Stasiun Banyuwangi

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Banyuwangi (BW Lama) adalah sebuah stasiun kereta api nonaktif kelas besar yang terletak di ibu kota Kabupaten Banyuwangi, tepatnya di Karangrejo, Banyuwangi, Banyuwangi. Stasiun yang terletak pada ketinggian +6 m ini termasuk dalam Wilayah Aset IX Jember. Stasiun ini dahulu merupakan stasiun kereta api yang letaknya paling timur di Jawa dan Indonesia sebelum digantikan dengan Stasiun Banyuwangi Baru pada tahun 1985, yang terletak 10 km dari kota ke arah utara, satu kompleks dengan Pelabuhan Ketapang. Akan tetapi, Stasiun Banyuwangi lama tetap beroperasi setelah Stasiun Banyuwangi Baru beroperasi, hingga akhirnya benar-benar dinonaktifkan pada tahun 1988.

Stasiun Banyuwangi
Banyuwangi+6 m
Stasiun Banyuwangi
Lokasi
Koordinat8°12′51″S 114°22′48″E / 8.21417°S 114.38000°E / -8.21417; 114.38000
Ketinggian+6 m
Operator
Letak
km 85+964 lintas Kalisat-Kabat-Banyuwangi Lama[1]
Layanan-
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
  • BW Lama
  • 5530[2]
KlasifikasiBesar[2]
Sejarah
Dibuka2 Februari 1903
Ditutup31 Maret 1988
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejarah

Banyuwangi mulai menjadi incaran Staatsspoorwegen untuk menanamkan pengaruhnya. Hal ini jelas-jelas diperkuat dengan sulitnya mengangkut hasil bumi dari wilayah Banyuwangi sehingga dapat diekspor melalui pelabuhan di Panarukan. Kesulitan-kesultan tersebut dicatat oleh S.A. Reitsma dalam bukunya, Indische spoorweg-politiek. Reitsma mengaku bahwa pada masa itu Banyuwangi merupakan daerah yang terisolasi dan dikurung oleh bukit-bukit terjal yang tidak bisa dilalui jalan desa maupun jalur pedati. Pada akibatnya, SS menawarkan kereta api sebagai solusi dalam mengangkut hasil-hasil bumi.[3]

Pada akhirnya, keputusan untuk membangun jalur kereta api mulai terwujud dengan mulai dibangunnya jalur baru Kalisat–Banyuwangi mulai tahun 1897. Jalur ini dibangun membelah gunung, melintasi dua terowongan, serta memiliki jembatan yang cukup dalam di petak Garahan–Mrawan.[4] Jalur ini dibuka penuh untuk layanan umum pada tanggal 2 Februari 1903 oleh SS.[5] Begitu jalur ini dibuka, 3.000 kepala keluarga memutuskan untuk bertempat tinggal di pinggir rel di jalur ini. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya jalur kereta api sebagai penggerak ekonomi kala itu.[6]

Dengan beroperasinya jalur baru Kabat–Banyuwangi Baru per tanggal 7 September 1985,[7] pamor stasiun ini lambat laun meredup. Pelayanan penumpang di Stasiun Banyuwangi lama mulai dialihkan ke Stasiun Banyuwangi Baru karena pelayanan kapal feri dari Banyuwangi menuju Bali dipindah dari pusat kota ke Pelabuhan Ketapang, sehingga lama kelamaan stasiun ini hanya melayani KA barang saja. Stasiun ini resmi dinonaktifkan penuh pada tanggal 31 Maret 1988 karena pelayanan barang juga dipindah ke Stasiun Banyuwangi Baru. Penutupan ini juga termasuk menonaktifkan segmen Kabat–Banyuwangi Lama seluruhnya.[8]

Bangunan

Bangunan utama stasiun ini—yang masih mempertahankan ciri khas SS—sekarang sudah menjadi kios dan emplasemennya berubah menjadi pasar tradisional. Stasiun yang ini dahulu memiliki dipo lokomotif dan turntable. Ke arah utara jalur ini masih berlanjut hingga berujung di Pantai Boom Banyuwangi. Jalur ini dahulu dibangun untuk kepentingan barang. Sisa-sisa jembatan di jalur ini masih banyak ditemukan.

Pada gunungan hall depan terdapat ornamen garuda Wahana Daya Pertiwi, yang merupakan lambang (coat-of-arms) dari PJKA.

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Reitsma, S.A. (1920). Indische Spoorweg-Politik. Landsdrukkerij. 
  4. ^ "de Vooltooiing van Spoorweg Kalisat-Banjoewangi". de Indische Gids. 25 (1): 653–655. 1903. 
  5. ^ Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 1921–1932. 
  6. ^ Veth, P.J.; Snelleman, J.F.; Niermeyer, J.F. (1907). Java: geographisch, ethnologisch, historisch. De Erven F. Bohn. 
  7. ^ Prasasti di Stasiun Karangasem dengan angka tanggal 7 September 1985 menjadi bukti peresmian jalur baru Kabat–Banyuwangi Baru.
  8. ^ LIntas cabang yang masih aktif dan tidak aktif PJKA. Bandung: PT Kereta Api Indonesia (Persero), 2011.
Stasiun sebelumnya     Lintas Kereta Api Indonesia   Stasiun berikutnya
Templat:KAI lines
dengan penghubung ke Pelabuhan Banyuwangi
Terminus

8°13′02″S 114°22′33″E / 8.217182°S 114.37572°E / -8.217182; 114.37572{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman