NAM Air
NAM Air adalah maskapai penerbangan Indonesia yang didirikan pada tahun 2013. Maskapai penerbangan ini adalah anak perusahaan dari maskapai penerbangan Sriwijaya Air. Maskapai penerbangan ini merupakan maskapai pengumpan di kelas medium dengan mengoperasikan pesawat Boeing 737-500 Winglet dengan konfigurasi 120 kursi (8 kelas bisnis dan 112 kelas ekonomi) dan pesawat ATR 72-600 dengan 72 kursi kelas ekonomi.
| |||||||
Didirikan | 2003 | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Mulai beroperasi | 11 Desember 2003 | ||||||
Penghubung | Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Bandar Udara Internasional Juanda Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara Bandar Udara Supadio | ||||||
Kota fokus | Yogyakarta Palembang Lubuk Linggau Denpasar | ||||||
Armada | 15 | ||||||
Tujuan | 21 | ||||||
Perusahaan induk | Garuda Indonesia Sriwijaya Air | ||||||
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia | ||||||
Tokoh utama | Jefferson Jauwena, Dirut | ||||||
Situs web | www |
Bersamaan dengan peluncuran NAM Air pada 26 September 2013, Maskapai Induknya yaitu Sriwijaya Air mengumumkan akan membeli 100 unit pesawat Regio prop R-80 untuk armada masa depannya dengan 50 merupakan pesanan perusahaan dan 50 adalah opsi.[1]
Sejarah
Pada awal mulanya, NAM Air diproyeksikan sebagai Full Service Carrier dari Sriwijaya Air yang ditujukan untuk menyaingi Garuda Indonesia dan Batik Air. Dalam perkembangan selanjutnya, NAM Air akhirnya ditujukan sebagai Feeder(pengumpan) bagi Sriwijaya Air dengan rencana Sriwijaya Air akan melayani rute utama,sementara NAM Air akan melayani rute lanjutan. Hal ini serupa dengan yang dilakukan oleh Lion Air dengan Wings Air dan Garuda Indonesia dengan Merpati di era 80-90an.
Pada 26 September 2013, NAM Air resmi diperkenalkan ke publik dan direncanakan penerbangan perdananya dilakukan pada bulan Oktober 2013. Penerbangan perdana ini terus tertunda dikarenakan belum kunjung mendapatkan AOC dari Kementrian Perhubungan. Hingga pada 29 November 2013, maskapai ini akhirnya mendapatkan AOC, kemudian melaksanakan penerbangan perdananya dari Jakarta menuju Pangkalpinang pada 11 Desember 2013. Penerbangan perdana ini kemudian disusul oleh Penerbangan Komersial Berjadwal Pertama pada 19 Desember 2013 dengan rute Jakarta menuju Pontianak dan Pontianak menuju Yogyakarta.
Asal usul nama NAM Air seperti yang diutarakan oleh CEO Sriwijaya Air Chandra Lie adalah berasal dari Nama Ayahanda dari Chandra Lie, dan penggunaan nama tersebut didedikasikan sebagai penghargaan terhadap jasa Ayahandanya yang bernama Lo Kui Nam. Sebelumnya penggunaan kata "NAM" sebagai singkatan juga telah digunakan di group Sriwijaya Air lainnya, yaitu National Aviation Management (Sekolah penerbangan), National Aircrew Management (Pusat pelatihan awak kabin), National Aircraft Maintenance (Perawatan Pesawat Terbang) dan Nusantara Aksara Mandiri (In-flight Magazine).
Sementara untuk makna livery yang digunakan adalah selain sama dengan makna livery Sriwijaya Air, juga menandakan keberanian, kejujuran, dan simbolisasi keberadaan NAM Air yang selalu mengudara di angkasa.[2]
Rute
Berikut adalah daftar rute yang dilayani oleh NAM Air.
- Indonesia
- Jawa dan Selat Sunda
- Pulau Alor (Bandar Udara Mali)
- Bali (Bandar Udara Internasional Ngurah Rai)
- Bandung (Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara)
- Banyuwangi (Bandar Udara Blimbingsari)
- Bajawa (Bandar Udara Turelelo Soa)
- Bima (Bandar Udara Sultan Muhammad Salahudin)
- Ende (Bandar Udara H. Hasan Aroeboesman)
- Jakarta (Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta)
- Labuan Bajo (Bandar Udara Komodo)
- Lewoleba (Bandar Udara Wonopito)
- Kupang (Bandar Udara Internasional El Tari)
- Maumere (Bandar Udara Frans Xavier Seda)
- Ruteng (Bandar Udara Frans Sales Lega)
- Semarang (Bandar Udara Internasional Achmad Yani)
- Surakarta (Bandar Udara Internasional Adisumarmo)
- Surabaya (Bandar Udara Internasional Juanda)
- Tambolaka (Bandar Udara Tambolaka)
- Waingapu (Bandar Udara Umbu Mehang Kunda)
- Yogyakarta (Bandar Udara Internasional Adisucipto)
- Sumatra dan Kepulauan Riau
- Bandar Lampung (Bandar Udara Internasional Radin Inten II)
- Bengkulu (Bandar Udara Fatmawati Soekarno)
- Lubuklinggau (Bandar Udara Silampari)
- Padang (Bandar Udara Internasional Minangkabau)
- Palembang (Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II)
- Pangkal Pinang (Bandar Udara Depati Amir)
- Tanjung Pandan (Bandar Udara Internasional H.A.S. Hanandjoeddin)
- Kalimantan
- Ketapang (Bandar Udara Rahadi Oesman)
- Pangkalan Bun (Bandar Udara Iskandar)
- Pontianak (Bandar Udara Internasional Supadio
- Putussibau (Bandar Udara Pangsuma)
- Sampit (Bandar Udara Sampit)
- Sintang (Bandar Udara Susilo)
- Banjarmasin (Bandar Udara Syamsudin Noor
- Kotabaru (Bandar Udara Gusti Syamsir Alam)
- Batulicin (Bandar Udara Bersujud)
- Tanjung Selor (Bandar Udara Tanjung Harapan)
- Sulawesi dan Maluku
- Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua
- Timor Leste
Armada
Armada terhitung Agustus 2017, antara lain:[3]
Jenis Pesawat | Beroperasi | Pesanan | Konfigurasi Kursi | Catatan | ||
---|---|---|---|---|---|---|
C | Y | Total | ||||
Airbus A320-200 | — | TBA | TBA | |||
Airbus A320neo | — | TBA | TBA | |||
Airbus A321neo | — | TBA | TBA | |||
ATR 72-600 | 5[4] | 1 | 0 | 72 | 72 | (PK-NYU sticker "I Love Papua"). |
Boeing 737-500 | 10 | — | 8 | 112 | 120 | |
Total | 15 | 1 |
Sebagaimana dengan Sriwijaya Air, NAM Air juga turut memberikan nama di seluruh pesawatnya yang diambil dari nama suatu tempat, sifat/ungkapan, ataupun burung. Contoh utk di NAM Air adalah "Bersinar" dan "Kehidupan".
Referensi
- ^ "NAM Air akan gunakan 100 pesawat buatan Habibie". September 26, 2013.
- ^ Inflight Magazine Sriwijaya Air section NAM Air edisi Januari 2014
- ^ "Global Airline Guide 2017 (Part One)". Airliner World (October 2017): 16.
- ^ https://www.instagram.com/p/BeF1b5jH5r7/?hl=en
Pranala luar
- (Inggris) Situs web resmi