Sumatera Selatan
3°17′S 104°9′E / 3.283°S 104.150°E
Sumatra Selatan سومترا سلاتن | |
---|---|
Dari kanan atas searah jarum jam: Jembatan Ampera, Masjid Agung Palembang, Stadion Gelora Sriwijaya, Pempek Pelembang, Monumen Air Mancur, Hotel Arya Duta Kota Palembang | |
Motto: "Bersatu Teguh" | |
Negara | Indonesia |
Ibu kota | Palembang |
Pemerintahan | |
• Gubernur | Herman Deru |
• Wakil Gubernur | Mawardi Yahya |
• Sekretaris Daerah | Nasrun Umar |
• Ketua DPRD | Giri Ramanda Nazaputra Kiemas |
Luas | |
• Total | 91,592,43[1] km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 8,412,369 |
Demografi | |
• Agama | Islam 94.30% Kristen Protestan 1.96% Buddha 1.76% Katolik 1.11% Hindu 0.87%[2] |
• Bahasa | Indonesia (bahasa resmi) Melayu, Penesak, Musi, Palembang, Komering,Bahasa Lintang, Pasemah, Ogan |
Kode Kemendagri | 16 |
Kode BPS | 16 |
DAU | Rp. 788.813.301.000,- |
Lagu daerah | Dek Sangke |
Situs web | www |
Sumatra Selatan (umumnya disingkat menjadi Sumsel) adalah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatra. Provinsi ini beribu kota di Palembang. Secara geografis, Sumatra Selatan berbatasan dengan provinsi Jambi di utara, provinsi Kep. Bangka-Belitung di timur, provinsi Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat. Provinsi ini kaya akan sumber daya alam, seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara. Selain itu ibu kota provinsi Sumatra Selatan, Palembang, telah terkenal sejak dahulu karena menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya.
Di samping itu, provinsi ini banyak memiliki tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi seperti Sungai Musi, Jembatan Ampera, Pulau Kemaro, Danau Ranau, Kota Pagaralam dan lain-lain. Karena sejak dahulu telah menjadi pusat perdagangan, secara tidak langsung ikut memengaruhi kebudayaan masyarakatnya. Makanan khas dari provinsi ini sangat beragam, di antaranya adalah pempek, model, tekwan, pindang patin, pindang tulang, sambal jokjok, berengkes dan tempoyak.
Sejarah
Provinsi Sumatra Selatan dikenal juga dengan sebutan "Bumi Sriwijaya". Pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi wilayah ini merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya yang juga terkenal dengan kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Nusantara. Gaung dan pengaruhnya bahkan sampai ke Madagaskar di Benua Afrika.[butuh rujukan]
Sejak abad ke-13 sampai abad ke-14, wilayah ini berada di bawah kekuasaan Majapahit. Selanjutnya wilayah ini pernah menjadi daerah tak bertuan dan bersarangnya bajak laut dari Mancanegara terutama dari negeri China.[butuh rujukan] Pada awal abad ke-15 berdirilah Kesultanan Palembang yang berkuasa sampai datangnya Kolonialisme Barat, lalu disusul oleh Jepang.[butuh rujukan] Ketika masih berjaya, Kerajaan Sriwijaya juga menjadikan Palembang sebagai Kota Kerajaan.[butuh rujukan]
Menurut Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan pada 1926 menyebutkan, pemukiman yang bernama Sriwijaya itu didirikan pada tanggal 17 Juni 683 Masehi.[butuh rujukan] Tanggal tersebut kemudian menjadi hari jadi Kota Palembang yang diperingati setiap tahunnya.
Geografi
Provinsi Sumatra Selatan secara geografis terletak antara 1–4° Lintang Selatan dan 102–106° Bujur Timur, dan luas daerah seluruhnya adalah 87.017.41 km2.
Batas batas wilayah Provinsi Sumatra Selatan sebagai berikut:
- sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Jambi,
- sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Lampung,
- sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung,
- sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.
Secara topografi, wilayah Sumatra Selatan di Pantai Timur tanahnya terdiri dari rawa-rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Vegetasinya berupa tumbuhan palmase dan kayu rawa (bakau). Sedikit makin ke barat merupakan dataran rendah yang luas. Lebih masuk kedalam wilayahnya semakin bergunung-gunung. Disana terdapat bukit barisan yang membelah Sumatra Selatan dan merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian 900 – 1.200 meter dari permukaan laut. Bukit barisan terdiri atas puncak Gunung Seminung (1.964 m), Gunung Dempo (3.159 m), Gunung Patah (1.107 m) dan Gunung Bengkuk (2.125m). Disebelah Barat Bukit Barisan merupakan lereng. Provinsi Sumatra Selatan mempunyai beberapa sungai besar. Kebanyakan sungai-sungai itu bermata air dari Bukit Barisan, kecuali Sungai Mesuji, Sungai Lalan dan Sungai Banyuasin. Sungai yang bermata air dari Bukit Barisan dan bermuara ke Selat Bangka adalah Sungai Musi, sedangkan Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Kelingi, Sunga Lakitan, Sungai Rupit dan Sungai Rawas merupakan anak Sungai Musi.
Secara administratif Sumatra Selatan terdiri dari 13 (tiga belas) Pemerintah Kabupaten dan 4 (empat) Pemerintah Kota, dengan Palembang sebagai ibu kota provinsi. Pemerintah kabupaten dan kota membawahi pemerintah kecamatan dan desa atau kelurahan. Sumatra Selatan memiliki 13 kabupaten, 4 kota madya, 212 kecamatan, 354 kelurahan, dan 2.589 desa.[butuh rujukan] Kabupaten Ogan Komering Ilir menjadi Kabupaten dengan luas wilayah terbesar dengan luas 16.905,32 ha, diikuti oleh Kabupaten Musi Banyuasin dengan luas wilayah sebesar 14.477 ha.
Terdapat empat sektor yang memberikan sumbangan cukup besar terhadap PDRB. Pada 2010, empat sektor yang memberikan sumbangan terbesar adalah sektor industri pengolahan, diikuti oleh sektor pertambangan dan penggalian, sektor pertanian serta sektor perdagangan, hotel dan Restoran. Pada tahun yang sama, kontribusi masing-masing sektor diatas secara berurutan adalah 23,67%, 21,62%, 16,85%, 12,70%.[butuh rujukan]
Sebagai salah satu provinsi tujuan investasi, Sumatra Selatan memiliki berbagai sarana dan prasarana penunjang, di antaranya adalah Bandara S.M. Badaruddin II yang terdapat di Kota Palembang, Bandara Silampari yang terletak di kota Lubuklinggau, Bandara Tanjung Enim di Kabupaten Muara Enim, Bandara Banding Agung yang terletak di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Pelabuhan Palembang yang terketak di Kota Palembang juga Pelabuhan Khusus Kerta Pati di Kabupaten Muara Enim.[3]
Iklim
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Demografi
Masalah kependudukan di antara lain meliputi jumlah, komposisi dan distribusi penduduk merupakan masalah yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan. Jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu modal dasar pembangunan, tetapi dapat juga menjadi beban dalam proses pembangunan jika mempunyai kualitas yang rendah. Oleh sebab itu untuk menunjang keberhasilan pembangunan nasional dalam menangani permasalahan penduduk pemerintah tidak saja mengarahkan pada upaya pengendalian jumlah penduduk tetapi juga menitikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Di samping itu program perencanaan pembangunan sosial di segala bidang harus mendapat prioritas utama yang berguna untuk peningkatan kesejahteraan penduduk.
Pada tahun 2015 jumlah penduduk Sumatra Selatan sudah mencapai 8.370.281 jiwa, yang menempatkan Sumatra Selatan sebagai provinsi ke-6 terbesar penduduknya di Indonesia, BPS. Secara absolut jumlah penduduk Sumatra Selatan terus bertambah dari tahun ke tahun. Tercatat pada tahun 1971 jumlah penduduk sebesar 2,931 juta jiwa, meningkat menjadi 3,975 pada tahun 1980, 5,493 juta jiwa pada tahun 1990 serta 6,273 pada tahun 2000. Dengan jumlah penduduk yang begitu besar maka Sumatra Selatan dihadapkan kepada suatu masalah kependudukan yang sangat serius. Oleh karena itu, upaya mengendalikan pertumbuhan penduduk disertai dengan upaya peningkatan kesejahteraan penduduk harus merupakan suatu upaya yang berkesinambungan dengan program pembangunan yang sedang dan akan terus dilaksanakan.
Berikut adalah jumlah penduduk Sumatra Selatan dari tahun ke tahun:
Tahun | 1971 | 1980 | 1990 | 2000 | 2003 | 2005 | 2010 | 2015 | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Jumlah penduduk | 2.930.830 | 3.975.904 | 5.492.993 | 6.210.800 | 6.503.918 | 6.782.339 | 7.450.394 | 8.370.281 | ||||
Sejarah kependudukan Sumatra Selatan Sumber:[4] |
Sosial Budaya
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Politik dan pemerintahan
Daftar Gubernur
Gubernur Sumatera Selatan | |||||||||
No. | Foto | Gubernur | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Prd. | Ket. | Wakil Gubernur | ||
1 | Adnan Kapau Gani | 1945 | 1946 | 1 | [ket. 1] | Tidak Ada | |||
2 | Mohamad Isa | 1946 | 1948 | 2 | [ket. 1] | Tidak Ada | |||
1948 | 1953 | [ket. 2] | |||||||
3 | Winarno Danuatmodjo | 1953 | 1956 | 3 | Tidak Ada | ||||
4 | M. Husin | 1956 | 1958 | 4 | Tidak Ada | ||||
5 | Muchtar Prabu Mangku Negara | 1958 | 1960 | 5 | Tidak Ada | ||||
6 | Achmad Bastari | 1960 | 1963 | 6 | Tidak Ada | ||||
7 | Abu Jazid Bustomi | 1963 | 1965 | 7 | Ali Amin | ||||
8 | Ali Amin | 1965 | 1968 | 8 | [5] | Tidak Ada | |||
9 | Asnawi Mangku Alam | 1968 | 1978 | 9 | Tidak Ada | ||||
10 | Sainan Sagiman | 1978 | 1983 | 10 | Tidak Ada | ||||
1983 | 1988 | 11 | |||||||
11 | Ramli Hasan Basri | 7 November 1988 | 7 November 1993 | 12 | Tidak Ada | ||||
7 November 1993 | 7 November 1998 | 13 | |||||||
12 | Rosihan Arsyad | 7 November 1998 | 7 November 2003 | 14 | Thobroni Husin | ||||
13 | Syahrial Oesman | 7 November 2003 | 11 Juli 2008 | 15 | Mahyuddin Natimbul Same'a | ||||
14 | Mahyuddin Natimbul Same'a | 11 Juli 2008 | 7 November 2008 | Jabatan Kosong | |||||
15 | Alex Noerdin | 7 November 2008 | 7 November 2013 | 16 | Eddy Yusuf | ||||
7 November 2013 | 21 September 2018 | 17 | [ket. 3] | Ishak Mekki | |||||
16 | Herman Deru | 1 Oktober 2018 | 1 Oktober 2023 | 18 | [ket. 4] [7] |
Mawardi Yahya |
- Catatan
- ^ a b Sebagai Gubernur Muda Sumatera Selatan
- ^ Sebagai Gubernur Sumatera Selatan
- ^ Mengundurkan diri karena mencalonkan diri dalam Pemilihan umum legislatif Indonesia 2019[6]
- ^ Masa jabatan Gubernur sebelumnya Alex Noerdin seharusnya berakhir pada 7 November, tetapi dipercepat menjadi 1 Oktober berhubung Alex Noerdin dan wakilnya mencalonkan diri sebagai calon legislatif pada Pemilu 2019
DPRD
Partai | Kursi | % |
---|---|---|
PDI-P | 13 | - |
Partai Demokrat | 11 | - |
Partai Golkar | 10 | - |
Partai Gerindra | 10 | - |
PKB | 6 | - |
Partai NasDem | 6 | - |
PAN | 5 | - |
PKS | 5 | - |
Partai Hanura | 5 | - |
PBB | 2 | - |
PPP | 2 | - |
Total | 75 | 100,0 |
Kabupaten dan Kota
Perwakilan Nasional
Anggota DPR dari provinsi Sumatra Selatan Periode 2009–2014
- Prof. Dr. H. Mahyuddin NS, Sp.OG (K) – Fraksi Partai Demokrat
- H. Juhaini Ali, SH, MM – Fraksi Partai Demokrat
- Ustdz. H. Syofwatillah Mohzaib, S.Sos.i – Fraksi Partai Demokrat
- H. Dodi Alex Noerdin, Lic.Econ, MBA – Fraksi Partai Golkar
