pertanian, yaitu 56,79 persen terhadap kegiatan ekonomi. Apabila perhitungan kegiatan ekonomi Waropen tahun 2003 telah selesai, diharapkan persentase yang dihasilkan akan berubah, mengingat sektor kehutanan mengalami perubahan kondisi.

Transportasi

Berkas:Peta Infrastruktur Kabupaten Waropen (2012).gif
Peta Infrastruktur Kabupaten Waropen (2012)
Berkas:PAPUA - KAB. WAROPEN.png
Peta Kabupaten Waropen

Daratan yang masih tertutup hutan lebat, ditambah morfologi perbukitan, menyebabkan sebagian besar desa sulit dijangkau. Jalan aspal hanya tersedia di sekitar pusat pemerintahan di Botawa. Jalan-jalan ke daerah lain, terutama di tenggara yang berbatasan dengan Kabupaten Puncak Jaya, kondisinya buruk.

Karena keterbatasan prasarana jalan raya, sampai saat ini masih digunakan transportasi air untuk mencapai Kecamatan Waropen Atas ataupun Masirei. Melewati Selat Saireri terlebih dahulu kemudian masuk melalui Sungai Membramo untuk sampai ke Kecamatan Waropen Atas, ataupun melalui sungai-sungai kecil menuju Kecamatan Masirei.

Sulitnya transportasi inilah yang juga menghambat perdagangan hasil bumi penduduk transmigran. Keluarga-keluarga yang bermukim di dekat Botawa, Kecamatan Waropen Bawah, harus membawa hasil panen ke pelabuhan di kecamatan yang sama, lalu menumpang kapal bermesin 60-80 PK selama tiga jam untuk sampai ke Pulau Yapen. Barang-barang dagangan dipasarkan di Serui.

Kebutuhan pokok, seperti beras yang didatangkan dari Pulau Jawa dan Sulawesi harus melewati Serui, baru dikapalkan lagi melintasi Selat Saireri ke daratan Waropen. Tak heran, harga berbagai komoditas di kabupaten ini lebih mahal dibanding di Serui. Bila harga beras jenis bagus di ibu kota Kabupaten Yapen Waropen Rp 4.000-Rp 6.000 per kilogram, di Waropen harganya Rp 6.000 hingga Rp 8.000 untuk jenis yang sama.[butuh rujukan]

Pertanian

Beras memang harus didatangkan dari luar Papua. Maklum, padi tak banyak dibudidayakan penduduk. Tanaman yang tak banyak memerlukan air justru lebih populer, mengingat ketiadaan pengairan intensif. Ubi kayu, ubi jalar dan tanaman palawija lebih diminati di daerah pinggir Selat Seruri ini. Kacang merah merupakan salah satu komoditas terbesar yang dihasilkan petani. Produksi kacang merah lebih banyak untuk konsumsi sehari-hari penduduk lokal.

Lahan persawahan teknis tidak ada. Padahal, dari segi pengairan, peluang pengembangan persawahan cukup besar. Kehadiran Sungai Membramo dan Sungai Wapoga bisa menjadi sumber irigasi. Padi ladang yang ditanam penduduk hanya 21 hektare dengan produksi 53 ton pada tahun 2003. Memang, padi bukan satu-satunya sumber karbohidrat bagi penduduk, masih ada sagu, ubi kayu dan ubi jalar.

Apabila dilihat dari luas wilayah serta jenis tanah, Waropen berpotensi mengembangkan tanaman perkebunan. Menurut catatan pemerintah kabupaten induk, masih ada lahan potensial 196.000 hektare. Namun, areal yang diusahakan untuk menanam komoditas, seperti kelapa, kakao, kopi, kelapa sawit, lada dan vanili sebesar 1.317 hektare. Angka itu kurang dari satu persen lahan potensial.

Tanaman perkebunan yang saat ini banyak dibudidayakan penduduk adalah kakao. Areal penanamannya mencapai 800 hektare dengan produksi 200 ton per tahun. Pemeliharaan kakao ini diusahakan oleh sekitar 1.400 petani. Daerah pemasaran telah berkembang, tidak hanya wilayah Waropen dan Kabupaten Yapen Waropen, tetapi telah mencapai Surabaya dan Makassar di Sulawesi Selatan.

Komoditas lain yang juga diminati penduduk adalah kelapa. Terdapat lebih dari 2.000 keluarga yang memiliki kebun kelapa. Sayangnya produksi kelapa belum mengalahkan produksi kakao. Perdagangannya pun hanya di Waropen dan Pulau Yapen.

Alternatif menanam kopi, lada dan cengkih telah dicoba penduduk untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga, namun produksinya masih di bawah satu ton setahun. Tanaman vanili pun mulai dilirik petani untuk dikembangkan. Pada tahun 2003 ditanam 10 hektare vanili oleh 99 keluarga.

Peluang menggarap sektor perikanan di laut di depan mata. Tak kurang dari 2.000 rumah tangga nelayan tersebar di tiga kecamatan yang menggantungkan sumber nafkah di laut. Sampai saat ini, alat tangkap mereka masih sederhana dan hasilnya umumnya hanya untuk konsumsi rumah tangga atau pasar lokal. Suatu saat nanti, bila alat tangkap dan perahu nelayan dapat dimutakhirkan, bukan tak mungkin nelayan memperoleh hasil lebih banyak.

Referensi

  1. ^ a b "Provinsi Papua Dalam Angka 2018". BPS Papua. Diakses tanggal 19 Februari 2019. 
  2. ^ Kustiani, Rini (28 Mei 2008). "LSM Papua Datangi Kejaksaan Agung". Tempo.co. Diakses tanggal 21 Juni 2021. 
  3. ^ "Pelantikan Bupati Waropen Hanya Dihadiri 8 dari 20 Anggota DPRD". Indo Palces.com. 15 November 2010. Diakses tanggal 21 Juni 2021. 
  4. ^ Janur, Katharina (17 Februari 2016). "Lantik 6 Bupati, Gubernur Papua Ucapkan Selamat Bergabung". Liputan6.com. Diakses tanggal 31 Januari 2019. 
  5. ^ "Bupati dan Wakil Bupati Waropen Resmi Dilantik". Pasific Pos.com. 15 Maret 2021. Diakses tanggal 21 Juni 2021. 
  6. ^ Maga, Anwar, ed. (16 November 2015). "Karo Humas Pemprov Papua jadi Penjabat Bupati Waropen". Antara News.com. Diakses tanggal 21 Juni 2021. 
  7. ^ "Muhammad Musa'ad dilantik sebagai Penjabat Bupati Waropen, Michael Rumabar : Mengisi kekosongan selama cuti Pilkada". Kilas Papua.com. 28 September 2020. Diakses tanggal 21 Juni 2021. 
  8. ^ "2 hari jelang akhir masa jabatan sebagai Pjs Bupati Waropen, Muhammad Musaad sambangi posko paslon peserta Pilkada". Kilas Papua.com. 2 Desember 2020. Diakses tanggal 21 Juni 2021. 
  9. ^ Mohammad Ikhbal, Andi, ed. (26 Februari 2021). "Kepala Daerah Terpilih Belum Dilantik, Sekda di Papua Akan Jabat Plh Bupati". iNews Papua.id. Diakses tanggal 21 Juni 2021. 
  10. ^ "DPRD Waropen gelar sidang pembahasan KUA dan PPAS Tahun 2021". Kilas Papua.com. 9 Maret 2021. Diakses tanggal 21 Juni 2021. 
  11. ^ Gambaran Umum - Kab Waropen - Diunggah 2 Desember 2015

Pranala luar


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan