Isadora Duncan

Revisi sejak 7 Juni 2019 10.48 oleh 140.213.2.1 (bicara) (Disempurnakan informasi yang belum lengkap.)

Isadora Duncan (27 Mei 1877 - 14 September 1927) adalah seorang penari dari Amerika Serikat.

Masa Muda

Sejarah perkembangan tari di dunia tak dapat dilepaskan dari figur Isadora Duncan.

Seorang penari asal Amerika Serikat yang membebaskan tarian balet dari batasan konservatif, Isadora juga dikenal sebagai pionir tari modern.

Dia berada dalam barisan penari yang menaikkan status seni tari dari interpretatif ke seni kreatif.

Isadora lahir di San Francisco, California pada 26 Mei 1877. Secara mandiri, dia menyebarkan idenya tentang seni tari sampai ke [[Eropa][ dan Rusia.

Gaya berdandannya yang menghindari kekakuan balet, sekaligus untuk memperjuangkan gagasan semangat kebebasan.

Ibu Tari Modern ini dibesarkan dalam lingkungan yang tidak serba ada. Kendati hidup dalam kemiskinan, namun dia terbiasa dengan kesopanan.

Menolak kekakuan balet

Isadora tumbuh bersama ibunya yang berprofesi sebagai guru musik dan tiga saudara kandung lainnya.

Sejak kecil, dia menolak kekakuan balet klasik dan mendasarkan tariannya pada ritme dan gerakan yang lebih alami.

Masa mudanya dihiasi dengan mengembangkan koreografi. Dia memilih musik klasik Italia sebagai pengiring tariannya, ditambah dengan kostum dan motif tarian yang terinspirasi dari lukisan periode Renaisans dan Yunani kuno.

Kehidupan Isadora tentu saja tidak berjalan mulus. Kendati pernah diundang untuk tampil di acara pesta orang kaya pecinta seni, namun dia sering bertemu dengan pesaing dan mendapat ejekan.

Seorang perempuan yang berasal dari kalangan termasyhur pernah berkomentar pedas kepadanya.

"Jika putri saya berpakaian seperti Nona Duncan, saya akan mengurungnya di loteng," katanya.

Isadora memang menghadapi masalah finansial, namun dia cenderung menolak undangan untuk tampir di berbagai acara vaudeville, sejenis pertunjukan pusparagam yang berkembang di Amerika Utara antara 1880-an hingga 1920-an.

Penampilannya di depan publik pada 1895, di Chicago dan New York, hanya menuai sedikit keberhasilan.

Pada usia 21 tahun, Isadora meninggalkan AS untuk mencari pengakuan di luar negeri. Dengan sedikit tabungan, di berlayar ke Inggris dengan menumpang kapal ternak.

Sanggar tari

Di Inggris, Isadora tampil di acara orang-orang kaya, mengambil inspirasi dari vas dan relief Yunani yang berada di Museum Inggris. Hasil jerih payahnya memungkinkan dia untuk menyewa studio dan mengembangkan karyanya. Dia membangun pertunjukan yang lebih besar dari sekadar pentas.

Pada 1902, penampilan debutnya di Budapest, Hungaria, dengan orkestra penuh menjadi titik keberhasilan yang sangat penting.

Selama dua tahun melakukan koreografi sendiri, Isadora mencapai ketenaran dan kesuksesan, sehingga mampu ke Yunani untuk ziarah spiritualnya.

Dia mewujudkan impian hidupnya untuk menyentuh marmer suci Akropolis dan mendalami misteri kuno seni serta arsitektur Yunani.

Pada 1905, Isadora menetap di Gruenwald, Jerman, dan membuka sekolah tari pertamanya. Pengelolaan keuangan sekolah itu menggunakan hasil dari turnya.

Bersama dengan saudara perempuannya, Elizabeth, dia mulai melatih para penari muda yang akan menjadi penampil dari sanggarnya, "The Isadorables", sebagaimana dijuluki oleh pers.

Awalnya, ada 20 peserta perempuan dan laki-laki, namun upayanya untuk memasukkan laki-laki lebih banyak tidak berhasil. Sanggarnya jatuh karena kekurangan dana.

Pada saat itu, Isadora telah mencapai status selebriti di antara seniman lainnya. Bahkan ketika Théâtre des Champs-Élysées dibangun pada 1913 di Paris, gambar Isadora dipahat oleh Antoine Bourdelle pada bagian muka gedung dan mural di auditorium.

Kehilangan anak

Isadora pernah bersumpah tidak ingin menikah. Tapi dia memiliki seorang putri bernama Deirde. Ayah biologis Deirde merupakan perancang panggung terkenal, Edward Gordon Draig.

Meski hubungan cintanya dengan Edward berakhir dalam beberapa tahun, mereka tetap menjadi teman seumur hidup.

Anak kedua Isadora bernama Patrick, hasil hubungannya dengan seorang anak pengusaha mesin jahit terkemuka, Paris Singer.

Paris menjadi penyokong Isadora untuk mendirikan sekolah tari kedua di Bellevue, sebelum Perang Dunia I pecah.

Namun, Isadora harus menelan pil pahit ketika Deirde dan Patrick tewas tenggelam bersama pengasuh mereka. Mobil yang membawa mereka tergelincir ke Sungai Seine pada 1913.

Isadora sangat terpukul. Dia bangkit dengan menciptakan tarian Mother and Marche Funebre, untuk mengungkapkan rasa kehilangan dan berdukanya dengan cara yang universal.

Perlahan, dia memutuskan pindah ke Italia dan menghabiskan waktu bersama temannya Eleanora Duse, dan mulai mengerjakan koreografi dengan iringan Simfoni No.9 Schubert dan Simfoni No.6 Tchaikovsky.

Antara 1916 hingga 1920, dia tampil solo dan melakukan tur di Eropa dan Amerika, termasuk satu kunjungan ke Amerika Selatan.

Pada 1921, dia pergi ke Moskwa dan bersemangat untuk mendirikan sekolah tari. Isadora bertemu dengan Sergey Aleksandrovich Yesenin, seorang penyair yang lebih muda 17 tahun darinya.

Dia melanggar sumpahnya dengan menikahi Sergey pada 1922. Meski mendapat kecaman dari masyarakat AS karena menikah dengan orang Rusia, namun dia tidak gentar dan membawa Sergey dalam tur di AS.

Dilabeli sebagai agen Bolshevik, dia meninggalkan negara asalnya dengan mengucapkan salam yang menyakitkan.

"Selamat tinggal Amerika, saya tidak akan melihatmu lagi," katanya.

Selama di Eropa, hubungan keduanya diliputi berbagai persoalan yang membuat mental Sergey terguncang. Dia kembali ke Uni Soviet pada 1925 dan bunuh diri.

Kematian tragis

Dalam tahun-tahun terakhir hidupnya, Isadora hidup dalam kesedihan. Dia tinggal di Nice, Perancis. Kematian Isadora sama dramatisnya dengan hidupnya.

Pada hari Rabu malam, 14 September 1927, dia bertemu dengan pengemudi muda dan mengajaknya untuk berkeliling kota bersama dengan teman-temannya.

Dengan mobil sport Bugatti yang terbuka, dia justru mengucapkan selamat tinggal.

"Adieu, mes amis, je vais a la glorie," katanya, yang berarti "Selamat tinggal teman-temanku, saya akan pergi menuju kemuliaan".

Beberapa saat kemudian, selendang di lehernya terlilit roda belakang mobil, ia terlempar dan terseret beberapa ratus meter dan lehernya patah seketika.

Isadora Duncan dinyatakan meninggal pada pukul 21:40 waktu setempat, ia dikremasi setelah kematiannya, dan abunya ditempatkan di Pemakaman Père Lachaise, Paris, Prancis.

Setelah kematiannya, Isadora terus mengilhami seniman kontemporer di seluruh dunia.

Ada lebih dari 40 buku tentang Isadora, begitu pula banyak gambar, lukisan, pahatan, dua film, belasan film dokumenter televisi, dan beberapa drama serta puisi yang mengisahkan hidupnya.

Pranala luar