Warung Kopi - diskusi bahasa   kirim topik baru

Bagian ini digunakan untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia di Wikipedia berpedoman kepada ejaan yang disempurnakan.

Lihat juga:

Ingat beri tanda tangan dan tanggal pada akhir pesan Anda dengan cara mengetikkan ~~~~. Harap menambahkan topik baru hanya di bagian bawah halaman ini.
Warung Kopi
Warung Kopi
Kebijakan
Kebijakan
Usulan
Usulan
Teknis
Teknis
Bahasa
Bahasa
Berita
Berita
Lain-lain
Lain-lain
Komunitas
Komunitas
Semua
Semua
Kembali ke atas
Kembali ke atas
Warung Kopi - {{{1}}}   kirim topik baru
Galat: tidak ada pintasan yang ditentukan |msg= parameter tidak ditentukan.
Ingat beri tanda tangan dan tanggal pada akhir pesan Anda dengan cara mengetikkan ~~~~. Harap menambahkan topik baru hanya di bagian bawah halaman ini.
Warung Kopi
Warung Kopi
Kebijakan
Kebijakan
Usulan
Usulan
Teknis
Teknis
Bahasa
Bahasa
Berita
Berita
Lain-lain
Lain-lain
Komunitas
Komunitas
Semua
Semua
Kembali ke atas
Kembali ke atas

WikiSumber

Kok pas dilihat di sini, Wikisource kita diterjemahkan ke dalam wikisource yah? Bukannya seharusnya Wiki Sumber? dan The Free Library itu mending "Perpustakaan bebas" atau "Pustaka terbuka" ? Serenity

Mestinya sih mmm, Wikisumber dan Perpustakaan bebas Muhammad Azmi 02:10, 25 Mei 2008 (UTC)
Itu bebas kok, bisa disunting siapa saja :) ~REX••pesan•• 12:06, 31 Mei 2008 (UTC)
Mungkin maksud serenity, nama di logo Wikisource Indonesia disunting juga jadi Wikisumber. --BlackKnight(kirim pesan) 15:33, 1 Juni 2008 (UTC)

Wikisumber, oke. Perpustakaan bebas, kok panjang sekali ya. Lagi pula bebas itu berkonotasi terlepas dari kekangan. Gimana kalo Pustaka lepas. Karena sekali ditulis, tulisan itu menjadi lepas dari penulisnya.Ardianto Bahtiar 16:39, 1 Juli 2008 (UTC)

Al Qur'an ato Al-Qur'an

Yg betul Al Qur'an ato Al-Qur'an pake tanda - (strip)? Terus, kadang saya menemukan kata dalam bahasa Arab yg berawalan Al, Ar, As, An, dll bila ditulis di tengah kalimat pasti berhuruf kecil seperti ar-Rahman bkan Ar-Rahman, sedangkan artikel di Wiki ini sebagian masih bertuliskan yg huruf kapital. Pertanyaan saya, yg bener yg bertuliskan huruf kecil or besar-kah yg tepat utk ditulis di tengah kalimat? :) NoiX180 01:40, 25 Mei 2008 (UTC)

Partikel al dalam bahasa Arab sepadan dengan partikel the dalam bahasa Inggris. Keduanya merupakan partikel penentu (definit article). Jadi, perlakukan al sebagaimana the. Dalam bahasa Inggris the di tengah kalimat tidak kapital.
" When the Quran is read, listen to it with attention, and hold your peace: that ye may receive Mercy. " Quran 7:204 (cek)
Merujuk terjemah ayat dalam bahasa Inggris itu, yang tepat dalam bahasa Indonesia adalah al-Quran bukan Al-Quran. Tetapi kalau merujuk ke EYD, bisa juga ditulis Alquran (tanpa tanda hubung) atau Quran saja.
Dalam bahasa Arab sendiri tidak dikenal huruf kapital di awal kalimat atau awal nama sebagaimana dalam bahasa Indonesia. Jadi, tidak perlu takut kualat kalau nulis Alquran (Q kecil) :-)
Sementara itu, untuk penulisan huruf kapital di tengah kalimat dapat merujuk ke sini Ardianto Bahtiar 16:40, 1 Juli 2008 (UTC)

Penggunaan gelar

Artikel tentang Nabi kenapa judulnya berisi kata Nabi? Misalnya artikel Nabi Isa, Nabi Musa, dll. Bukankah gelar tidak boleh dipakai sebagai judul artikel? Apakah ada pengecualian? Apakah hal ini sudah pernah dibahas sebelumnya?

-- Adiputra बिचर -- 08:53, 7 Juni 2008 (UTC)

1. Betul tidak boleh
2. Halamannya (pembicaraan) sudah diarsip, tapi kalau tidak salah diskusinya sendiri belum menghasilkan keputusan namun sudah terjadi pemindahan besar-besaran (dan seperti biasa, kalau sudah terjadi pemindahan besar-besaran sudah sulit dikembalikan). Jadi seperti nomor 1 bilang, yang ada sekarang belum tentu benar.
3. Diskusinya bawaannya panas (seinget gue). Memang seharusnya sudah harus divoting dan sudah ada penunjukan setelah hasil didapat siapa yang mau tanggung jawab atas keputusan. Serenity

Saya juga setuju dan mendukung agar segera ada keputusan komunitas WBI tentang penggunaan gelar, sehingga panduannya dapat dibuat. Urgensi sudah tinggi. Yang bertanggung-jawab? Sama juga seperti biasa, yaitu kita semua (pengurus & pengguna biasa). Salam, Naval Scene 20:49, 21 Juni 2008 (UTC)

Penyerapan akhiran bahasa Inggris "-in" dan "-ine" serta "-ol" dan "-ole" untuk nama-nama senyawa kimia

Beberapa waktu yang lalu saya mengalihkan beberapa artikel asam amino yang namanya berakhiran -in menjadi akhiran -ina. Karena dipertanyakan oleh Kembangraps dan atas usulan dari Serenity, maka saya ingin diskusikan bagaimana keputusan ataupun konsensus para wikipediawan mengenai masalah ini.

Masalahnya ada pada nama-nama zat kimia yang berakhiran -ine dalam bahasa Inggris seringkali diserap menjadi -in dalam bahasa Indonesia. Begitupula -ole seringkali diserap menjadi -ol. Contohnya:

  1. Phenylalanine - fenilalanin
  2. Imidazole - imodazol

Padahal menurut keputusan dari dewan MABBIM (Majelis Bahasa Brunei Darusallam - Indonesia - Malaysia), istilah-istilah kimia dari bahasa Inggris yang berakhiran "-ine" dan "-ole" diserap menjadi "-ina" dan "-ola" . Maka:

  1. Phenylalanine - fenilalanina (bukan fenilalanin)
  2. Imidazole - imidazola (bukan imidazol)

Hal ini dilakukan untuk membedakan kata-kata serapan dari bahasa Inggris yang berakhiran "-in" dan "-ol". Singkatnya:

  1. -in diserap menjadi -in tanpa perubahan, contoh: hemoglobin tetaplah hemoglobin
  2. -ine diserap menjadi -ina (e menjadi a), contoh: amine menjadi amina
  3. -ol diserap menjadi -ol tanpa perubahan, contoh: ethanol tetaplah etanol
  4. -ole diserap menjadi -ola (e menjadi a), contoh: imidazole menjadi imidazola

Pengecualian terjadi pada nama halogen fluorin, klorin, bromin, dan iodin. Namun theobromine diserap menjadi teobromina.

hal ini bisa dilihat dengan jelas di: http://pusatbahasa.diknas.go.id/glosarium/

Jadi? Hand15 16:22, 11 Juni 2008 (UTC)

Saya bukan kimiawan. Mungkin bisa dijelaskan terlebih dahulu, apa bedanya akhiran "-in" dan "-ine" (atau "-ol" dan "-ole") dalam penamaan kimia di bahasa Inggris? (Saya juga melihat perbedaan ini di teks bahasa Jerman). Dulu juga sudah saya pertimbangkan untuk memakai penamaan baku, tetapi "tantangan teknis"nya besar: Ganti satu2 artikel yang sudah mencantumkan suatu nama yg salah. OMG. Kembangraps 16:31, 11 Juni 2008 (UTC)
Oii, sorry, baru lihat penjelasannya di halaman pembicaraan (elo, Hand15, gw ngga tahu kalau udah ada tanggapan). Pada dasarnya, saya patuh pada KBBI, apalagi kalau panduan peristilahannya jelas. Namun, dari pengalaman untuk nama tumbuhan dan hewan, sering kali entri KBBI kacau dan tidak sesuai dengan kesepakatan peristilahan di kalangan seilmu. Makanya saya mengacu juga ke Situs Web Kimia Indonesia. Kembangraps 16:47, 11 Juni 2008 (UTC)
Sudah ada panduan yang jelas, bisa dilihat di sini:http://dbp.gov.my/mabbim/download.php?FilePoolID=66
isinya berupa keputusan bersama MABBIM mengenai -ine dan -in beserta serapan lainnya. Keputusan pihak Indonesia yang sedikit berbeda bisa dilihat pada halaman paling akhir. Walaupun tampaknya dalam surat itu banyak kesalahan ejaan karena kekurang cermatan dalam pengetikan (Ironisnya itu surat dari pihak pusat bahasa sendiri). Menyedihkan =.= Hand15 20:19, 12 Juni 2008 (UTC)
Kalau memang sudah ada panduannya ya diikuti saja. Cuma saya agak bingung dengan catatan dari pihak Indonesia di sana. Contoh yang diberikan tidak ada bedanya dengan usulan pihak Malaysia (yang jadi dasar kesepakatan). --Gombang 12:35, 13 Juni 2008 (UTC)
Saya memindahkan kembali semua artikel yang dipindahkan tersebut, bukan karena masalah bahasa, tapi masalah cara pemindahannya yang salah. Yang benar adalah: gunakan tombol "pindahkan". Membuat artikel dengan judul yang baru, kemudian artikel lama di"#REDIRECT" ke artikel yang baru adalah perampokan kredit. borgx(kirim pesan) 00:01, 14 Juni 2008 (UTC)

Konfirmasi

Jadi, ketone > ketona (bukan "keton") dan fenchone > fencona ? Kembangraps 09:39, 27 Juni 2008 (UTC)

Ketone dan fenchone kan -one, bukan -ine. Lagian ketone dan fenchone itu gak ada nitrogen.
Btw, caffeine itu jadi kafeina loh [1] . Tapi karena memang kafein itu sudah terlalu umum dipakai di masyarakat saya kira pakai kafein saja lebih baik. Tentu saja dalam artikelnya, kata "kafeina" perlu disebut pada awal artikel. Hal yang sama juga untuk morphine. Sedangkan untuk senyawa yang kurang umum terdengar di masyarakat dan bersifat teknis, saya kira lebih baik mengikuti padanan MABBIM.
Struktur fenkon yang gak ada nitrogen:   Struktur kafein yang penuh nitrogen: Berkas:Caffeine molecule.png
Itu cuma usulan saya loh :) Hand15 10:25, 27 Juni 2008 (UTC)

Sorry baru baca sekarang jawabannya. Thx. Jadi musti hati2 ya kalau kerja dengan alkaloid (pakai N semuanya) ? Tentang kafeina dan morfeina, kenapa ngga sekalian saja ikutan glossary pusat bhs? Toh, semua asam amino sudah anda ganti semua dg akhiran -ina, sampai saya terkaget-kaget. :-) Kembangraps 14:41, 17 Juli 2008 (UTC) (mampir doang)

Kuna > Kuno

Saya mengganti beberapa judul dan isi yang mengandung "kuna" ke "kuno" karena "kuno" menurut ketentuan Wikipedia adalah ejaan baku menurut KBBI. borgx(kirim pesan) 01:16, 15 Juni 2008 (UTC)

Kalau mau menurut KBBI, OK saya terima untuk sementara. Meskipun saya sebagai ahli berpendapat lain. (Kalau di Citizendium pendapat ahli yang menentukan tapi kalau di Wikipedia konsensus komunitas). Tapi untuk yang sastra dan bahasa Jawa, saya harap tetap memakai ejaan "kuna". Sebab masih ada beberapa literatur standar yang memiliki otoritas yang lebih tinggi daripada KBBI. Meursault2004ngobrol 11:20, 15 Juni 2008 (UTC)
Saya memang tidak mengubah yang berhubungan dengan sasta Jawa. borgx(kirim pesan) 23:58, 15 Juni 2008 (UTC)
Bagaimana dengan kasus-kasus lainnya seperti Salat dan Alquran? Kalau mau konsisten itupun juga harus diubah. Meursault2004ngobrol 06:01, 17 Juni 2008 (UTC)

Pustaka-pustaka linguistik dan filologi Indonesia menganjurkan "kuna" daripada "kuno". KBBI perlu memberi penjelasan tentang masuknya entri "kuno" sebagai bentuk baku. Masalah klasik: perbedaan standar leksikal dan standar masyarakat seilmu. Kembangraps 07:03, 17 Juni 2008 (UTC)

Trims atas dukungannya dari sudut yang tak terduga :-) Nanti kapan2 mari kita menulis surat kepada pak Sugondo, direktur Pusat Bahasa. Meursault2004ngobrol 08:59, 17 Juni 2008 (UTC)

Saya sependapat untuk konsisten menggunakan salat dan Alquran (Quran). Mengenai KBBI, setahu saya sebagai sebuah kamus rujukan, sepanjang belum ada revisi ia tetap menjadi rujukan. Revisi terbaru, menurut sumber yang berwenang, akan keluar tahun 2008. Tetapi, sebagai pengguna bahasa kita berhak melakukan konsensus berbahasa dan merevisi KBBI lewat konsensus itu. Ardianto Bahtiar 16:41, 1 Juli 2008 (UTC)

Terjemahan gelar bangsawan Inggris/Eropa

Karena sewaktu dibicarakan di sini belum tuntas, maaf saya angkat lagi topik ini mengingat terjemahan topik sejarah banyak gelar bangsawan Inggris/Eropa (yg belum dibahas terjemahannya). Sebagai saran pembuka dari saya, ialah sbb.:

  • Penguasa : Emperor -> Kaisar, Maharaja; sedangkan King -> Raja
  • Anak raja : Prince, Furst -> Pangeran; sedangkan Crown Prince, Prince Apparent -> Putra mahkota
  • Bangsawan tertinggi : Grand Duke, Archduke -> Adipati Agung
  • Bangsawan tinggi/sedang : Duke, Count, Viscount, Earl, Marquis, Herzog, Hertog, Vojvoda, Graf, Markgraf, Landgraf -> Adipati
  • Bangsawan rendah : Baron, Baronet, Friherr, Jonker -> Wedana? atau Temenggung/Tumanggung? (kuno/kuna sekali rasanya). :P

Memang pemakaian gelar2 tsb di nusantara berbeda-beda, toh ini baru usulan. Bagaimana, ada komentar? Salam, Naval Scene 21:33, 19 Juni 2008 (UTC)

Duke lebih tinggi dari Count. Contohnya Kaisar Rowawi Suci membawahi beberapa raja-raja, yang membawahi beberapa adipati, yang membawahi beberapa count.
Trus setiap gelar juga memiliki wilayahnya masing-masing
  • Emperor, Tsar (Kaisar) -> Empire (Kekaisaran)
  • King (Raja) -> Kingdom (Kerajaan)
  • Prince (Pangeran) -> Princedom/Principality (Kepangeranan)
  • Duke (Adipati) -> Dukedom (Kadipaten?)
  • Count (ini belum ada terjemahan yang cocok di Indonesia. Bagaimana kalau disebut Kanti) -> Count (Kekantian?)
Selain gelar-gelar di atas, Grand Duke, Viscount, Earl, Marquis, Baron, dll, setahu saya tidak berkuasa atas wilayah tertentu, paling-paling cuma mengatasi beberapa bangsawan yang bergelar lebih rendah.
Lalu jenis kelamin juga berpengaruh, terkadang bentuk feminimnya menandakan istri dari sang bangsawan, namun kadang juga pemegang gelar tersebut:
  • Emperor, Tsar -> Empress (Kaisar Wanita? atau Permaisuri? atau Ibu Suri?), Empress Dowager
  • King -> Queen (Ratu), Queen Consort (Selir?)
  • Prince -> Princess (Putri)
  • Grand Duke, Archduke, Duke -> Duchess (Adipati Wanita? atau Istri Adipati?)
  • Count -> Countess (Kanti Wanita?)
  • Baron -> Baroness (disebut Baron/Baron Wanita rasanya tidak masalah/tidak terasa asing)
  • Marquis -> Marquess (Markuis?)
Perlu dibuatkan pedomannya khusus untuk Wikipedia Indonesia. – (-_-)V bennylin (404sumbangan) 23:58, 19 Juni 2008 (UTC)

Nama gelar bangsawan, dalam bahasa Inggris, Tionghoa, Indonesia, dan bahasa lainnya (sebagai sumber perbandingan), variasinya, dan wilayah kekuasaannya

Jabatan dalam bahasa barat (i.e. Inggris) Jabatan dalam bahasa timur (i.e. Tionghoa) Jabatan dalam bahasa Indonesia Bentuk feminim dalam barat Bentuk feminim dalam timur Bentuk feminim dalam bahasa Indonesia Wilayah kekuasaan dalam bahasa barat Wilayah kekuasaan dalam bahasa timur Wilayah kekuasaan dalam bahasa Indonesia
Emperor Huángdì (皇帝) Kaisar Empress, Empress Dowager Nǚhuáng (女皇) Kaisar Wanita, Permaisuri, Ibu Suri Empire Dìgǔo (帝国) Kekaisaran
King, Rajah/Maharaja Wáng (王) Raja, Maharaja Queen, Queen Consort, Queen Mother Nǚwáng (女王), Wánghòu (王后) Ratu, Permaisuri, Ibu Suri Kingdom Wánggǔo (王国) Kerajaan
dst                

Lihat pula: en:Category:Noble titles, dan en:Category:Noble titles by nation. – (-_-)V bennylin (404sumbangan) 01:19, 20 Juni 2008 (UTC)

Coba kumpulkan gelar kebangsawanan di nusantara, terus dibandingkan dengan timpalannya di Eropa. Nanti baru dipilih gelar Eropa mana yang ekivalen dengan gelar Nusantara. --Gombang 10:28, 23 Juni 2008 (UTC)

Bung Gombang, sebagian gelar kebangsawanan nusantara ada di sini. Salam, Naval Scene 14:23, 25 Juni 2008 (UTC)
Kalau mau gelar-gelar di Indonesia yang lengkap susah soalnya tiap daerah gelarnya dan susunannya berbeda. Itupun kurang berguna karena lekat hubungannya dengan kebudayaan setempat. Masak Baron dari Eropa mau diterjemahkan jadi Raden? Yang perlu dicari adalah padanan gelar/jabatan di Indonesia yang netral (tidak terikat ke satu budaya) misalnya lurah, adipati, bupati, dll. – (-_-)V bennylin (404sumbangan) 15:30, 25 Juni 2008 (UTC)
Benny, contoh-contoh gelar yang Anda ajukan berasal dari Jawa, tapi kemudian diadopsi di daerah lain (seperti adipati, dan juga pangeran dan raden) atau dipakai oleh pemerintah RI (lurah, bupati). Ini bisa saja kita lakukan lagi. Dalam hal feodal seperti ini orang Jawa sudah lebih developed, dibandingkan, misalnya, Melayu ;-) Ada yang punya daftar gelar feodal Jawa/Mataram?
Oh ya, harus diingat juga bahwa penguasa feodal seperti Baron, Count, Duke dst sebenarnya bisa dilihat sebagai raja-raja kecil. Mungkin harus dibedakan dengan bangsawan yang tidak menguasai wilayah. Jadi baron tidak bisa dipadankan dengan raden (raden setahu saya bukan penguasa feodal, CMIIW), tapi dengan sir. --Gombang 11:37, 26 Juni 2008 (UTC)

Saya juga sebetulnya concern dg ini, misalnya dg penggunaan "kabupaten" untuk "kreis" di Jerman. Kan aneh, krn yg memimpin kreis bukan bupati. Karena setting budayanya beda, lebih baik tidak diterjemahkan, tapi memang jadi masalah baru: bahasa apa yg dipakai (prince, duke dlm bhs Inggris adalah gelar yg sama dg fuerst, herzog dalam bhs Jerman). Gelar baron, count, dll pada perkembangan lanjut ternyata diberikan juga pada orang2 kaya yg bukan dari kalangan bangsawan. Jadi memang sebaiknya jangan diterjemahkan. Usul saya, jika yg dibicarakan seseorang dari wilayah berbahasa Jerman, dipakai istilah bhs Jerman, jika dari Inggris, pakai bhs Inggris. Bgmn? malah tambah repot? Kembangraps 08:55, 1 Juli 2008 (UTC)

Solusinya sebenarnya adalah transliterasi (misalnya Count->Kanti, County->Kekantian, dll), tapi untuk mentransliterasikan suatu istilah baru, rasanya harus punya gelar kebahasaan dulu (kecuali Wikipedia mau mengambil inisiatif). Seandainya benar-benar tertarik, mungkin ProyekWiki Gelar Kebangsawanan bisa dibuat. – (-_-)V bennylin (404sumbangan) 19:07, 1 Juli 2008 (UTC)

Mohon maaf, sebelumnya. Kata 'feminim' saya pikir tidak tepat. Barangkali yang dimaksud adalah 'feminin'. Semoga bermanfaat. Terima kasih dari Reindra.

