Lokomotif CC201

salah satu lokomotif diesel-elektrik di Indonesia

Lokomotif CC 201 adalah lokomotif diesel elektrik milik PT Kereta Api Indonesia yang diproduksi oleh General Electric Transportation dengan jenis model U18C. Lokomotif CC 201 mempunyai konstruksi yang ramping dengan berat 84 ton dan daya mesin 1950 hp. Lokomotif ini bergandar Co'Co'. Artinya lokomotif memiliki 2 bogie masing-masing 3 gandar dengan total 6 motor traksi, sehingga lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan. Lokomotif ini sama seperti lokomotif GE lainnya, mampu berlari sampai kecepatan 120 km/jam, meskipun kecepatan kereta api saat ini dibatasi maksimal 90 km/jam.

Lokomotif CC201
Lokomotif CC 201 141R (CC 201 04 04R) sedang berdinas KA Pertamina di Stasiun Bandar Khalipah, 2018
Jenis dan asal
Bagian dari seri GE Universal Locomotive Series
Sumber tenagaDiesel elektrik
ProdusenGeneral Electric Transportation, Amerika Serikat
Nomor seriCC 201
ModelGE U18C
Tanggal produksi1976-1992
Jumlah diproduksi92 unit
Pembuat ulangBalai Yasa Yogyakarta dan Balai Yasa Lahat, untuk lokomotif modifikasi BB 203
Tanggal pembuatan ulang1989-2004
Jumlah dibuat ulang52 unit dari BB 203
Data teknis
Konfigurasi:
 • AARC-C
 • UICCo'Co'
Lebar sepur1067 mm
Diameter roda914 mm
Jari-jari lengkung terkecil56,7 m
Jarak gandar3.304 mm
Panjang14.134 mm
Lebar2.642 mm
Tinggi3.636 mm
Jenis bahan bakarHigh-Speed Diesel
Kapasitas bahan bakar3.028 liter
Kapasitas pelumas984 liter
Kapasitas pendingin684 liter
MesinGE 7FDL-8
Jenis mesin4 langkah, Turbocharger
GeneratorGT 581
Motor traksi6 unit
Tipe: GE 761, DC-DC
Rem lokomotifRem udara tekan, dynamic brake, rem parkir
Sistem keselamatanLocotrack, WABCO AA-2 Air Horn, Vigilance Control Panel
Performansi
Daya mesin1.950 hp
Karier
LokalSeluruh Daop dan Divre Kereta Api Indonesia
Mulai dinas1977
Keadaan130 unit beroperasi, 7 rusak, 7 menjadi CC 204

Sepanjang kariernya, lokomotif ini telah berpengalaman menarik berbagai jenis KA, mulai dari kereta eksekutif, bisnis, ekonomi, campuran, sampai kereta barang/kargo. Namun, saat ini CC 201 lebih banyak dioperasikan untuk KA kelas bisnis, campuran, ekonomi, dan lokal.

CC 201 juga merupakan salah satu lokomotif GE Transportation yang paling sukses di Indonesia, mengingat ketersediaan suku cadang yang cukup dan mesin yang mirip dengan CC 203, CC 204, dan CC 206 (semua bermesin GE 7FDL-8). Posisi lokomotif diesel hidraulik (DH) di Sumatra dan Jawa pun juga banyak terganti oleh lokomotif ini, khususnya sejak CC206 mulai beroperasi.

Penggunaan di Indonesia

Lokomotif CC 201 terdiri dari 4 generasi, yaitu:

  • CC 201 generasi I
  • CC 201 generasi II
  • CC 201 generasi III
  • CC 201 rehab (eks-BB 203)

CC 201 generasi I

 
Lokomotif CC 201 05 (CC 201 77 04) dengan livery Perumka di stasiun Kutoarjo bersama kereta api Badrasurya.

Lokomotif CC 201 generasi I ini didatangkan ke Indonesia pada tahun 1977-1978 sebanyak 38 unit. Awal mula kedatangan lokomotif ini diwarnai dengan peristiwa kecelakaan pada saat lokomotif ini sedang dalam perjalanan dari pabriknya, GE di Amerika Serikat menuju ke Indonesia menggunakan kapal laut. Dalam perjalanannya, kapal yang membawa loko tersebut dihantam badai sehingga menyebabkan muatan-muatan yang ada di dalamnya jatuh menimpa tiga dari delapan lokomotif CC 201 tersebut. Hal ini membuat bagian depan dari ketiga lokomotif itu ringsek. Sesampainya di Indonesia, lokomotif yang selamat dari musibah itu dapat langsung dioperasikan. Namun untuk loko yang ringsek tidak demikian. Ketiga lokomotif tersebut harus menjalani perbaikan terlebih dahulu selama kurang lebih sebulan.

Ciri-ciri CC 201 generasi I ini yaitu pada bagian jaring radiatornya berukuran besar serta tuas pembuka alat perangkai (coupler) yang terletak di bawah sistem coupler-nya. Selain itu, pada mulanya semua lokomotif generasi ini tidak mempunyai lampu kabut di atas bemper seperti CC 203/CC 204. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA (Pemeliharaan Akhir) pada tahun 2010-2011, semua unit CC 201 generasi I telah dipasangi lampu kabut, serta sebagian lokomotif sudah memasang tuas coupler di atas sistem coupler-nya seperti halnya generasi II dan III.

Tujuh unit CC 201 generasi I telah dimodifikasi menjadi CC 204 pada tahun 2003 dan 2005, yaitu CC 201 03 (CC 204 01), CC 201 11 (CC 204 02), CC 201 16 (CC 204 03), CC 201 37 (CC 204 04), CC 201 32 (CC 204 05), CC 201 06 (CC 204 06), dan CC 201 12 (CC 204 07).

CC 201 generasi II

 
CC 201 47 ketika berwajah Donald Bebek (2005).
 
CC 201 65 (CC 201 83 27) masih menggunakan logo PJKA tahun 1988 dengan livery krem-hijau.

CC 201 generasi II didatangkan tahun 1983-1984 berjumlah 34 unit. Untuk mengenalinya sangat mudah. Ciri-cirinya sama seperti CC 201 generasi I, tetapi pada jaring radiatornya berukuran kecil. Bentuk kaca depan berbentuk persegi dengan ujung-ujungnya yang lancip. Loko ini pada awalnya juga tidak memiliki lampu kabut. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA (Pemeriksaan Akhir) pada tahun 2010-2011, semua unit (kecuali CC 201 48) telah dipasangi lampu kabut.

Dahulu di antara loko-loko generasi II ini ada lokomotif yang cukup unik, salah satunya CC 201 56 milik Dipo Induk PWT. Keunikannya: pada bagian depannya (short hood) memiliki bentuk yang berbeda dibandingkan dengan CC 201 lainnya. Kotak pasirnya lebih pendek dari yang biasanya dan kaca depannya memanjang ke bawah. Bagian dalamnya juga unik karena hanya terdapat satu meja layanan sehingga kabin masinis pun menjadi lebih luas. Hal yang melatarbelakangi perbedaan tampilan dari loko ini karena dahulu CC 201 56 pernah menabrak stoomwalls sehingga mengakibatkan loko ini ringsek parah dan sulit mengembalikannya seperti bentuk semula. Untuk memperbaikinya, Balai Yasa Pengok menyiasatinya dengan cara melepas satu meja layanan, memendekkan kotak pasir, dan memenjangkan 2 kaca kebawah. Karena bentuknya yang aneh ini, para railfans sering menyebutnya “Loko Donald Bebek (Ducky Locomotive)”. Sebelumnya CC 201 47 milik Dipo Sidotopo (dulu Dipo Yogyakarta), CC 201 76R milik Dipo Medan (dulu Dipo Jatinegara), CC 201 19 milik Dipo Sidotopo & CC 201 06 (sekarang CC 204 06) milik Dipo Yogyakarta juga mempunyai bentuk yang sama seperti CC 201 56, tetapi sekarang bentuk keempat lokomotif tersebut sudah kembali normal seperti layaknya CC 201 lainnya setelah menjalani PA di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta.

CC 201 45 yang misterius

 
CC 201 45 menarik gerbong ketel melewati Stasiun Tugu. Juli 2005

Ada juga kelas CC 201 generasi kedua yang diyakini misterius. CC 201 45 (CC 201 83 07) adalah lokomotif milik Dipo Induk Yogyakarta (YK) yang terkenal akan daya mistiknya dan salah satu lokomotif paling keramat di Indonesia.

Lokomotif CC 201 45 terkenal karena sering terjadi peristiwa aneh dengan lokomotif tersebut. Sejak didatangkan, CC 201 45 sudah sering dicap sebagai loko yang bermasalah. Walaupun hasil tes menunjukkan tidak ada problem pada CC 201 45, tetapi sering terjadi kecelakaan atau kerusakan saat dioperasikan tanpa penjelasan yang jelas. CC 201 45 semula ditugaskan untuk menarik rangkaian ke arah timur. Pernah suatu ketika saat lokomotif itu berdinas menarik KA Bima dan KA tersebut mengalami tabrakan. Setelah diperbaiki, lokomotif ini berdinas KA Bima dan mengalami tabrakan lagi. Ia harus masuk kembali ke Balai Yasa Pengok, Yogyakarta, dan setelah selesai perbaikan, jabatannya diturunkan untuk menarik rangkaian kelas bisnis saja yaitu Jayabaya. Tetapi CC 201 45 sekali lagi mengalami tabrakan. Frekuensi tabrakan sesama kereta atau dengan kendaraan bermotor yang dialami CC 201 45 cukup sering, di samping kejadian aneh yang dialami para teknisi yang memperbaiki lok ini pasca tabrakan.

Sesuai prosedur, setelah diperbaiki di Balai Yasa Pengok, CC 201 45 diuji secara statis untuk diperiksa kelengkapannya. Setelah semuanya beres, loko diuji secara dinamis di jalur tes di depan kompleks Balai Yasa. Saat dipacu dengan kecepatan tinggi, mendadak rem gagal berfungsi, sehingga lokomotif melaju terus dan menghantam dinding beton pembatas jalur tes. Sekali lagi CC 201 45 mengalami kerusakan dan harus diperbaiki.

 
Lokomotif CC 201 77 01R yang habis PA berdinas KA Sri Tanjung

Merasa kebingungan dengan CC 201 45, teknisi Balai Yasa yaitu Panut dan Suroso merasa perlu untuk memanggil tenaga ahli GE langsung dari Amerika. Saat sedang memeriksa CC 201 45, tenaga ahli GE itu bercerita bahwa saat proses pembuatan loko yang satu ini memang sudah bermasalah karena banyak terjadi kecelakaan kerja. Akhirnya para teknisi memutuskan, selain diperbaiki secara material, CC 201 45 juga diperbaiki secara spiritual. Sesuai adat orang Jawa, para teknisi Balai Yasa Pengok sepakat meruwat (ritual membuang sial) loko ini. Caranya dengan mengadakan selamatan dan memasang sepasang tapal kuda bekas di kedua ujung bemper CC 201 45. Kemudian memberikan beberapa gram emas dan menyepuh bagian samping bawah lok dengan lapisan krom sehingga terlihat mengkilat.

Anehnya setelah ritual ini CC 201 45 tidak pernah mengalami kecelakaan lagi. Ruwatan yang dilakukan oleh teknisi Balai Yasa berhasil menghilangkan nasib sial loko ini. Sekarang CC 201 45 ditempatkan di Dipo Lokomotif Yogyakarta, dan dengan mudah dikenali lewat ciri khasnya sebagai loko dengan sisi yang dilapisi besi mengkilat, dan di bagian depannya di bawah hidungnya, terdapat kotak dengan lubang di dalamnya yang bernama Multiple Unit Box Port yang berguna untuk sambungan kabel traksi, tetapi sudah dihilangkan.[1] Selain itu, plat nomor di bempernya kini dihilangkan.

CC 201 generasi III

 
CC 201 100 (CC 201 92 10), salah satu lokomotif CC201 generasi III (berbentuk kaca bulat, jaring radiator kecil, dan sudah memiliki lampu kabut di atas bemper).
 
CC 201 107 (CC 201 92 17) milik Dipo Induk Jatinegara di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta pada tahun 2002.

Didatangkan pada tahun 1992 sebanyak 20 buah. Untuk CC 201 91 sampai 110 terdapat di Jawa. CC 201 98 yang sebelumnya milik Dipo Lokomotif BD kini telah dimutasi ke Kertapati (KPT), Palembang untuk memenuhi kebutuhan angkutan penumpang dan barang di sana, dan kini sudah afkir karena mengalami kecelakaan hebat yang membuat lokomotif itu terguling dan terbakar. Sedangkan CC 201 101 dan CC 201 102 yang sebelumnya berada di Jawa dan sempat dimutasi ke Sumatra, sudah kembali lagi ke Jawa.

Ciri-ciri CC 201 generasi ini, yaitu terdapat lampu kabut di bawah kotak pasir di atas bemper seperti halnya lokomotif CC 203/CC 204. Selain itu, bentuk sudut-sudut kaca lokomotif ini agak bulat, berbeda dengan CC 201 generasi sebelumnya yang kaca depannya berbentuk kotak. Hal inilah yang membuat CC 201 generasi ini terlihat sangat berbeda dengan jenis yang sebelumnya sehingga mudah untuk dikenali. Sementara untuk komponen mesin, performa, maupun kecepatannya, sama dengan CC 201 lainnya. Namun, sejak mengalami pemeliharaan akhir maupun peristiwa luar biasa hebat, beberapa lokomotif CC 201 generasi ketiga ini kaca depannya sudah berbentuk agak kotak, seperti CC 201 95, CC 201 97, CC 201 99, CC 201 102, dan beberapa lok lainnya.

Ada salah satu kelas lokomotif CC 201 generasi ketiga, yakni lokomotif CC 201 91 yang dikenal sering mengalami perpindahan mutasi. CC201 91 kini dalam kepemilikan Dipo Lokomotif Jember dan merupakan lokomotif CC201 pertama yang dimiliki oleh Daerah Operasi IX Jember. Sejarahnya, loko ini hanya tiga kali mengalami perpindahan pemilikan. Kali pertama datang langsung menjadi milik Dipo Bandung (BD), lalu dikirim ke Dipo Sidotopo (SDT), dan terakhir dipindah ke Jember.[2]

CC 201 96 (CC 201 92 06) yang sebelumnya milik Dipo Lokomotif BD kini telah dimutasi ke Medan (MDN), Sumatra Utara, untuk memenuhi kebutuhan angkutan penumpang dan barang di sana.

CC 201 Rehab (Eks BB 203)

 
Lokomotif CC 201 74R di Stasiun Madiun
 
CC 201 134R yang berdinas menarik kereta api Sri Tanjung bersiap diberangkatkan dari Stasiun Pasuruan
 
Lokomotif CC 201 139R dengan skema warna merah-biru Perumka dan logo baru KAI singgah di Stasiun Blambangan Pagar

Lokomotif jenis ini bukan merupakan CC 201 asli, melainkan hasil rehabilitasi dan perbaikan dari lokomotif BB 203 yang dimulai sejak tahun 1989.

Bentuk, ukuran, dan komponen utama lokomotif ini sama seperti lokomotif CC 201, yang membedakan adalah susunan gandarnya. Jika lokomotif CC 201 bergandar Co’Co’, yakni setiap bogie-nya memiliki tiga gandar penggerak, lokomotif BB 203 bergandar (A1A)(A1A), di mana setiap bogie-nya juga memiliki tiga gandar, tetapi hanya dua gandar dalam setiap bogie-nya yang digunakan sebagai gandar penggerak. Jika lokomotif CC 201 memiliki enam motor traksi, lokomotif BB 203 hanya memiliki empat motor traksi dan hanya berdaya 1.500 hp, lebih rendah daripada CC 201 asli (1.950 hp).

Dahulu, di Dipo Induk SMC, semua lokomotif CC 201-nya adalah hasil rehab dari BB 203. Begitu juga dengan CC 201 yang ada di Sumatra. Di Dipo Induk KPT dan TNK, semua lokomotif CC 201-nya juga merupakan hasil rehab dari BB 203, kecuali CC 201 48 dan CC 201 98 (afkir) yang merupakan CC 201 asli pindahan dari Jawa.

Untuk ciri-cirinya, lokomotif ini hampir sama dengan CC 201 generasi II, meskipun beberapa (misal, CC 201 134R) seperti CC 201 generasi I. Yang membedakannya, yaitu pada nomor serinya ditambahkan kode “R” di belakang nomor seri tersebut. Misalnya, CC 201 77R, kode “R” di sini menandakan bahwa lokomotif tersebut merupakan lokomotif hasil rehab dari BB 203.

Pengecualian untuk CC201 berkode “R” pada seri di bawah 70. CC 201 di bawah 70 yang memakai kode “R” (misal: CC 201 01R, 14R, 18R, dan 26R) merupakan lokomotif asli CC 201. Kode “R” tersebut bukan berarti lokomotif itu adalah hasil rehab dari BB 203. Hal itu menandakan bahwa lokomotif tersebut telah dilakukan overhaul dan telah diperbaiki segala komponennya agar lokomotif tersebut dapat ditingkatkan kecepatannya dan mampu bertahan hingga puluhan tahun kemudian.

CC 201 dengan kabin modifikasi

 
CC 201 86R
Berkas:CC 201 130R mnarik CC 206.jpg
CC 206 13 14 menggandeng CC 201 83 49 (Alm)

Umumnya lokomotif CC 201 di Jawa memiliki bentuk seperti BB 203, tetapi tidak untuk di Sumatra Selatan (Divre III). Beberapa lokomotif CC 201 di sana memiliki bentuk yang sangat mirip dengan CC 203 di Jawa.

Modifikasi ini dikarenakan Divre III Sumsel tidak mempunyai unit CC203; sehingga Balai Yasa Lahat mengubah kabin dari aslinya secara bertahap dari 1994-2001. Modifikasi hidung miring yang terilhami dari CC 203, juga bertujuan mengurangi hambatan angin untuk meningkatkan kecepatan. Namun tujuan peningkatan ini terasa percuma karena kecepatan kereta api Babaranjang (batu bara rangkaian panjang) saat ini dibatasi maksimal 80 km/jam.

 
Lokomotif CC 201 129R (CC 201 83 48) menarik gerbong angkutan batu balas
 
CC 201 129R di Stasiun Sidoarjo

Modifikasi ini pun dirasakan sedikit menyulitkan masinis. Karena kabin yang sempit dan kaca depan terlalu tinggi, masinis terpaksa mendongak atau mengganjal tempat duduknya ketika sedang menjalankan lokomotif. CC 201 hidung miring di dipo lokomotif Tanjung Karang seluruhnya dipergunakan untuk lokomotif bantuan KA Babaranjang dari Sukamenanti ke Tanjungkarang dan lok posko,dan jarang menarik kereta penumpang. Sedangkan lokomotif CC 201 hidung miring di Dipo Induk Lokomotif Kertapati seluruhnya dioperasikan untuk kereta penumpang dan barang, seperti Sriwijaya, Sindang Marga, Serelo, Rajabasa, KA BBM, KA Batubara Kertapati, KA Klinker, dan KA Batubara Ninja.

Ada enam unit CC 201 yang memiliki eksterior seperti CC 203, yaitu CC 201 86R, 111R, 120R, 129R, 130R, dan 137R. Dua unit CC 201 dengan kabin modifikasi yang sebelumnya milik TNK (CC 201 129R dan 130R) telah dimutasi ke pulau Jawa dan menjadi milik Dipo Induk Sidotopo, Surabaya. Dibandingkan CC 201 hidung miring lainnya, CC201 129R dan 130R yang telah memakai logo dan striping PT KAI terbaru lebih mirip dengan CC 203, bahkan hampir sulit membedakannya kecuali dari bunyi klaksonnya. Namun dari semua CC201 hidung miring yang ada, yang bentuk kabinnya paling mirip dengan CC203 adalah CC 201 120R dan 129R, meskipun CC 201 129R lebih sulit dibedakan karena menggunakan livery putih seperti lokomotif CC 203 yang ada di Jawa.

Alokasi CC 201

Di Indonesia, saat ini ada 130 lokomotif CC 201 yang masih beroperasi dari 144 pada awalnya. 7 unit rusak dan 7 unit dijadikan CC 204. Terdiri dari:

92 lokomotif CC 201 asli

  • 28 lokomotif kedatangan tahun 1977
  • 10 lokomotif kedatangan tahun 1978
  • 34 lokomotif kedatangan tahun 1983
  • 20 lokomotif kedatangan tahun 1992

52 lokomotif CC 201 modifikasi BB 203

  • 18 lokomotif modifikasi tahun 1989
  • 2 lokomotif modifikasi tahun 1993
  • 2 lokomotif modifikasi tahun 1999
  • 7 lokomotif modifikasi tahun 2004

Sisanya belum diketahui pasti tahun modifikasinya, tetapi pada plat nomornya tertulis "CC 201 83 xx".

Lokomotif CC 201 hampir terdapat di semua dipo induk, dipo-dipo itu antara lain sebagai berikut.

Alokasi Lokomotif CC 201
Dipo Induk Lokomotif
Jatinegara (JNG) CC 201 29 (CC 201 78 01), CC 201 38 (CC 201 78 06), CC 201 39 (CC 201 83 01), CC 201 68 (CC 201 83 30), CC 201 102 (CC 201 92 12), CC 201 103 (CC 201 92 13), CC 201 104 (CC 201 92 14), CC 201 105 (CC 201 92 15), CC 201 106 (CC 201 92 16), CC 201 107 (CC 201 92 17), CC 201 108 (CC 201 92 18), CC 201 109 (CC 201 92 19), CC 201 110 (CC 201 92 20)
Tanah Abang (THB) CC 201 73R (CC 201 89 01), CC 201 74R (CC 201 89 02), CC 201 75R (CC 201 89 03)
Bandung (BD) CC 201 28 (CC 201 77 23), CC 201 93 (CC 201 92 03), CC 201 94 (CC 201 92 04), CC 201 95 (CC 201 92 05), CC 201 97 (CC 201 92 07), CC 201 99 (CC 201 92 09), CC 201 100 (CC 201 92 10)
Cirebon (CN) CC 201 22 (CC 201 77 17), CC 201 23 (CC 201 77 18), CC 201 24 (CC 201 77 19), CC 201 25 (CC 201 77 20), CC 201 26R (CC 201 77 21), CC 201 27 (CC 201 77 22)
Semarang Poncol (SMC) CC 201 67 (CC 201 83 29), CC 201 69 (CC 201 83 31), CC 201 71 (CC 201 83 33), CC 201 72 (CC 201 83 34), CC 201 142R (CC 201 04 05), CC 201 143R (CC 201 04 06), CC 201 144R (CC 201 04 07)
Purwokerto (PWT) CC 201 51 (CC 201 83 13), CC 201 52 (CC 201 83 14), CC 201 53 (CC 201 83 15), CC 201 54 (CC 201 83 16), CC 201 55 (CC 201 83 17), CC 201 56 (CC 201 83 18), CC 201 57 (CC 201 83 19), CC 201 58 (CC 201 83 20), CC 201 59 (CC 201 83 21), CC 201 60 (CC 201 83 22), CC 201 61 (CC 201 83 23), CC 201 62 (CC 201 83 24), CC 201 63 (CC 201 83 25), CC 201 64 (CC 201 83 26), CC 201 65 (CC 201 83 27)
Yogyakarta (YK) CC 201 30 (CC 201 78 02), CC 201 31 (CC 201 78 03), CC 201 34 (CC 201 78 04), CC 201 36 (CC 201 78 05), CC 201 40 (CC 201 83 02), CC 201 41 (CC 201 83 03), CC 201 42 (CC 201 83 04), CC 201 43 (CC 201 83 05), CC 201 44 (CC 201 83 06), CC 201 45 (CC 201 83 07)
Madiun (MN) CC 201 77R (CC 201 89 05), CC 201 78R (CC 201 89 06), CC 201 79R (CC 201 89 07), CC 201 80 (CC 201 89 08), CC 201 81 (CC 201 89 09)
Sidotopo, Surabaya (SDT) CC 201 01R (CC 201 77 01R), CC 201 02 (CC 201 77 02), CC 201 04 (CC 201 77 03), CC 201 07 (CC 201 77 05), CC 201 08 (CC 201 77 06), CC 201 09 (CC 201 77 07), CC 201 13 (CC 201 77 09), CC 201 14R (CC 201 77 10), CC 201 15 (CC 201 77 11), CC 201 17 (CC 201 77 12), CC 201 18R (CC 201 77 13), CC 201 19 (CC 201 77 14), CC 201 20 (CC 201 77 15), CC 201 21 (CC 201 77 16), CC 201 47 (CC 201 83 09), CC 201 49 (CC 201 83 11), CC 201 129R (CC 201 83 48)
Jember (JR) CC 201 46 (CC 201 83 08), CC 201 91 (CC 201 92 01), CC 201 92 (CC 201 92 02), CC 201 101 (CC 201 92 11), CC 201 126R (CC 201 99 01), CC 201 127R (CC 201 83 47R), CC 201 134R (CC 201 83 53), CC 201 135R (CC 201 83 54).
Medan (MDN) CC 201 05 (CC 201 77 04), CC 201 10 (CC 201 77 08), CC 201 50 (CC 201 83 12), CC 201 66 (CC 201 83 28), CC 201 70 (CC 201 83 32), CC 201 76R (CC 201 89 04), CC 201 82 (CC 201 89 10), CC 201 96 (CC 201 92 06), CC 201 87R (CC 201 89 14), CC 201 112R (CC 201 93 02R), CC 201 115R (CC 201 83 37), CC 201 123R (CC 201 83 44), CC 201 128R (CC 201 99 02), CC 201 138R (CC 201 04 01), CC 201 141R (CC 201 04 04)
Padang (PD) CC 201 48 (CC 201 83 10), CC 201 114R (CC 201 83 36), CC 201 124R (CC 201 83 45), CC 201 131R (CC 201 83 50), CC 201 133R (CC 201 83 52)
Kertapati, Palembang (KPT) CC 201 84R (CC 201 89 12), CC 201 86R (CC 201 89 13), CC 201 88R (CC 201 89 15), CC 201 89R (CC 201 89 16), CC 201 90R (CC 201 89 17R), CC 201 111R (CC 201 93 01R), CC 201 113R (CC 201 83 35), CC 201 116R (CC 201 83 38), CC 201 117R (CC 201 83 39), CC 201 118R (CC 201 83 40), CC 201 119R (CC 201 83 41), CC 201 122R (CC 201 83 43), CC 201 125R (CC 201 83 46), CC 201 139R (CC 201 04 02), CC 201 140R (CC 201 04 03)
Tanjung Karang, Lampung (TNK) CC 201 120R (CC 201 83 42R), CC 201 132R (CC 201 83 51), CC 201 136R (CC 201 83 55), CC 201 137R (CC 201 83 56).

Keterangan:

  • Semua lokomotif CC 201 kecuali yang berada di Sumatra (tidak termasuk Sumatra Utara) sudah menggunakan livery terbaru PT KAI. Untuk lokomotif yang berada di Sumatra Selatan, Lampung, dan Sumatra Barat juga sudah menggunakan logo baru PT KAI, tetapi masih mempertahankan livery merah-biru Perumka. Khusus beberapa lokomotif di Sumatra Barat, yaitu CC 201 124R (CC 201 83 45) dan CC 201 48 (CC 201 83 10) menggunakan livery Kemenhub putih dengan garis biru dengan gaya seperti pada lokomotif BB303 milik Dipo Medan.
  • Lokomotif CC 201 dipasangi terali besi berbentuk kotak-kotak pada bagian kaca depan dan samping kabin masinisnya. Namun sejak tahun 2014, satu persatu lokomotif CC 201 kembali melepas terali besi karena bahan kaca kabin masinis diganti menjadi bahan polikarbonat yang tahan benturan. Lokomotif CC 201 pertama yang menggunakan kaca polikarbonat adalah CC 201 07 (CC 201 77 05), disusul CC 201 40 (CC 201 83 02), dan CC 201 79R (CC 201 89 07). Ke depan, seluruh lokomotif CC 201 (juga lokomotif lain) secara bertahap akan diganti bahan kacanya menjadi polikarbonat.
  • Semua lokomotif CC 201 telah menggunakan penomoran terbaru berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan RI No. KM 54 tahun 2016.
  • Sejak 2017 lokomotif CC 201 sudah mulai dipasang Air Conditioner (AC) lokomotif yang sudah dipasangi AC adalah CC 201 43 (CC 201 83 05),CC 201 39 (CC 201 83 01), CC 201 53 (CC 201 83 15). CC 201 93 (CC 201 92 03)

Data teknis[3]