- Drs. Kahar Muzakir – Fraksi Partai Golkar
- Tanthowi Yahya – Fraksi Partai Golkar
- Mgs. Uzwar Fatommy, SH, M.S – Fraksi Partai Golkar
- Bobby Adhityo Rizaldi, SE. Akt.,MBA, CFE – Fraksi Partai Golkar
- Mustafa Kamal, SS. - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera
- KH. Buchari Yusuf, LC, MA – Fraksi Partai Keadilan Sejahtera
- Nur Iswanto, SH, MM – Fraksi Partai Gerindra
- Eddhy Prabowo, MM, MB – Fraksi Partai Gerindra
- Ahmad Yani, SH – Fraksi Partai Persatuan Pembangunan
- Acmad Hafisz Tohir – Fraksi Partai Amanat Nasional
- Hanna Gayatri,SH – Fraksi Partai Amanat Nasional
- Drs. H. A. Fauzi Acmad, MBA – Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat
- Ir. Nazaruddin Kiemas, MM – Fraksi PDI Perjuangan
- H. Dudhie Makmun Murod, MBA – Fraksi PDI Perjuangan
Anggota DPD dari Provinsi Sumatra Selatan tahun 2004–2009
- Hj. Asmawati, S.E., M.M.
- Drs. H. M. Kafrawi Rahim
- M. Jum Perkasa
- Ir. Ruslan Wijaya, S.E., M.Sc.
Anggota DPD dari Provinsi Sumatra Selatan tahun 2009–2014
- Hj. Asmawati, S.E., M.M.
- Hj. Percha Leanpuri, B.Bus.
- Drs. H. Aidil Fitrisyah, M.M.
- Abdul Aziz
Perwakilan
DPRD Sumatra Selatan hasil Pemilihan Umum Legislatif 2009 tersusun dari 13 partai, dengan perincian sebagai berikut:[9][10]
Partai | Kursi | % |
---|---|---|
Partai Golkar | 18 | 34,9 |
Partai Demokrat | 13 | 14,7 |
PDI-P | 11 | 13,8 |
PKS | 7 | 11,9 |
Partai Gerindra | 6 | 7,3 |
PPP | 5 | 7,3 |
PAN | 5 | 4,6 |
Partai Hanura | 4 | 2,8 |
PKB | 3 | 1,8 |
PBR | 2 | 0,9 |
PBB | 1 | 0,9 |
PPRN | 1 | 0,9 |
PKPB | 1 | 0,9 |
Total | 75 | 100,0 |
Galeri
-
Bendera Negara Sumatra Selatan semasa Sumsel menjadi wilayah RIS
Referensi
- ^ "Statistik Indonesia 2017"
- ^ "Provinsi Sumatra Selatan Dalam Angka 2016"
- ^ Sumatra Selatan Dalam Angka 2010
- ^ BPS Sensus 2010 www.bps.go.id
- ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-01-17. Diakses tanggal 2019-04-08.
- ^ Siregar, Raja Adil (5 September 2018). "Nyaleg, Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel Mundur". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-19. Diakses tanggal 19 September 2018.
- ^ "Presiden Jokowi Lantik Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel serta Kaltim". Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Selatan. 1 Oktober 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-12-13. Diakses tanggal 2 Oktober 2018.
- ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 4 April 2024.
- ^ Komposisi Anggota DPRD Sumsel
- ^ Situs Resmi dprd.sumselprov.go.id
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi pemerintah provinsi
- (Indonesia) Situs web resmi Badan Pemeriksa Keuangan Palembang
- (Indonesia) Situs web resmi pariwisata Indonesia
- (Indonesia) Profil Demografi Sumsel
- (Indonesia) Profil Ekonomi Sumsel
- (Indonesia) Profil Wisata Sumsel
- (Indonesia) Ekonomi Regional Sumsel
- (Indonesia) Statistik Regional Sumsel