Wikipedia (kita) tidak boleh mentransliterasikan istilah baru, bennylin. Bila kita mentranslitersikan istilah baru sendiri, itu berarti kita melakukan original research. --BlackKnight(kirim pesan) 02:37, 19 Juli 2008 (UTC)

Kalau kita tidak melakukan original research dan malah mengikuti kebiasaan di media lain, kebanyakan buku/majalah/koran yang saya baca ditulis dalam bahasa Inggris, misalnya Duke of Wellington, Duke of York, dsb. Arkwatem 10:23, 21 Juli 2008 (UTC)

Ya memang lebih baik begitu daripada menerjemahkan sendiri. Toh penggunaan istilah asing tidak dilarang di Wikipedia (hanya perlu dicetak miring saja). --BlackKnight(kirim pesan) 00:54, 22 Juli 2008 (UTC)

Orang penting di Indonesia masih beribet dengan "Kami" dan "Kita"

Saya baru saja bergabung. Tidak tahu apakah sudah dibahas atau belum? Saya menulis artikel ini karena sudah lama sekali telinga saya 'gatal' setiap kali nonton acara televisi. Penggunaan kata 'kami' dan 'kita' sering salah digunakan. Yang membuat saya gatel, kok ya bisa para artis2 dan pesohor kita yang keren2, cantik2 dan cakep2 itu tidak bisa membedakan kata 'kami'dan 'kita'.

Kata 'kami' itu berarti saya dan orang ke-tiga, orang yang diajak berbicara tidak termasuk. Kata 'kita' itu berarti saya dan kamu, alias orang yang diajak berbicara ikut masuk.Kan jadi aneh,

Untuk membedakan hal tersebut saja orang2 di pertelevisian kita masih bingung. Tidak cocok dengan gaya penampilan mereka yang keren, tapi tidak bisa membedakan dua kata tersebut. Terpaksa saya bicara pedas begini, karena saya khawatir dengan cara orang indonesia berbahasa indonesia. Media pertelevisian adalah cara ampuh untuk menyampaikan sesuatu, bahkan merubah gaya hidup seseorang. – komentar tanpa tanda tangan oleh 125.163.74.215 (bk).

Anda belum bergabung :) . – (-_-)V bennylin (404sumbangan) 23:39, 1 Juli 2008 (UTC)
Saya juga sering mendengar hal-hal seperti ini di televisi-televisi kita (betul kan?) Masa kita dan kami disamakan. Padahal perbedaan antara 'kita' dan 'kami' itu adalah yang membuat bangsa ini merdeka, khususnya, selain kejadian-kejadian yang lain juga.
Atau apakah ini karena pengglobalan dunia? Atau 'mereka' itu bagian dari sebuah sistim seperti lebah? Bukan kan... Jadi ini harus diubah. 'Kami' dan 'kita'...

Rujukan Pedoman-Pedoman Bahasa Indonesia

Saya usul proyek baru untuk Wikisumber.
1. Pedoman Umum Pembentukan Istilah
2. Glosarium Bidang Ilmu
3. Pedoman Pengindonesiaan Istilah Asing
4. Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia
Semua pedoman itu bisa diperoleh di Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Ardianto Bahtiar 16:48, 1 Juli 2008 (UTC)

Boleh disalin ke wikisumber 'kan, dokumen-dokumen itu? Setahu saya itu adalah dokumen publik. Kembangraps 16:39, 9 Juli 2008 (UTC) (cuma mampir, ngga login)
Apakah ada versi softcopy dari dokumen-dokumen tersebut? Bisa tulis di sini, pranalanya jika memang ada? --za (bicara) 16:07, 21 Juli 2008 (UTC)

Dapat dihiraukan atau dapat tidak dihiraukan?

Menurut KBBI [2]: hi·rau, meng·hi·rau·kan v memedulikan; mengacuhkan; mengindahkan; memperhatikan: ia tidak ~ nasihat orang tuanya

Anehnya, banyak orang yang menerjemahkan negligible atau can be ignored sebagai dapat dihiraukan. Termasuk pula artikel-artikel wikipedia ini, terutama artikel-artikel negara tentang %air. Padahal jika dipikirkan dengan baik-baik dapat dihiraukan kan artinya dapat diperhatikan. Negligible seharusnya dapat tidak dihiraukan alias dapat diabaikan, bukannya dapat dihiraukan

Hand15 (bicara) 11:46, 19 Juli 2008 (UTC)