  • Dimensi lokomotif
  1. Lebar sepur : 1.067 mm
  2. Panjang body: 14.134 mm
  3. Jarak antara alat perangkai: 15.214 mm
  4. Lebar body: 2.642 mm
  5. Tinggi maksimum: 3.636 mm
  6. Jarak gandar: 3.304 mm
  7. Jarak antar pivot: 7.680 mm
  8. Diameter roda penggerak: 914 mm
  9. Diameter roda idle: -
  10. Tinggi alat perangkai: 770 mm
  • Berat
  1. Berat kosong: 78 ton
  2. Berat siap: 84 ton
  3. Berat adhesi: 84 ton
  • Motor Diesel
  1. Tipe: GE-7FDL8 (GE FDL Series 8 Cylinders)
  2. Jenis: 4 langkah, Turbocharger
  3. Daya Mesin: 1.950 hp
  4. Daya ke generator/converter: 1.825 hp
  • Motor Traksi/Converter
  1. Jumlah motor traksi: 6
  2. Tipe motor: GE 761, DC-DC
  3. Gear ratio: 90:21
  4. Tipe generator: GT 581
  • Kinerja
  1. Kecepatan maksimum: 120 km/jam
  2. Gaya tarik maksimum (adhesi): 17.640 kgf
  3. Kecepatan minimum kontinu: 24 km/jam
  4. Jari-jari lengkung terkecil: 56,7 m
  • Kapasitas
  1. Bahan bakar: 3.028 liter
  2. Minyak pelumas: 984 liter
  3. Air pendingin: 684 liter
  • Lain-lain
  1. Sistem rem: Rem udara tekan, dynamic brake, rem parkir
  2. Tipe kompresor: Gardner Denver WBO

Unit yang sudah tak beroperasi

 
CC 201 83 49 (130R) yang kini berstatus konservasi di Balai Yasa Yogyakarta
  1. Dua buah lokomotif CC 201, yaitu CC 201 33 yang menarik rangkaian KA Senja IV jurusan Jakarta-Yogyakarta yang berangkat dari Purwokerto dan CC 201 35 yang menarik rangkaian KA Maja jurusan Madiun-Jakarta yang berangkat dari Kroya bertabrakan di daerah Gunung Payung, dekat jembatan Sungai Serayu pada tanggal 21 Januari 1981. Pasca tabrakan, komponen mesin dan sasis dari kedua lokomotif tersebut digunakan untuk menggantikan komponen CC 201 yang masih beroperasi karena kerusakannya teramat parah dan dinyatakan sudah tidak layak beroperasi lagi.
  2. CC 201 121R yang menarik KA Fajar Utama Express Lampung mengalami PLH tabrakan dengan beberapa gerbong rangkaian KA barang Babaranjang yang tertinggal di petak Kertapati-Tanjung Karang, Lampung, pada bulan Maret 2005.
  3. CC 201 83R (CC 201 89 11) yang menarik KA Babaranjang dari Kertapati tujuan Sukacinta langsung bertabrakan dengan CC 202 16 (CC 202 90 01) pada bulan Februari 2012. Dari PLH tersebut CC 202 16 terbakar dan CC 201 83R ringsek, akibatnya CC 201 83R tersebut tidak beroperasi
  4. CC 201 98 yang telah dimutasi ke Sumatra Selatan, mengalami kecelakaan, terbakar dan tidak dapat dioperasikan lagi.
  5. CC 201 85R juga merupakan lokomotif yang sudah afkir.
  6. CC 201 130R mengalami kecelakaan saat menarik kereta api Sancaka Sore dari Yogyakarta menuju Surabaya Gubeng. Lokomotif ini kini berstatus konservasi di Balai Yasa Yogyakarta, di mana status konservasi bermakna bahwa suatu sarana perkeretaapian masih dapat diperbaiki atau dialihfungsikan.

Galeri

Lihat pula

Daftar pustaka

  • Majalah KA Edisi Maret 2007
  • Fauzan, Sudjono Arif dkk. Buku Misteri Lokomotif CC201. Depok: PT Ilalang Sakti Komunikasi.
  • A.S., Hartono. 2012. Lokomotif dan Kereta Rel Diesel di Indonesia. Depok: PT Ilalang Sakti Komunikasi.

Referensi

  1. ^ Majalah KA Edisi Maret 2007
  2. ^ Semboyan 35: CC201 91
  3. ^ Tim Redaksi Majalah KA. 2007. Album Lokomotif dan KRL (Seri 1). Depok: PT Ilalang Sakti Komunikasi.

Pranala luar