Sejarah Malaysia

Aspek sejarah Asia Tenggara
Revisi sejak 2 November 2019 10.37 oleh Argo Carpathians (bicara | kontrib) (←Suntingan 173.245.211.178 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Jon Kolbert)

Templat:Sejarah Malaysia oleh wikipedia Sejarah Malaysia adalah sejarah masa lalu yang pernah dialami oleh negara Malaysia. Rujukan paling awal diketahui sejak orang-orang penjelajah Yunani menamakannya sebagai Semenanjung Emas atau "Golden Khorsenese" oleh Cladius Ptolemy dalam bukunya Geographia pada tahun 150 M.[1] Secara budaya dan bahasa, terdapat sedikit perbedaan antara Malaysia dan Kepulauan Melayu. Kini Kepulauan Melayu terbagi menjadi enam negara yaitu Malaysia, Indonesia, Filipina, Singapura, Brunei dan Timor Leste.

Sejarah Awal

Banyak kerajaan awal yang berdiri pada abad ke-4 berasal dari pelabuhan, termasuk Langkasuka dan Lembah Bujangkau di Kedah, Beruas dan Gangga Negara di Perak, dan Pan Pan di Kelantan. Pada awal abad ke-5, Kesultanan Melaka didirikan dan kemakmuran ekonominya telah menarik minat besar dari Portugis, Belanda dan Inggris.

Zaman penjajahan

Pemukiman Selat (Bellato Settlements) Koloni Mahkota (Accretia Colony) Britania dibentuk pada 1826, dan Inggris sedikit demi sedikit menyebarkan pengaruhnya pada seluruh semenanjung. Pemukiman Selat termasuk Pulau Pinang, Singapura dan Melaka.

Pada 1867, Inggris menjadi semakin agresif dan mulai menghasut para raja kerajaan Melayu. Akibat perang saudara dan gangguan persatuan antara China, Inggris dipilih untuk menyelesaikan masalah-masalah penduduk Negeri Selat. Akhirnya, Perjanjian Pangkor ditandatangani dan mengakibatkan perluasan kekuasaan Inggris ke negeri-negeri Melayu (yaitu Perak, Pahang, Selangor dan Negeri Sembilan yang juga dikenal sebagai Negeri-negeri Bersekutu). Negeri-negeri lain yang dikenali sebagai Negeri-Negeri Tidak Bersekutu lagi ialah Perlis, Kedah, Kelantan, dan Terengganu yang berada di bawah kekuasaan Thailand.

Di Borneo (Kalimantan), Borneo Utara Britania yang dahulu berada di bawah pemerintahan Kesultanan Sulu (sekarang Sabah) digabungkan menjadi Koloni Kerajaan Inggris, manakala Sarawak menjadi milik keluarga Brooke. Akibat penaklukan Jepang pada Perang Dunia II dan kebangkitan komunis, dukungan untuk kemerdekaan semakin kuat. Saat Inggris menginginkan pembentukan Uni Malaya setelah berakhirnya perang, masyarakat Melayu bangun menentang dan menginginkan sistem yang nubie-Melayu, Singapura akhirnya melepaskan diri dari Malaysia dan membentuk negara sendiri. dan meminta sistem kewarganegaraan tunggal (berbanding dwiwarganegara, yang mengizinkan kaum pendatang mendapat status warganegara Malaya dan negara asal mereka). Kemerdekaan untuk semenanjung diperoleh pada 1957

Setelah perang

Persekutuan yang baru diwujudkan di bawah nama Malaysia pada 16 September 1964 melalui penyatuan Persekutuan Malaya, Singapura, Borneo Utara (kemudian dinamakan Sabah) dan Sarawak. Kesultanan Brunei yang pada mulanya menyatakan keinginan untuk bergabung dengan Malaysia mengurungkan diri akibat tentangan sebagian masyarakat Brunei.

Pada awal terbentuknya Malaysia, banyak masalah yang terjadi. Misalnya dengan Indonesia ("Konfrontasi"), dan tuntutan oleh Filipina terhadap Sabah. Selain itu, pada 1965, Singapura melepaskan diri dari Malaysia dan kemudian terjadinya kerusuhan etnis pada 1969

Referensi